Kamis, 24 September 2015

[Resensi: After Rain - Anggun Prameswari] Cinta yang Harus Memiliki Nurani


Judul buku: After Rain
Penulis: Anggun Prameswari
Penyunting: Ayuning
Proofreader: Jia Effendie
Desain sampul: Levina Lesmana
Penerbit: Gagas Media
Tahun terbit: Agustus 2013 (cetakan pertama)
Tebal buku: 324 halaman
ISBN: 979-780-659-6



BLURB

Mungkin aku dibutakan oleh cinta,
sebab akalku dikacaukan olehmu.
Seberapa banyak pun aku meminta,
kau takkan memilihku.

Ini yang kau sebut cinta?

Menunggumu bukan pilihan.
Izinkan aku meninggalkanmu,
dengan serpihan hati yang tersisa.
Dan jika ternyata dia yang ada di sana,
sama-sama menanggung keping-keping hati yang berhamburan,
saat kami saling menyembuhkan--salahkah itu?

RESENSI

Serenade Senja bersiap untuk memperingati 10 tahun hubungannya bersama Bara, dengan dress cantik dan dandanan sempurna ia ingin merayakan malam itu dengan sama sempurnanya. Namun pertanyaan dari Kean, sahabatnya, tentang hubungan mereka membuat Seren terhenyak.

"Are you sure he's the one?" (hal. 6)

Bara adalah cinta pertama Seren sejak Seren masih SMA, mereka telah lama berpacaran hingga menjejak usia hubungan 10 tahun. Tapi, kebahagiaan itu ternoda karena selama tiga tahun terakhir, Seren harus membagi Bara dengan Anggi dan Lily. Anggi istri Bara. Lily putri Bara dan Anggi.
Bara yang menikah dengan Anggi dalam ikatan perjodohan tak mampu melepaskan Seren karena sangat mencintainya. Sama halnya dengan Seren, ia pun tak bisa meninggalkan dan ditinggalkan Bara. Maka mereka tetap berhubungan di belakang istri Bara. Hingga malam itu.
Seren yang lelah dalam ketidakpastian sebuah penantian menginginkan Bara mengambil sikap. Memilih satu layaknya seorang gentleman. Sayang Bara tak mampu melepaskan Lily. Ia memilih Lily.
Seren pun mundur. Teratur. Dengan hati remuk ia sadar ia harus pergi dari hidup Bara, meskipun hati dan raganya enggan.
Seren memutuskan resign dari kantornya karena tak sanggup terus sekantor dengan Bara. Ia pun melamar menjadi guru bahasa Inggris di sebuah SMA. Di sanalah kehidupan barunya bergulir di bawah tatapan tajam seorang pak guru Elang, kerlingan nakal Kenzo, dan riuh para muridnya.
Sanggupkah Seren melepaskan Bara? Akankah ia menerima Bara saat pria itu siap menceraikan Anggi? Ataukah Seren telah menemukan jawaban dalam mata dan jiwa pria lain?

--------

Saat berhasil menemukan novel ini, saya hampir berteriak: finally!! Akhirnya saya berjodoh dengan After Rain setelah ngidam novel ini cukup lama.
Well, saya memang suka tulisan-tulisan Anggun Prameswari. Anggun adalah salah satu cerpenis koran yang cerpennya saya nantikan hadir di hari minggu ^^
Dan After Rain membuat saya semakin menyukai karyanya. Tema move on dalam After Rain mungkin akan menjadi biasa saja di tangan penulis lain, tapi di tangan Anggun, tema ini menjadi hidup dan mengaduk-aduk emosi saya.
Umm.. saya sih menganggap ini temanya move on, bukan perselingkuhan. Meskipun faktanya Seren merupakan selingkuhan Bara. Karena hanya di beberapa bab awal saja, Seren berstatus selingkuhan, selebihnya adalah usaha dia untuk melepaskan diri dari rasa cintanya terhadap Bara yang sudah mengendap selama sepuluh tahun.

Dengan menggunakan sudut pandang Seren sebagai 'aku', novel ini semakin mendekap saya dalam kerumitan perasaan Seren. Adegan-adegannya dipotret secara filmis. Diksinya disajikan dengan indah dan puitis. Beberapa analogi berasa menusuk dan membuat saya manggut-manggut. Bahkan sejak cerita bergulir di prolog, penulis sudah memberi twist dan membuat saya hanyut dalam pusaran emosi ceritanya yang bergelombang.

Pengkarakteran tokohnya kuat. Ada Seren yang membuat saya gemas setengah mati karena tetap bertahan mencintai pria yang jelas-jelas nggak mau berjuang. Ada Bara, yang saya rasa cukup egois dengan menggunakan cinta sebagai dalih. Ada Kean, sahabat Seren yang pastinya akan saya inginkan ada di kehidupan nyata. Every woman needs bestfriend like her.
Dua tokoh favorit saya dalam novel ini adalah Elang dan Kenzo. Elang yang dingin, tajam dan tertutup. Aih, kata siapa dia sulit dicintai? Justru saya langsung jatuh cinta dari lirikan-lirikan sarat maknanya. :)))
Andai saja guru musik SMA saya seperti Elang, saya nggak bakal bolos tiap mata pelajaran musik ^^
Dan Kenzo, murid cerdas, lumayan tengil tapi kritis. Gayanya waktu dia mempertanyakan kemampuan Seren di depan kelas saat hari pertama mengajar itu sungguh keren. Kelakuannya khas remaja yang kritis.

Deskripsi personal digambarkan dengan cukup detail. Raut wajah, gaya fashion yang digunakan, suasana sekitar jadi terbayang dengan jelas. Penggambaran lingkungan pekerjaan Seren juga sangat kuat. Terasa alami dan mengalir. Tentunya karena itu bidang pekerjaan yang sangat dipahami oleh penulis. Karenanya saya anggap untuk kali ini Anggun masih ingin berada dalam zona nyamannya.

Ada beberapa typo dalam novel ini:

* … tetapi dia yang satu-satunya tidak melihat… --> …tetapi dia satu-satunya yang tidak melihat… (hal. 50)
* ketang --> kentang (hal. 66)
* …dua atau tiga jam lagi? "Gue baru tidur," --> …dua atau tiga jam lagi? Gue baru tidur," (hal. 75)
* butih --> putih (hal. 94)
* lebih lebih --> lebih (hal. 138)
* "Here and There" ujar Kean. --> "Here and There," ujar Kean. (hal. 150)
* mencelos --> mencelus (hal. 264)
* muda --> muka (hal. 275)
* ...terhidang di meja --> ...terhidang di meja. (hal. 289)
*...tersenyum atau bagaimana --> …tersenyum atau bagaimana. (hal. 298)
* agi --> lagi (hal. 309)

After all, saya puaaas banget baca novel ini. Saya pribadi takut merekomendasikan novel After Rain, karena nanti pasti makin banyak yang klepek-klepek sama coolnya Elang :)))
Hahaha...
Hanya allert saja untuk pembaca yang sebal sama perselingkuhan atau pada perempuan yang jadi selingkuhan. Meski menurut saya justru moral cerita ini adalah untuk meninggalkan perselingkuhan dan terus melaju melanjutkan hidup.


TEBAR-TEBAR QUOTE

"Kita masih dua enam. There are so many fish in the sea. Bisa dipancing. Dibakar. Digoreng. Dicocol sambel terasi atau dabu-dabu. Dimasak tim." (hal. 3)

"Cinta itu nggak selalu berakhir di ranjang. Cinta berawal dari hati dan akan selamanya tinggal di dalam hati." (hal. 5)

Bodoh! Bara dan aku tidak boleh terlihat bersama. Entah seberapa dalam perasaan kami, tetap saja harus kami kubur rapat-rapat. Ini cinta atau bangkai? (hal. 22)

"Jangan pernah bilang lo nggak ada pilihan. Kita semua punya pilihan, cuma kadang kita malas melihat kemungkinan yang ada." (hal. 90)

Sungguh, pengabaian adalah bentuk hukuman terberat untuk orang yang kita cintai. (hal. 107)

"Kalau ada yang bilang bye, lebih baik kamu jawab see you. Kecuali kalau kamu benar-benar nggak mau ketemu dia lagi." (hal. 178)

"Patah hati bukan vonis mati." (hal. 189)

"Cinta itu energi, Seren. Lo nggak bisa menciptakan cinta di dalam hati lo, sama seperti lo nggak bisa menghancurkannya. By default, hati setiap orang itu berisi cinta." (hal. 194)

3 komentar:

N Firmansyah mengatakan...

Saya agak agak gak setuju sih kalo dibilang Seren selingkuhan. Tapi ya gitu deh. Haha

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Iya, selingkuhan itu kesannya perempuan yang ngerebut suami orang lain, padahal Seren nggak gitu. :((
Tapi tetap aja dia perempuan kedua :(

Anonim mengatakan...

Bacot banget anjng

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon