Judul buku: Dear Friend With Love
Penulis: Nurilla Iryani
Editor: Herlina P. Dewi
Desain cover: Teguh Santosa
Layout isi: Deeje
Proofreader: Tikah Kumala
Penerbit: Stiletto Book
Tahun terbit: Januari 2013 (Cetakan II)
Tebal buku: 146 halaman
ISBN: 978-602-7572-07-2
Book available at: Bukupedia.com
BLURB
Katanya, a guy and a girl can't be just friends. Benarkah? How about Karin and Rama?
Karin
Delapan tahun! Itu bukan waktu yang sebentar untuk menunggu. Tapi yang aku dapat selama ini justru semua cerita saat kamu jatuh cinta dengan puluhan wanita lain di luar sana. Puluhan wanita yang selalu berakhir membuatmu kecewa. Rama, sadarkah kamu, wanita yang nggak akan pernah mengecewakanmu justru berada di dekatmu selama ini? Aku. Sahabatmu, tolol!
Rama
Satu di antara seribu alasan kenapa gue nyaman bersahabat dengan Karin adalah ketidakwarasannya membuat gue tetap waras di tengah gilanya kehidupan Jakarta. Ya, dia adalah teman adu tolol favorit gue. Oh iya, gue punya satu lagi alasan: dia cantik banget, man! Nggak malu-maluin buat diajak ke pesta kawinan kalau gue kebetulan sedang jomblo. Paket komplit!
RESENSI
Persahabatan Karin dan Rama sudah berjalan selama delapan tahun. Selama itu pulalah Karin memendam perasaan terhadap Rama, sahabatnya tercinta. Sayangnya Rama berkali-kali gonta-ganti pacar dan membuat Karin patah hati.
Kali ini Rama lagi-lagi menemukan kekasih baru, seorang model cantik bernama Astrida Irsyad, atau yang dipanggil Cicit oleh Rama. Lagi-lagi, Karin harus tersiksa melihat kedekatan Rama dengan kekasihnya. Terlebih ketika Rama meminta bantuan Karin untuk melamar Cicit. Karin kelimpungan.
Di tengah kesedihannya, muncullah Adam, teman masa kecil Karin. Ibu Karin dan ibu Adam berusaha mrnjodohkan Karin dengan Adam. Dengan setengah hati, Karin pun bersedia menemani Adam yang sedang cuti dari pekerjaannya di Saudi. Lama menghabiskan waktu dengan Adam membuat Karin merasa dihargai, merasa dikasihi dan diprioritaskan. Berbeda dengan saat-saat bersama Rama yang lebih menganggap Karin sebagai tempat sampah dan pilihan kedua.
Namun tetap saja Karin merasa gamang. Baginya cintanya hanya untuk Rama. Saat Rama menyadari siapa gadis yang ia butuhkan dalam hidupnya, siapakah yang akan Karin pilih pada akhirnya?
-------------
Dear Friend With Love merupakan novel yang berangkat dari novel blog mingguan, itu sebabnya novel ini terasa lincah dan bebas.
Novel ini menggunakan POV orang pertama secara bergantian, dari sisi Karin dan sisi Rama. Sayang nggak ada POV dari sisi Adam atau Cicit. Tapi, yaa fokus utamanya memang hubungan friendzone antara Rama dan Karin sih.
Kedua tokoh ini sama-sama gokil, pemikirannya kocak, narsisnya kebangetan dan dialognya lucu. Sehingga kadang saya lupa ini yang sedang cerita Rama atau Karin? Saking miripnya gaya ceplas-ceplos mereka.
Kalau saja nggak ada pembeda penggunaan "aku" dan "gue", tentunya saya bakal makin bingung.
Karakternya sendiri lumayan menyenangkan. Saya suka dengan Karin yang lucu. Meski hati dan perasaannya terluka, dia tetap ada untuk Rama. Memendam perasaan sebelah pihak selama delapan tahun itu luar biasa menurut saya. Tapi mungkin karena mereka bersahabat, Karin juga jadi susah move on.
Sementara Rama walau kocak tapi narsisnya selangit. Kepedean akut. Benar-benar tipikal cowok yang nyebelin. Apalagi beberapa kali dalam perang batinnya, Rama kelihatan banget egois dan cari enaknya sendiri.
Sementara untuk Cicit, kok susah ya sebel sama makhluk ini, biarpun Rama berulang kali memaafkan tingkah laku Cicit karena Cicit cantik (nah, bener kan Rama tuh nggak banget sifatnya), tapi pemikiran Cicit malah berkesan dewasa.
Sedangkan tokoh Adam, huhuu... ada gitu ya cowok kayak Adam? Udah baik, perhatian, lucu, ramah dan selalu jadi prince charming.
Hmm~ karakternya memang loveable semua, eh kecuali Rama sih. Kalau Rama itu keplak-able banget.
Bagi saya Dear Friends With Love benar-benar bacaan ringan yang kocak dan menghibur. Alurnya maju dengan cepat tanpa bertele-tele, gaya bertuturnya ceplas-ceplos dan bercampur antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Tapi selain kalimat-kalimat yang mengocok perut ada juga kalimat-kalimat dalem yang quotable.
Nah, buat kalian yang masih terjebak friendzone, coba deh baca novel ini. Seru banget dan gampang dibaca sekali duduk, semoga saja setelah baca novel ini, kalian bisa move on. Atau... justru malah terjebak makin dalam? Hehe~
1 komentar:
Posting Komentar