Judul buku: So I Married The Anti-fan
Penulis: Kim Eun Jong
Penerjemah: Putu Pramania Adnyana
Penyunting: Nyi Blo
Penerbit: Penerbit Haru
Tahun terbit: Maret 2012 (cetakan pertama)
Tebal buku: 540 halaman
ISBN: 978-602-98325-4-9
BLURB
Sekarang bukan lagi Chick Lit, tetapi Loser Lit!
Mimpi menjadi kenyataan. Tinggal bersama dengan selebriti terkenal di Korea. Akan tetapi... Aku ini anti-fannya!Selebriti H Tampil Bersama Anti-fannya, L, Dalam Acara Real Variety!
Top star Korea yang terkenal dengan karisma lembutnya akan tampil bersama dengan anti-fanny, L, dalam acara real variety, yang menampilkan kisah mereka beraktivitas bersama selama 24 jam.
H: Anti-fan itu juga harus dijaga dengan baik. Aku ini cukup gentle kan? Hahaha!
L: Sebagai anti-fannya, aku akan menunjukkan sifat aslinya. Aku janji!
Fan-fan H menolak rencana ini karena dianggap sama saja mengumpankan bayi angsa yang lugu kepada induk itik yang buruk rupa. Dan apabila L sedikit saja melukai H, mereka siap melakukan teror apa pun.
-Harian Paparazi-
RESENSI
Geun Yong sang wartawati yang selalu mendapat pekerjaan yang tidak menyenangkan kali ini disuruh meliput acara pembukaan sebuah Klub milik rapper JJ. Di sanalah Geun Yong melihat Hu Joon untuk pertama kalinya. Geun Yong yang hendak ke toilet melihat Hu Joon membentak seorang gadis dan mendorong gadis itu sampai jatuh. Dan sialnya, Geun Yong yang mabuk, menumpahkan isi perutnya dua kali. Yang pertama di atas sepatu putih bersih Hu Joon dan yang kedua di dekat mobil Hu Joon! Hu Joon marah besar dan Geun Yong membalasnya dengan menyebut Hu Joon pria yang suka bertindak kasar pada wanita, dan bahwa ia melihat apa yang dilakukan Hu Joon terhadap gadis di luar toilet tadi.
Keesokan paginya, Geun Yong dipecat dari majalah tempatnya bekerja karena Geun Yong dianggap membuat masalah dengan Hu Joon, padahal majalah itu akan meliput dokumenter tentang Hu Joon. Dan perang pun dimulai. Geun Yong yang tidak terima dipecat dan menganggap Hu Joonlah yang mempengaruhi atasan Geun Yong agar memecat Geun Yong karena takut aibnya terbongkar, melakukan segala cara agar masyarakat tahu ia telah dirugikan oleh Hu Joon dan berniat mengungkap seperti apa Hu Joon sebenarnya. Tapi yang didapat Geun Yong justru malah keroyokan dan cacian dari para fan Hu Joon. Ia pun dianggap sebagai anti-fan terbesar Hu Joon.
Hidup tanpa pekerjaan, tanpa rumah dan memiliki tagihan utang membuat Geun Yong kelimpungan. Saat itulah datang tawaran dari Program Director Han Myung Soo untuk membuat acara variety show di mana Geun Yong akan tinggal bersama Hu Joon dan berperan sebagai manajer Hu Joon. Geun Yong dan Hu Joon menerima tawaran itu dengan tujuan masing-masing: Geun Yong ingin merobek topeng kepalsuan yang dikenakan Hu Joon dan mengungkap bagaimana pria itu sebenarnya sementara Hu Joon yang terlanjur mengatakan dalam wawancara bahwa ia ingin menjaga anti-fannya pun tak bisa mengelak.
Apakah Geun Yong berhasil mengungkap sifat asli Hu Joon? Apakah Geun Yong akan menyebarkan gosip saat ia berhasil mengetahui In Hyong, gadis yang ia lihat dibentak Hu Joon di toilet dulu ternyata adalah cinta pertama Hu Joon? Apa yang akan Geun Yong perbuat saat menyadari ada masalah besar antara In Hyong, Hu Joon dan JJ?
-----------
Novel So I Married The Anti-fan ini sangat menarik. Temanya adalah tema favorit saya. Saya memang penyuka novel roman yang tokoh-tokohnya saling benci lebih dulu. Lebih seru karena konfrontasi dan pertengkaran mereka. ^^
Menggunakan POV orang ketiga, ceritanya mengalir maju dengan plot yang serupa drama Korea. Saya serasa terhanyut dalam kesialan-kesialan yang dihadapi Geun Yong, tapi juga merasakan kekuatan Geun Yong untuk bangkit lagi. Gaya tutur novel ini khas komedi romantis ala-ala drama Korea. Ada bagian lucu yang bikin ngakak ada bagian haru-biru yang bikin mewek, dan ada bagian romantis yang bikin meleleh.
Karakter tokoh novel ini sangat kuat dan konsisten. Geun Yong adalah wanita yang banyak omong dan banyak protes. Kadang masalah timbul karena ia terlalu besar mulut, kesal juga melihatnya. Tapi Geun Yong cukup tangguh. Ketegaran dan keberaniannya dibungkus kekonyolan yang lucu. Pantas kalau Hu Joon nyaman bersamanya, sehingga karakter asli Hu Joon lebih keluar saat bersama Geun Yong.
Saya suka chemistry mereka yang muncul sedikit demi sedikit dan menguat di akhir cerita. Pertengkaran-pertengkaran berbalut sinisme yang anehnya membuat mereka lepas menjadi diri mereka sendiri.
Saya juga suka karakter Ji Hyang, si manajer super. Rasanya hangat dan tenang kalau Ji Hyang muncul, padahal beban pekerjaannya kan ribet banget.
Penerjemahannya bagus dengan catatan kaki untuk memberi penjelasan akan kata-kata yang mungkin asing bagi pembaca yang jarang mengikuti K-drama ataupun K-lit.
Novel ini sedikit banyak mengisahkan kerasnya hidup sebagai idola di Korea. Ibarat bersin saja bisa jadi berita. Namun ada juga kegigihan dalam novel ini, bahwa sedalam apa pun kita ditenggelamkan orang lain kita pasti bisa bangkit ke permukaan bukan hanya dengan kekuatan tapi juga ketabahan.
TEBAR-TEBAR QUOTE
"Rasanya aku ingin segera menghapus berita-berita di layar itu dengan penghapus." (hal. 54)
"Tapi kalau anti-fan itu adalah orang yang mengetahui sifat asli seseorang, mengkritiknya, dan berusaha melepaskan 'topeng' yang selama ini menutupi sifat aslinya itu, maka bisa dikatakan juga bahwa saya ini adalah anti-fannya." (hal. 62)
Jadilah dewa bila ingin terlihat di mata orang lain. Karena di tengah sengitnya persaingan dunia selebriti ini, toleransi dan keramahan bisa menjadi racun bagi diri sendiri. (hal. 86)
"Awalnya mungkin sangat susah untuk berbaik hati pada orang yang kelihatannya brengsek, tapi lama-kelamaan kau akan simpati padanya." (hal. 127)
"Satu hal yang ingin kukatakan, bola yang semakin kencang jatuh di tanah adalah yang paling tinggi memantulnya." (hal. 231)
"Kau tahu apa yang harus kita lakukan jika kita tenggelam tapi tidak mati? Pertama, buang napasmu, lalu letakkan tanganmu di dada. Setelah itu, kau akan turun ke dasar tanah. Ketika itu, tendang kuat-kuat dasar tanahnya. Kau akan naik ke atas dan tidak akan mati. Itu pilihanmu, apakah kau mau berusaha sampai napasmu habis dan mati, atau kau mau menunggu sebentar ke dasar tanah dan akhirnya naik ke atas. Aku pilih yang selamat pada akhirnya." (hal. 245)
"Kalau kau begitu mencintainya, kau harusnya pergi mencarinya. Kenapa hanya memandangnya dengan penuh kesakitan?" (hal. 256)
"Di duniamu ini, meskipun kau hidup di jalan yang benar, tapi kalau publik berkata 'tidak' ya berarti 'tidak'." (hal. 384)