Sabtu, 09 Desember 2017

[Resensi] Skandal Sang Duchess - Courtney Milan

Judul buku: Skandal Sang Duchess
Judul asli: The Duchess War
Series: Brothers Sinister #1
Penulis: Courtney Milan
Alih bahasa: Eka Budiarti
Desain sampul: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Oktober 2016
Tebal buku: 480 halaman
ISBN: 978-602-03-3290-1



BLURB

Miss Minerva Lane terkenal pendiam, dan ia ingin tetap seperti itu, karena kali terakhir ia menjadi pusat perhatian, hal itu berakhir sangat buruk sampai ia terpaksa mengganti nama untuk meninggalkan masa lalunya yang penuh skandal. Jadi ketika seorang duke tampan muncul, ia sama sekali tidak menginginkan perhatiannya. Tetapi justru itulah yang ia dapatkan.

Robert Blaisdell, Duke of Clermont, memiliki misi penting yang amat dirahasiakan. Karena itu, ia terkejut ketika Minnie berhasil mengungkap rencananya. Robert menyadari di balik sifat pendiam Minnie, ada kecerdasan yang membahayakan. Maka ia bertekad menguak skandal masa lalu Minnie sebelum wanita itu mengungkap rencananya lebih jauh. Tapi si nona pemalu terbukti merupakan lawan yang lebih tangguh...

RESENSI

Setelah membaca The Governess Affair sebagai novella yang mengawali seri Brothers Sinister, saya cukup bersemangat untuk lanjut ke novel pertamanya yaitu The Duchess War atau Skandal Sang Duchess. Hmm... yang menarik dari pandangan pertama tentunya adalah cover version-nya yang berbeda dengan cover version aslinya. Saya suka dengan gambar bidak-bidak catur di situ, karena maknanya lebih mewakili dibanding cover sosok seorang wanita.
Beberapa kali membaca karya Courtney Milan, terutama seri Turner, membuat saya menyadari betapa saya mengagumi penulis ini. Dalam karya-karyanya, Courtney Milan selalu memberi tokoh utamanya sebuah kekurangan. Hal inilah yang saya temui ketika membuka halaman pertama The Duchess War. Ya, Minnie atau Miss Willhelmina Pursling adalah seorang wanita yang memiliki bekas luka di wajahnya dan dianggap membosankan.

"Menurutku dia akan muat dengan pas. Sebagai istri, Mrs. Pursling akan seperti buku-buku ini. Saat aku ingin mengeluarkan dan membacanya, dia akan ada di sana. Saat aku tidak ingin, dia akan menunggu dengan sabar, persis di tempat dia ditinggalkan. Dia akan menjadi istri yang penurut untukku, Ames. Selain itu, ibuku menyukainya." (hlm. 12)

Miss. Pursling mungkin adalah sosok yang sempurna untuk dijadikan istri bagi kalangan atas di masa itu. Kritik sosial yang disampaikan dalam novel ini jelas adalah menyinggung perilaku para prianya yang menjadikan wanita sebagai alas kaki, yang dianggap bodoh dan hanya sebagai hiasan pelengkap. Tapi tunggu. Benarkah heroine kita di novel ini adalah makhluk penakut dan pasrah menerima keadaan?
Rupanya Miss. Pursling hanyalah topeng yang digunakan oleh Minerva Lane untuk menutupi jati dirinya, karena Minnie yang asli takut orang-orang akan mengetahui skandal yang pernah ia alami yang telah mengakibatkan luka di wajah dan rasa sakit jauh di dalam hatinya. Jika pada awalnya saya sempat merasa kecewa, pada akhirnya saya sangat menyukai Minnie. Ia ahli dalam berstrategi, otaknya bagai mesin yang penuh hal-hal yang mencengangkan, ia berani dan nggak gampang digertak.
Berbeda halnya dengan Robert Blaisdell, Duke of Clermont, yang menurut saya biasa saja. Saya telah membaca The Governess Affair, dan saya tahu betapa menjijikkannya ayah Robert yang mewariskan gelar Duke of Clermont. Saya merasa bersimpati dan memahami mengapa Robert menjadi begitu terobsesi untuk menjadi perjaka. Ia nggak mau melakukan kesalahan dan kebejatan yang sama seperti yang dilakukan ayahnya. Sayangnya, ini membuat Robert terlalu "baik" dan terlalu polos, sehingga acara seksual pertama mereka terasa sedikit aneh :')

Konflik dalam novel ini sangat seru, karena begitu kompleks. Pembaca bukan hanya diajak mengikuti perkembangan hubungan Minnie dan Robert yang naik-turun, tapi juga perkembangan politik pada masa itu, bagaimana Robert berusaha menghapuskan hak-hak para bangsawan dan memberi hak-hak yang lebih manusiawi kepada para buruh industri. Kesungguhan Courtney Milan dalam melakukan riset untuk membangun latar waktu dan suasana, terlihat jelas dalam novel ini.

Sebagai buku pertama dari sebuah serial, kemunculan Oliver Marshall, Sebastian Malheur, dan Violet Waterfield dihadirkan dengan porsi yang pas untuk memancing rasa penasaran. Kebersamaan mereka juga banter yang mereka lakukan begitu menggelitik dan menarik minat. Bagi saya, jujur saya sangat tertarik dengan hubungan Sebastian dan Violet yang terlihat kompak dan seolah menyimpan sesuatu. Ehem.

Bagian favorit saya, adalah hubungan Robert dengan ibunya dan hubungan Robert dengan ibu Oliver. Sebenarnya saat ibu Oliver memeluk Robert itulah yang paling bikin saya mewek. Untunglah penerimaan yang mereka tunjukkan dan berikan belum terlambat. Untunglah Robert masih bersedia menanti dan nggak jadi pria yang pahit.

Well, bagi saya The Duchess War menjadi novel historical romance yang layak dibaca karena bangunan konflik dan plotnya yang apik. Dan saya sudah nggak sabar untuk melanjutkan petualangan dengan brothers sinister selanjutnya 😉




0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon