Pages

Jumat, 15 Desember 2017

[Resensi] Bittersweet Love - Netty Virgiantini & Aditia Yudis

Judul buku: Bittersweet Love
Penulis: Netty Virgiantini & Aditia Yudis
Editor: Kinanti Atmarandy
Desain sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: Gagas Media
Tahun terbit: 2012
Tebal buku: 244 halaman
ISBN: 979-780-544-1



BLURB

Merindukanmu adalah satu-satunya kata yang dapat menggambarkan rasa ini. Dan semuanya dimulai sejak aku kehilanganmu.
Ketika waktu membawakan pilihan-pilihan lain untukku, langkahku masih terbelit oleh ingatan tentangmu. Kasih sayang yang seluruhnya milikku pun harus terbagi. Bahkan, rumah tak lagi menjadi tujuanku untuk pulang.
Kini aku menyadari bahwa semua sudah berganti dan yang bisa kulakukan hanyalah menghadapi. Semua yang telah lewat tak mungkin bisa kembali. Apa yang kupikir lenyap, nyatanya tertutup emosi. Butuh waktu untuk belajar mencintai lagi. Dengan penuh keyakinan diri aku melakukannya.
Menerima. Cinta sesederhana itu saja.

RESENSI

Belakangan Nawang mulai sering ikut tawuran, apalagi jika sekolahnya berhadapan dengan sekolah Hefin, Nawang akan dengan ganasnya maju sampai garis terdepan. Rasa bencinya terhadap Hefin memang sangat besar, dan cowok itu juga membalas dengan kebencian yang tak kalah besar. Pernikahan ayahnya dengan Ibu Hefin, membuat Hefin tanpa seizinnya telah masuk ke kehidupan Nawang. Hilang sudah sosok ayah yang dulu dicintai Nawang.
Di sisi lain Nawang menyukai sensasi dilindungi oleh Artan ketika ia ikut tawuran. Artan yang membuatnya berdebar. Artan yang mulai tertarik pada Joanna, adik tiri yang dibenci Nawang. Seolah tak mau ketinggalan, Ibu Nawang pun menikah lagi dengan ayah Joanna. Membuat Nawang terpaksa tinggal bersama keluarga baru yang tak diinginkannya. Ia membenci Joanna, karena merebut perhatian Ibu, dan juga Artan.
Hidup terasa seperti neraka bagi Nawang, Hefin dan Joanna, mereka dipaksa beradaptasi, seolah mereka robot tanpa perasaan. Akankah waktu dapat membuat kebencian mereka meluruh?

-----------------------------
Sebelumnya saya sudah diperingatkan oleh salah satu penulis duet gagas ini agar siapin tisu sekotak karena sang penulis sendiri sampai patah hati saat menulis bagiannya. Hueee~~ padahal udah diperingatkan loh, lha kok saya masih tetap mewek ra uwis-uwis. 😭😭😭

Bittersweet Love merupakan duet dua penulis yaitu Netty Virgiantini dan Aditia Yudis. Kedua penulis ini masing-masing menuliskan cerita tentang seorang gadis remaja yang harus beradaptasi dengan keluarga barunya. Dua penulis, dua gadis, dua sudut pandang, satu latar, satu konflik masalah.

Di bagian pertama ada Take It yang dikisahkan oleh Netty Virgiantini tentang Nawang, gadis yang dipaksa menerima keadaan yang disebabkan perceraian kedua orang tuanya. Ia terpaksa memiliki dua keluarga baru, terpaksa memiliki saudara tiri, masing-masing dari pernikahan ayahnya dan pernikahan ibunya. Ini sih berat banget :(
Saya dibawa termehek-mehek dengan gaya Nawang yang berusaha kuat, kekeraskepalaannya malah membuat saya iba.
Ini adalah kisah perjuangan Nawang melawan rasa bencinya sendiri, perjuangan seorang putri yang tersesat dan kebingungan karena tak tahu di mana harus menempatkan diri. Baik dalam keluarga baru ibunya, maupun keluarga baru ayahnya. Itu sebabnya ia menjadi pembenci.
Bisa dibilang sepanjang membaca cerita Nawang saya nangis nggak ada berhentinya. Rasa sakit Nawang, rasa benci Nawang, rasa kesendirian Nawang semua dituliskan dengan apik dan menyentuh. Bikin saya ikutan sakit. Huhueee~~
Take It adalah murni kisah Nawang menghadapi dan mengatasi konflik batin dan konfliknya dengan saudara-saudara tirinya. Yaa ada sih kisah romancenya yang manis, tapi dikiiit. Dikit tapi udah bisa bikin meleleh. Yaaah... baper lagi kan :'))


Di kisah kedua ada Pulang yang dituturkan oleh Aditia Yudis. Ini adalah kisah Joanna, gadis yang dimusuhi Nawang karena menjadi saudari tirinya. Entah karena sudah membaca kisah Nawang lebih dulu, atau memang benar seperti itu, saya merasa Joanna memang menyebalkan, manja dan egois. Kalau Nawang membenci dengan aksi diam dan nggak peduli, Joanna ini lebih kurang ajar karena dengan ucapannya dia berani memarahi ibu tirinya.
Membaca kisah Joanna nggak menimbulkan rasa simpati sebesar saat membaca kisah Nawang, mungkin karena sisi dewasa saya (halaaah) nggak menyetujui cara berpikir Joanna. Jo terlampau manja, terlampau mengasihani diri sendiri, padahal dia masih punya abang dan Artan yang memperhatikannya, berbeda dengan Nawang yang benar-benar diabaikan semua orang.
Saya jadi lumayan geram juga, karena penolakan mentah-mentah dan sikap kurang ajar Joanna, yang menyebabkan Ibu Nawang memusatkan perhatian untuk memenangkan hati Jo, di sisi lain membuat Nawang tanpa sengaja terabaikan. Hiihhh pokoknya bikin kesel lah baca kisah Joanna ini.


Bittersweet Love membuat saya memahami efek yang disebabkan oleh pernikahan baru yang dipaksakan terhadap anak. Sayangnya, memang ada orang tua yang mengejar kebahagiaan mereka sendiri, tanpa memikirkan kebahagiaan anak-anak mereka. Nawang, Hefin dan Joanna adalah anak-anak yang tak diberi kesempatan untuk menyamankan diri terlebih dulu. Keputusan yang diambil orang tua mereka membuat mereka tersesat dan menghancurkan hati mereka. Perpisahan memang menyakitkan, terutama bagi anak-anak, tapi lebih menyakitkan saat orang tua mengajak anak-anak memasuki kehidupan baru tanpa menanyakan pendapat anak-anak terlebih dulu, tanpa membuat mereka nyaman terlebih dulu.
Well, Bittersweet Love bukan hanya menunjukkan kepada saya cinta yang manis dan pahit, tapi juga terasa menyengat saya dengan kegetiran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar