Kamis, 08 November 2018

[Blogtour & Giveaway] Tapak Setan - Haditha

Judul buku: Tapak Setan
Penulis: Haditha
Penyunting: Dion Rahman
Penata Letak: Divia Permatasari
Ilustrasi Isi: Haditha
Desainer Sampul: Dedy Koerniawan Susanto
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2018
Tebal buku: 217 halaman
ISBN: 978-602-04-7989-7



BLURB

Ada tidak sih cara menghukum orang yang tingkahnya kayak setan kalau tidak dengan cara yang lebih setan lagi?

Aku, Atarjoe, setiap pagi bangun dengan tangan berlumuran darah dan berbau bangkai. Coba bayangkan kalau harimu diawali dengan itu. Setiap hari aku harus berkutat dengan rutinitas macam itu. Menjijikkan. Lama-lama kuketahui, ada setan yang memperalat tanganku untuk berburu mangsa darah. Enak saja, ini tanganku, aku tak sudi dipakai seperti itu. Maka aku rebut balik kendali atas tanganku. Dari setan itu aku tahu tanganku mampu menyedot setan-setan lain untuk kemudian dipakai sebagai senjata.

Hidupku ini dipenuhi orang celaka yang membuat orang-orang sengsara. Melalui tapak setan ini aku menyalurkan dendam orang-orang yang tak bisa melawan itu. Kugantikan tugas si setan. Aku berburu orang-orang laknat yang bikin banyak orang susah. Tinggal kuraup muka mereka dan mereka akan kerasukan setan seumur hidup, dan setiap hari mereka akan melukai diri sendiri, tanpa bisa mati. Pembalasan yang memuaskan, bukan?

RESENSI

Ini adalah pengalaman kedua saya membaca karya Haditha, sebuah pengalaman yang berbeda walau masih bercerita tentang dunia yang sama. Tapak Setan memang begitu berbeda dengan Karung Nyawa, terutama dari segi emosi dan suasana yang disuguhkan dalam ceritanya.

Coba aku tanya, kalian pernah bangun tidur lalu melihat tangan kalian bersimbah darah?
Pernah? Tidak?
Aku setiap hari! (hlm. 2)

Semula Atarjoe hanyalah seorang pemuda belasan tahun yang tinggal di kawasan kumuh dan harus menghadapi kehidupan yang pahit. Ia dikuasai kemarahan karena melihat ibunya yang bekerja sebagai pelacur sering dimanfaatkan terutama oleh seseorang yang disebutnya sebagai Si Bangsat. Hingga ia mendapati setiap pagi saat terbangun tangannya selalu bersimbah darah dan berbau bangkai. Itulah pembuka jalan bagi Atarjoe untuk melampiaskan kemarahan dan dendamnya.

Membaca Tapak Setan membuat saya jadi sering merinding. Bagaimana tidak, kehidupan Atarjoe yang tragis dari satu kehilangan ke kehilangan yang lain membuat buku ini terasa emosional. Sedikit demi sedikit, dari hari ke hari, Atarjoe dibimbing oleh Setan Bocel untuk mengumpulkan amarahnya. Ketika amarah itu telah terkumpul, pelepasannya sungguh mengerikan. Namun puaskah Atarjoe?
Yang menarik adalah, setelah mengetahui fungsi dari telapak tangannya, Atarjoe memilih untuk berburu setan-setan baru dan menggunakannya untuk menghukum orang-orang yang dianggapnya telah melakukan dosa. Beragam setan pun bermunculan, bahkan jenis-jenis yang belum pernah saya dengar sebelumnya. Selain Setan Bocel ada Setan Cebol, Tuyul Dubur, dan yang paling mengerikan yaitu Setan Klobot.
Semua setan ini memiliki keistimewaan dan tingkat kengerian masing-masing. Ada yang menjijikkan, ada yang mesum, tapi ada juga yang pendiam.

Fokus novel ini memang amarah dan dendam. Ceritanya penuh dengan kematian dan darah. Kematian yang membuat trenyuh, yang membuat bergidik, dan juga kematian yang memuaskan. Bagaimana seseorang berusaha menyembuhkan kesedihan dan lukanya dengan melampiaskannya kepada orang-orang penuh dosa. Walau Atarjoe beberapa kali menyebut dirinya sebagai bos para setan, saya merasa bias siapa yang menjadi budak siapa. Kemarahan Atarjoe di sisi lain membuatnya menjadi sesuatu yang lebih mengerikan dari setan.
Saya menemukan beberapa sentilan yang cukup mengena pada situasi lingkungan kita saat ini. Orang-orang mementingkan diri sendiri, memuja orang yang salah, main keroyokan... pada akhirnya orang-orang sok suci justru memiliki dosa juga melalui tangan orang lain. Maka di situlah Atarjoe nuncul untuk membasmi mereka.

Gaya bahasa yang digunakan Haditha dalam novel ini pun begitu kelam. Sadis dan bikin mual kalau saya boleh bilang. Saya bisa merasakan kebrutalan dalam diri Atarjoe melalui cerita yang keseluruhannya berupa narasi ini. Namun rasa penasaranlah yang membuat saya tak bisa berhenti membaca novel ini. Selain petualangan Tapak Setan begitu mendebarkan, ada misteri dibaliknya yang membuat saya terus terseret dalam alurnya. Kemana semua ini akan berujung? Bagaimana nasib Atarjoe nantinya? Apakah Tapak Setan itu sebenarnya?
Semua pertanyaan saya itu terjawab dengan klimaks yang luar biasa mencengangkan. Ah... saya rasa semua ini belumlah berakhir.

Tentu saja bagi kalian yang menyukai cerita horor dan terbiasa dengan hal-hal tragis dan sadis, saya merekomendasikan novel ini. Walau ada beberapa bagian yang membuat saya mual membacanya tapi karena jalan ceritanya yang seru, saya anggap novel ini layak untuk dibaca.

********** GIVEAWAY **********


Ada satu novel Tapak Setan yang bisa kalian dapatkan melalui blogtour kali ini. Kalian hanya perlu melakukan photo challenge yang tata caranya bisa disimak di akun instagram saya @kendengpanali 🤗
Buruan ya karena photo challenge ini hanya berlangsung tiga hari saja dari tanggal 8 - 10 November 2018. Ditunggu yaa partisipasinya :)
 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon