Pages

Kamis, 14 Mei 2015

[Resensi] Mencecap Rasa Vanila dalam The Vanilla Heart by Indah Hanaco


Judul buku : The Vanilla Heart
Seri : Love Flavour
Penulis : Indah Hanaco
Penyunting : Laurensia Nita
Perancang sampul : Fahmi Ilmansyah
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit: Juni 2013
Tebal buku : 262 halaman
ISBN : 978-602-7888-47-0






BLURB

Komposisi: Cinta, Kejujuran, Ketulusan, dan Kesabaran.
Cara Penyajian: Tuangkan kejujuran, ketulusan, dan kesabaran ke dalam cangkir. Tambahkan 180cc air cinta, aduk, dan sajikan.

Aroma lembut vanila itu sangat kuat menguar, merasuk, dan memengaruhi cita rasa hidup manusia.
Karena kejujuran rasa vanila mengajarkan kita bahwa ketulusan dan kesabaran memampukan kita meraih cinta.

Kau membuatku sadar bahwa cinta itu perjuangan.
Berjuang mendapatkan, meluluhkan, dan mempertahankan.
Hingga aku menyadari bahwa hadirmu bagai vanila, mampu mendatangkan kesederhanaan cinta yang tidak biasa.
Tetapi tahukah kau, dirimu terkadang menyebalkan.
Terlalu cepat berlari, hingga membuatku takut dan ragu.



RESENSI

Hugo baru saja menerima keputusan menyakitkan dari Farah, kekasihnya selama 7 tahun terakhir. Farah menolak rencana pertunangan mereka dan meminta Hugo menundanya. Hugo yang marah dan merasa sakit hati, pergi dari rumah Farah begitu saja. Saat mengemudi dengan hati kalut itulah Hugo menabrak Kyoko, sahabat Dominique.
Dominique tanpa ampun memarahi Hugo habis-habisan, tapi siapa sangka Hugo yang baru kali itu bertemu dengan cewek segalak Dominique, langsung melamar Dominique. Tentu saja hal itu justru membuat Dominique makin marah dan menonjok hidung Hugo.
Hugo yang menolak menyebut dirinya patah hati, membelokkan rencana studinya yang tadinya ke Melbourne menjadi ke Bristol.
Setelah menghabiskan 5 tahun di Bristol, Hugo kembali ke tanah air dan bekerja di perusahaan orang tuanya sebagai wakil manajer pemasaran. Tapi alangkah kagetnya dia ketika di lorong kantor, dia sekali lagi bertemu dengan Dominique! Ternyata Dominique juga bekerja di perusahaan yang sama sebagai staf pembukuan. Mereka berdua sama-sama masih mengingat satu sama lain.
Hugo senang sekali karena kembali bertemu dengan Dominique, sementara Dominique sendiri malah sebal setengah mati. Terutama karena Hugo mulai mengejar-ngejarnya. Dominique enggan menerima, dia kan masih cinta pada Jerry, kakak kelas semasa SMA-nya yang sekarang jadi rekan sekerjanya. Meskipun Jerry malah naksir sahabat Dominique.
Apalagi mama Hugo masih saja menjodoh-jodohkan Hugo dengan Farah, yang juga tampaknya masih naksir berat pada Hugo.
Akankah Hugo berhasil mendapatkan hati Dominique atau dia sekali lagi harus kembali ke Bristol karena kali ini dia benar-benar patah hati?

The Vanilla Heart adalah salah satu novel dalam seri Love Flavour yang diterbitkan Bentang Pustaka.
Sebagai novel bercita rasa vanila, saya suka konsep dan filosofinya. Vanila memang unik dan punya cita rasa menarik. Makanya saya suka banget Vanilla latte, sama seperti Hugo :))

Karakter Dominique di sini adalah gadis yang meledak-ledak dan blak-blakan. Tipe yang pastinya akan jadi teman yang menyenangkan. Sedangkan Hugo, yaah Hugo ini tipikal hero-nya Indah Hanaco banget; sabar dan gentle. Perfect deh pokoknya.
Kakak-kakak Hugo juga sama sempurnanya. Huhu~ kalau ada 3 bersaudara yang tampan dan mapan semua, rasanya beruntung banget kalau jadi ibunya. Wkwkk~

Saya suka interaksi Hugo dan Dominique, saya nggak bakal bosan lihat gaya pacaran mereka. Fun tapi saling perhatian dan nyambung banget.

Plotnya rapi dan alurnya mengalir sampai jadi terhanyut. Saya juga suka setting Bristol dalam novel ini, cukup tergali dan menyajikan hal yang berbeda.

Desain sampulnya juara menurut saya. Suka banget! Jadi ngiler, deh! Iya, saya tipe pembaca buku yang sering jatuh cinta pada pandangan pertama dengan cover novel. Tapi, isinya juga senikmat sampulnya, kok.

Saya suka jalinan ceritanya. Meski bukan ide yang baru dan umum dalam cerita roman, tapi The Vanilla Heart punya rasa tersendiri yang sama sekali nggak klise.

Pokoknya kalau baca novel ini, jangan jauh-jauh dari es krim vanila atau kopi vanilla latte, karena begitu selesai (atau bahkan saat di tengah cerita), kita langsung jadi pengen menikmati vanila.

Saya beri 4 bintang untuk The Vanilla Heart karena filosofinya yang menarik dan ceritanya yang manis.


TEBAR-TEBAT QUOTE


"Vanila tidak pernah bisa melebur ke bahan lain dan kehilangan jati dirinya. Vanila selalu punya identitas, di mana pun dia berada." (hal. 18)

Hidup ini tidak seharusnya bertumpu pada satu hal belaka. Ada banyak poin lain di dunia ini yang butuh konsentrasi dan fokus perhatian yang tidak terbagi. (hal. 34)

"Luka karena cinta tidak harus disembuhkan oleh cinta pula." (hal. 37)

"Vanila dalam secangkir vanilla latte adalah penetral untuk rasa pahit kopi dan berlemaknya susu. Temukan vanila dalam dadamu agar hidupmu lebih seimbang untuk dijalani." (hal. 38)

"Urusan cinta dan hati itu tidak bisa dipaksa atau diprediksi." (hal. 72)

"Mencintailah seperti vanila. Mencintai dengan cara membiarkan aromanya sebagaimana awalnya. Keindahannya tetap akan terpancar saat tidak harus mengenakan topeng dan kepalsuan." (hal. 201)

"Vanila mewarnai rasa sehingga kita tidak hanya mengenal kepahitan yang sangat pahit. Atau kemanisan yang sangat manis. Vanila membuat kita tahu, ternyata ada kepahitan yang manis atau kemanisan yang pahit." (hal. 254)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar