Judul buku : A Beautiful Mess
Penulis : Rosi L. Simamora
Editor : Harriska Adiati
Desain sampul : Sylvia Ko
Ilustrasi isi : Oky Andrianto
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 336 halaman
Tahun terbit : Februari 2015
ISBN : 978-602-03-1387-0
BLURB
Sebuah rahasia kelam memaksa Freya, gadis manja dan "high maintenance", meminta bantuan ayahnya, lalu dengan terpaksa menerima nasib menyingkir ke pulau terpencil.
Di sana ia harus bekerja, sesuatu yang tidak pernah dilakukan Freya seumur hidupnya. Dan siapa lagi yang mengawasi Freya kalau bukan Lian, pria tampan yang sepertinya membenci Freya sejak awal?
Namun Lian juga menyimpan rahasia. Dan diam-diam, ia menyadari sesuatu telah tumbuh. Cintakah? Tidak. Tidak. Jangan cinta!
Dan benarkah Freya telah berhasil meninggalkan masa lalunya? Ataukah… hantu masa lalu yang kelam namun teramat memikat itu akhirnya mengejar Freya hingga ke ujung dunia, dan ia selamanya takkan pernah lepas darinya? Takluk kembali pada satu-satunya laki-laki yang membuatnya begitu hidup, dan sekaligus mati?
Kisah ini bercerita tentang cinta. Dan nafsu. Tentang jatuh. Dan bangkit. Tentang luka dan rasa takut. Dan bagaimana menaklukkannya.
RESENSI
Freyanka Alyra terperangkap di pulau terpencil di bagian paling timur Indonesia. Ia dikirim ke pulau itu oleh ayahnya untuk bekerja keras mengganti tiap peser uang yang dikeluarkan ayahnya untuk melunasi 'utang' Freya.
Freya ternyata sebelumnya terlibat cinta terlarang dengan Mahara Andhyka, seorang pengusaha berlian yang telah memiliki istri. Freya tidak puas hanya dijadikan wanita bayang-bayang yang bebas ditindihi tapi tidak bebas dicintai. Maka ia kabur membawa seluruh uang rekening Mahar. Kali ini merasa takut kembali ditemukan Mahar, Freya minta ayahnya menyembunyikannya.
Maka berakhirlah Freya di pulau terpencil itu bersama dewa seks ganteng bernama Pablo Neruda Parulian Purba. Sayangnya sex appeal Freya tidak mempan digunakan untuk merayu sang dewa seks. Justru malah Patar, sepupunya yang lain, yang memburu dan mengejar-ngejar Freya. Lian mungkin satu-satunya pria yang dingin terhadap Freya.
Tapi kadang apa yang tampak di permukaan tidak sama dengan apa yang terpendam di dalam. Lian punya rahasia. Rahasia yang berkaitan dengan Freya. Rahasia tentang cinta dan kebencian yang terpendam.
Mampukah Freya memenuhi tuntutan ayahnya untuk mengurusi bisnis patung, yang ternyata bukan bisnis remeh? Apakah sang putri manja bisa berubah? Dan sanggupkah Freya lepas dari Mahar?
-----
Saat membuka halaman-halaman awal novel A Beautiful Mess, saya merasa jatuh cinta pada ceritanya. Tema gadis high maintenance yang seumur hidupnya cuma kenal foya-foya harus bekerja keras di bawah pengawasan pria ganteng yang super dingin.
Yang saya suka adalah pilihan setting-nya, biasanya untuk kabur dari luka cinta, setting yang dipilih adalah kota di luar negeri. Tapi dalam novel ini justru dipilih kota pelosok di dalam negeri sendiri. Sayangnya, setting tersebut masih kurang tereksplor dan terdeskripsi.
Alurnya maju mundur dan POV menggunakan orang ketiga serba tahu. Pembaca bisa tahu persis perasaan dan pemikiran tiap tokoh dengan jelas. Bahkan khusus untuk Freya, ia memiliki suara-suara di kepalanya, yaitu suara libido dan suara ego. Beberapa kali suara-suara itu terasa lucu, tapi porsinya yang semakin banyak jadi terasa berlebihan dan mengganggu.
Biasanya saya sebal sama karakter tokoh yang shallow, tapi sulit rasanya membenci Freya. Meskipun ia nggak pernah kerja keras, serampangan, blakblakan, manja dan egois tapi latar pembentuk karakternya membuat saya mengelus dada. Poor girl.
Sebenarnya karakter Lian berpotensi jadi favorit saya di awal. Pria dingin-judes-sinis tapi cakep selangit itu berpotensi bikin saya klepek-klepek. Tapi karena chemistry-nya dengan Freya kurang maksimal akhirnya saya malah sebal.
Romance di antara mereka dikit banget, dialog mereka berdua pun terasa kaku. Hiks.
Justru malah kesan cinta Freya kepada Mahar lebih kuat. Adegan ranjangnya pun adegan ranjang Freya dan Mahar. Walau Lian digambarkan pria lurus suci tapi saya kan ingin lihat satu dua sentuhan fisik antara Freya dan Lian, apalagi setelah penggambaran seks menggebu antara Freya dan Mahar.
Ada cukup banyak informasi tentang budaya kekerabatan Batak dalam novel ini. Gaya bicara ayah Freya pun kental logat Batak-nya. Memberi warna segar dengan latar budaya dan setting-nya yang nun jauh di pulau ujung timur Indonesia sana.
Saya juga menyukai pilihan diksi penulis dalam A Beautiful Mess, ada pengulangan kata untuk mempertegas tapi terkesan indah.
Desain sampulnya sederhana dan warnanya kalem, terfokus pada jepit kupu-kupu yang menjadi kunci dari cinta Lian.
Saya hanya menemukan sedikit typo dalam novel ini:
mata --> mana (hal. 33)
tirai putih tipis jendela --> tirai jendela putih tipis (hal. 71)
komporomi --> kompromi (hal. 127)
alas --> alias (hal. 233)
Saya merekomendasikan novel A Beautiful Mess untuk pembaca dewasa yang nggak keberatan terhadap kedangkalan tokoh wanitanya. Tapi secara keseluruhan ini novel roman yang menghanyutkan, kok. Saya beri 3 bintang untuk A Beautiful Mess.
TEBAR-TEBAR QUOTE
Dan kekecewaan, seperti hal-hal kelam dan gelap lainnya, selalu dapat menemukan celah dari mana ia bisa menyelinap keluar dan menunjukkan jati dirinya. Untuk kemudian menggerogoti. Merusak. Menghancurkan. Jika kita tidak berhati-hati dan segera membasminya, atau menyianginya dengan cinta yang sabar dan kuat. (hal. 127-128)
"I like my coffee how I like myself: dark, bitter, and too hot for you." (hal. 141)
"Your naked body should belong only to those who fall in love with your naked soul." (hal. 165)
Sebab tak ada pencoba yang lebih lihai daripada keinginan yang terbit dalam hati kita. (hal. 190)
"Jangan takut. Kebanyakan rasa takut dan khawatir itu cuma besar mulut. Begitu kita hadapi dan songsong, langsung mereka lari tunggang-langgang." (hal. 230)
"Emosi itu ibarat ombak, Nona Freya. Datang dan pergi. Tinggal kita yang bijak-bijak memilih, mau menunggangi yang mana." (hal. 277)
"Tidak ada pengkhianatan yang lebih buruk daripada pengkhianatan terhadap diri sendiri…" (hal. 319-320)
"Aku tidak ingin jadi api yang menjadikanmu abu, dan aku tidak ingin apimu menjadikanku abu." (hal. 320)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar