Pages

Kamis, 26 November 2015

[Resensi: The Summer I Turned Pretty - Jenny Han] Cinta Musim Panas yang Mengubah Segalanya


Judul: The Summer I Turned Pretty
Sub judul: Ketika Aku Menjelma Cantik
Penulis: Jenny Han
Penerjemah: Chefira Inda P
Desain sampul: Ellina Wu
Foto sampul: ShutterStock
Penerbit: Gradien Mediatama
Tahun terbit: 2013 (cetakan ke 3)
Tebal buku: 286 halaman
ISBN: 978-602-208-050-3



BLURB

Seorang gadis. Dua orang pemuda. Dan, musim panas yang mengubah segalanya.

Setiap kali musim panas tiba, Isabel (Belly) dan keluarganya menghabiskan waktu bersama keluarga Conrad dan Jeremiah di rumah musim panas mereka di Cousins Beach—sejak mereka masih belia. Tahun demi tahun berlalu. Namun musim panas kali ini, Conrad dan Jeremiah telah menjadi pemuda-pemuda yang mencuri hati para gadis, sementara si anak bawang Belly telah menjelma menjadi seorang gadis remaja yang rupawan.
Belly telah memuja Conrad semenjak ia dapat mengingat hal itu. Namun, Jeremiah lebih lugas dalam mengutarakan isi hatinya. Di antara keduanya, hadir Cam—seseorang yang muncul dengan perhatian mendalam di masa kecil mereka.
Apakah musim panas kali ini akan menjadi musim panas berbeda yang akan mengubah segalanya?

RESENSI

Musim panas tahun ini Belly kembali mengunjungi rumah musim panas milik Susannah, sahabat ibunya. Musim panas adalah musim yang paling ditunggu Belly, karena di musim inilah ia bisa bertemu Conrad dan Jeremiah, kedua putra Susannah. Terutama bertemu Conrad.
Sejak kecil Belly telah memuja Conrad, si sulung dari kakak-beradik Fisher. Meskipun setiap musim panas ia selalu saja tersisihkan ketika para cowok–Conrad, Jeremiah dan Steven, kakak Belly–melakukan kegiatan. Tapi tahun ini, Belly bertekad untuk membuat Conrad memandangnya, sebagai seorang gadis yang hampir berusia 16 tahun.
Kedatangan mereka disambut hangat oleh Susannah dan Jeremiah. Tapi suasana hati Conrad begitu buruk. Merasa kesal karena Conrad tetap mengabaikannya, Belly pun berkenalan dengan Cam, seorang cowok yang ternyata sudah menyukainya sejak ia masih si itik buruk rupa.
Belly menghabiskan musim panasnya bersama Cam, dan balas mengabaikan Conrad. Ia bahkan mengabaikan ibunya dan Susannah. Belly tak bisa berhenti menemui Cam, karena selain Cam begitu baik, bagaimanapun juga Belly menyadari bahwa Conrad mulai cemburu.
Apakah Belly berhasil melupakan cinta masa kecilnya? Mengapa Conrad bertingkah begitu berengsek dan bagai siap meledak kapan saja? Apakah musim panas ini akan jadi musim panas terakhir mereka?

-----------------

Semula saya pikir The Summer I Turned Pretty akan menjadi novel yang romantis. Bagaimanapun, seorang cewek yang tetap menjaga cinta masa kecilnya tentunya adalah cewek yang romantis. Sayangnya adegan-adegannya masih kurang menggigit. Berbeda dengan serial To All The Boys I've Loved Before yang adegan bikin melelehnya bertebaran di mana-mana.

Novel ini beralur maju mundur dan diceritakan dengan POV orang pertama yaitu dari sudut pandang Belly sebagai "aku". Namun Belly menjadi "aku" yang serba tahu, karena ia bisa tahu persis kapan Conrad memperhatikannya, kapan Conrad mengawasinya, atau kapan Conrad menjadi tegang karena cemburu. Hal ini membuat Belly terasa narsis banget karena sok sadar kalau sedang diperhatikan :))

Tokoh favorit saya tentu saja Conrad. Cowok yang cuek dan misterius tapi selalu tampil membela Belly. Meski pendiam dan penyendiri, perhatian-perhatian kecilnya pada Belly bahkan ketika kecil saya rasa manis juga.
Sedangkan Jeremiah memang tokoh yang mudah menarik perhatian. Jere-lah yang selalu membanyol untuk meredakan suasana. Jere tipe cowok yang aman untuk dicintai dan nggak akan membuat sakit hati.
Sedangkan Belly saya anggap cukup mengesalkan karena mudah ngambek. Belly membenci cewek-cewek cantik yang dangkal karena memuja Conrad, padahal ia juga begitu. Belly cantik. Ia memuja Conrad. Ia suka diperhatikan cowok-cowok di sekitarnya. Dan ia juga gampang ngambek. How childish she is. Bahkan ia lari ke pelukan Cam pun hanya karena kesal pada Conrad.

Saya suka momen-momen singkat antara Conrad dan Belly yang mestinya penuh letupan, sayang chemistry mereka kurang kuat jika dibanding chemistry Belly dan Jeremiah.
Dan yang paling membuat saya tersentuh adalah hubungan Conrad dan Jeremiah. Jenny Han sukses membuat chemistry di antara mereka berdua.

Penerjemahannya bagus meski ada sedikit typo. Tapi saya masih bisa menikmati aliran ceritanya.

Cukup menyenangkan membaca novel ini, meski saya dibuat iri setengah mati pada Belly. Sementara sifatnya nggak banget menurut saya. Yaah... let's see what will happen in second book, It's Not Summer Without You, semoga saja Belly bisa lebih bijak menghadapi Conrad ^^

TEBAR-TEBAR QUOTE

Kemenangan akan seribu kali lebih manis saat kau diremehkan. (hlm. 143)

Aku bertanya-tanya dalam hati memang seperti inikah cinta masa kecil: mati, merintih, perlahan, dan kemudian menghilang. (hlm. 210)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar