Minggu, 06 Maret 2016

[Resensi: Letters to Aubrey - Grace Melia] Surat-Surat Cinta untuk Ubii


Judul: Letters to Aubrey
Penulis: Grace Melia
Editor: Triani Retno A
Proof Reader: Herlina P. Dewi
Desain cover: Teguh Santosa
Layout isi: Deeje
Penerbit: Stiletto Book
Tahun terbit: Mei 2014
Tebal buku: 266 halaman
ISBN: 978-602-7572-27-0




BLURB

Congenital Rubella Syndrome merupakan kumpulan kelainan akibat virus rubella yang menginfeksi kehamilan seseorang.

Melalui buku ini, penulis mengajak kita masuk dalam perjalanan yang penuh warna ketika dia membesarkan putrinya yang berkebutuhan khusus–akibat terinveksi virus rubella. Ada penolakan, kecewa, dan juga letih yang lambat laun menjadi rasa ikhlas dan optimis. Sebagai ketua komunitas Rumah Ramah Rubella, penulis juga membuka wawasan kita tentang TORCH pada umumnya dan rubella pada khususnya. Dia pun menyerukan pesan kepada orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk terus optimis karena mereka tidak berjuang sendirian.

Semua informasi, pesan, serta rasa cintanya pada sang anak dituangkan dalam bentuk kumpulan surat dengan kata-kata yang ringan dan penuh makna. Buku ini sarat akan cinta seorang ibu pada anaknya. Lewat kumpulan surat ini, penulis ingin putrinya mengerti bahwa ia dicintai dan dibanggakan sebagaimana adanya. 


RESENSI

Menanti kelahiran buah hati pastilah pengalaman paling mendebarkan bagi sebagian besar ibu. Perasaan senang dan cemas silih berganti menjelang hari persalinan.
Maka ketika sang buah hati akhirnya datang ke dunia, saya yakin itulah saat seorang wanita merasakan cinta pada pandangan pertama yang sesungguhnya. Seperti apa pun kondisi buah hati.

Buku Letters To Aubrey ini mengajak saya untuk menyelami seluk perasaan Grace Melia dalam melahirkan dan membesarkan Aubrey Naiym Kayacinta. Nama yang sungguh cantik, secantik sang bayi.
Buku ini berisi surat-surat Grace teruntuk sang buah hati Aubrey, atau yang lebih akrab disapa Ubii, yang diceritakan terkena congenital rubella syndrome, akibat terinfeksi virus rubella sejak dalam kandungan.
Ubii mengalami gangguan pendengaran, kebocoran jantung, serta kerusakan saraf otak. Namun itu tak menghentikan Ubii untuk tumbuh sehat, pintar dan cantik dari waktu ke waktu. Waktu yang tak mudah, waktu yang membutuhkan kesabaran dan perjuangan, waktu yang spesial... karena Ubii memang spesial.

Melalui Letters to Aubrey, Grace membagi kisahnya selama menemani Ubii menjalani tes demi tes, terapi demi terapi dan menceritakan kemajuan-kemajuan yang berhasil dicapai Ubii. Juga kemajuan-kemajuan yang dicapai Grace dan suami sebagai orangtua.
Buku ini juga berusaha menyadarkan pembaca tentang pentingnya screening TORCH dan vaksin MMR bagi para calon ibu. Grace bahkan menjabarkan tentang dana yang harus ia keluarkan selama pengobatan Ubii untuk memberi perbandingan dengan dana pencegahannya.

Sebagai kader pembina keluarga yang memiliki balita di kampung, saya tahu bahwa sosialisasi TORCH sungguh minim sekali. Bahkan pertemuan dan penyuluhan rutin dengan tim puskesmas pun belum pernah sekalipun membahas secara mendalam apa, bagaimana dan seperti apa virus TORCH terutama bagi ibu hamil. Padahal di kampung saya ada satu anak spesial yang kemungkinan ibunya dulu juga terpapar virus TORCH.

Tadinya saya takut akan mewek-mewek sedih saat membaca buku ini. Tapi dugaan saya salah. Surat-surat ini ditulis bukan dengan kedukaan dan keputusasaan tapi ditulis dengan penuh cinta kasih dan harapan serta kebanggaan. Rasanya saya tersentuh dan tersentil dalam waktu bersamaan.

Saya rekomendasikan buku ini untuk para calon ibu juga para orangtua. Bagaimanapun kondisi putra-putri kita, mereka layak tumbuh dengan penuh cinta, penuh penerimaan dan penuh kebanggan diri. Tuhan mengasihi anak-anak, Tuhan juga mengasihi kita dengan menitipkan anak-anak yang luar biasa agar kita menjadi sempurna.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon