Judul buku: Chemistry of Love
Penulis: Netty Virgiantini
Penyunting: Starin Sani
Perancang & Ilustrasi sampul: Gloria Grace Tanama
Penerbit: Bentang Pustaka
Lini: Bentang Belia
Tahun terbit: Juli 2012 (Cetakan Pertama)
Tebal buku: 144 halaman
ISBN: 978-602-9397-35-2
Available at: bukupedia
BLURB
Mister Sa'id, Kimia, dan Emir, selalu sukses membuat sekujur tubuh Amma gemetar dengan alasan berbeda. Mister Sa'id membuat jam pelajaran Kimia serasa detik-detik penantian di Padang Mahsyar, Kimia menjelma jadi pelajaran paling sulit, dan Emir, si Jago Kimia, membuat dadanya selalu berdebar-debar.
Agar bisa mengimbangi Emir, harusnya Amma juga bisa menaklukkan Kimia. Tapi, boro-boro bisa bersahabat dengan pelajaran satu itu, Amma bahkan sering diusir ke luar kelas oleh Mister Sa'id. Ini juga dilema yang bikin Amma galau berat. Usahanya akan terjal dan penuh pengorbanan.
RESENSI
Ammarilla, cewek kelas X SMA ini punya ketakutan terbesar dalam hidupnya: Kimia dan Mister Sa'id. Bagaimana tidak, guru kimia itu selalu mengusirnya keluar kelas setiap kali ia tidak bisa mengerjakan soal kimia di papan tulis. Dan entah kenapa, Mister Sa'id selalu saja menunjuk Amma sebagai korban pertama. Jadilah Amma merupakan siswa pertama di kelasnya yang disuruh keluar kelas.
Yang lebih memalukan, Emir, siswa kelas sebelah yang paling pintar dalam pelajaran kimia, selalu saja memergoki Amma yang berada di luar kelas tiap pelajaran kimia. Tentu saja Amma malu karena Emir adalah pujaan hatinya.
Sahabat-sahabat Amma, Ayu dan Wulan, tentu saja menganggap hal itu sebagai bahan bercandaan. Mana mungkin, kan, cowok jago kimia, yang ditunjuk sekolah sebagai duta olimpiade bisa membalas perasaan cewek lemot bin oneng yang jadi langganan keluar kelas tiap jam pelajaran kimia?
Amma pun berusaha mencari cara agar ia bisa terhindar dari Mister Sa'id. Mulai dari mendiskusikannya dengan Mas Anan, kakak semata wayangnya, hingga berencana menggelar aksi damai bareng teman-teman sekelas.
Berhasilkah Amma menaklukkan kimia, Mister Sa'id dan Emir sekaligus? Apakah rencananya berjalan mulus atau justru gagal total?
-------
Saya baca novel ini dalam sekali lahap, nggak ada setengah hari sambil nunggu si sulung sekolah. Puas banget bacanya. Chemistry of Love benar-benar cerita yang manis dan lugu. Plotnya mengalir rapi dengan diksi renyah khas Netty Virgiantini.
Konflik dalam Chemistry of Love merupakan konflik yang biasa ditemui remaja. Siapa sih yang nggak punya guru killer semasa sekolahnya? Takut atau nggak takut, tetap saja kehadirannya membuat kulit meremang dan jantung deg-degan nggak karuan.
Saya sendiri kerap mendapat curhat dari murid-murid saya tentang guru killer mereka. Macam-macam model galaknya, dan macam-macam pula cara menghukumnya. Tapi saya rasa tindakan Pak Sa'id di novel ini nggak mendidik banget. Masa, anak yang nggak bisa ngerjain soal malah disuruh keluar kelas, seharusnya kan terus dibimbing biar bisa. Makanya saya sangat mendukung aksi damai Amma :p
Ada juga konflik yang terjadi di dalam banyak keluarga: orangtua yang menuntut anaknya jadi PNS. Hadeeeh ini keluarga saya banget :'D
Karakter Amma di novel ini polos banget. Pemikiran dan ucapannya begitu lugu dan membuat saya jadi ingin nguyek-uyek rambutnya saking gemasnya. Agak telmi dan gampang khawatir. Tapi lucu ^^
Saya langsung memfavoritkan Pak Trisna dari caranya mengajar. Aah... andai guru pelajaran kimia saya seperhatian dia :D
Bicara soal chemistry, saya suka chemistry antara Amma dan Anan, meski porsi dialognya sedikit, tapi rasa sayang kakak dan adik di antara mereka sudah berkesan kuat. Persahabatan antara Amma, Wulan, dan Ayu pun terlihat kompak. Meskipun saya pasti sudah merajam sahabat saya kalau sampai dia mengumumkan siapa gebetan saya di hadapan guru dan teman sekelas. :)))
Ada selipan pengetahuan juga yang rapi dan nggak berkesan tiba-tiba. Mulus banget masuknya ke dialog. Top deh.
Desain sampulnya meski sederhana tapi sudah mewujudkan tema cerita. Lucu kalau menurut saya, apalagi bookmark-nya berbentuk gambar vas seperti yang ada di sampul. Aah, Bentang memang paling unyu kalau bikin bookmark.
Saya merekomendasikan novel ini bagi pembaca yang ingin mendapatkan kisah ringan, lucu dan polos, namun memiliki makna yang dalam.
TEBAR-TEBAR QUOTE
Bukankah tugas seorang guru itu mendidik, mengarahkan, juga membimbing para siswa? Bukan malah membentak-bentak di depan kelas dan menghukum kalau mereka tidak bisa menyerap pelajaran dengan baik. Bukankah anak-anak seperti Amma seharusnya mendapat perhatian lebih daripada anak-anak yang sudah pintar dan harus dibimbing dengan penuh kesabaran? (hal. 14-15)
Mengapa kebanyakan guru hanya menyukai anak-anak yang pandai dan pintar? (hal. 15)
"Sekecil apa pun, yang namanya peluang pantas diperjuangkan." (hal. 19)
"Asal kalian tahu, ya, Nona-Nona sekalian, kalau yang namanya jatuh cinta itu udah sepaket sama sakit hati. Begitu kata para pujangga asmara yang hidup penuh gelora cinta." (hal. 20)
0 komentar:
Posting Komentar