Sabtu, 06 Februari 2016

[Resensi: First Love - Helga Rif] Pertemuan Kembali dengan Sang Cinta Pertama


Judul buku: First Love
Penulis: Helga Rif
Editor: Dewi Fita
Desain sampul: Dwi Annisa Anindhika
Penerbit: Rak Buku
Tahun terbit: Mei 2014
Tebal buku: 280 halaman
ISBN: 978-602-168-401-6



BLURB

We Meet people and fall in love....

Seharusnya jatuh cinta itu mudah kan?
Seharusnya, putus cinta pun semudah itu, jika kita sudah tidak bisa berjalan bersama kenapa memaksakan hal yang tidak mungkin.

Begitu pun yang diyakini Alvira dan Guntur... dulu. Saat waktu mempertemukan mereka kembali, kenapa sulit sekali bagi keduanya untuk menganggap cerita lama hanya bagian dari sejarah. Rasa itu terlalu kuat untuk diabaikan. Hmmm... bagaimana jika memang mereka memang meant to be for each other?

Ah... jatuh cinta seharusnya tidak serumit ini kan?


RESENSI

Alvira merasa kelimpungan saat klien yang menggunakan jasa wedding organizernya menginginkan menu masakan india. Ia sudah menghubungi beberapa usaha katering yang biasa bekerja sama dengannya namun tak ada yang sanggup memenuhi permintaan menu masakan India. Hingga ia menemukan Delicious Catering, satu-satunya katering milik Dania yang bisa menyediakannya.
Saat mereka melakukan test food, Alvira dipertemukan dengan chef dari Delicious Catering, dan siapa sangka bahwa chef itu adalah Guntur, kekasih Alvira semasa SMA dulu. Hubungan mereka berakhir saat Guntur harus meneruskan kuliah di Swiss.
Pertemuan itu bagai membuka kotak kesedihan dan kegalauan Alvira. Terutama ketika Guntur mulai intens mendekatinya lagi. Alvira merasa gamang. Antara rasa rindu dan rasa takut tersakiti lagi.
Ketika satu malam penuh kerinduan dan cinta yang mereka bagi menghadirkan sebuah detak nyawa baru, akankah mereka bersama lagi? Demi cintakah? Atau hanya demi kewajiban?
Atau kali ini penghalang yang lebih besar akan kembali menghadang bersatunya hati mereka?

------------

First love. Cinta pertama.
Pertemuan kembali dengan cinta pertama. Aaaarghhh...
Dan saya pun jadi inget lagu kesukaan saya, Gereja Tua yang dinyanyikan oleh Panbers. *sudah setua itukah saya?* wkwkwk~
Sepuluh tahun berlalu. Sepuluh tahun dan masih memiliki perasaan yang sama. Wow hebat!

Novel ini diceritakan dengan POV orang ketiga, dengan fokus utamanya adalah Alvira dan Guntur. Alurnya maju dengan sedikit flashback, saat Alvira mengenang kembali kebersamaannya dengan Guntur saat di SMA.
Membaca novel ini cukup menyenangkan pada awalnya hingga saya tiba pada keplin-planan dan kelabilan Alvira. Di titik itu saya jadi capek. Nggak tahu apa maunya Alvira sebenarnya.
Ada rasa frustasi saat konflik yang sebenarnya sederhana jadi berlarut-larut dan berputar-putar nggak jelas.
Padahal konfliknya sebenarnya punya potensi yang bagus bila menyerang sisi yang tepat.

Saya suka ide WO dan usaha katering ini, yang sebenarnya juga punya potensi konflik yang kuat. Dan yang menjadi catatan saya, alangkah lebih masuk akalnya jika menu makanan yang diminta klien atau dimasak Guntur ini jelas bernama. Karena penyebutan "sebuah menu india' dan 'masakan ini' masih terasa kurang nyata. Saya bertanya-tanya masakan apa itu? Alangkah sempurnanya jika penulis bisa meriset tentang makanan-makanan india dan memasukkannya ke dalam cerita ini.

Cara bertutur Helga Rif masih terasa bertele-tele dan berputar-putar. Tapi ada beberapa adegan yang mulus dan asyik terutama saat Alvira dan Guntur berinteraksi. Adalah beberapa moment yang chemistrynya bagus dan mengena.
Namun saat Alvira bertemu Dania, di situ terasa banget kaku dan basa-basinya. Ada dialog yang seolah dibuat untuk mencairkan suasana tapi kesan kakunya kerasa. Padahal Alvira diceritakan sudah berkecimpung di bisnis WO selama lima tahun, mestinya ia bisa luwes bernegosiasi tanpa basa-basi yang kaku. Seminder apa pun dia.

Ini memang pengalaman pertama saya membaca karya Helga Rif dan saya merasa belum kapok dan masih ingin membaca karyanya yang lain.

Yah, saya merasa novel ini lumayan untuk dinikmati di kala senggang, di kala sedang ingin mengenang cinta pertama. Atau saat sedang ingin baper gara-gara ingat setan eeh.... mantan. ;)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon