Judul buku : Practice Makes Perfect
Penulis : Julie James
Genre : Contemporary Romance
Alih bahasa : Layna Ariesianti
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tahun terbit : 2012
Tebal buku : 395 halaman
ISBN : 978-602-00-2109-6
BLURB
Setelah delapan tahun berkompetisi, yang melelahkan sekaligus menyenangkan, baik Payton maupun J.D. tinggal menunggu pengangkatan sebagai partner di firma hukum bergengsi di Chicago. Dengan mengesampingkan ego masing-masing, mereka bekerja sama melobi satu klien penting bagi firma. Sayangnya, bos mereka kemudian berubah, hanya satu dari mereka yang akan diangkat menjadi partner!
Payton Kendall seorang feminis sejati sedangkan J.D., keturunan keluarga kaya yang memiliki banyak hak-hak istimewa. Sebuah novel kontemporer menawan dari Julie James, dengan karakter yang arogan dan ambisius tapi menawan, dan perdebatan menarik memaparkan ketidaknyamanan dan kelemahan masing-masing pribadi.
RESENSI
Payton Kendall telah mengabdikan dirinya bekerja di firma hukum Ripley & Davis selama delapan tahun. Selama itu ia tak pernah kalah di persidangan. Namun, demikian juga J.D. Jameson, rival abadi Payton.
Selama delapan tahun mereka terus bersaing memberikan yang terbaik untuk firma. Perseteruan penuh sarkasme saling mereka lontarkan secara sembunyi-sembunyi, karena jika di hadapan partner senior, rekanan dan karyawan firma, mereka bersikap pura-pura manis satu sama lain.
Untuk mendapatkan tiket menjadi partner di firma, mereka terpaksa bekerja sama melobi klien kelas kakap. Sayangnya persaingan mereka makin meruncing saat firma menyatakan hanya akan mengangkat satu partner saja dan akan memilih seseorang di antara mereka berdua. Salah satu harus kalah dan keluar dari firma.
Saat terungkap bahwa mereka sebenarnya saling tertarik satu sama lain, bagaimana mereka akan menyikapi masalah pengangkatan partner ini? Sanggupkah salah satu dari mereka dikalahkan dan menerima kekalahan? Apakah mereka masih bisa bersama tanpa merasa kecewa?
-----
Gaya bertutur Julie James dalam Practice Makes Perfect begitu mudah dinikmati. Terutama karena novel ini menceritakan bidang keahliannya, dunia pengacara. Saya dibuat tegang dengan naik turunnya hubungan Payton dan J.D.., juga sangat menikmati jatuh bangun dan perjalanan karier mereka.
Sudut pandangnya menggunakan sudut pandang orang ketiga dari sisi Payton dan J.D. sehingga sangat terasa pergumulan batin mereka.
J.D. digambarkan sebagai pria sempurna. Lulusan fakultas hukum universitas Harvard (wow), pengacara handal, tegap, rapi dan jago olahraga. Yayaya~. Sosok yang dengannya kamu nggak akan mau bersaing. Tapi Payton menjadi lawan yang sepadan. Sebagai wanita yang membenci diskriminasi gender bisa dibilang ia benci setiap kali J.D. bisa lebih akrab dengan bosnya karena 'pemahaman sesama pria' di antara mereka.
Dialog dalam Practice Makes Perfect benar-benar segar dan terkadang menggelikan. Ada juga yang menyentuh. Yang jelas Julie James benar-benar tahu kapan menempatkan dialog yang pas. Interaksi di antara J.D. dan Payton juga menarik walau kadang kekanakan. Saya merasa ingin melihat langsung mereka berdebat dan saling melemparkan sindiran :)
Saya terus menebak-nebak bagaimana Julie James akan mengakhiri kisah ini dengan win-win solution, tapi kejutan di bagian akhir benar-benar membuat saya terhenyak. Terutama bagian kesalahan fatal yang dilakukan J.D.. Twist novel ini sungguh di luar dugaan dan membuat saya jatuh cinta.
Untuk penerjemahan, masih ada bagian yang kurang pas dan typo-nya ampuuuuun banyaknya! Sangat disayangkan bila menilik jalan cerita yang mengalir, jadi sedikit kurang nyaman dibaca.
* …sendiri. --> …sendiri." (hal. 29)
* mengijinkan --> mengizinkan (hal. 46)
* kami --> mereka (hal. 61)
* gelassnya --> gelasnya (hal. 67)
* sekarangr? --> sekarang? ( hal. 76)
* Karena lelah dan hanyut dalam pikirannya Payton tidak menyadari… --> Karena lelah dan hanyut dalam pikirannya, Payton tidak menyadari… ( hal. 80)
* mengunjnungi --> mengunjungi (hal. 93)
* ten-ang --> te-nang ( hal. 96)
* mat-anya --> ma-tanya (hal. 97)
* ben --> Ben (hal. 99)
* Payten --> Payton (hal. 100)
* kag-etnya --> ka-getnya (hal. 104)
* meny-endiri --> me-nyendiri (hal. 104)
* men-enangkan --> mene-nangkan (hal. 105)
* ruan-gan --> ruang-an (hal. 105)
* dan dia matanya memicing, --> dan matanya memicing, (hal. 123)
* bertuju --> bertujuh (hal. 123)
* santi --> santai (hal. 129)
* menmuaskan --> memuaskan (hal. 133)
* apapun --> apa pun (hal. 133 dan beberapa halaman lain)
* Tak akan ada yang akan melihat --> Tak ada yang akan melihat (hal. 133)
* iut --> itu (hal. 152)
* pen-gadilan --> peng-adilan (hal. 156)
* payton --> Payton (hal. 162)
* siapapun --> siapa pun (hal. 181)
* sekedar --> sekadar (hal. 181)
* deposisi 30(6)(6) --> deposisi 30(b)(6) (hal. 183)
…Tuntut saja kalau mau) --> …Tuntut saja kalau mau). (hal. 223)
* karir --> karier (hal. 236)
* Brekafast --> Breakfast (hal. 238)
* dan yang apa tepatnya --> dan apa tepatnya (hal. 247)
* tidak mengetahu --> tidak mengetahui (hal. 276)
* Apa kau takutkan akan terjadi --> Apa yang kau takutkan akan terjadi (hal. 280)
* puplen --> pulpen (hal. 287)
* substantsial --> substansial (hal. 288)
* jamannya --> zamannya (hal. 288)
* Kalyan --> Kalian (hal. 298)
* siapapun --> siapa pun (hal. 355)
* alu --> lalu (hal. 365)
* Seberapapun --> Seberapa pun (hal. 368)
* …karena aku bajingan" --> …karena aku bajingan." (hal. 368)
* Setibanya di kantor Ben Payton mendapati… --> Setibanya di kantor Ben, Payton mendapati… (hal. 374)
* akan akan --> akan (hal. 379)
* I tengah-tengah --> Di tengah-tengah (hal. 388)
Saya beri 4 bintang untuk Practice Makes Perfect.
TEBAR-TEBAR QUOTE
"Berkarier ataupun tidak, wanita usia tiga puluhan yang masih lajang tidak boleh menelantarkan kehidupan pribadinya untuk selamanya." (hal. 86)
Lagipula, hanya wanita bodoh yang tidak menyukai seseorang pria hanya karena pria itu menyukainya. (hal. 131)
"Aku akan melakukannya untukmu dalam sedetakan jantung." (hal. 203)
"Menurutku kebencian yang mendalam bisa jadi halangan dalam mengejarnya." (hal. 234)
"Nah kan, kau hanya tidak memahami wanita seperti aku memahami mereka, J.D. Mereka menginginkan semuanya: karir, martini apel, kebebasan finansial, sepatu yang menawan; tapi di waktu yang bersamaan--dan ini tidak akan pernah mereka akui--mereka tertarik pada pria patrialis yang dominan dan memegang kendali. Itulah inti dari Darcy-complex. Darcy mungkin memang bajingan, tapi dia bajingan yang pada akhirnya mendapatkan si wanita." (hal. 236)
"Bagus… sekarang panggillah aku 'bedebah' dan beri aku tatapan seolah kau ingin melempar sesuatu padaku… itu bagian favoritku." (hal. 269)
"Aku juga kemari untuk mengatakan, berlawanan dengan keyakinanmu, aku tak butuh dikejar." (hal. 359)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar