Pages

Sabtu, 06 Juni 2015

[Resensi Unfriend You by Dyah Rinni] Persahabatan Berujung Perundungan


Judul buku : Unfriend You: Masihkah Kau Temanku?
Penulis : Dyah Rinni
Editor : Nico Rosady
Desain sampul : Levina Lesmana
Penerbit : Gagas Media
Tahun terbit : 2013
Tebal buku : viii + 278 halaman
ISBN : 979-780-648-0




BLURB

Aku adalah noda untuk
dosa yang tak kulakukan.
Aku mencoba bertahan,
berusaha mengerti;
mungkin ada bagian dari dirimu
yang tak bisa kuraih.
Namun, yang tak kunjung kupahami,
mengapa ada persahabatan
yang menyakiti?


RESENSI

Katrissa Satin memulai awal tahun keduanya di Eglantine High School, atau yang biasa disingkat jadi Egan sebagai angsa. Dia yang tahun lalu termasuk kumpulan itik, sejak tiga bulan lalu 'naik derajat' dengan masuk dalam clique-nya Aura Amanda. Aura sendiri yang menawarkan persahabatan setelah Katrissa membantu Aura membuatkan ornamen gantung untuk stan Aura.
Mati-matian Katrissa berusaha memantaskan diri agar terlihat sepadan dengan Aura dan Milani Atmaja. Ia yang lebih suka buku dan art paper mesti menahan diri dan berusaha lebih menikmati gaya hidup high class clique mereka.
Lalu hari itu tiba, muncul seorang anak baru, Priska Steffanie Shanatavia yang mencuri perhatian. Karena selain cantik, Priska punya sifat friendly dan mudah berbaur. Katrissa shock karena Priska sangat mirip dengan Winda, sahabatnya di sekolah yang dulu yang telah mengkhianatinya. Tak lama Priska pun menjadi bagian dalam clique mereka.
Namun muncul masalah, terang-terangan Priska menunjukkan ketertarikannya pada Jonas, pacar Aura. Tentu saja hal itu memicu kecemburuan dan kemarahan Aura. Tak cukup mengajak Priska melakukan tindakan kriminal, Aura menekan dan menggencet Priska, hingga gadis itu mencoba bunuh diri karena tidak tahan.
Katrissa ingin menolong Priska tapi ia lebih takut kehilangan teman. Maka ketika Langit Lazuardi, cowok geek yang selalu berusaha mendekatinya, mendesaknya agar membantu Priska, Katrissa mengalami dilema.
Bukan hanya itu, Jonas yang diam-diam disukai Katrissa juga tiba-tiba memberi perhatian lebih dan mengajaknya pulang bersama sepulang menengok Priska. Aura yang melihatnya kini mengalihkan sasaran penggencetan pada Katrissa. Katrissa melawan, tapi apakah ia sanggup menghadapi amukan Aura dan seisi sekolah? Siapa yang tetap akan berdiri di sisinya, Langit atau Jonas?

----

Unfriend You merupakan novel remaja yang mengangkat tema serius: bullying. Cukup berat dan menyesakkan membaca novel seperti ini, tapi Dyah Rinni membungkusnya dengan jalinan cerita yang menarik. Meski plot tidak terlalu soft dalam berpindah adegan, namun alurnya menghanyutkan.
Menggunakan sudut pandang orang ketiga, Unfriend You lebih berfokus pada perasaan dan pikiran Katrissa. Sementara pikiran dan perasaan tokoh lain tidak diungkapkan. Tapi karena Katrissa merupakan pelaku, penonton dan juga korban bullying, pembaca tetap akan merasakan kompleksitasnya.

Cukup suka dengan penokohan dalam novel ini. Meski nggak ada yang saya favoritkan. Katrissa adalah cewek yang tadinya cupu, dan meski telah bergabung bersama kelompok Aura, ia tetap menyukai dunia paper art. Keinginannya melawan dikalahkan ketakutannya membayangkan nggak punya teman.
Yang membuat saya tercengang adalah Aura, sebagai murid populer Aura cukup manis dan lumayan baik hati. Mirip remaja kebanyakan. Nggak asal bentak atau cari gara-gara. Hanya saja ia memang selalu ingin dituruti. Namun begitu berkaitan dengan Jonas, ia langsung kalap dan berubah sadis.
Sementara Langit Lazuardi langsung mencuri perhatian saya begitu namanya muncul di bab pertama. Namanya unyu. Langit digambarkan sebagai cowok geek yang oleh Aura dianggap nggak selevel dengan Katrissa. Saya sebenarnya berharap Langit nggak merubah penampilan sampai akhir kisah, tapi akhirnya ia mencoba mengganti kacamatanya dengan lensa kontak. Agak sedih jadinya.
Saya suka dengan background setiap tokoh yang menguatkan alasan karakter mereka. Sayangnya untuk Aura, alasan kenapa ia menjadi pelaku bullying baru ada di akhir, rasanya jadi semacam pembenaran bukan asal muasal.

Alurnya menggunakan alur campuran, karena terkadang ingatan Katrissa flashback ke masa lalu.
Saya selalu suka diksi Dyah Rinni sejak membaca Marginalia. Dan kali ini dalam Unfriend You, saya kembali jatuh cinta pada gaya bertutur Dyah. Manis namun tajam di kala lain.

Cover Unfriend You menarik banget. Paper art warna-warni yang cantik. Ilustrasi di dalamnya juga memikat.

Sayangnya masih banyak typo dalam novel ini:

sama sama --> sama (hal. 36)
menantang --> menantang. (hal. 38)
"iya!" --> "Iya!" (hal. 39)
tante Julia --> Tante Julia (hal. 40, 41, 47, 48 dan 49)
mulut ke yang telinga --> mulut ke telinga (hal. 40)
ikut ke datang lokasi --> ikut datang ke lokasi (hal. 41)
Katrissa tidak pernah menduga kalau pemotretan itu tetapi sangat-sangat-sangat menyenangkan. --> Katrissa tidak pernah menduga kalau pemotretan itu sangat-sangat-sangat menyenangkan. (hal. 45)
tadi tadi --> tadi (hal. 70)
dirinyaa --> dirinya (hal. 95)
salah sofa --> salah satu sofa (hal. 98)
…Aura --> …Aura. (hal. 135)
sudah sudah --> sudah (hal. 140)
…lo, Aura.' --> …lo, Aura." (hal. 141)
cerita --> ceria (hal. 167)
Berhenti sih ngomong --> Berhenti ngomong (hal. 180)
modern dan itu --> modern itu (hal. 194)
satu-satunya --> satu persatu (hal. 215)
Katrissa ia tidak ingin --> Katrissa tidak ingin (hal. 220)
…Katrissa dalam bahaya" --> …Katrissa dalam bahaya." (hal. 233)
langit --> Langit (hal. 256)
kaya --> kayak (hal. 258)
pacarnya --> pacarnya. (hal. 258)
berdaya --> berdaya. (hal. 264)

Selain itu ada inkonsistensi dalam penggunaan kata ganti orang ketiga. Ia dan dia digunakan masih dalam satu paragraf.
Juga ada pemenggalan kata yang kurang tepat semacam:
bagaim-ana --> bagai-mana (hal. 21)

Saya rekomendasikan Unfriend You bukan hanya untuk para remaja tapi juga para pembaca dewasa karena kita jadi bisa lebih memahami dan mengenali bullying.
Saya beri 4 bintang untuk Unfriend You.


TEBAR-TEBAR QUOTE

Seberapa pun keras kita jatuh, kita harus kembali lagi berdiri. (hal. 186)

"Mungkin elo memang matahari. Tapi elo cuma matahari kertas. Dan cakar gue bisa menyobeknya." (hal. 214)

"Di setiap diri kita ada matahari. Cuma tiap orang sibuk ngeliatin matahari yang lain." (hal. 255)

"Kata-kata bisa menyakitkan. Kata-kata bisa menghancurkan sahabat kita. Gosip, ejekan, panggilan nama jelek, pengucilan bisa mengirimkan sahabatmu ke palung derita yang paling dalam. Kita tidak pernah menyadarkannya. Dan saat sadar, kita telah kehilangan sahabat kita dan berteman dengan penyesalan." (hal. 265)

"Tetapi kata-kata juga bisa menyembuhkan. Kata-kata bisa menghentikan semua bullying ini. Pelukan bisa menguatkan dan senyum bisa membuat hidup semua orang menjadi lebih baik." (hal. 265)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar