Judul buku: My Bittersweet Marriage
Penulis: Ika Vihara
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2016
Tebal buku: 350 halaman
ISBN: 978-602-02-8243-5
BLURB
Aarhus. Tempat yang asing di telinga Hessa. Tidak pernah sekali pun terlintas di benaknya untuk mengunjungi tempat itu. Namun, pernikahannya dengan Afnan membawa Hessa untuk hidup di sana. Meninggalkan keluarga, teman-teman, dan pekerjaan yang dicintainya di Indonesia. Seolah pernikahan belum cukup mengubah hidupnya, Hessa juga harus berdamai dengan lingkungan barunya. Tubuhnya tidak bisa beradaptasi. Bahkan dia didiagnosis terkena Seasonal Affective Disorder. Keinginannya untuk punya anak terpaksa ditunda. Di tempat baru itu, Hessa benar-benar menggantungkan hidupny pada Afnan. Afnan yang tampak tidak peduli dengan kondisi Hessa. Afnan hanya mau tinggal dan bekerja di Denmark, meneruskan hidupny yang sempurna di sana.
Kata orang, cinta harus berkorban. Tapi, mengapa hanya Hessa yang melakukannya? Apakah semua pengorbanannya sepadan dengan kebahagiaan yang pernah dijanjikan Afnan padanya?
RESENSI
Kita akan berteman dan saling mengenal, lalu siapa tahu kita akan saling mencintai." (hlm. 68)
Saat sang mama menyuruh Hessa untuk berkenalan dengan anak laki-laki teman mama, Hessa sudah tahu akan ke mana arah perkenalan itu. Hessa pun menolak mentah-mentah gagasan perjodohannya. Apalagi dari hasil stalkingnya di internet, Hessa tahu Afnan adalah lelaki yang pintar, tampan dan mapan yang tinggal di Denmark, maka tentu cukup mencurigakan mengapa lelaki semacam Afnan perlu dicarikan jodoh oleh orangtuanya. Namun di pertemuan pertama mereka, Hessa tahu ia mulai terpengaruh pesona Afnan.
Sementara Afnan sendiri berkejaran dengan waktunya yang singkat di Indonesia. Ia tak punya banyak waktu untuk merayu dan membujuk Hessa. Maka dengan keterusterangan yang polos, Afnan mengajukan lamarannya pada Hessa. Lamaran yang diajukan tanpa paksaan, Afnan pasrah menunggu apa pun keputusan Hessa.
Tanpa dinyana, Hessa benar-benar mempertimbangkan tawaran Afnan, dan ia pun mengiyakan lamaran itu. Dengan hubungan pacaran jarak jauh singkat selama tiga bulan, dan obrolan penuh perencanaan setiap malamnya, Hessa pun resmi menjadi istri Afnan.
Namun rencana ternyata jarang mendekati kenyataan. Meski telah membuat kesepakatan dan persiapan, kepindahan Hessa ke Aarhus rupanya tak mulus. Jauh dari tanah kelahiran, jauh dari keluarga, tiba-tiba menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, membuat Hessa limbung. Ia pun mengidap Seasonal Affective Disorder. Depresi yang membuat Hessa harus menunda keinginan untuk memiliki bayi, membuatnya makin sensitif karena tak diizinkan pulang ke Indonesia demi pernikahan adiknya, dan membuat Hessa merasa, hanya dirinyalah yang berkorban demi pernikahan ini.
Namun rencana ternyata jarang mendekati kenyataan. Meski telah membuat kesepakatan dan persiapan, kepindahan Hessa ke Aarhus rupanya tak mulus. Jauh dari tanah kelahiran, jauh dari keluarga, tiba-tiba menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya, membuat Hessa limbung. Ia pun mengidap Seasonal Affective Disorder. Depresi yang membuat Hessa harus menunda keinginan untuk memiliki bayi, membuatnya makin sensitif karena tak diizinkan pulang ke Indonesia demi pernikahan adiknya, dan membuat Hessa merasa, hanya dirinyalah yang berkorban demi pernikahan ini.
Sanggupkah Hessa dan Afnan menyelesaikan riak-riak rumah tangga mereka?
-------------
My Bittersweet Marriage. Pernikahan memang selalu manis-manis pahit... atau justru pahit-pahit manis? ^^
Well, yang jelas pernikahan harus punya rasa agar tidak hambar dan hanya menjadi sebuah status yang wajib dijalani.
Membaca blurb novel ini membuat saya tertarik seketika. Kota yang asing dan menggelitik rasa ingin tahu saya, premis yang cukup menjanjikan dan disorder yang dialami sang tokoh utama, membuat saya bersemangat untuk membacanya.
Diceritakan menggunakan sudut pandang orang ketiga, My Bittersweet Marriage mengalur maju dengan lumayan lambat. Gaya bercerita Ika Vihara cukup menarik dan santai. Ceplas-ceplos apa adanya.
Beberapa hal dalam novel ini membuat saya curiga bahwa novel ini berangkat dari wattpad, dan ketika saya cek ternyata benar.
Kecurigaan saya berawal dari tanda baca petik tutup yang diselingi spasi dan atribut dialog yang kurang rapi atau tidak tersusun membentuk pola kalimat. Semacam:
"Begini ya rasanya mau menikahi istri kedua." Mikkel tertawa, langsung digaplok mamanya. (Hlm. 67)
Saya pribadi nggak terlalu mempermasalahkannya, karena saya bisa memahami maksudnya. Tapi memang alangkah baiknya jika atribut bisa lebih rapi.
Sedangkan saya suka banget dengan settingnya. Bikin kepo luar biasa. Saya suka membaca cerita dengan tempat-tempat yang unik, lain dari yang lain, dan ditulis dengan menarik serta detail. Ya lokasinya, ya suasananya, ya orang-orangnya.
Hessa sebagai gadis berusia 27 tahun tampil sebagai gadis mandiri dan cantik. Pekerja keras, suka mendongeng bagi anak-anak (saya sebenarnya pengin ini muncul di adegan dan bukan hanya dalam narasi), pintar masak, hmm~ istri idaman banget. Hessa gambaran kebanyakan wanita di usia akhir dua puluhan yang resah akan status lajangnya.
Hingga kemudian kemandiriannya baik dalam masalah finansial maupun kepercayaan diri runtuh ketika tiba di tanah asing. Hessa bagai tercerabut dari kenyamanannya, kesulitan beradaptasi hingga mengalami seasonal affective disorder.
Sementara Afnan adalah pria keturunan Denmark-Indonesia yang kaku, selalu tertantang untuk berkompetisi dan nggak romantis blas. Ahahaha... tapi tindakan spontannya kadang bikin meleleh juga sih.
Secara keseluruhan, karakter dalam novel ini menarik dan punya ciri. Dalam berperilaku karakter-karakter ini cukup menonjolkan ciri mereka, namun dalam berdialog, sayangnya semua tokoh masih seragam. Gaya bicaranya terdengar satu "suara". Bahkan para mama saja gaya bicara dalam dialognya masih sama dengan gaya bicara Hessa, yang usianya jauh lebih muda.
Meski cenderung flat di awal cerita, namun kisah mulai menarik ketika seasonal affective disorder Hessa muncul. Bagaimana tanda-tandanya, apa yang dirasakan Hessa dan bagaimana usaha mereka untuk mengatasinya cukup detail dijabarkan. Memberi wawasan baru. Memberi saya teman baru karena saya pun penderita disorder. Sungguh diperlukan ketabahan dan kesabaran luar biasa bagi suami yang memiliki istri penderita disorder. Di sini saya merasa manusiawinya Afnan dalam mendukung Hessa. Bahwa kadang si suami pun mengalami kelelahan dalam menjaga perasaan sang istri. Walau ada saat saya merasa pertengkaran mereka childish banget, layaknya pasangan usia muda, bukan gambaran pernikahan pria dan wanita di usia akhir dua puluhan. Tapi memang... seperti itulah pernikahan. Salah paham, bertengkar, berkompromi, berdamai, salah paham lagi, dan seterusnya bagai sebuah siklus. Gejolak ringan inilah yang jadi manis-pahit pernikahan yang coba disajikan dalam My Bittersweet Marriage.
Untuk sampul, aaah saya suka banget. Warnanya manis, dan sepeda sampai kapan pun menyimpan romansa pribadi bagi saya. Desain di dalam novel juga cantik dan bikin enjoy dalam membaca.
So, novel ini saya rasa layak untuk jadi bacaan di kala senggang. Perlu waktu yang spesial karena cerita cenderung flat, tapi ada wawasan dan banyak hal yang bisa kita petik dari kisah di dalamnya. Good job Ika Vihara, semoga sukses untuk My Bittersweet Marriage dan novel-novel selanjutnya :)
++++++++GIVEAWAY TIME++++++++++
Sudah baca review My Bittersweet Marriage? Sudah siap merasakan pahit-manis pernikahan Afnan dan Hessa? Kalau siap, saya mau bagikan satu novel My Bittersweet Marriage buat satu orang yang beruntung.
Caranya mudah saja:
1. Peserta tinggal di Indonesia atau memiliki alamat pengiriman di Indonesia.
2. Follow twitter @IkaVihara dan @KendengPanali lalu share giveaway ini dengan hashtag #MyBittersweetMarriage dan jangan lupa untuk mention kami berdua.
3. Follow blog ini via email, GFC atau G+ (optional)
4. Jawab pertanyaan di bawah ini di kolom komentar dengan mencantumkan nama | link share | alamat email
Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
5. Giveaway berlangsung hanya 4 hari dan akan ditutup tanggal 23 April 2016 pukul 23.59 WIB.
6. Jika ada pertanyaan jangan segan colek saya di twitter ya... good luck ;)
***UPDATE***
Haiii... setelah bersenang-senang selama 4 hari sekarang tiba waktunya untuk mengumumkan satu orang yang beruntung mendapatkan novel My Bittersweet Marriage.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih pada teman-teman yang telah berpartisipasi dalam giveaway kali ini. Jawaban kalian keren semua !!
Namun tetap saja harus memilih satu di antara semua jawaban ini. Maka yang beruntung adalah....
Cahya Widyastutik
@cahyawid
Selamaaaat yaa... saya tunggu data diri kamu via email ke nurinawidiani84(at)gmail(dot)com paling lambat 2x24 jam ya.
Bagi yang belum beruntung jangan sedih. Nurina Mengeja Kata bakal ngadain blogtour lain untuk seru-seruan bareng. Nantika yaa :)
34 komentar:
Nama : Ratnani Latifah
Link Share: https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/722617977514762241
E-mail : kazuhanael[underscore]ratna[at]yahoo[dot]co[dot]id
Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
Jawab : Menikah dulu baru pacaran.
Alasannya ketika sudah dalam ikatan pernikahan pacaran dalam bentuk apapun sudah aman, karena sudah ada ikatan sah. Tidak akan menimbulkan fitnah.
khusnul yulia
https://mobile.twitter.com/liahanmon/status/722646023026421760?p=v
khusnulia [at] gmail [dot] com
Menikah dulu mba, soalnya udah gagal selusin pacaran sebelumnya, lalu ada yang ngajak nikah tanpa pacaran. Gayung bersambut deh, hehehe curcol abis.
Pacaran dalam artian sebenarnya kan mengenal yo mba, jadi kalau sudah mengenal seperlunya apakah si calon memang sesuai kriteria ya langsung nikah aja :)
Kelamaen 'mengenal' sayang waktunya.
Trims mba Ina
Nama : Salwa Balfas
Email : salwabalfas4@gmail.com
Link share : Lihat Tweet @Safaira01: https://twitter.com/Safaira01/status/722642815038197761?s=09
sudah follow via G+
- Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
Jawaban :
Menikah dulu baru pacaran, karena sudah berada dalam ikatan, sudah halal dan lebih indah masa pacaran setelah menikah. Karena pacaran sebelum menikah itu dilarang dalam agama.
Lebih indah setelah menikah karena telah direstui dan diridhoi. :)
Karena pacar yang kita pacari sebelum menikah itu belum tentu menjadi imam kita. Sedangkan jika sudah menikah dia sudah jelas statusnya sebagai imam kita. :)
Makasih kak GA nya smoga, bisa berjodoh dengan bukunya. ^^
Nama : Cahya Widyastutik
Email : cahyaembun04@gmail.com
LInk share : https://twitter.com/cahyawid/status/722701681394348033
- Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
Menikah dulu baru pacaran. Tapi dengan catatan kita saling mengenal terlebih dahulu. Mengenal dalam artian saya butuh waktu untuk mengenal bagaimana kepribadian, kebiasaan, dan sifat dia sesungguhnya. Saya ngga mau baru saling kenal sebut saja kenal beberapa minggu/bulan ujug-ujug nikah, apalagi itu hasil perjodohan. Saya ngga mau dapet 'zonk'.
Setelah tahap perkenalan dan kemudian kita siap dan yakin kalau dia yang terbaik, hayuk nikah jangan tunda-tunda lagi. Disini bukan perkara berapa lama kita mengenal dia, tapi tentang seberapa yakin kalau kita bisa saling melengkapi.
Karna perkara menikah adalah salah satu perkara paling penting dalam hidup, salah satu ibadah pula.Tanggungjawab ke Tuhan sangat besar.
Jadi semisal dipaksa buat milih nikah dulu baru pacaran atau pacaran dulu baru nikah, aku jadi bingung sendiri. Hahaa
Pokoknya nikah tapi dengan pengenalan terlebih dulu.
Sekian. Terima kasih.~
Nama :: Siti Elmanah
Email :: Sitielmanah4@gmail.com
Link share :: https://mobile.twitter.com/AraHaruu/status/722706869215752192?p=vy
Jawaban :: Menikah dulu sebelum pacaran. Apalagi kalo nikah nya masih muda :D (ketauan banget jomblo kebeletnya). Biar ngerasain juga asem manis paitnya 'Pernikahan' itu gimana
Nama: Khusnul
Twitter: @imahreana
Link share: https://twitter.com/imahreana/status/722724468464816128
Email: khusnulalsyafia@gmail.com
Memilih pacaran setelah menikah, karena di agama islam itu sudah jelas dan bahkan dianjurkan. Juga lebih asik apa2 setelah menikah, akan beda rasanya memandangnya setelah menikah, dan itu pasti akan jadi hal yg paling menarik yang tidak akan pernah kamu dapetin sebelum menikah. Dan juga seseorang pernah mengatakan, menikah itu menambah masalah, di datangi masalah. Tapi sekaligus belajar menyelesaikan masalah di dalamnya. Menikah akan membuat kita sama2 semakin dewasa. Menikah juga mengajarkan kita untuk tidak egois, berbagi, dan belajar saling memahami satu sama lain. Menikah adalah sekolah tanpa akhir, tanpa gelar, tapi ujiannya tidak ada kisi-kisinya, bahkan kunci jawabannya pun tak bisa mutlak. Nah itu lah sebabnya, pacaran setelah menikah tidak akan sia2 untuk hidup kita, bahkan itu lah yg terbaik.
Nama : Gita Nurladikasari
Email : mrsbabe97@gmail.com
Link Share : https://twitter.com/oneonlygzb/status/722760726595522560
Jawaban : Menikah dulu baru pacaran
Alasan : Aku banyak dengar cerita dari guru-guru, kakak-kakak kelas. Mereka bilang, rasanya beda banget menikah dulu baru pacaran atau pacaran setelah menikah. Lebih manis, enggak ngebosenin dan akan ada cerita baru di tiap harinya. Aku jadi mau+ingin+berharap bisa pacaran setelah menikah. Aku juga udah niat banget ta'arufan atau kami di kenalin lewat orangtua.Jauh dari maksiaty juga, kan Allah melarang pacaran sebelum menikah. Pengen ngerasain juga manisnya pacaran setelah menikah.
Seperti My Bittersweet Marriage, semua segala sifat kita keluar 100% seteleah menikah, benar-benar dari nol. Beda sama yang sudah pacaran duluan yang setengah sifatnya udah keluar setengahnya lagi di sembunyiin. My Bittersweet Marriage juga salah satu penguat keyakinanku aku ahrus bisa pacaran setelah menikah. Apalagi cerita di novel itu beneran konflik semua dan itu beneran seperti kehidupan nyata banget. Dan juga ada solusinya, jadi membuatku semakin yakin untuk melakukan menikah dulu baru pacaran atau pacaran setelah menikah.
Nama : Miftahur Rizqi
Link Share : https://twitter.com/MR_Laros/status/722763482832048128
Email : miftahurrizqi2@gmail.com
Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
PACARAN DULU BARU MENIKAH
Ya, menurut aku sih harus gitu..
Itu masalah pernikahan loh, jadi harus benar-benar jeli dalam memilih pasangan. Lakukan step by step untuk mengenali calon pasangan kita, tentu saja harus melalui proses pacaran terlebih dahulu..
Pacaran bukan untuk berzinah loh, ingat ya..!! Pacaran itu cuma sekedar untuk mengenal lebih jauh calon pasangan kita nantinya. Coba bayangkan jika kita menikahi pasangan kita yang kita sendiri-pun belum mengenalnya secara keseluruhan. Mungkin nanti akan berdampak pada rumah tangga kita nantinya, mungkin akan hancur.. Tapi kita juga harus ingat tujuan kita pacaran.. Kita pacaran bukan untuk melakukan perbuatan zina atau semacamnya, tapi untuk menseleksi calon pasangan kita. Lebih tepatnya adalah untuk mengenal lebih jauh calon pasangan kita nantinya.
Nama : Hidayatun Ni'mah
Linkshare : https://twitter.com/HidayatunNimah_/status/722796866614611970
Email : hidayatundam3@gmail.com
jawaban dari pertanyaan tersebut :
Menikah dulu baru pacaran. Kenapa kok nggak pacaran dulu? Karena:
- membuang waktu untuk sesuatu yang dapat merusak masa depan dan mempermainkan hati
- menghabiskan biaya yang tidak sedikit
untuk manfaat yang belum nyata dan jauh dari kemuliaan
- tidak aman karena tidak ada kontrak, lemah di sisi hukum, berpotensi konflik dengan merugikan pihak wanita
- berbohong dan berdusta menjadi hal biasa demi menyembunyikan tabiat asli atau menenangkan hati lawan jenis
- wanita dapat berpacaran dengan lebih dari satu pria, dan sebaliknya, tanpa saling mengetahui
- godaan syaitan untuk berzina sangat kuat, seperti kuatnya godaan kepada Nabi Adam untuk memakan buah khuldi
- setelah zina, ada potensi munculnya anak di luar pernikahan, status hukumnya lemah bila tanpa ada ayah
- bila anak tidak diinginkan oleh ibu atau ayahnya, ada potensi pembunuhan terhadap janin maupun bayi
- si pria harus bertanggung jawab bila si wanita hamil, padahal belum tentu wanita itu berpacaran hanya dengan 1 pria
- dokumentasi mesum yang memalukan dapat saja muncul beberapa tahun kemudian, bahkan setelah menikah dengan orang lain
- menularnya penyakit kelamin, hingga AIDS yang mematikan
- kualitas diri menjadi rendah, tak ubahnya barang display yang bebas disentuh siapa saja yang sedang menjadi pacar, padahal yang dinikahinya nanti besar kemungkinan adalah orang lain
- mengundang ghibah, menjadi gunjingan kerabat, dapat mempermalukan orang tua
- anak (di masa depan) sulit dilarang berpacaran, karena tahu bahwa orang tuanya pun dulu berpacaran
Boleh tidak kalau saya enggak memilih keduanya?
Saya gak mau menikah dulu baru pacaran takutnya "nyesel dibelakang" tapi kalau pacaran dulu sebelum nikah juga enggak asik ah, entar fitnah menyebar dimana-mana kalau terlalu nempel.
Tapi ada yg bilang tak kenal maka tak sayang terus gimana dong caranya saya supaya bisa kenal dengan si pasangan tanpa berpacaran?
"Tidak semua pacaran diikuti zina, tapi semua zina diawali dengan pacaran"
Jalan satu-satunya yg dihalalkan ya dengan ta'aruf mungkin buat zaman sekarang ini bisa dibilang agak kolot tapi kalau kita telik lagi banyak manfaatnya loh. Nih misalkan (Sumber: Basyir “Ta’aruf Dulu Baru Menikah”/Karya: Abu ‘Umar Bastir, Pesantren Darush Sholihin)
1. Ta'aruf bisa menjadi sarana untuk saling menjaga hubungan antara laki-laki dan perempuan untuk menjauhi zina dan berkhalwat (berdua-duaan).
2. Ta'aruf lebih fair. Pasalnya, proses ta'aruf lebih fokus pada saling bertukar informasi mengenai jati diri calon pasangan yang akan dinikahi, baik kebaikannya maupun keburukannya tanpa dibungkus dengan kepura-puraan.
3. Lewat ta'aruf, bisa mengumpulkan informasi mengenai calon pasangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya tanpa harus sering jalan layaknya orang pacaran.
4. Ta'aruf lebih hemat. Berbeda dengan orang pacaran yang banyak mengeluarkan banyak uang tanpa kepastian untuk menikah di kemudian hari.
5. Jika memang ada kecocokan, setelah ta'aruf bisa lebih cepat ke proses lamaran hingga pernikahan. Dan jika memang tidak menemukan kecocokan, maka tidak akan ada kata ‘putus’ yang bisa menyakitkan salah satu pihak. Cukup tidak dilanjutkan saja proses ta'arufnya.
dan halal pastinya, malah dianjurkan.
Jadi pacaran sebelum nikah itu asik lebih asik lagi kalau sudah dihalalkan oleh Agama.
Btw saya nonmuslim tapi bagi saya cara ini bisa dipakai siapa saja yang memang sesungguhnya berniat menikah bukan hanya main-main.
Nama: Agnes
Link Share:
https://mobile.twitter.com/its_nessie/status/722803360043118593
Alamat Email: Bookieslicious@gmail.com
Nama: Aya Murning
Twitter: @murniaya
Link share: https://twitter.com/murniaya/status/722812496462020609
Menikah, baru pacaran.
"Karena kalau pacaran yang halal lebih berasa nikmatnya..." - Jodoh untuk Naina
Kalau sudah menikah, nggak ada lagi forbidden. Tanpa fitnah dan gunjingan bagi orang yang melihat kita pacaran depan umum. Mau melakukan hal apa pun nggak ada rasa takut (takut dosa). Setiap limpahan kasih sayang dan pengabdiannya adalah pahala. Telah mendapat curahan doa dari kerabat. Dan tentunya sudah direstui dari orangtua dan keluarga.
Lupa email-nya
ayamurning@gmail.com
Nama: emma
Link share: https://mobile.twitter.com/EmmaNoer22/status/722806266511405056
Email: mardiana[at]gmail[dot]com
Jawaban: Kenal dulu baru menikah, untuk saling mengenal kan gak harus pacaran. Lagi pula untuk sekarang pacaran itu menurutku buang waktu apalagi untuk perempuan seumuranku, kalau memang serius kenapa harus menunggu dengan status pacaran. Membaca cerita Vihara yang karakternya lily mengenal dari bayi dengan sang suami, menganggap bahwa dia tau segalanya tentang kekasihnya bahwa dia akan bahagia saat bersama orang yang dia cintai, tapi nyatanya kita gak akan bisa mengetahui sifat seseorang secara detail, karena karakter atau sifat manusia cenderung bisa berubah dengan berjalannya waktu. Karena itu aku mungkin akan mencoba mengenal tanpa pacaran yang pasti ketika ada pria yang datang mendekat dan pada saat yang sama aku mengatakan keinginan untuk hubungan serius tanpa ada kata pacaran dan pria itu sanggup maka kami akan mencoba saling mengenal lebih dulu. Kemudian baru menikah. Lagi pula yang pacaran dulu untuk saling mengenal saja baru menikah bisa juga bercerai, jadi sama" punya peluang bahagia selama"nya atau sebaliknya.
Maaf email nya diatas salah, amrelisha [at] gmail [dot] com
Aulia | https://twitter.com/nunaalia/status/723025737494589442 | auliyati.online@gmail.com
Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
Aku pilih menikah dulu baru pacaran, karena itu tuntunan terbaik yg diajarkan dalam agama, terhindar dari zina, dan mendapat doa dari banyak orang, serta diridhoi Tuhan, Insyaallah pernikahan pun akan sakinah mawaddah warahmah.
Memang untuk menikah kita harus mengenal dulu pasangan kita dan itu bisa dilakukan melalui ta'aruf. Lewat ta'aruf kita bisa mencari tahu semua tentang calon pasangan karena dalam ta'aruf juga harus ada kejujuran dari kedua pihak, dan itu dilakukan tanpa harus pacaran yg banyak mudharatnya.
Lagi pula dengan menikah hati akan merasa lebih tentram dan melakukan semua hal dalam pacaran, khususnya yg mesra-mesra, setelah menikah adalah halal bahkan menjadi pahala. :)
Nama: Farikhatun Nisa'
Link Share: https://mobile.twitter.com/Littlepaper93/status/723045062767071233
Email: Farikhanisa14[at]Gmail[dot]com
Jawaban: Saya memilih nikah dulu baru pacaran. Tapi saya tidak mau munafik, kalau saya juga pernah beberapa kali pacaran. Hanya saja, sejak usia saya beranjak dari belasan dan memasuki duapuluhan. Saya mulai berpikir lagi, alangkah jauh lebih menyenangkan dan lebih aman jika menikah dulu baru berpacaran. Selain sudah bebas secara agama, juga tidak lagi menimbulkan fitnah.
Rinita | https://mobile.twitter.com/RinitAvyy/status/723045108476604416?p=v
| @Rinitavyy
Pacaran setelah menikah.
Karena kalo sudah menikah akan lebih barokah dan mendapat pahala bila bersentuhan, dan saling menggenggam tangan. Sedangkan kalo belum menikah pacaran, itu malah mendatangkan dosa dan mudah dipengaruhi bisikan syetan.
Nama: Annisa Hanako NC
Link share: https://twitter.com/AnnisaHanako/status/723092566653050880
Email: annisahanako141@gmail.com
Pilihanku; Menikah dulu baru pacaran.
Kenapa? Karena, kalau udah menikah, kan udah halal. Jadi nggak ada dosa diantara satu sama lain. Selain itu, menikah kan juga termasuk ibadah yang dianjurkan oleh Allah. Sedangkan pacaran, merupakan dosa yang sangat dilarang oleh Allah, karena belum mahram :)
Nama: Hanisa Aprilia
Link share: https://twitter.com/hanisaaprilia/status/723129042585571328
Email: hanisaaprilia16@gmail.com
Pacaran dulu lalu menikah? Menikah dulu lalu pacaran?
Hmm..
Aku kayanya akan memilih untuk pacaran dulu sebelum menikah. Karena, menikah itu bukan hanya aku dan dia saja yg terikat tapi keluarga kita berdua juga. Jadi aku harus mengenal dulu dia dan keluarganya sebelum kami memilih utk menjalani kehidupan selanjutnya bersama.
Noer Anggadila | https://twitter.com/NoerAnggadila/status/723202172217761795 | noeranggadila27@gmail.com
Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
Menikah dulu baru pacaran.
Alasannya karena dalam islam gak ada dalil yang menyuruh kita untuk berpacaran, adanya ya kalau udah siap, nikah aja :)
Dampak negatif dari pacaran pra nikah itu banyak:
1. bisa bikin baper melulu padahal dia yang sedang kita pikirkan bukanlah orang yang pasti jodoh kita kelak
2. bisa terjerumus dalam pergaulan bebas dan dapat menderita penyakit serius seperti HIV
dan masih banyak lagi. Selain itu, pacaran setelah nikah itu udah pasti berjodoh karena pacarannya sama suami sendiri, sedangkan kalau pacaran belum tentu kan kelak dia jodoh kita atau bukan, karena Allah punya berbagai macam rencana. Lalu, pacaran sebelum menikah itu udah pasti dosa karena pasti berkhalwat atau berdua-duaan dengan yang bukan mahramnya, tapi kalau udah nikah jadi bebaskan berduaan sama suami kapan dan dimana aja, gak ada fitnah pula. Memang pacaran gak selalu akan berzina, tapi berzina itu berawal dari pacaran [pra nikah]. Laki-laki gentle itu berani menemui bapaknya dulu baru anaknya, bukan sebaliknya :) Dengan menikah juga apa yang akan kita lakukan dengan pasangan akan mendapat restu dan ridho dari orang tua dan keluarga dan tentunya Allah SWT. Karena dengan menikah, kita dapat menyempurnakan kewajiban kita sebagai muslim dan muslimah.
Nama : Humaira
Link Share : https://mobile.twitter.com/RaaChoco/status/722701783387271168?p=v
Email : humairabalfas5@gmail.com
Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
Menikah (setelah ta'aruf) dulu baru pacaran. Sudah halal, sah, hubungan yang sudah diridhoi oleh Allah dan orang tua, terhindar dari dosa dan yang pasti tidak akan menimbulkan fitnah. Melakukan hal yang pasti-pasti saja, yang jelas statusnya dimata Allah dan orang banyak. Cinta hadir dalam kebutaan dan Allah akan menunjukkan jalannya, apalagi bagi mereka yang melaksanakan perintah-Nya.
Semoga aku beruntung :) :)
Nama : Ana Bahtera
Email : @anabahtera@yahoo.co.id
Link : https://twitter.com/anabahtera/status/723360123784028160
Antara pacaran dan menikah?
Menikah dulu baru pacaran. Alasannya simple, biar hati ini nyaman dalam menjalani sebuah hubungan. Kalau pacaran selalu ada rasa was-was ‘gak enak di lehat orang lain’ trus ‘takut dia kabur dengan orang lain karena belum ada ikatan sah’ atau ‘takut jika orangtua tidak merestui, padahal udah jalan bertahun-tahun’. Jika menikah baru pacaran pasti kenyamanan akan menumbuhkan cinta pada tiap pasangannya, tidak ada lagi rasa was-was seperti pacaran tanpa sebuah ikatan yang sah.
Nama : Nur Komariyah
Email : hyuuchigahikari@gmail.com
Link : https://twitter.com/nk_nulaniah/status/723411494214344705?s=09
Kalo aku, pilih nikah dulu, baru pacaran setelah itu...
Kenapa? Karena aku udah ngejalanin hal itu, sejauh ini emang lebih asyik kalau nikah dulu baru pacaran, selain terhindar dari hal-hal yang dilarang agama, hal itu juga bikin bermesraan di muka publik bukan menjadi hal yang tabu lagi, karena udah 'halal'. Komentar orang2 juga pastinya bakal beda, pas liat pasangan menikah gandengan tangan, "Ciee pengantin baru, mesra amat," lain kalo mereka liat pasangan pacaran gandengan tangan, "Baru pacaran aja pegangan tangan, giliran nikah nanti jalannya jauh-jauhan, itu juga kalo dinikahin nanti bla bla bla."
Jelas beda komentarnya kan?
Overall, semua kembali pada pilihan masing-masing sih :)
Nama: Dewi ayu ningsih
Link share: https://twitter.com/DewiiaeyuN/status/723050757746872320
E-mail: dewiiayuningsih[at]gmail[dot]com.
Nikah dulu baru Pacaran, apalagi ketika kita menikah karna benar-benar suka pada pandangan pertama dan kedua keluarga merestui.
Rasanya pasti sangat nikmat, berdua dengan pasangan dikamar tapi masih malu-malu kucing. Kemanapun selalu berdua tanpa takut ada gunjingan tetangga atau keluarga karna sudah halal. Selalu merasakan adanya sengatan listrik *KorbanNovel ketika bersentuhan.
Jika kita perpacaran sebelum menikah itu rawan akan "Sakit hati" dan "Makan hati". Dua istilah itu tak pernah luput dalam berpacaran. Sakit hati karena sedikit-dikit cemburu, egoisme, dan salah faham. Karena tidak ada rumusan aturan dalam berpacaran, semuanya hanya berdasarkan nafsu dan atas nama Cinta, tidak lebih.
Agatha Vonilia M. | https://twitter.com/Agatha_AVM/status/723536419377938432 | agathavonilia[at]gmail[dot]com
Menikah, baru pacaran.
This is our commitment and promise. Setelah menikah kita terikat janji seumur hidup dengan pasangan kita. Menurutku, seseorang akan menjadi romantis setelah dia menikah karena yang kita pikirkan adalah kebahagiaan pasangan kita. Lebih memahami, menyayangi dan menjaga pasangan juga. Tanggung jawab yang besar telah diucapkan kepada Tuhan. Cinta bisa timbul tanpa mengenal waktu dan tempat. Pacaran bertahun-tahun belum tentu nantinya akan berakhir di pelaminan. Malah banyak yang baru mengenal 1 bulan dan cocok untuk menjadi pasangan hidup akan langsung menikah.
Dalam pernikahan, kita akan menemukan pasangan hidup yang siap hidup bersama di saat kita down atau up. Hidup tidak pernah mau dipermainkan. Pernikahan adalah sebuah kesempatan membangun mimpi dan kehidupan sebuah keluarga. Pasangan hidup bukan kesenangan dan mata lah yang menentukan tapi keputusan ada dalam hati nurani dan doa kita kepada Tuhan for the best roommate.
Dian Maharani | https://twitter.com/realdianmrani93/status/722972245384007680 | dianmaharani833@yahoo.com
"Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?"
Pacaran > Menikah > Pacaran lagi *ehh*
Kalau boleh milih, aku maunya begitu. Tapi, inti ceritanya sih sama saja dengan menikah dulu baru pacaran. Pacaran pertama maksudnya sama dengan tahapan perkenalan, sifat dia seperti apa, gaya bicara dia, kalo udah ngambek durasinya berapa lama, dll. Jujur, aku nggak mau beli kucing dalam karung. Bukannya sok perfect, tapi cewek mana sih yang nggak mau dapat pasangan terbaik? Pada tahapan itu, pastinya aku akan mencari kelebihannya yang bisa melengkapi kekuranganku dan kelebihanku yang bisa melengkapi kekurangannya. Aku tidak akan mencoba mencari kecocokan diantara kami karena kecekcokan selalu siap menghampiri. Selama dia tidak main fisik ke aku, tidak narkoba, tidak kriminal, dan tidak selingkuh, ayok lanjut!
Setelahnya, kami pasti yakin untuk menikah. Disinilah semuanya akan diuji. Pasti ada-ada saja hal yang tidak aku temukan pada masa sebelumnya yang tiba-tiba muncul, alias sifat aslinya keluar. Yahhh, karena sudah menikah, pasti ada cara tersendiri untuk mengatasinya :)
Bintang Maharani
btgmhrn@gmail.com
https://twitter.com/btgmr/status/723338378415054848
Saya pilih menikah dulu, baru pacaran.
Keputusan untuk menikah bukanlah seperti sedang membeli kucing dalam karung. Tentu sudah banyak pertimbangan dan persetujuan dari berbagai pihak. Namun untuk menjaga kesucian cinta itu, menurut saya ya sebaiknya menikah dulu.
Bagi saya, kalau memilih pacaran dulu, berpacaran justru hanya memicu putusnya suatu hubungan. Kecenderungan untuk putus atau bubar jauh lebih besar karena belum adanya ikatan yang sah di mata hukum dan agama. Masih bisa seenaknya. Elo elo, gue gue. Mudahnya hilang gairah terhadap satu sama lain, apalagi yang sudah terjalin lama sampai bertahun-tahun. Udah pacaran lama, nggak nikah juga. Kaciyan deh lo! :p
Sedangkan jika sudah terikat dalam pernikahan, masing-masing orang punya tanggung jawab dalam mengurus dan menyelesaikan perkara rumah tangganya sendiri. Sebisa mungkin mencocokkan diri dan memaklumi pasangan. Masa pacarannya ada di fase sini. Kalau pun ada masalah, tidak akan semudah bilang putus seperti orang pacaran pada umumnya. Masa iya dikit-dikit mau minta bubar alias cerai? Divorce is definitely a BIG BIG BIG deal. Nggak mudah berkata cerai pada pasangan, terutama lelaki yang menjatuhkan talak.
Bukan berarti semua orang harus langsung menikah tanpa harus mengenal (lebih dalam) terhadap calon pasangannya terlebih dulu. Nggak gitu juga sih. Tetapi sebaiknya kita nggak usah membuang waktu dengan mempertahankan hubungan yang tidak jelas arahnya mau dibawa ke mana. Kalau memang sudah ada keseriusan dan kesiapan, ya segeralah menikah. Kalau pun ingin pacaran di awal, harus sudah siap komitmen diajak serius, bukan cuma nyodorin alasan kita-lihat-aja-nanti-ke-depannya-gimana. It's so last decade!
Rini Cipta Rahayu
https://twitter.com/RiniCipta/status/723818273624576001
rinspiration95@gmail.com
Setiap orang punya versi pernikahan ideal yang berbeda sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Tapi kalau aku sih lebih memilih pacaran dulu baru menikah. Kalau nanti setelah menikah bisa pacaran (lagi) sih oke-oke aja. Kalau bisa sih, romantisme pas pacaran masih tetap terjaga setelah berganti status nantinya hehe..
Pernikahan itu adalah moment yang sakral dan diupayakan terjadi hanya sekali seumur hidup. Pacaran itu kan salah satu proses pengenalan tahap awal, sebelum akhirnya memantapkan hati untuk menjalani hidup bersama. Kalau memang udah yakin, boleh pacaran dan langsung diseriusin. Tapi kalau memang belum, ya mendingan single dulu sambil meningkatkan kualitas dan memantapkan diri.Sebaiknya, dari awal kita udah komit mengenai apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan selama pacaran, bagaimana rencana visi misi kedepannya. Harapannya sih, dengan saling mengenal dan merancang kehidupan bersama orang yang tepat maka kehidupan pernikahan nantinya bisa berjalan dengan seimbang. Kadang yang ditakutkan adalah ketika kita merasa tidak nyaman dengan hubungan tanpa perasaan walaupun kita percaya cinta datang karena terbiasa. Tidak semua pernikahan tanpa pacaran atau perkenalan yang dalam sebelumnya berjalan dengan baik. Kalau diniatkan dengan baik, ya semoga kedepannya juga dimudahkan dan direstui oleh semesta :)
Arie Pradianita | ariepradianita@gmail.com
https://twitter.com/APradianita/status/723834293168939008
Indahnya pacaran setelah menikah.. ^_^
saat ini bisa kita lihat pasangan pasangan muda mudi jalan bersama, makan bersama, nonton film bersama seperti layaknya pasangan yang tak terpisahkan. mereka kadang sampai berikrar kalo akan selalu bersama dunia dan akherat. emang akherat gimana sih….kok beraninya janji kalo akan bersama di akherat.
bagi sebagian mereka pegangan tangan, cium tangan, sampai ke yang lebih dalam lagi dilakukan. banyak dari mereka sampai melakukan hal hal yang hanya diperbolehkan bagi sepasang suami istri. hari hari mereka terasa indah katanya.
ada yang melakukan itu dalam hitungan hari, bulan atau bahkan tahun. ada yang berlanjut sampai nikah dan ada pula yang akhirnya putus di tengah jalan tanpa tahu sebab pastinya. kalo dah gini siapa yang rugi???
bagi yang sampai menikah pun biasanya masalah mulai akan nampak ketika mereka sudah resmi jadi suami istri. semua sifat dan kelakuan asli muncul yang selama pacaran selalu ditutup tutupi demi sang kekasih. pertengkaran demi pertengkaranpun datang silih berganti. maka tak heran jika kita sering melihat rumah tangga yang berujung pada perceraian. biasanya alasan sepele saja, “sudah tidak cocok lagi”.
so mana manfaat pacaran sebelum menikah??? bagaimana janji janji yang akan sehidup semati?. ini semua disebabkan karena kita tidak menjadikan islam sebagai guide dalam kehidupan. kalo kita bisa merubah atau menjalankan pacaran secara islami, insya Allah semua akan selalu dalam karunia Allah.
emang pacaran islami gimana? dalam islam jelas dilarang berduaan dua orang yang bukan mukhrim karena yang ketiga adalah syetan. so biar aman ya kita harus jadi mukhrim dulu dangan orang yang kita cintai. so menikah gitu?? yup menikah.
menikah adalah cara yang diajarkan islam dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia akan pasangannya. setelah menikah kita bisa melakukan apa saja dengan pasangan kita. dan isnya Allah bernilai pahala.
alhamdulillah sudah mulai banyak saudara saudara kita yang tahu akan pentinya hal ini. sudah banyak temen temen atau adik adik kita yang sudah menikah ketika masih kuliah. semoga Allah memudahkan semua urusannya.
nah disinikan indahnya pacaran setelah menikah. kita ga takut atau ngumpet ngumpet. kita ga takut diketahui orang lain. kita bisa melakukan apa aja. kan sudah halal hehheheh. beda sekali sama yang pacaran sebelum nikah kan.
kita akan selalu saling mengingatkan atau memberi semangat. karena dasar dari cinta ini adalah Allah, so semua mencari ridho Allah. setelah nikah bukan pertengkaran yang didapat tapi kedekatan yang muncul. dengan berjalannya waktu cinta dan sayang akan semakin kuat karena bukan didasari dengan kebohongan dan pura pura.
Nama : Ratih M
Email : ratihmulyati02@gmail.com
Link : https://twitter.com/Jju_naa/status/723764387094228992
Menikah dulu, baru pacaran.
Karena aku tidak mau menabung serta menjadi sumber dosa baik untuk aku dan pasangan, maupun orang lain.
Sesehat-sehatnya pacaran, pasti ada celanya. Karena orang ketiga antara pria-wanita, adalah setan.
Lagi pula, lamanya waktu pacaran tidak menjamin bisa naik pelaminan dan bertahan sampa akhir.Justru sebaliknya, malah nambah dosa.
Memikirkan dan merindukan seseorang yang belum halal untuk kita, itu sama saja dosa (ngutip wejangan dosen)
Kalau ada yang bilang "Pacaran lama (kenal lama) aja bisa ribut sampai cerai. Apalagi yang langsung nikah tanpa proses (semacam pacaran)"
Menurut aku, ribut dan berakhir dgn cerai itu pilihan. Selagi bisa diselesaikan dgn baik-baik, kenapa harus cerai.Pernikahan itu bukan mainan.
Seandainya ribut pun pasti ngerti "Oh, sifat dia itu kaya gini. Berarti aku harus kaya gini"
Intinya bisa saling belajar memahami satu sama lain.Proses belajar inilah yang bikin beda dengan pacaran-menikah.
Sering deh, liat orang yang pacaran lama, lalu putus dan nikah sama orang lain. Terus temennya bilang "Cie, yang slama ini jagain jodoh orang" wkwkwk (Ada yang kaya gini? banyak!):3
Hohoho~ ini berdasarkan cerita ibu aku yang menikah dulu, barulah mengecap indahnya masa pacaran :D
*Bukan berarti aku anti sama orang pacaran ya :D
Menikah dulu, baru pacaran. Ataupun sebaliknya. Itu kembali lagi ke pilihan masing2. Setiap orang kan beda2.
Putri Prama A | https://twitter.com/PutriPramaa/status/723857261215387648 | anantaprama@yahoo.co.id
Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
Aku pilih menikah dulu baru pacaran.
Aku seorang perempuan. Dengan melakukan pernikahan terlebih dahulu kemudian pacaran, maka risiko aku dirugikan jauh lebih rendah. Aku akan terhindar dari perbuatan-perbuatan seperti melakukan hubungan seksual pranikah maupun yang lainnya. Dengan menikah terlebih dahulu, nggak akan ada yang namanya kekerasan oleh pacar, hubungan seksual pranikah, dll. Aku pernah membaca bahwa seorang perempuan dan laki-laki yang bersentuhan saja telah memicu nafsu, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan suhu tubuh dari kedua belah pihak. Dari hal itu saja, sebenarnya kita dapat mengerti bahwa seorang perempuan dan laki-laki yang berdekatan itu nggak baik efeknya, kecuali laki-laki dan perempuan tersebut telah terikat pernikahan. Nggak ada larangan bagi mereka untuk saling bernafsu, bukan? Justru itu merupakan ibadah.
Menikah itu bukan perkara senang bersama belaka, melainkan juga tentang membahagiakan orang lain juga dan menjalani kesedihan bersama. Aku memilih menikah sebelum pacaran bukan berarti menikah dilakuin tanpa perkenalan. Bagiku perkenalan dapat dilakuin tanpa pacaran. Dalam agamaku, ada hal yang disebut ta'aruf. Ta'aruf jelas berbeda dengan pacaran karena orientasi pacaran dan ta'aruf ini benar-benar berbeda. Ta'aruf memiliki tujuan pasti yaitu menikah sedangkan pacaran nggak semuanya memiliki tujuan.
Oh ya, menikah itu nggak bisa dilakuin seenaknya. Perlu dua orang berbeda jenis kelamin yang telah berpikiran dewasa untuk menikah. Dua orang yang memutuskan menikah adalah dua orang yang merasa yakin untuk berkomitmen berbahagia dan bersedih bersama. Pokoknya, menikah itu nggak bisa dilaksanakan seenaknya. Nggak bisa seenaknya memutuskan menikah dulu baru pacaran juga, harus sama-sama bisa berpikir bagaimana ke depannya nanti. Menikah itu nggak kaya main dadu yang pasrah aja berapa yang didapat, menikah itu harus direncanakan secara matang karena menikah ini sepantasnya dilakukan tanpa ada perpisahan. Sakral.
Akan tetapi, semuanya kembali ke pribadi masing-masing, dan setiap orang harus mampu menjaga dirinya masing-masing.
Terima kasih untuk kesempatannya, semoga aku beruntung. :)
nama: famia kamilia
email: amifamia@gmail.com
link share: https://mobile.twitter.com/amifamia/status/723857103220174848?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C4761102555
jawaban:
pilih menikah dulu baru pacaran, karena kalau pacaran dulu itu bikin dosa jadi tambah banyak, tapi kalau nikah dulu baru pacaran itu bebas mau ngapain malah nambah pahala. :D
Ten | regulus_noel@yahoo.com
https://twitter.com/ten_alten/status/723918155794391041
Kamu pilih mana pacaran dulu baru menikah atau menikah dulu baru pacaran? Apa alasannya?
-->>
aku milih pacaran dulu baru nikah, karena pacaran juga merupakan pendekatan personal dan keluarga.. biar nggak asal pilih, kayak milih kucing dalam karung.. :D
Posting Komentar