Judul buku: What A Gentleman Wants
Penulis: Caroline Linden
Alihbahasa: Meggy Soedjatmiko
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: Februari 2015
Tebal buku: 477 halaman
ISBN: 978-602-02-5848-5
BLURB
Marcus Reece, duke of Exeter, menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menyelamatkan saudara kembarnya dari masalah. Jangankan ucapan terima kasih, ia malah dihadiahi istri yang tidak diinginkan.
Hannah tak berdaya dan mengutuki kebodohannya. Kesulitan hidup membawanya ke altar bersama seorang pria yang hampir-hampir tidak dikenalnya. Merasa dipermainkan, dia malu, marah, dan yang lebih buruk lagi, menikahi orang asing yang dingin tak berperasaan.
Demi menghindarkan aib bagi keluarga Exeter, keduanya setuju untuk memainkan sandiwara sebagai suami-istri. Tetapi, hukum alam bekerja … percikan-percikan yang timbul telah membuat api berkobar. Akankah kepura-puraan itu hangus oleh kobarannya?
RESENSI
Sekali lagi Marcus berhasil menyelamatkan adik kembarnya, David, dari bencana skandal. Perselingkuhan David dengan Lady Barlow nyaris saja mengancam nyawa David. Maka selagi bisa Marcus menyuruh David untuk pergi ke luar London, hingga gosip mereda.
Di perjalanannya, David mengalami kecelakaan dan jatuh di dekat pondok Hannah, janda seorang pendeta. Hannah membawa David ke pondoknya dan merawatnya. Berdiam di pondok wisma pendeta di Middleborough yang sepi, David mendapati dirinya jatuh iba pada Hannah. Perempuan itu harus kembali ke rumah ayahnya bersama putri kecilnya untuk menjadi beban. Maka David menawari Hannah sebuah pernikahan.
Sayangnya ketika Hannah telah menjawab bersedia, David merasa gamang. Ia belum siap. Ia masih ingin bersenang-senang. Saat itulah sebuah ide melintas dalam benaknya.
Begitu pernikahan mereka terlaksana, David membawa Hannah dan Molly, putrinya, ke London. David menempatkan mereka berdua di rumah kakaknya, kemudian pamit untuk menyelesaikan urusan selama beberapa hari.
Hingga kemudian, setelah David pergi, Hannah menemukan seseorang di rumahnya, sama tampannya dengan David, namun lebih dingin dan angkuh. Pria itu, Marcus Edward Fitzwilliam Reece, Duke of Exeter. Dan pria itu membawa buku catatan dari gereja paroki, yang bukannya bertuliskan nama David sebagai suami Hannah, melainkan nama Marcus.
Akankah Marcus kembali membereskan masalah yang dibuat David? Siapkah Hannah sang janda desa melakoni perannya sebagai Duchess? Dan apakah mungkin mereka akan saling jatuh cinta?
----------------
Saya mendapatkan novel ini dari penulisnya, Caroline Linden, saat beliau mengadakan giveaway di facebook. Dan lumayan lama sampainya. Dua bulan saya baru bisa bersua dengan novel ini.
Jadi tadinya saya yang sudah pasrah jadi bersemangat untuk membacanya.
Sayangnya, saya nggak menyukai cover novel ini. Saya lebih suka cover aslinya. Perempuan dalam cover ini seolah bukan berasal dari abad yang sama dengan perempuan yang ada dalam cerita.
Cover asli What A Gentleman Wants :)
Prolognya cukup mengejutkan. Saya langsung saja dibuat tercengang dengan tindakan ugal-ugalan David, dan langsung terpukau dengan ketangkasan Marcus dalam menyelesaikan masalah.
Plotnya rapi dan gaya berceritanya benar-benar enak diikuti.
Saya biasanya suka dengan historical romance yang kekeluargaannya kental dan saling mendukung. Jadi saya suka banget dengan novel ini. Bukan hanya dari hubungan Marcus dan David yang solid, tapi juga hubungan Marcus dengan ibu dan adik tirinya yang hangat.
Memang, semua tokoh dalam novel ini so loveable. Marcus benar-benar tipe duke kesukaan saya, bertanggung jawab, kejam dan nggak kenal kompromi, tapi begitu jatuh cinta duhhh... berubah jadi pria romantis. Romantis dalam caranya sendiri.
Saya juga suka dengan Hannah yang praktis dan efisien. Nggak pakai drama dan nggak kebanyakan galau.
Saya bahkan dibuat jatuh sayang dengan Rosalind, ibu tiri yang terlihat menghormati dan menyayangi Marcus.
Chemistry-nya jangan ditanya lagi. Saya suka banget dengan cara Caroline Linden menunjukkan interaksi antar tokohnya. Terasa natural dan membekas di hati.
Saya juga menyadari bahwa penulis mulai mengubah David di novel ini. Di penyelesaian konflik, David mulai berubah. Dari yang tadinya adalah bajingan liar memesona menjadi saudara yang luar biasa. Dan saya pun jadi penasaran, akan seperti apa David di buku keduanya. Huhuuu~ nggak sabar banget buat baca.
Sementara untuk adegan kipasnya mengena banget. Meski awalnya sudah dibuat syok dengan kelakuan David, tapi sepanjang cerita sang hero dan heroine cukup dibuat frustasi menahan diri.
Sementara untuk adegan kipasnya mengena banget. Meski awalnya sudah dibuat syok dengan kelakuan David, tapi sepanjang cerita sang hero dan heroine cukup dibuat frustasi menahan diri.
Overall, saya suka novel ini dan menikmati setiap kalimatnya. Dan sepertinya mulai jatuh cinta pada tulisan Caroline Linden. Recommended banget. :)
0 komentar:
Posting Komentar