Selasa, 01 Maret 2016

[Resensi: Love in Edinburgh - Indah Hanaco] Cinta dan Kemanusiaan di Kota Edinburgh yang Cantik


Judul buku: Love In Edinburgh
Penulis: Indah Hanaco
Editor: Donna Widjajanto
Desain sampul: Orkha Creative
Desain isi: Nur Wulan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Februari 2016
Tebal buku: 232 halaman
ISBN: 978-602-03-2534-7



BLURB

Katya adalah karyawati toko kue di Edinburgh yang aktif sebagai relawan di beberapa badan amal. Sementara Sebastian adalah pemilik perusahaan parfurm yang sedang menyiapkan masa depan bersama kekasihnya.

Lewat sebuah reality show berjudul Underground Magnate, keduanya bertemu. Sejak awal, mereka punya banyak perbedaan. Katya, muslimah yang menemukan Tuhan justru saat berada jauh dari kota kelahirannya, Jakarta. Sebastian, pria Yahudi yang cenderung menjadi islamophobia usai ibunya menjadi salah satu korban runtuhnya gedung WTC. Namun, ada terlalu banyak hal tak terduga yang terjadi. Reaksi kimia di antara mereka terlalu kuat untuk diabaikan.

Ketika akhirnya Katya dan Sebastian punya kans untuk bersama, dosa masa lalu menghantui keduanya, menuntut penyelesaian. Bisakah cinta membuat mereka tetap bertahan?


RESENSI

Sebastian Meir senang luar biasa saat akhirnya bisa melamar Bridget, kekasihnya, dan diterima. Ia tak sabar merancang pernikahan dan menyelenggarakannya sesegera mungkin. Sayangnya, Bridget yang semula antusias malah lebih memprioritaskan kariernya dan ingin menunda pernikahan.
Merasa kesal Sebastian pun memilih mengikuti acara reality show berjudul Underground Magnate yang membuatnya bisa menyusup ke badan-badan amal di Edinburgh. Di salah satu badan amal itulah Sebastian bertemu Katya, gadis asal Indonesia yang menjadi relawan di beberapa badan amal.
Sebastian yang punya islamophobia sempat menjauhi Katya. Namun melihat kesungguhan dan kebaikan hati Katya mau tak mau Sebastian merasa berdebar. Apalagi setelah mereka jadi dekat, Sebastian akhirnya menyadari Katya adalah gadis yang istimewa.
Sayangnya ada penghalang besar di antara mereka. Bukan hanya tentang Bridget, tapi juga masa lalu Katya yang kelam dan keyakinan mereka yang berbeda. Akankah mereka bisa meruntuhkan penghalang dan menghadapi masa depan bersama?

-------------

Love in Edinburgh merupakan salah satu novel dari seri Around The World With Love, novel-novel yang mengisahkan kisah cinta dari kota-kota cantik di dunia yang berbalut nuansa islami. Konsep yang menurut saya unik dan keren.

Love in Edinburgh diceritakan dengan POV orang ketiga dari sisi Sebastian dan Katya. Alurnya mengalir maju dan plotnya begitu rapi. Bagi yang mengikuti novel Indah Hanaco pasti tahu kalau penulis yang satu ini selalu menggunakan diksi yang khas. Misalnya saja alih-alih menggunakan penunjuk waktu semacam detik atau menit, Indah Hanaco lebih memilih menggunakan detak jantung sebagai penghitung waktu jeda. Cantik dan khas.

Adakah yang tahu di mana letak Edinburgh? Saya merasa terpesona pada setting yang digunakan dalam novel ini. Kota cantik ini bukan hanya digambarkan melalui tempat-tempat yang indah dan berkelas tapi juga berlatar sosial-kemanusiaan yang menyentuh.
Melalui Edinburgh, Indah Hanaco memaparkan tentang keberagaman agama yang nggak menghalangi rasa kemanusiaan. Ada toleransi yang kental yang ditebarkan di tiap-tiap adegan. Pas dan bikin haru. Inilah yang saya harapkan ada dalam sebuah novel pop islami, gambaran tentang islam yang toleran.

Sayang untuk karakter novel ini, saya nggak mendapatkan feelnya. Saya suka dengan Katya, dia tangguh, pekerja keras, baik hati dan pemaaf. Kabur dari Jakarta hingga ke Edinburgh tentunya membutuhkan keberanian yang besar. Saya suka dengan karakternya.
Tapi Sebastian cukup memberi tanda tanya bagi saya. Gampang banget beralih perasaan dari Bridget ke Katya. Meski Katya memang mengagumkan tapi saya rasa Bridget pun sama mengagumkannya. Saya ingin tahu apa yang menyebabkan Sebastian akhirnya memilih Katya dan yakin Katya adalah belahan jiwanya? Saya ingin tahu kata-kata apa yang diucapkan Sebastian sehingga Bridget bisa dengan mudah melepaskan Sebastian dan menerima Katya. Saya penasaran. Karena saya rasa sejarah Sebastian dan Bridget tentunya cukup panjang dan serius.
Interaksi Sebastian dan Katya juga berasa kurang akrab. Kurang nyambung, mungkin karena mereka sama-sama tipe serius. Karena saya tahu ada karakter-karakter tokoh di beberapa novel Indah Hanaco yang chemistrynya lebih asyik dibandingkan Sebastian dan Katya.

Overall saya suka dengan novel ini. Ada banyak hal yang bisa saya dapatkan di dalamnya, tentang kemanusiaan, tentang toleransi dan tentang berjuang menghadapi hantu masa lalu melalui Katya. Saya rekomendasikan novel ini buat kamu yang suka menjelajahi keindahan sebuah kota sambil menguak rasa kemanusiaan dan toleransi yang pastinya bersemayam dalam jiwa kita.


Berikut adalah book trailer seri Around The World With Love tahap pertama: Edinburgh, Adelaide, Marrakech dan Paris. Bagus deh :))




0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon