Senin, 10 Oktober 2016

Cinta dan Dilema Persahabatan | Cinta Pangeran Es - Dinni Adhiawaty, Booktour



Sahabat, kita begitu kuat dalam jalinan yang melebihi persaudaraan. Tiang yang saling menopang satu sama lain. Sering aku terjatuh namun kau menegakkanku. Pun sebaliknya.

Sahabat, kau kekuatan sekaligus kerapuhanku. Bersamamu aku sanggup menghadapi apa pun, dan tanpamu aku bagai gigil yang kehilangan api.

Kita telah menapaki beragam jalan. Bukan hanya jalan nan mulus, namun yang terjal, yang berliku, hingga yang penuh duri. Tak sekalipun kita menyerah. Tak sekalipun kita berselisih jalan. Pertengkaran kita tak pernah menghancurkan. Malah perselisihanlah yang mendewasakan kita.

Namun....

Sejak kau mengenal cinta semua berubah.

Tak kudengar lagi suara gelakmu. Tak kurasa lagi kehadiranmu. Tak kulihat lagi ketulusanmu. Apa yang salah?
Yakinkah kau itu cinta?
Tak semestinya cinta meretakkan persahabatan. Tak seharusnya cinta merenggangkan ikatan. Tak seharusnya cinta mengekang dan membatasi langkahmu. Rasa cintamu padanya telah menjadi tembok besar di antara kita.

Rasa serba salah ini meremukkanku. Aku ingin menyadarkanmu. Aku ingin menyingkap kabut yang membutakanmu. Tapi kau semakin menjauh. Kau menolak mendengar apa pun. Cinta.... telah menutup mata dan hatimu.

Tapi aku tetap setia menanti. Aku tetap akan ada untukmu hingga nanti. Karena semestinya cinta dan persahabatan adalah rasa yang saling melengkapi. Bukan saling membelakangi. Dilema ini harus segera diakhiri.

Seperti halnya hubungan Cinta dan Andara di dalam novel Cinta Pangeran Es. Kehadiran Raffa dalam hidup Andara, membuat hubungannya dengan Cinta menjadi renggang. Padahal mereka telah bersahabat begitu lama, bahkan Andara selalu mendukung hubungan Cinta dan Andra. Namun rasa cinta Andara pada Raffa membuatnya tega menyakiti Cinta. Hanya demi keserakahan.

Novel Cinta Pangeran Es telah memberikan pelajaran yang menarik tentang meletakkan kepercayaan pada cinta dan persahabatan. Rasa sesal yang datang terlambat, juga kata maaf yang akan selalu dimiliki oleh seorang sahabat.

************GIVEAWAY TIME************



Kalian penasaran apa yang terjadi pada Cinta dan Andara? Ada kesempatan bagi kalian untuk mengikuti kisahnya dengan memenangkan satu eksemplar Cinta Pangera Es di blog saya. Mau? 😉

Caranya mudah saja kok:

1. Peserta adalah warga negara Indonesia atau memiliki alamat di Indonesia.

2. Follow akun twitter penulis dan penerbit @Diidee83 @KataDepan_ juga akun twitter saya @KendengPanali

3. Share giveaway ini dan jangan lupa mention ketiga akun di atas dengan hashtag #sepuluhharibicaracinta dan #booktourCPE.

4. Follow blog ini via email, G+ atau GFC (optional aja ya, kalau kalian merasa blog ini penting untuk difollow 😉)

5. Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar dan jangan lupa untuk menyertakan nama | akun twitter | alamat email. Dan pertanyaannya adalah:

Share yuk pengalaman kalian... Pernahkah kalian mengalami cinta dan dilema persahabatan? Bisa dari sisi Cinta, sisi Andara bahkan dari sisi Raffa.

6. Giveaway hanya berlangsung tiga hari dan ditutup pada tanggal 12 Oktober 2016 pukul 23.59 WIB.

7. Jika masih ada pertanyaan jangan segan colek saya di medsos yaa.. Good luck! 😊

**********UPDATE*******

Akhirnya Booktour Cinta Pangeran Es di blog saya telah berakhir. Terima kasih atas partisipasi teman-teman semua. Membaca jawaban kalian saya sadar betapa luar biasanya teman-teman dalam menghadapi dilema cinta dan persahabatan.
Jujur saya nggak bisa memilih mana jawaban terbaik, jadi saya pun meminta bantuan Mr. Random untuk memilihkan seorang pemenang. Dan yang beruntung mendapatkan satu eksemplar Cinta Pangeran Es adalah:

Aisyah Rahmatusysyifa
@pabooel

Selamat yaa. Saya tunggu nama, alamat dan nomor hape kamu di email saya nurinawidiani84(at)gmail(dot)com, paling lambat 2 x 24 jam.

Bagi kalian yang belum beruntung, jangan sedih. Masih ada kesempatan mengikuti rangkaian booktour CPE Sepuluh Hari Bicara Cinta. Tetap semangat ya 😘


46 komentar:

Pena Edelweiss mengatakan...

Nama: Ainny Edelweiss
Twitter: @PrinceesAsuna
Email: nuraeniamir7@gmail.com

jawaban:

Aku pernah. Dan itu sangat menyakitkan. Membaca review kak kendangpenali, mengingatkanku tentang persahabatanku dengan sahabtku. Melalui novel ini, aku pernah bernasib seperti cinta. Dulu, bersama sahabtku, kami merangkai mimpi bersama, selalu bersama-sama, sampai ngekos saat melanjutkan kuliah pun kami selalu bersama-sama. Hingga sahabtku dekat dgn seseorang sampai dia menjalin hubungan dengan laki-laki itu. Dan saat itulah, hubungan kami merenggang, posisiku sebagai sahabatnya digeserkan oleh dia yang menjadi kekasihnya. Aku sangat rindu dengan sahabatku, merindukan saat-saat kami bersama, akan tetapi, aku melihat sahabatku bahagia dengan laki-laki itu. Sedih rasanya. Tapi, aku menyayangi sahabatku. Klu itu yg membuatnya bahagia aku nggak boleh egois. Hanya saja, aku rindu sahabatku yg dulu.

Aku penasaran seperti apa cinta mengatasi smua hal yg dy alami terutama saat shbtnya Andara dkt dgn org lain? Dan smga sja aq bsa belajar bxk hal dr cinta yg sampai saat inipun merindukan sahabatku.

sekian kak :)

She Spica mengatakan...

Nama: Diah P
Twitter: @She_Spica
Email: pujiawati747@gmail.com
Link share: https://twitter.com/She_Spica/status/785324333010780161

Pengalaman persahabatan dilema cinta yg kualami terasa menyedihkan. Aku punya sembilan sahabat yg bagiku mereka sudah kuanggap seperti keluarga sendiri. Ketika SMA, salah seorang sahabatku terlibat pacaran dgn orang yg menurut kami tak benar. Dia yang kukenal sangat polos dan bersahaja, bahkan berubah mnjadi seseorang yg benar tak kami kenali lagi. Dgn patuhnya dia mngikuti sang pacar untuk keluar malam, bahkan tak pulang. Ibunya sampai menangis pada kami shingga kami pun menasehatinya.
Awalnya dia hanya manggut2 saa dgn nasehat kami, ternyata setelahnya kelakuannya pun kian mnjadi. Dia jadi lebih sering bolos sekolah bahkan berani berbohong kpda orang tuanya memakai alasan kami. Saat itu kami masih lapang dada melihat kelakuannya, namun yg lebih menyakitkan, dia sudah mulai berani menyakiti perasaan kami dgn kata2nya bak sebilah samurai. Hati kami tercabik. Kami terluka. Sebagian dari kami sudh tak mau peduli kepadanya sedang sebagian lgi mash brusaha mmbuat dia untuk berubah.
Pd akhirnya dia malah lebih memilih untuk tak lagi bersahbat dgn kami yg katanya tukang ceramah. Dia lebih memilih pacarnya dan terus melakukan perbuatan yg menyakiti kluarganya.
Aku dn sahabat yg lain akhirnya mnyerah juga untuk memertahankan dia. Seseorang yg tidak mau dipertahankan. Namun bagaimanapun kmi masih mnerima pintu maaf jikalau dia masih ingin brsilaturhmi kpada kami. Dan smpai hari ini kami masih menunggu niat baiknya itu.
Terima kasih.

She Spica mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Ananda Dwi mengatakan...

Nama : Ananda Dwi R
Twitter : @AnandaDwi354
email : ananda.dwirahmawati313@gmail.com

Jawaban: Pernah banget. Sekitar 2 tahun lalu, aku dilema antara pilih cowok yang aku suka atau persahabatan.
Sahabatku, bukan cuma 1 juga suka cowok itu.
Awalnya aku deket banget sama si cowok, tapi setelah tau sahabat-sahabatku juga suka, aku lebih baik mundur.
Toh, rasa suka ku belum terlalu dalem, jadi agak gak sakit hati.
Aku juga lebih pilih sekolah, takut nantinya ganggu sekolah.
Kemunduranku ada 2 keuntungan ternyata, satu sahabat tetep, dua, pendidikan gak terhambat. Sampe sekarang masih inget, Beny jadi pelajaran berharga buat aku.

Makasih kak.

Ananda Dwi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Heni Susanti | @hensus91 | henis_minozz@yahoo.com

Dilema cinta dan persahabatan yang pernah kualami lebih karena kesalahpahaman.

Aku memiliki teman cowok satu jurusan yang cukup dekat denganku karena kami sering mengerjakan tugas bersama. Lalu karena sering datang ke kos dia akhirnya berkenalan dengan sahabatku yang juga satu kos.

Awalnya aku tidak merasa ada yang aneh dari hubungan mereka karena sikap mereka biasa saja. Sampai kemudian teman cowokku meminta bicara berdua dengan wajah serius yang membuatku berpikir pasti ada yang salah. Dan ternyata benar saja.

Dia bilang sudah jadian dengan sahabatku selama sebulan dan hubungan mereka merenggang karena sikap sahabatku yang menjauh. Alasan yang dia berikan juga mengejutkan karena tidak ingin menyakitiku. Dia pikir aku menyukai cowok itu dan kalau aku tahu mereka jadian maka aku akan sakit hati.

Saat itu aku baru ngeh alasan dia bersikap amat sangat baik padaku. Dia pasti berpikir sudah melakukan kesalahan padaku sehingga berusaha menebusnya.

Barulah setelah itu aku mendatangi sahabatku dan memarahinya habis-habisan karena melakukan semua hal itu. Menutupi perasaannya, backstreet dan menyakiti diri sendiri untuk alasan yang tak dikonfirmasi. Padahal kedekatanku dengan si cowok pure sebatas teman dan aku tidak memiliki perasaan lebih.

Jadi, mungkin dilema cinta dan persahabatan lebih dirasakan sahabatku. Cuma aku memang berperan menciptakan itu.

Skr mengatakan...

Nama=Sekar ayu kinasih
Twitter=@Sekarayukinasii
Email=Sekar.ayu1.sa@gmail.com

Jawab
Saya pernah mengalami cinta.kadang menyenangkan dan kadang juga menyakitkan.cinta itu rasa yang yang teramat sangat untuk nya dan cinta terasa lengkap jika orang itu membalas perasaan kita.tapi realita terkadang tidak sebaik itu.mungkin termasuk saya yang mengalami pahitnya cinta.yaa pasti pernah kan cinta bertepuk sebelah tangan.well itu yang saya rasakan.apalagi orang itu mencintai teman kita sendiri.menyakitkan.dan teman ku itu ingin aku memberi saran.walaupun rasanya menyakitkan tapi aku senang jika dia dan temanku senang.aku doakan mereka yang terbaik..
Dilema sahabat pasti pernah.terkadang saya bertanya apa itu sahabat??saya punya sahabat 5 orang saat SMP.tapi saat SMA kami sekolah berbeda.saya hanya akrab jika hanya 1 orang tapi jika kami semua berkumpul saya menjadi kaku tidak tau ingin bicara apa..saya jadi dilema.apa mereka sahabat saya??jika iya kenapa saya tidak bisa membiasakan diri dengan mereka??kenapa saya seperti ini..entahlah..saya harap ada yang bisa menjawabnya nanti..terima kasih

Unknown mengatakan...

Nama: retno
Twitter: @retnomauli08
Link share: https://twitter.com/retnomauli08/status/785351087767203844

Saya juga pernah mengalami,mungkin sekitar 9th yang lalu.. dulu saya semasa kecil punya sahabat cwo kemana" slalu berdua, rumah kita sebelahan.. dan dulu kita juga saling suka satu sama lain, tapi semenjak aku punya sahabat baru cwe pindahan dr surabaya, kita jadi ber3 klo kemana" gak lg ber2. Dan seiring waktu sahabat cwo ku mulai suka sm shabat cwe ku yg dr srbaya itu, emang sih klo dibandingkan dengan dia jauh lebih cantik drku.. dan aku merasa dikhianati oleh shabtu baruku, pdahal dia tau klo aku suka sm sih shbat cwoku.. merasa dilema, tp aku memilih mengalah merelakannya krn perasaan mreka saling suka semenjak kita ber3 bermain brsama.. tapi persahabatn kita gak bisa seperti sediah kalah, aku merasa renggang dgn mreka.. tp aku jg masih menganggap mreka shabatku smpek skrng. Dan 9th berlalu kita br3 semakin dewasa, dan masih saling berpapasan dgn senyum canggung krn kita semua tetanggaan. Dan smpk itu pershabatan kita gak bisa seperti dlu lg.

Manda Netti mengatakan...

Nama : Manda Netti
Twitter : @MandaNetty
Email : Manda.net09@gmail.com


Pernah, ketika say dan dia tak lagi mendapatkan waktu untuk sekedar minum kopi bersama atau bahkan sekedar say hello denganku. Dia terlalu sibuk dengan pacarnya hingga persahabatan kita menimbulkan jarak yang begitu sulit untuk dilipat. Saya tahu mau sedekat apapun dan selama apapun hubungan kita tetap saja akan terkalahkan dengan yang namanya pacar, padahal sebenarnya disitulah ujian untuk persahabatan kita. Semua terasa begitu menyakitkan ketika kita tidak lagi saling berbagi. Dan Orang yang paling dekat dengan saya adalah orang yang memiliki kesempatan besar untuk menyakiti saya. Tapi sesakit apapun itu semua kita harus tetap kuat bukan? Meski tidak semua hal yang menyakitkan akan mudah untuk dilupakan, Mungkin memang tidak mudah tetapi bukan berarti tidak bisa, kita harus tetap memaafkannya. Jadikan semua itu pelajaran hidup yang akan menjadi kenangan.

Unknown mengatakan...

nama: mariyam
twitter: @mariyam_elf
link share: https://twitter.com/mariyam_elf/status/785379632413499392
email: mariyam.riya96@gmail.com

pernah,, dulu pas zaman SMP. aku punya sahabat cewek dan cowok sekaligus, awalnya sih sahabatan sma yg cwok. pas akhirnya aku ikut ekskul tari aku sahabatan sma si cwek. lah si cwok itu tau aku shabatan sma si cwek, akhirnya mnta comblangin soalnya dia udh lama suka sma si cwek :3 disitu aku nyesek, soalnya aku suka sma si cwoknya itu. nah kan aku jdi dilema pake bget, tp demi persahabatan, akhirnya aku comblangin mereka smpai jadian. yaudah deh aku rela berkorban demi sahabat, dripda harus rusak persahabatanku. alhamdulilah smpai skrg mereka msh pcaran :D

Unknown mengatakan...

Nama:Feby Aulia Ayundita
Twitter:@febyaulia316
Email:feby.auliaayundita@gmail.com

Pernah, dulu itu aku suka sm cowo. Trs aku jg sering chat-an sm doi. Dan aku punya shbt-cewe-, dan trnyata mereka-shbt&cowo yg kusuka- aering jg chat-an dibelakangku. Aku kesel,sedih,kecewa bgt sm mereka. Pas aku tanya shbtku trnyata dia jg suka sm cowo itu, trs dia nnta naaf sm aku gabilang dari awal,disitu aku kecewa bgt knp dia ga ngomong dari awal klo dia suka, kan aku bisa mundur. Karena cinta itu ikhlas aku ikhlasin aja cowo itu sm shbtku drpd prshbtn ini rusak. Mending kehilangan cinta dripada kehilangan shbt karna shbt itu susah bgt dicarinya apalg shbt sejati. Tapi kan cinta msh bisa dicari walau move on dari dia ga gampang si hehe. Tp aku bersyukur karna kputusan ku utk ikhlasin dia prshbtan aku jadi tmbh erat jg lebih slg trbuka😊. Semua masalah pasti ada hikmahnya hehe

Unknown mengatakan...

Nama : Juaniva Sarah
Twitter : @JuanivaSarah
Domisili : Jakarta Timur
Linkshare : https://mobile.twitter.com/JuanivaSarah/status/785423960431177728?p=p

~Pertanyaan :
Share yuk pengalaman kalian... Pernahkah kalian mengalami cinta dan dilema persahabatan? Bisa dari sisi Cinta, sisi Andara bahkan dari sisi Raffa.

~Jawaban :
Takdir Cinta mungkin memang sering mempermainkan kita, seperti halnya sahabat jadi cinta, atau cinta bisa menjadi sahabat kita kelak tidak akan ada yang tahu rencana Tuhan kedepannya. Jika aku melihat pertanyaan tersebut, seperti halnya aku melihat masa lalu ku, saat aku masih ABG tanggung dan baru mulai suka2an sama seorang laki-laki. Pengalamanku dulu, ketika aku dan sahabatku masih duduk di bangku SMP, kami sama-sama menyukai satu cowok yang sama. aku mengetahui itu, aku pernah melihat buku hariannya dan mengetahui bahwa ternyata dia memendam rasa pada laki-laki itu, bilang saja aku lancang, tapi jika aku tak mengetahuinya entah apa yang akan dia rasakan nanti. Aku memendamnya sendirian, tapi tidak dengan sahabatku, dia tidak tau bila aku juga menyukai laki-laki itu. Awalnya berjalan biasa saja, tanpa seorang pun yang tahu bahwa kami menyukai laki-laki yang sama. Hingga suatu ketika entah mengapa kami justru malah semakin dekat dengan lelaki itu, bahkan kita pernah jalan bersama walau bukan hanya bertiga. Dan saat yang tak terduka pun datang, kamia sering chat dan ngobrol lewat BBM dulu. Cowok itu ternyata suka juga pada ku, entah jika kalian tau, betapa bahagianya aku, kalian pasti merasakan hal yang sama jika perasaanmu terbalaskan. Namun di satu sisi aku mencemaskan sahabatku, ini yang menbuatku Dilema. aku memberitahu laki2 itu bahwa aku tak bisa menerimanya, karena sahabatku juga suka padanya. Kalian tau apa yang dia lakukan? dia marah pada sahabatku dan mengatakan kata2 yang pedas! disitulah aku marah, aku tak suka bila ada seorang laki2 yang berani berkata kasar pada perempuan, bahkan jika itu adalah org yg aku suka. Aku pun memilih untuk menjauhinya, bagiku tak ada yang lebih penting dari pada sebuah Persahabatan! pacar bisa dicari, tapi sahabat yang sejati susah untuk kita dapatkan. Bila seseorang yang ingin mendapatkanku, berarti dia juga harus dapat menghargai sahabatku itu.
karena Cinta bukan hanya dapat menerima, tetapi juga harus menghargai

Unknown mengatakan...

Nama: Ismi Indri Yani
Twitter: mimii797
Email: ismiindriyani24@gmail.com


Aku pernah ngalamin itu, hal yang sama seperti yang Cinta alamin. Ketika sahabatku semakin menjauh begitu dia punya seorang pacar. Dia yang awalnya sering berbagi apapun dengan aku tiba-tiba berubah, dia seperti menjadi orang lain. Nggak pernah ada lagi waktu untukku kalau aku ingin mengajaknya main, dia hanya mau kemana-mana sama pacarnya. Dan yang paling aku sesalkan adalah hubungan mereka yang hanya sekedar pacar sudah melebihi batas wajar. Dia pacaran diam-diam tanpa diketahui orang tua, selalu pulang larut malam. Aku cuma ingin dia kembali jadi sahabatku yang dulu, yang lugu, cantik dan menyayangiku. Aku akan selalu menunggu saat itu tiba sahabat.

Unknown mengatakan...

Nama: Ismi Indri Yani
Twitter: mimii797
Email: ismiindriyani24@gmail.com


Aku pernah ngalamin itu, hal yang sama seperti yang Cinta alamin. Ketika sahabatku semakin menjauh begitu dia punya seorang pacar. Dia yang awalnya sering berbagi apapun dengan aku tiba-tiba berubah, dia seperti menjadi orang lain. Nggak pernah ada lagi waktu untukku kalau aku ingin mengajaknya main, dia hanya mau kemana-mana sama pacarnya. Dan yang paling aku sesalkan adalah hubungan mereka yang hanya sekedar pacar sudah melebihi batas wajar. Dia pacaran diam-diam tanpa diketahui orang tua, selalu pulang larut malam. Aku cuma ingin dia kembali jadi sahabatku yang dulu, yang lugu, cantik dan menyayangiku. Aku akan selalu menunggu saat itu tiba sahabat.

Unknown mengatakan...

Nama: Ismi Indri Yani
Twitter: mimii797
Email: ismiindriyani24@gmail.com


Aku pernah ngalamin itu, hal yang sama seperti yang Cinta alamin. Ketika sahabatku semakin menjauh begitu dia punya seorang pacar. Dia yang awalnya sering berbagi apapun dengan aku tiba-tiba berubah, dia seperti menjadi orang lain. Nggak pernah ada lagi waktu untukku kalau aku ingin mengajaknya main, dia hanya mau kemana-mana sama pacarnya. Dan yang paling aku sesalkan adalah hubungan mereka yang hanya sekedar pacar sudah melebihi batas wajar. Dia pacaran diam-diam tanpa diketahui orang tua, selalu pulang larut malam. Aku cuma ingin dia kembali jadi sahabatku yang dulu, yang lugu, cantik dan menyayangiku. Aku akan selalu menunggu saat itu tiba sahabat.

Unknown mengatakan...

Nama: Ismi Indri Yani
Twitter: mimii797
Email: ismiindriyani24@gmail.com


Aku pernah ngalamin itu, hal yang sama seperti yang Cinta alamin. Ketika sahabatku semakin menjauh begitu dia punya seorang pacar. Dia yang awalnya sering berbagi apapun dengan aku tiba-tiba berubah, dia seperti menjadi orang lain. Nggak pernah ada lagi waktu untukku kalau aku ingin mengajaknya main, dia hanya mau kemana-mana sama pacarnya. Dan yang paling aku sesalkan adalah hubungan mereka yang hanya sekedar pacar sudah melebihi batas wajar. Dia pacaran diam-diam tanpa diketahui orang tua, selalu pulang larut malam. Aku cuma ingin dia kembali jadi sahabatku yang dulu, yang lugu, cantik dan menyayangiku. Aku akan selalu menunggu saat itu tiba sahabat.

Unknown mengatakan...

Nama: Ismi Indri Yani
Twitter: mimii797
Email: ismiindriyani24@gmail.com


Aku pernah ngalamin itu, hal yang sama seperti yang Cinta alamin. Ketika sahabatku semakin menjauh begitu dia punya seorang pacar. Dia yang awalnya sering berbagi apapun dengan aku tiba-tiba berubah, dia seperti menjadi orang lain. Nggak pernah ada lagi waktu untukku kalau aku ingin mengajaknya main, dia hanya mau kemana-mana sama pacarnya. Dan yang paling aku sesalkan adalah hubungan mereka yang hanya sekedar pacar sudah melebihi batas wajar. Dia pacaran diam-diam tanpa diketahui orang tua, selalu pulang larut malam. Aku cuma ingin dia kembali jadi sahabatku yang dulu, yang lugu, cantik dan menyayangiku. Aku akan selalu menunggu saat itu tiba sahabat.

Unknown mengatakan...

Nama: Rinita
Twitter: @RinitAvyy
Email: rinivir90@gmail.com

Pernah. Ceritaku dimulai saat aku memiliki sahabat baik. Yang kukenal awal mos SMP, lalu menjadi teman sebangku-ku selama 3 thun.

Semua berjalan normal, sampai suatu hari ada salah seorang teman sekelas yg ku taksir tiba-tiba melakukan pendekatan. Ku kira ia menyukaiku, soalnya ia sering mengirim sms. Dan Ternyata..
Yg paling menyesakkan hati, ternyata...
Ia sedang melakukan usaha melalui diriku buat dapetin nomor telepon sahabatku. Ngebayang nggak sih gimana rasanya aku waktu itu? Patah hati gagal move on. Apalagi yg di taksirnya sahabatku sendiri.
Setelah tahu fakta itu, apa yg bisa kulakukan? Menjauhi sahabatku? Tidak, itu mustahil, bahkan aku tak punya pemikiran seburuk itu. Menjauhi orang yg ku suka? Tidak, itu malah nggak mungkin lagi. karena ia telah menjadi temanku sejak kecil, apa pantas aku tiba-tiba menjauh. Bisa2 terbongkar rahasia yg ku pendam dalam-dalam. Dan yg kulakukan adalah Aku tetap berusaha bersikap normal, seolah semua baik-baik saja. Awalnya agak berat dan ada sesuatu yg buat sakit hati, tapi lama-lama semuanya berjalan baik. Hingga sekarang pun hubungan kami tetap baik, tetap saling komunikasi, masih lanjut ngadain reuni tiap tahun bersama teman angkatanku dulu, dan aku yakin rasa suka masa lalu itu hanya sebatas rasa kagum & cinta monyet ala anak biru-putih, yang yakin deh, nginget masa itu kadang bikin aku mau nertawain diri sendiri. Kok bisa sih aku terkena sindrom cinta monyet?

Unknown mengatakan...

Nama: Rohaenah
Twitter: @rohaenah1
Email: rohainalilis@gmail.com
Jawaban: pernah dulu pas masih baru2 kenal cinta. Aku satu sekolah dari SD sama temen cowok,dan diam2 aku menyukainya. Namanya masih anak2,jadi cuma baru sekedar suka kaya gitu doang. Sampai SMP kita masih 1 sekolah,dan aku masih tetap "jadi pemuja rahasianya". Pas SMP tentunya aku punya teman2 baru,disinilah saya punya teman dekat cewek,sebut saja dia Mawar(kayak di tv yeee)😆. Suatu saat saya pergi jjs sama teman cowok *tapi bukan cowok yg aku taksir, tak sengaja dia membicarakan gebetan aku,dan terungkaplah kalau ternyata dia menyukai temanku si Mawar itu. Duh,berasa banget sakitnya sambil denger cerita dada berasa nyesek. Maklum cinta pertama suka sama cowok eh dia malah suka ama temenku. Dari situ akhirnya saya coba untuk melupakan tentang dia,karena memang dia pun tidak pernah tau perasaanku ini. Sama Mawar saya tetap berteman seperti biasa meskipun tak mudah karena memang ada rasa iri yg menggelayuti,untung aja dulu masih remaja yg sedang seneng2nya maen dan nyari temen banyak jadi aku berusaha mengalihkan perasaan itu ke hal yg lebih bermanfaat,seperti mendalami ekskul di sekolah. Lambat laun aku bisa melupakannya. Sampai sekarang kita masih berteman.

Elsita F mengatakan...

Nama: Elsita F. Mokodompit

Twitter: @sitasiska95

Email: elsitafransiska@gmail.com

Link share: https://twitter.com/sitasiska95/status/785424757223141380



Aku sebenarnya belum pernah berada pada posisi dilema sahabat dan cinta. Hanya saja ada salah satu kisah cintaku yang mungkin serupa tapi tak sama. Jadi, dulu aku pernah mencintai seseorang secara diam-diam. Cukup lama, hampir 2 tahun! Kami memang dekat, meski tidak bisa dikatakan sahabat. Tapi kami memiliki hobi yang sama dan seringkali terlibat perbincangan seru tentang hal2 lucu, yang kami suka dan tidak suka hingga cerita masa lalu. Keakraban itu sangat terasa dan kadang bisa memakan waktu hingga subuh. Aku suka dia, tapi dia mungkin saja tidak. Aku suka dia, tapi aku tidak berani mengungapkannya.

Waktu berlalu, aku bertemu dengan seseorang. Perkenalan singkat yang berakhir pada kedekatan dan curhat2an. Aku pun menceritakan perihal cinta terpendamku padanya, awalnya ia bersimpati, mendengarkan tanpa banyak menyela tapi lama kelamaan dia malah menunjukkan rasa tidak suka kemudian mengaku kalau dia cinta aku. Aku kaget jelas! Nggak pernah menyangka dan mengira, aku tentu saja menolak karena aku nggak suka dia. Tapi dia kemudian mengajukan pilihan yang amat berat untuk ku lalukan. Mengaku pada orang yang sudah lama aku cintai itu, atau dia akan meninggalkan aku dan nggak akan mau lagi menjadi sahabatku 😳

Humaira mengatakan...

Humaira | @RaaChoco | humairabalfas5@gmail.com


Share yuk pengalaman kalian... Pernahkah kalian mengalami cinta dan dilema persahabatan? Bisa dari sisi Cinta, sisi Andara bahkan dari sisi Raffa.


Pernah bangettt.

»» Kejadian pas waktu kelas 1 SMA, sahabatku ini teman sebangku aku. Dekat karena kami sudah duduk bersama sejak awal MOS, ditambah seringnya ngobrol bikin aku dan sahabat aku ini makin akrab. Sampe ada 2 orang cowo yang juga duduk sebangku sejajar dengan kami yang jaraknya terpisah 1 baris, sering melirik dan tersenyum ke tempat kami duduk. Seperti itu terus sampe aku mulai menyukai salah satunya. Tiba-tiba suatu hari aku dapet kabar kalo sahabatku ini jadian sama salah satu cowok yang suka melirik itu yang ternyata adalah orang yang aku sukai diam-diam. Sedih karena aku dengar kabar itu bukan dari sahabatku sendiri, kami kan sering curhat, jadi merasa aku tak dianggap sahabat seperti aku yang menganggapnya seperti itu. Sebenernya patah hati juga, tapi sejak awal salah aku yang memutuskan untuk mencintai secara diam-diam, ya udah. Ditambah awalnya kami tak ada perubahan, tapi lambat laun hubungan persahabatan kami mulai berbeda, kami memiliki jembatan tak terlihat yang terbentang diantara kami. Waktu kebersamaanku dengannya yang hanya bisa di sekolah berkurang sejak dia pacaran. Awalnya aku menganggap 'namanya orang lagi kasmaran', tapi lama-lama jadi makin sedih, karena dia adalah satu-satunya sahabat yang aku punya saat itu. Tapi selain punya pacar, dia juga jadi dekat dengan seorang siswi lain, rasanya seperti tersisih :(. Sampai akhirnya kami pisah kelas di semester kedua, dan hubungan kami mulai merenggang, padahal sahabatku ini sudah putus dari pacarnya itu. Sampai kelas 3 meski berbeda kelas, kami masih sering bertemu, tapi ada rasa canggung diantara kami. Rasanya jauh sekali untuk bisa mengulangi masa-masa seperti kelas 1 dulu. Aku juga ga tau kenapa kami bisa berjarak sejauh itu, aku masih ingin bersahabat dengannya sejak kami berpisah kelas dulu. Meski kami cuma berteman selama 6 bulan, aku bersyukur pernah punya sahabat sepertinya, dan aku masih menganggapnya sahabat walau sekarang kami sudah lost contact :')

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Nama : Novelia Arista Damayanti
Twitter : @leenovel
Domisili : Yogyakarta
Email : noveliasone1130@gmail.com
Link share : https://twitter.com/leenovel2/status/785470164967927808

Pernah jatuh cinta. Tp cinta monyet kali klo org bilang. Suka sma tmen beda kelas gitu ya cma skedar kagum aja abis ganteng gitu sihhh haha,sukanya gk serius serius amat dulu itu. Terus shabatku diem diem juga naksir dia,gk tau deh naksir bneran ato engga. Sampe aku inget bgt gk sengaja bca tulisannya yg dia tulis di buku mapel bhsa jawa. Tulisannya gini nih : aku seneng banget diboncengin dia. Soalnya bbrpa hri yg lalunya shabatku diboncengin doi pke motor matic punyaannya, itupun krna ada urusan apa gitu aku lupa. Bukan krna doi nya yg niat boncengin. Kwkw. Itu lucu lucu kecewa dikit aku rasanya,cma dikit kok. Si shbatku td pake sembunyi-sembunyi sgala suka sma cowok. Gk ush malu lah, kalo suka ya bilang aja kan. Biar kita bersaing secara sehat. Wesyeh haha. Lagian kan gk ada yg bisa nyalahin cinta ini. Untungnya kita berdua gk pke berselisih ato dilema segala gara gara itu cowok ganteng, krna akhirnya jga si doi gak d yg jdian sma slah satu diantara kita. Kamipun damai bersahabat. Kwkw

Novita Romli mengatakan...

Nama : Novita
Twitter : https://mobile.twitter.com/Vita_Novita26
Email : novitaromli@gmail.com

Pernah.ketika itu pada malam hari tanpa sengaja aku dan pacar temaku saling curhat satu sama lain lebih tepatnya pacar temanku yang curhat dengan ku,sedangkan aku hanya memberi saran kepadanya. Kami hanya berbincang-bicang seputar kehidupan dia dan keluh kesah dia dengan temanku. Aku hanya menyimak dan sekali memberi tanggapan. Masalah mucul ketika temanku meminta temannya yang lain untuk melihat kami dan aku dan pacar temanku saat melihat temannya yang lain hanya menceloteh malahan aku menyapa temannya ketika itu dia muncul bukan muncul lebih tepatnya mengintip kami. Dan saat itu aku menyapanya tapi temanku tidak menyapa balik. Aku hanya mengapa bahu tanpa tahu ekpresi dia.

Pada pagi hari saat mulai sekolah. Ketika aku masuk ke dalam kelas tempat duduk yang aku tempati terisi oleh orang lain. Saat itu aku bingung aku harus duduk di mana dan bingung apa yang terjadi. Ternyata bukan hanya aku saja di buat bingung tapi teman sekelasku juga. Ya sudah aku hanya mengangkat bahu dan mencari tempat duduk yg kosong.

Pada malam hari mama bilang kalau aku merebut pacar temanku sendiri. Aku hanya bisa kaget saat itu gosip dari mana itu. Oh ternyata mama tahu gosip itu dari orang tua temanku. Ya aku jawab aja yang terjadi saat itu gak seperti yg di gosipkan. Ya walaupun fakta yang bilang pacar temanku 'pernah' menyukaiku itu memang benar tapi aku tidak pernah menyukai dia.

Ketika itu aku mulai sadar terjadi ke salah pahaman antara aku dan temanku. Aku mulai berbicara dengan pacar temanku untuk berbicara dengan temanku bahwa yang terjadi bukanlah seperti itu.tapi pacarnya hanya bilang 'ya sudah biarkan saja'. Aku bingung apa yang harus aku lakukan karena temanku mulai menjaga jarak dengan ku tanpa mau mendengarkan penjelasan ku.pasahal ini hanyalah kesalhpaham.

Dan saat itu bukan hanya temanku saja yang menjaga jarak denganku tapi teman sekelasku mulai menjaga jarak dengan dia. Aku tidak tahu kenapa teman sekelas menjaga jarak dengan dia, karena aku hanya menceritakan permasalahku ke satu orang.tapi masalah itu sudah berlalu dan kami melupakannya walaupun harus aku yang harus menapa duluan.

Unknown mengatakan...

Nama: Nurwahidah
Twitter: @wawha_cuza
Email: wawcuz@gmail.com

Jawaban:
Aku pernah ngerasainnya saat SMA. Si cowok adalah teman SMP-ku namun kami nggak begitu akrab, si cewek kenalanku di SMA, dia tanya-tanya aku mengenai si cowok itu. Itulah awal mulanya kami bertiga dekat (sebenarnya aku udah naksir si cowok) tapi karena semua orang di angkatan kami udh tau teman cewekku ini suka sama si cowok, akunya diem aja. Kemudian si cowok sadar bahwa dia cuma sayang sama temanku tadi bukan cinta, dia pun jaga jarak dengan sicewek namun aku dan si cowok tetap dekat, hingga hubungan kami bertiga nggak enak. Aku berada di antara mereka dan itu rasanya sakiiit, serba salah dan ga bisa cerita sama orang lain.

Ice Mocca mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Nama : Jawahirul Arifah
Akun twitter : @jawarifah
Email : djawakudus@gmail.com

Jawaban : pernahkah mengalami dilema antara sahabat dan cinta ?
Jawabanku, pernah kak, malaah terlalu sering mengalaminya :3
Aku punya temen, kita sahabatan nih ka, uda 3 tahunan lebih. Tiap temenku punya pacar ato gebetan, yg paling repot yaa aku ini ka, selalu jadi tempat cerita, kadang sahabatku juga minta pendapat sam aku, tp tiap kali pendapatmu beda sama maunya sahabatku, dia bilang : oke, aku pake caraku aja jaw. Dalam hati aku mikir, buat apa aku disuruh berpendapat ? Dung dung.
Pernah lain waktu, sahabatku punya pacar, dan si pacar ketahuan jalan sama temen ceweknya. Marahlah sahabatku dan apesnya dilampiaskan kepadaku. Ckck. Yaudah aku suruh aja sahabatku putus sama pacarnya, malah sahabatku bilang gini "engga lah jaw, masih sayang sama pacarku". Dalam hati aku ngomel kalo kamu itu sahabatku yg labil yaa, pingin banget tak tinggal. Tp kok kasihan gitu yaa. Ya udah deh, aku akhirnya masih sahabatan sama dia sampe sekarang. Sekian :)

GE MAULANI mengatakan...

Nama : Gilang Maulani
Akun twitter : @gemaulani
E-mail : gilangmaulani08@gmail.com
Jawaban :
Pernah, dari sisi Andara. Waktu kelas sebelas. Waktu itu aku sedang patah hati parah karna temannya x. X ini adalah cowok yang disukai sahabatku. Ya, cewek normal pasti suka sama X secara fisik dan keramahannya. Awalnya sih aku nggak tertarik. Iya karena aku sukanya teman X. Tapi aku dan teman X nggak bisa sama-sama sekalipun teman X juga punya rasa yang sama. Karena teman X aku juga jadi kenal X yang ternyata sahabat dekatnya. Hampir setiap hari aku curhat sama X, nggak tahu kenapa aku percaya aja sama X. X juga selalu ngasih masukan dan menghibur. Parahnya aku jadi nggak bisa ngendaliin perasaanku yang terlanjur nyaman sama X. Apalagi X nyatain perasaannya ke aku. Sebelumnya aku nanya ke X tentang sahabatku yang jelas-jelas menyukai dia sejak lama. X bilang dia nggak suka sama sahabatku karena alasan a,b,c,d sampai z. Tanpa pikir panjang aku akhirnya menerima X. Karena aku butuh dia untuk menyembuhkan patah hati karena temannya. Kita jadian dan jelas itu membuat sahabatku murka dan sakit hati. Apalagi aku pernah bilang mau mendekatkan dia dengan X. Sahabatku membongkar semua rahasiaku pada orang-orang yang dikenalnya termasuk yang mengenal aku. Selama tiga bulan kehidupanku di sekolah jungkir balik. Teman-teman saat di kelas sepuluh (cewek) jelas memusuhiku karena menyakiti sahabatku sendiri. Iya, logikanya sahabat kok ngerebut gebetan sahabatnya. Sahabat kok nyakitin sahabatnya sendiri. Untungnya temen-temen di kelas sebelas netral, malah ada yang bilang udah sih nggak usah dipikirin ... Harusnya dia terima kalau X sukanya sama kamu bukan dia. Sisi jahat aku juga bilang begitu sih. Tapi hati kecil, nyesel banget. Setiap hari aku berysaha ngomong sama sahabatku dan minta maaf. Dia bilang aku nggak terima, aku belum bisa maafin kamu. Dia juga selalu menghindar. Dia juga suka kirim SMS kalau nggak sengaja liat aku lagi ngobrol sama X di lingkungan sekolah, dia bilang "oke, aku terima X sama kamu tapi plis jangan ngobrol sama dia di lingkungan sekolah." dan aku turuti permintaan dia. Sampai akhirnya dia maafin aku. Dan itu yang membuat aku yakin kalau dia memang benar-benar seorang sahabat. Selalu ada maaf untuk kesalahan yang telah diperbuat sahabatnya. Sampai sekarang pun persahabatan kita baik-baik aja. Waktu melanjutkan kuliah di Bandung, meskipun nggak satu kampus, kita masih sering ketemu sesekali nginep di kost nya dia, sesekali dia yang nginep di kost aku. Lagipula X yang memang terkenal playboy tidak seharusnya membuatku memilih untuk menghianati sahabatku. Aku gagal mengubah sifat playboy X. Di bulan keempat, saat aku sakit dan tidak sekolah selama seminggu, ternyata dia berpaling. Kami putus, aku sakit hati. Iya, sakitnya nggak seberapa kok dibanding sakit yang dirasakan sahabatku. Jadi aku pantas menerimanya.

Usup Supriyadi mengatakan...

usup supriyadi | @usupsupriyadi_ | usupsupriyadi@gmail.com

segalanya tentu harus karena cinta, sekalipun karena itu pula kadang timbul dilema. apa jadinya persahabatan yang hampa cinta? namun kadang cinta yang beragam motifnya kerapkali menimbulkan sudut-sudut yang kadang menyulitkan pandang. aku pribadi tidak pernah mengalami, dalam artian yang sebenarnya, dilama antara cinta dan persahabatan. seharusnya sih seorang sahabat adalah seorang yang dewasa serta berpikiran terbuka, bahwa sekalipun kita ada dalam tali persahabatan, bukan berarti kita sebagai diri pribadi itu hilang. Bukankah sahabat kita bukan hanya sahabat atau milik kita pribadi? Segala kemungkinan sangat bisa terjadi, dan tidak kurang sakitnya. Dan aku pikir, segalanya bisa dimulai dengan kejujuran dan menolak segala bentuk kepura-puraan, apalagi bersikap dingin atas segala hal. Kehangataan persahabatan seharusnya membuat hari-hari menyenangkan.

Tapi tentu akan sangat menyenangkan sekali jika aku bisa merasai dinginnya cinta pangeran es tersebut. Mudah-mudahan aku bisa mengambil pelajaran dari konflik yang terjadi.

Nurul Astri mengatakan...

Nama: Nurul Astri
Akun Twitter: @nurulastrirmdn
Alamat Email: astristyles82@gmail.com

Pernah, bahkan beberapa kali. Salah satunya adalah ketika aku dan sahabat terdekatku menyukai orang yang sama. Setiap harinya, sahabatku itu selalu bercerita tentang perkembangan kedekatan mereka. Setiap itu juga, aku selalu merespon dengan sama antusiasnya. Padahal, aku menyukai cowok yang sedang ia bicarakan. Empat tahun aku memendam tapi tak ada seorangpun yang tahu. Entah gelagat atau karakter wajahku terlalu datar atau bagaimana, sahabatku itu tetap tak menaruh rasa curiga. Katakan saja aku munafik jika menyembunyikan hal sepenting ini dari sahabat sendiri, tapi kalian nggak ngerti dengan kecemasanku. Aku memikirkan segalanya tentang persahabatan kami yang dimulai dari enam tahun lalu. Aku nggak bisa begitu saja merelakan sahabatku demi orang yang aku cintai. Jadi aku lebih memilih untuk menyembunyikannya.

Tiap harinya, aku berusaha menekan rasa untuk nggak terus terpaku pada cowok itu. Aku berusaha memikirkan hal lain lagi yang mungkin bisa mengatasi perasaanku agar tidak berkembang. Aku berusaha dekat dengan cowok lain. Sampai ketika setelah lulus sekolah, aku berhasil. Kami tak lagi berbagi sekolah yang sama. Itu mempermudahku untuk melupakannya. Akhirnya aku menyukai kakak kelasku ketika di sekolah baru. Rasa sukaku pada cowok dulu semakin terkikis.

Aku bersyukur banget saat itu nggak bertindak egois. Kalau aja aku memilih memperjuangkan cowok itu, mungkin sekarang persahabatan kami rusak —walau aku tahu sahabatku sebenarnya nggak sejahat itu. Tapi rasanya nggak enak saja, pasti hubungan kami nggak akan seterbuka sebelumnya.

Aku sarankan, bagi kalian yang sedang mengalami hal sepertiku, lebih baik pilih sahabat ketimbang orang yang disukai. Kita bisa saja move on dari orang itu, tapi sahabat? Nggak akan ada penggantinya :)

Aisy Paboel mengatakan...

Nama: Aisyah Rahmatusysyifa
Akun twitter: @pabooel
Email: arahmatusysyifa@gmail.com

Aku pernah ada di posisi Cinta.
Kejadiannya berlangsung saat aku SMP. Dulu, kami punya semacam geng pertemanan dengan beranggotakan 6 orang. Nah, Andara versi di hidupku ini, memang punya paras yang cantik. Super duper cantik kupikir. Kami berlima mengakuinya, dan kami menyayanginya. Sewaktu-waktu, Andara mulai dikenal di kalangan kakak kelas dan ada beberapa kakak kelas yang menjadikan Andara sebagai 'incarannya'. Kebetulan pada saat itu Andara baru putus dengan pacarnya. Diantara beberapa kakak kelas itu ada satu yang benar-benar agresif mendekatinya. Sayangnya, citra kakak kelas itu sudah buruk di mata kami berlima, karena perilakunya di sekolah yg menurut kami kurang baik, dan lingkungan teman2nya juga dicap 'badung' oleh guru2. Kami berlima membebaskan Andara untuk dekat dengan kakak kelas itu, tapi kami juga sudah bicara tentang pendapat kami terhadap kakak kelas itu. Singkat cerita, Andara mulai kepincut dan suka sama kakak kelas ini. Kalau dilihat dari chatnya memang manis banget kata2nya, wajar Andara bisa meleleh. Ngga lama setelah Andara mengakui perasaannya kepada kami, ia jadian dengan kakak kelas itu. Jujur aku kecewa banget. Karena ya itu, setelah Andara jadian, dia jarang ikut ngumpul bersama kami, terus jadi agak caper-caper genit gitu (penilaian subjektifku), dan setiap ngumpul pasti selalu ngomongin kakak kelas itu. Sedangkan kami berlima cukup kontra dengan hubungannya itu. Tapi kami berlima berusaha bersikap netral. Tapi ya gimana, karena kami itu sayang sama Andara, kami selalu merasa dilema. Dilema, kira2 bilang ke Andara atau nggak ya soal ketidaksukaan kami terhadap perubahan dirinya yg menurut kami mengarah ke negatif? Tapi kami juga mau Andara bahagia dengan pilihannya. Ah, benar2 dilema. Sampai akhirnya desas-desus tentang kakak kelas itu dengan teman perempuannya sampai ke telingaku dan keempat temanku. Akhirnya kami mengutarakan ketidaksukaan kami terhadap hubungan Andara dan kakak kelas itu pada Andara. Eh, ternyata Andara tidak menerima pendapat kami, dan dia malah menjauh dari kami dan dekat dengan teman perempuannya yg lain. Dan teman perempuannya yg baru ini pro dengan hubungan dia dan kakak kelas itu. Yaudah setelah itu kami nggak pernah kumpul lagi dengan Andara. Andara jadi lengket dengan teman barunya dan kami terlupakan. Sampai akhirnya, Andara putus dengan kakak kelas itu dengan alasan kakak kelas itu bosan. Hadeh, klise sekali. Mulai dari situ kami dekat lagi, dan benar saja dugaan kami sebelumnya. Andara hanya dijadikan bahan mainan oleh kakak kelas itu. Dan kakak kelas itu langsung jadian dengan perempuan lain. Andara meminta maaf kepada kami karena kesalahannya tidak mendengarkan kami. Alhamdulillah, hubungan kami membaik setelah kejadian itu. Dan sekarang ketika kami sedang berkumpul berenam, kami selalu menertawakan drama abg kami pada saat SMP.

Well, itulah kisah dramaku. Maaf jikalau terlalu 'drama' X_X
Anyway, terimakasih atas kesempatannya! :D

Jauharotun Nihayati mengatakan...

Nama : jauharotun Nihayati
Twitter : @JNihayati
Domisili : pati jawa tengah
Link share : https://twitter.com/JNihayati/status/785839180836470786


Di lema antara cinta dan persahabatan.
Aku pernah mengalami itu. Dan itu terjadi 3 tahun yg lalu.
Saat itu aku bersama dg sahabatku sama-sama menuntut ilmu di salah satu kota besar di jawa timur. Kami tinggal di satu kamar. Dia adalah dahabat yg cerdas dan cantik. Tak heran banyak sekali orang yg menyukainya. Dan tak sedikit dari mereka di jadikan sebagai pacar. Entahlah pacar yg seperti apa, aku tak terlalu mengurusi maslah pribadinya ini.

Pada lain hari sahabatku ini meminta bantuanku intuk meminjamkan ponselku padanya, dg alasan dia ingin menghuhungi salah satu pacarnya. Ku rasa itu bukan hal yg merepotkan. Dilain hari saat malam hari aku menerima telvon dr nomor asing. Awalnya aku tak mengangkat telvon, tp berhubung si penelvon bilang ingin bicara dg sahabat aku, maka aku berikan ponselku pada sahabatku.

Singkat crita, pacarnya sahabatku ini sering sekali menghubungi ponselku untuk menanyakan kabar sahabatku, hingga tak jarang akulah yg harus menjawab telvon. Dan itu berlangsung lama. Tanpa aku merasakan lg di repotkan.

Entahlah, semakin sering dia menelvon dan semakin sering pula aku yg berbicara padanya. Itu berjalan hampir 3 bulan. Dan yg pasti sahabatku tau tentang itu, karna sahabatkulah yg memintaku untuk menjawab telvon dr pacarnya. Tak ada perasaan yg anwh saat itu.

Hingga suatu saat si Mr. Bercerita tentang kiaah cintanya dg shabtku. Ternyata dia telah tau perilaku asli sahabatku yg sebwnarnya memiliki banyak lelaki. Dia memintaku untuk mendengarkan segala keluh kesahnya dan meminta jalan keluar atas segala pertanyaannya. Dan kuturuti itu. Keadaan ini berlangsung lama. Hingga akhirnya dia memintaku untuk mengizinkannya lebih dekat dg Ku. Tanpa sebuah jawaban yg pasti dia tetap bersikap layaknya seseorang yg berharga bagiku. Memberiku perhatian, mengingatkan ku dlam aegala aktivitasku dan sebagainya.

Saat itu aku sudah mulai nyaman pada mr itu. Selama kita kenal hampir 2 tahun hingga akhirnya dia benar-benar memintaku untuk menjadi kekasihnya. Tak bisa hatiku membohongi perasaan nyamanku terhadap si mr. Tanpa berfikir panjang aku menerima cintanya. Dg alasan Ku anggap kisah cinta si mr dg sahabatku dulu telah usai.jadi kufikir tak akan ada masalah.

Namun tidak demikian faktanya. Sahabatku marah besar padaku saat dia tau kalau aku dan mantan dia sekarang menjalin hubungan. Dia berfikir bahwa itu terjadi dr dlu saat sahabatku dan mr masih pacaran. Tak ingin ku hiraukan sahabatku ( krna pada dasarnya dialah yg menyia-nyiakan si mr ). Bahkan si mr sekarang sudah tak ingin lagi menyebut nama sahabatku. Tapi aku hanya manusia. Rasa bersalahku ternyata lebih besar ketimbang rasa nyamanku. Hingga akhirnya aku lebih memilih mundur. Namun hasilnya pun sama. Sahabatku sama sekali tak ingin bicara padaku hingga saat ini.

Begitulah ceritanya.
Aku berharap sahabatku dapat mengerti cerita aslinya. Agar dia tak lagi menyimpan benci kepadaku.

Terry Irawan 3 mengatakan...

Nama : Tri
Twitter : @tewtri
E-mail : triwahyuni.irawan3@gmail.com

Kebetulan saya belum pernah terjebak dalam friendzone, sahabat jadi cinta atau cinta yang ada unsur sahabat-sahabatannya. Biasanya selera saya soal cowok sering beda sama temen-temen makanya saya dan mereka nggak pernah naksir orang yang sama apalagi jatuh cinta. Terus, saya dan sahabat kentel saya yang cowok pun sampai hari ini nggak sekalipun terjebak di situasi macem itu. Kalau ada yang bilang cowok-cewek sahabatan lempeng dan murni tanpa cinta itu mustahil, kayaknya agak keliru. Soalnya hal kayak gitu nggak bisa dipukul rata buktinya saya sama temen saya yang udah kenal dari baru lahir, kemana-mana bareng, pake baju kembaran, makan selalu sama-sama, tidur waktu sebelum dewasa kayak gini juga sering bareng-bareng bahkan nyampe mandi bareng juga iya. Mirip gerbong keretalah. Tak terpisahkan. Namun, perasaan di antara kami ya sebatas kita udah kenal lama, saling ngerti dan ingin saling jaga, itu aja. Getaran karena punya sahabat yang bikin kita nyaman itu beda jauh dengan getaran akibat cinta. Jadi, saat dia menemukan cintanya begitupun saya. Ya udah, kita tetep saling dukung ibarat saudara. Dia bahagia, saya bahagia, ceweknya bahagia, cowok saya bahagia. Toh, setiap orang yang sayang sahabatnya belum tentu bergetar hatinya.

Muslimah mengatakan...

Alyani Shabrina | @alyanishab | alyaniistt29@gmail.com

Jawaban:
Walaupun kisahnya tidak seperti kisah Andara, Cinta, atau Raffi. Kisahku berkisah tentang persahabatan dan cinta. Jadi ketika itu aku memiliki sahabat-sahabat yang selalu menemaniku dalam keadaan apapun. Namun perlahan-lahan semuanya berubah ketika aku memiliki seorang pacar. Mereka seolah-olah menjauhiku. Ntahlah aku tidak memikirkannya saat itu. Karena aku harus fokus pada sekolahku waktu itu. Dan sejak saat itu hubungan kami renggang dan semakin renggang. Aku juga sebenarnya sudah sedikit lupa tentang bagaimana akhirnya kami menyelesaikan masalah kami. Namun karena kejadian itu aku belajar untuk lebih berhati-hati dalam bertindak. Dalam berteman dan juga menjalin persahabatan. Aku terbiasa untuk terbuka dan menceritakan segala hal yang mengganjal dalam hati. Kami juga terbuka soal hubungan percintaan kami dan saling memberikan solusi dan nasehat. Seperti itu kira-kira cerita yang aku miliki. Terakhir semoga ak terpilih dan bisa memiliki serta membaca buku ini. Karena jujur judulnya bikin penasaran 😂😂😂 trus covernya ituuu loo kece hihihi. Wish me luck! 🙏💙

Muslimah mengatakan...

Alyani Shabrina | @alyanishab | alyaniistt29@gmail.com

Jawaban:
Walaupun kisahnya tidak seperti kisah Andara, Cinta, atau Raffi. Kisahku berkisah tentang persahabatan dan cinta. Jadi ketika itu aku memiliki sahabat-sahabat yang selalu menemaniku dalam keadaan apapun. Namun perlahan-lahan semuanya berubah ketika aku memiliki seorang pacar. Mereka seolah-olah menjauhiku. Ntahlah aku tidak memikirkannya saat itu. Karena aku harus fokus pada sekolahku waktu itu. Dan sejak saat itu hubungan kami renggang dan semakin renggang. Aku juga sebenarnya sudah sedikit lupa tentang bagaimana akhirnya kami menyelesaikan masalah kami. Namun karena kejadian itu aku belajar untuk lebih berhati-hati dalam bertindak. Dalam berteman dan juga menjalin persahabatan. Aku terbiasa untuk terbuka dan menceritakan segala hal yang mengganjal dalam hati. Kami juga terbuka soal hubungan percintaan kami dan saling memberikan solusi dan nasehat. Seperti itu kira-kira cerita yang aku miliki. Terakhir semoga ak terpilih dan bisa memiliki serta membaca buku ini. Karena jujur judulnya bikin penasaran 😂😂😂 trus covernya ituuu loo kece hihihi. Wish me luck! 🙏💙

Nunaalia mengatakan...

Aulia | @nunaalia | auliyati.online@gmail.com

Share yuk pengalaman kalian... Pernahkah kalian mengalami cinta dan dilema persahabatan? Bisa dari sisi Cinta, sisi Andara bahkan dari sisi Raffa.

Alhamdulillah aku belum pernah ngalamin kisah friendzone. Tapi ada satu kisah yg menurutku lucu dengan sahabatku waktu SMA. Kami sama-sama cewek dan duduk satu bangku. Saat itu kami suka curhat dan kebetulannya lagi sama-sama suka sama kakak kelas, tapi kami satu sama lain nggak pernah bilang siapa kakak kelas itu. Jadi suka saling tebak-tebakan aja, kalau ada kakak kelas cowok yg lewat depan kelas. Aku sih santai aja, tapi sahabatku ini agaknya penasaran banget sama cowok yg aku suka. Ternyata dia khawatir kami suka sama cowok yg sama. Untungnya cowok yg kami suka itu beda. Yang sama adalah cowok-cowok itu satu kelas, dan suka keluar bareng ke kantin dan lewat depan kelas kami bareng-bareng. Hahahaa pantesan sahabatku itu suka kebat-kebit kalo mereka lewat, dan aku suka senyum-senyum, karena ternyata diantara mereka ada cowok yg dia suka juga. :D

Unknown mengatakan...

Aya Murning | @murniaya | ayamurning@gmail.com

Pernaaaaah! Tapi ini pas aku masih SD, masih jamannya cinta monyet gitu. Masuk hitungan nggak, Mbak? 😂😝

Jadi, dulu temen baikku emang udah genit gitu orangnya. Dewasa sebelum waktunya. 😌🙊 Dia terang-terangan naksir kakak kelas yang baru pindahan dari dusun. Sampe dia sering nelponin si kakak itu lewat telpon rumahku. 😵
Si kakak kelas itu memang ganteng sih. Putih, tinggi, pintar juga otaknya. Baru pindah aja dia langsung rebut juara 1 di kelasnya. Temenku suka nitip salam lewat kakak kelas yang lain buat disampein ke kakak ganteng itu. Tapi si kakak ganteng cuek aja.

Well, jujur aja waktu itu aku juga naksir sih sama kakak ganteng itu. Tapi aku pendam sendiri dan aku nggak pernah bilang ke siapa pun. Apalagi temanku sendiri juga suka sama dia. Aku bisa apa? Disangka saingan atau perebut pula. Tahu sendirilah drama anak SD itu kayak apa kan? Suka lebay dan kata-kataan pake bawa-bawa nama bapak. 😒😡 Jadi, dulu cuma aku tulis di diary. Aku tumpahin semua di sana. Sampe sempat kutulis juga, "kayaknya kakak itu suka juga deh sama aku, soalnya dia ngelihatin aku terus pas gladiresik perpisahan kelas 6" huahahaha GR tingkat dewaaa! 😆😛

Pas temen-temenku main ke rumah, aku lupa nyimpen diary-ku yg aku geletakin di meja tengah. Aku cemas jangan-jangan salah satunya diem-diem baca dan ngelapor dengan temenku yang naksir sama kakak itu. Eh ternyata bener. Dia ngelapor dan aku langsung diintrogasi besok paginya di sekolah. Dia pake cerita muter-muter dulu ini itu, aku langsung curiga dan kutodong langsung maksudnya apa? Barulah dia jujur. Dia sempat bersikap sinis. Dianggapnya aku ini apalah apalah. Padahal secara logika, memangnya aku salah apa? Aku toh cuma nyimpen rasa suka dalam hati (dan dalam diary). Aku nggak pernah berniat merebut apalagi nusuk dia dari belakang. Aku mau suka sama siapa kan itu hakku, ya tho? Kalau pun dia marah, kayaknya nggak pantes banget dia mau marah sama aku tanpa alasan kayak gitu. 😏

Setelah kujelasin panjang lebar dengan sedikit perdebatan, akhirnya dia bisa ngerti. Aku nggak tahu posisiku sebenarnya salah atau nggak di situasi itu, tapi demi meredakan emosinya ya aku minta maaf aja. Ntahlah minta maaf untuk apa. Pokoknya say sorry aja. Punya musuh di sekolah tu nggak enak banget. Makanya aku nggak mau sampe musuhan sama dia. Sebisa mungkin kami harus tutup kasus itu dan berteman lagi seperti sedia kala.

Dara Aristia mengatakan...

Nama : Dara Aritia
Twitter : @aristiadars
Email : aristia.dara@gmail.com

Jwb : aku pernahhhh ngalamin dilema antara cinta dan sahabat. Aku gatau ini karma atau kebetulan aja. Aku pernah bilang kalo aku ga pernah ngerti knp cewek2 yg sahabatan bisa pernah pacaran dgn satu cowo yg sm atau istilahnya digilir apa ya? Kaya bekasan gitu.. Dan ceritanyaa pas aku ada di kelas 8, ada satu cowo yg nembak aku, it was my first time dating a boy. Kita cuma jadian selama 3 hari Karena aku ganyaman. Dan ternyata aku tau cowo ini macarin aku karena dia gabisa dapetin sahabatku like wtf? Terus jg dia katanya cuma jadiin aku bahan taruhan? Tragic i know. Galama setelah itu dia deketin lg sahabaku yg lainnya tp gaberhasil jadian. And lucky that our friendship is still going on till now. Terus ya pas kelas 9, ada cowo jg suka sm aku tp mantannya dikelasku ada 3, dan rata2 mereka deket sm aku, jd aku masih mikir2 kata2 aku saat mau deket jg sm dia tp akhirmya kita deket pas udh masuk sma, dia masih punya pacar saat itu sampai aku pernah berantem sm pacarnya, pacarnya itu jg masih temenku dulu.. Tp akhirnya aku sm pacarnya jd kaya bela diri gitu dan sm2 jauhin dia, tp dia malah marah dan ga terima. Yg aku sesali saat itu dia lg ada masalah keluarga dan aku bersikap kaya gitu ga suppport dia malah bikin dia tambah down. Dia jd cari pelarian ke minuman dll sampai saat ini.. Im a lil bit afraid of love now, it kinda scary me out that they dont really like me but they only want to try how it is like to be with me.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Nama : Ratih M
Twitter : @Jju_naa
Email: ratihmulyati02@gmail

Pernah…tapi aku ga tau ini masuk di sisi siapa kalau dalam CPE
Berhubung aku ini anaknya tertutup, jadi aku ga punya banyak temen, sekalipun ada ya cuma sekedar “say hi” aja, ga ada yang benar-benar deket. Satu-satunya temen deket aku ya sahabat-cowok-aku itu, kami sudah bareng dari kecil, rumah juga Cuma beda 2 rumah. Kebetulan orang tua kami ini ketat ga ketulungan, mau izin keluar aja susah banget. Tapi kalau bilang sama dia, pasti langsung di izinin, begitupun sebaliknya—makanya kemana-mana pasti keseringan berdua. Dari SD-SMA kami selalu satu sekolah. Aku akui aku ni terlalu bergantung sama dia, apa-apa pasti ke dia—ini entah memang akunya yg lemot atau di yang kelewat sigap :D .
Kami kuliah di universitas yang berbeda, kalau kebetulan jadwalnya sama, dia sering nganter/jemput aku. Aku sih, ok-ok aja, hemat ongkos yakan?

Ternyata sahabat aku itu pacaran sama temen aku—temen pertama ospek, temen satu organisasi, lumayan deket lah—aku taunya sewaktu mereka sudah seminggu jadian. Awalnya sih, semua baik-baik aja…tapi lama-kelamaan aku menyadari sesuatu—karena aku cewek, jadi sedikit banyak taulah bahasa tubuh temen aku itu: dia ga suka sama aku—sebenarnya semenjak aku tau kalau mereka jadian, aku itu agak menjaga jarak sama sahabat aku itu , aku sih selau wanti-wanti “Dia itu ga bebas lagi” atau “Bayangin kamu yg di posisi pacarnya, Pasti ga enak kan” Tapi ya sahabat aku itu emang bebelnya kebangetan, kalau mereka jalan atau apa-apa dia pasti ngajakin aku. Reaksi pacarnya? Bibirnya si senyum, tapi matanya ga bisa bohong—dia ga suka. Setiap ketemu, entah di mana—kecuali kalau bareng sahabat aku—dia selalu masang tampang ga suka gitu—temen-temen dia juga

Aku juga sudah ga tahan mendapat tatapan dan gunjingan seakan aku ini orang yang jahat di hubungan mereka. Sempet sih mikir, kenapa aku yg harus selalu maklum? Kenapa bukan dia?kan aku kenal sahabat aku lebih dulu ketimbang dia. Jadi waktu itu sahabat aku itu ngajakin jalan lagi, dan lagi-lagi aku nolak. Aku juga minta dia jangan terlalu sama aku, ga enak sama pacarnya—yg juga temen aku. Dia ga suka, marah dan ngediemin aku. Ga lama dari situ aku denger mereka putus, dan lagi-lagi nama aku di bawa-bawa. Jujur aku kesel banget, mereka itu kekanak-kanakkan banget. Sampai sekarang, kalau ada yg ngebicaraan mereka aku pasti dibawa-bawa juga -_-.
Hubungan aku sama mereka? Jujur sampai sekarang masih buruk.

Unknown mengatakan...

Cuma mau share aja, kali aja ada yg pernah atau lagi ngalamin juga.
Ini berdasarkan sudut pandang aku ya, ga tahu kalu dari sudut pandang mereka. Aku sihberpikir positif aja masalah sahabat aku yg kayanya ga ngerti keadaan. Mungkin dia masih belum terbiasa tanpa aku, atau dia ngerasa ga enak kalau harus jalan Cuma berduaan aja sama pacarnya. Untuk temen aku, mungkin dia juga ngerasa ga nyaman, tersaingi, dll—manusia, semua cewek juga pasti gitu, tapi dia ini kelewatan  .
Untuk kalian yang berda di posisi temen aku, ga semua sahabat cewek itu membahayakan posisimu—jahat kaya di novel/drama. Percaya aja sama pacar dan sahabatnya itu. Apalagi, kalau kaya kisah aku ini, posisi aku ini jebakan. Bingung, harus gimana, kamu atau dia-penuh resiko, mirip simalakama kan?-akhirnya tanpa sengaja malah merusak segalanya. POSITIF aja, mungkin dia ga enak kalau harus jalan berduaan aja. Atau di belum terbiasa tanpa sahabatnya, semua butuh proses. Jangan langsung menghakimi sahabatnya. Sama-sama cewek loh, pasti dia juga bakal mikirin perasaan kamu.

Untuk kalian yang berada di posisi sahabat aku, coba jangan egois ya. Pikirkan perasaan pacar, sahabat kalian, dan jangan langsung ngambil kesimpulan tentang perilaku aneh sahabat kamu—kali aja posisi dia kaya aku ini. Mereka itu cewek loh, sensitif di banding kaum kalian.
Buat kalian yang ada di posisi aku, coba bicarain baik-baik ya…cara aku mungkin salah…jadi pelan-pelan semua butuh proses dan terakhir, sabar 
Untuk kalian semua, jaga Komunikasi, saling percaya. Jangan kaya aku yang harus kehilangan dua orang yg berharga dalam satu waktu. Padahal sepele kan? Tapi dampaknya?besar.
Rasanya ga enak loh, yang tadinya bareng-bareng sekarang harus sendiri. Yang tadinya ketawa bareng sekarang kalau ketemu aja buang muka. Jangan menghancurkan persabatan dan pertemanan kalian. Bukannya indah kalau pacar dan sahabat kalian bisa akrab?

*Maaf ini malah curhat :3 *sungkem #Plakkk
Ini beneran makin penasaran sama CPE

Unknown mengatakan...

Nama: catrin braja ambarwati
Twitter: @ca3n_braja
Email: catrinbraja@gmail.com
Kalau soal itu pernah tapi dalam sudut pandang Andara. Ketika kenal cowok aku seolah lupa apa yang telah aku miliki yaitu sahabat yang selalu ada suka maupun duka. Dulu karena cowok itu aku berubah, seolah olah selalu mementingkan cowok itu dari pada sahabat aku. Ketika aku susah aku datang ketika senang aku pergi begitulah aku. Tapi ketika sahabatku butuh aku menghilang seolah tak pernah memiliki dia. Setelah putus aku baru sadar bahwa apa yang kita harapkan belum tentu itu yang kita butuhkan. Dan disaat itu lah aku ingat bahwa waktunya aku untuk pulang, tempat dimana aku gak akan di lupakan yaitu sahabat.

Rini Cipta Rahayu mengatakan...

RIni Cipta Rahayu
@rinicipta
rinspiration95@gmail.com

kalau aku sih nggak pernah mengalami cinta dan dilema persahabatan, tapi aku pernah ada di lingkaran pertemanan dimana sahabatku terlibat pada kisah cinta segitiga, dua orang sahabatku suka sama orang yang sama. Aku nggak tau gimana ceritanya si X deket secara diam-diam dengan kakak kelas kami, padahal saat itu dia udah punya pacar dan emang sih lagi agak bermasalah. Nah, kakak kelasku itu entahlah, dia tau atau nggak, tapi mereka pernah pergi bareng dan suka flirting ke temenku itu. Si X ini nggak pernah cerita sama kami, tapi dari gerak gerikya ketahuan banget kalau dia lagi kesemsem sama cowok itu.
Nggak lama setelah kejadian itu, temenku yang lain sebut saja Y ketahuan jalan bareng dengan si kakak kelas. Hmm.. kisah cinta yang rumit. Si kakak kelas ternyata terang-terangan ngaku suka sama si Y. Mereka saling suka, dan si Y sepertinya agak beban harus mempertahankan persahabatan kami atau menerima pernyataan cinta si kakak kelas. Aku inget banget, dia pernah bilang akan menolak dan melupakan perasaannya demi kami.
Dan begitulah ~ hubungan kami jadi nggak enak. Si X dan si Y juga agak canggung. Seiring waktu, si X kembali baikan sama pacarnya, dan kakak kelasku itu akhirnya jadian sama si Y. Hubungan pertemanan kami juga kembali akur, seolah nggak ada apa-apa. Tapi kalau ingat, dapat pelajaran berharga juga. Kita nggak pernah tau cinta datangnya kapan dan dengan siapa, cinta pasti tau mana yang baik dan buruk, kepercayaan yang telah membuat kami bertahan. berdamai dengan masa lalu sangat sulit, tapi jauh lebih sulit kalau terus menerus memendam sesuatu tanpa pernah mengutarakannya

Ly mengatakan...

Leny | @Lynlainy17 | lynnlenie7@gmail.com

Share yuk pengalaman kalian... Pernahkah kalian mengalami cinta dan dilema persahabatan? Bisa dari sisi Cinta, sisi Andara bahkan dari sisi Raffa.

Pernah. Jadi ceritanya gini, aku dulu waktu SMP, aku punya sahabat yang sangat dekat. Kita main bareng, belajar bareng, pergi jalan-jalan bareng, pergi dan pulang sekolah bareng, duduk pun kita juga satu bangku. Pokoknya dimanapun ada dia, disitu ada aku begitupun sebaliknya dimana ada aku, disitu ada dia. Namun seiring berjalannya waktu, sahabatku itu mulai menyukai seseorang, dia adalah kakak kelas kami. Orangnya ganteng, tinggi, pintar, dan ramah banget. Siapapun pasti suka sama dia. Dan singkat cerita, akhirnya sahabatku ini jadian sama kakak kelas kami itu. Waktu itu juga kenaikan kelas, dan aku sama sahabatku sudah tidak sekelas lagi. Disitulah hubungan persahabatan kami itu mulai renggang. Awalnya kami masih main bareng sih namun karena kami beda kelas kami agak lebih susah ngatur waktu buat ketemuan, karena kan jadwal kami udah beda. Akhirnya persahabatan kami benar-benar renggang, kami sudah tidak bisa main bareng lagi. Kami sudah beda. Mungkin visi dan misi kami kedepannya juga beda, dan kulihat sahabatku itu lebih sayang terhadap kekasihnya tanpa memperdulikan aku lagi sebagai sahabatnya. Sahabatku asyik dengan dunianya sendiri. Aku kecewa dengan dia, aku merasa aku sudah tidak dianggap lagi sebagai sahabatnya pada saat itu. Walaupun sampai kini aku masih menganggap dia sahabat terbaik yang pernah kumiliki. Aku rindu dia, tapi aku bisa apa? Sekarang kami tinggal sudah tidak satu kota lagi. Kemungkinan aku bertemu dia sangatlah kecil. Disini aku hanya bisa mendoakan, semoga sahabatku itu baik-baik saja dan semoga dia masih ingat denganku, orang yang pernah bersahabat dengannya.

Unknown mengatakan...

Link: https://twitter.com/Ca3n_Braja/status/786233968257490944

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon