Pages

Selasa, 15 Desember 2015

[Resensi: Friends Don't Kiss - Syafrina Siregar] Ketika Cinta Berhadapan dengan Idealisme


Judul buku: Friends Don't Kiss
Penulis: Syafrina Siregar
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Desember 2014
Tebal buku: 208 halaman
ISBN: 978-602-03-1078-7
Available at: bukupedia.com




BLURB

Bagi Mia Ramsy, menyusui adalah salah satu ekspresi cinta terbesar seorang ibu bagi anaknya. Tapi bagi Ryan Subagyo, setiap mendengar kata "menyusui", yang muncul di benaknya hanyalah bayangan payudara wanita.

Namun, kegigihan Mia memperjuangkan hak setiap bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif lewat Indonesian Breastfeeding Mothers—organisasi nirlaba tempat gadis itu mengabdi—justru semakin membuat Ryan jatuh cinta padanya.

Ryan semakin yakin Mia berbeda dari gadis-gadis yang selama ini ia temui. Kekayaan, kesuksesan dan ketampanannya memang membuat Ryan dikejar banyak gadis, tetapi belum ada yang mampu menggetarkan hatinya. Hanya Mia yang mampu membuat Ryan untuk pertama kalinya memikirkan pernikahan.

Namun, apakah lamaran Ryan akan diterima jika gadis itu mengetahui siapa Ryan Subagyo sebenarnya?

REVIEW

Meskipun masih lajang, Mia Ramsy telah terjun ke dunia breastfeeding dengan menjadi konselor ASI. Tugasnya adalah mendampingi para ibu baru agar bisa memberikan ASI eksklusif bagi bayi baru lahir mereka.
Sayangnya Mia justru telat datang saat Lia, adiknya sendiri, melahirkan. Sehingga Lia gagal melakukan Inisiasi Menyusui Dini dan membuatnya jadi uring-uringan. Alasan Mia telat datang ke persalinan adiknya adalah karena ia menabrakkan mobilnya (lagi) di parkiran rumah sakit.
Namun rupanya kecelakaan itu menjadi pintu pembuka bagi Ryan, sang pemilik mobil yang ditabrak Mia, untuk masuk ke kehidupan Mia. Ryan yang tertarik pada Mia pun dengan intens dan gencar melakukan pendekatan pada Mia.
Ryan tertarik pada semangat Mia yang penuh idealisme, sehingga ia menyembunyikan jati dirinya. Ryan takut jika Mia tahu dirinya adalah pemilik pabrik susu formula, maka Mia akan menjauhinya.
Namun sebaik-baik kita menyembunyikan kebohongan pasti akan terbongkar juga bukan? Mana yang akan Mia pilih: cinta atau idealismenya?

-----------

Friends Don't Kiss mengagetkan saya karena menjadi buku fiksi yang penuh idealisme. Saya acungi jempol untuk komitmen Syafrina Siregar dalam menyebarkan racun breastfeeding melalui novel seperti ini.

Saya suka ide ceritanya yang membuat dua tokoh utama berada di sisi berlawanan. Meski saya merasa akan lebih seru jika Ryan lebih berambisi lagi dalam meningkatkan target penjualannya, sehingga konflik kepentingannya bisa semakin gereget.

Karena saya seorang ibu dan telah menyusui dua kali, terus terang saya hanya menscreening segala informasi tentang ASI dalam novel ini. Tapi saya mencatat Syafrina cukup mulus memasukkan informasi ke dalam tiap adegan. Momennya pas bagi Mia untuk mengungkapkan pentingnya ASI dan informasi-informasi penting lainnya.

Karakter Mia yang idealis memang kadang terkesan annoying. Saya merasa dia terlalu memaksa adiknya untuk menyusui, dan berkesan menghakimi saat mendengar tentang susu formula. Hal itu sebenarnya justru malah semakin membuat stres ibu menyusui.

Saya paham benar semangat Mia karena saya pun di kampung juga menjadi orang yang annoying dalam masalah breastfeeding. Hahaha. Mia masih mending seandainya gagal pun tak masalah, tapi kader-kader semacam saya ini kalau ada warga yang gagal memberi ASI eksklusif jelas dicecar dan dimarahi pihak puskesmas. *malah curhat* XD

Sementara karakter Ryan dalam novel ini saya rasa cukup 'mengerikan'. Arogan dan semacam stalker yang seolah bisa muncul di manapun Mia berada. Saya malah curiga Ryan punya kecenderungan psikopat. Muncul di mana-mana gitu.
Interaksi dan chemistry-nya asyik. Nyaman banget dibaca. Walau saya sebal tiap kali Ryan berbisik di telinga Mia. Tanpa dibisikkan di telinga pun kesan seduktifnya sudah dapat kok.

Bagi kalian yang menginginkan informasi tentang menyusui yang dibalut roman yang sweet, boleh banget baca novel ini. Sambil baca roman sambil belajar jadi ibu. Fufuufuu~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar