Judul buku: Suatu Hari di Musim Gugur
Judul asli: It Happened One Autumn
Seri: Wallflowers #2
Penulis: Lisa Kleypas
Alih bahasa: Juliana Tan
Editor: Dharmawati
Sampul dikerjakan oleh: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Februari 2009 (cetakan kedua)
Tebal buku: 424 halaman
ISBN: 978-979-22-4255-3
BLURB
Sebagai Earl of Westcliff, Marcus sangat menyadari tanggung jawab yang diembannya sangat besar dan karenanya dia tidak bisa main-main dalam memutuskan sesuatu. Termasuk memilih calon istri. Dan Lillian Bowman sudah pasti tidak memenuhi syarat. Gadis itu bukan keturunan bangsawan, kasar, suka membantah, lancang, dan luar biasa keras kepala. Lillian jelas bukan pilihan yang layak untuk menjadi pendampingnya.
Lillian sangat membenci Lord Westcliff. Apa pun yang dilakukan pria arogan, sok berkuasa, sok tahu, kaku, tidak berperasaan, dan menjengkelkan itu selalu memancing kemarahannya. Ia kasihan pada siapa pun gadis yang akan menjadi istri pria itu. Tapi ketika parfum ajaibnya berhasil memikat pria itu, Lillian pun gamang.
Marcus dan Lillian menyadari betapa mereka bertolak belakang. Siapa pun akan mengatakan mereka pasangan yang sangat tidak serasi. Tapi pada suatu hari di musim gugur yang indah, mereka menemukan bahwa semua yang mereka pikir salah tentang diri masing-masing ternyata merupakan hal yang paling mereka sukai.
RESENSI
Lillian Bowman adalah putri tertua keluarga Bowman yang merupakan keluarga pengusaha di Amerika. Keluarganya membawa Lillian dan adiknya, Daisy, ke Inggris untuk menggaet suami bangsawan. Hal yang sepenuhnya sulit dilakukan, karena meski kaya raya, tapi sikap dan sifat Lillian sama sekali tak mencerminkan keanggunan seorang Lady. Sikapnya yang dianggap eksentrik dan sulit dikendalikan, bahkan membuat kesal Marcus, Earl of Westcliff.
Sejak awal Marcus membenci sikap urakan Lillian dan berusaha menghindari gadis itu. Terlebih ia punya kewajiban untuk mencari istri yang berasal dari kalangan bangsawan untuk meneruskan garis keturunan Marsden, sebagai bangsawan tertua di Inggris.
Namun sejak kedatangan Lillian dan keluarganya untuk yang kedua kali di estatnya, Marcus menyadari betapa sulit menolak daya tarik mereka yang besar. Marcus menyadari gairah dan kekeraskepalaan Lillian begitu memikat. Dan ketika Sebastian St. Vincent jelas-jelas menunjukkan ketertarikannya pada Lillian, Marcus merasa tak bisa tinggal diam.
-----------
It Happened One Autumn adalah buku kedua dari seri wallflowers setelah Secret of A Summer Night. Novel yang saya suka banget karena kekontrasan karakter hero-heroinenya dan terutama karena temanya yang klise: benci jadi cinta.
Meski buku kedua dari sebuah seri, tenaaaang... bisa langsung dibaca tanpa membaca buku pertamanya. Hal yang saya suka dari Lisa Kleypas memang kejernihannya bertutur yang seolah menutup lubang meski nggak membaca buku sebelumnya. Maka boleh banget kalau mau langsung baca It Happened One Autumn.
Mengambil setting di Hampshire, di estat milik Marcus, yaitu di Stony Cross Park, tepat saat musim gugur di tahun yang sama dengan kisah Annabelle sebelumnya, tahun 1843. Saya selalu suka dengan Hampshire yang hijau, tenang dan terasa lapang. Tempat kelahiran Jane Eyre ini benar-benar lokasi yang sempurna untuk jatuh cinta.
Lisa Kleypas pun melukiskan tempat ini dengan detail yang indah dan mudah dibayangkan. Saya suka bagaimana Lisa memberi sentuhan manis terhadap latarnya sehingga suasana jadi mendukung.
Hmm~ sebagai hero, Marcus ini tipe pria yang selalu bikin saya gemeees. Kaku, tukang perintah, merasa selalu benar dan terkendali. Saya setuju dengan Lillian, memang kalau menilik cara berbusana Marcus yang rapi banget, pastilah membangkitkan sisi liar kita yang pengin membuatnya acak-acakan. Bahahaa...
Lillian sebagai heroine sebenarnya cukup bikin kesal. Saya sudah kesal dengan kengototannya terhadap Annabelle agar tidak berhubungan dengan Simon di buku pertama. Lillian sebenarnya sama dengan Marcus, selalu merasa benar dan suka mengatur. Hanya saja Lillian lebih meledak-ledak dan provokatif. Malah beberapa kali dia berhasil memancing reaksi Marcus. Tapi justru di situlah saya merasa kuatnya karakter Lillian. Heroine yang badass apalagi saat dia nggak mau menyerah begitu saja ketika diculik Sebastian.
Ooh... dan saya paliiiiing suka dengan dialog-dialog penuh sindiran dan sarkasme yang Lillian ucapkan terhadap ibu Marcus maupun Marcus sendiri. Ya ampun... gadis ini luar biasa pinter omong. Wkwk~
Lillian menjadi cerminan gadis yang amat sangat bertolak belakang dengan gadis bangsawan yang harus penuh sopan santun dan tunduk diatur-atur. Lillian begitu segar dan menunjukkan harga diri sebagai wanita di tengah kekolotan.
Sebastian St. Vincent muncul sebagai pihak ketiga.. kehadirannya membuat kisah makin segar. Tentunya Marcus perlu dorongan besar untuk mengakui perasaannya terhadap Lillian, dan dorongan itu berupa kecemburuannya terhadap Sebastian. Seruuuu... :))
Konflik di novel ini lebih menegangkan dibanding sebelumnya. Namun lagi-lagi, cukup mudah ditangani. Terlalu mudah malah. Tapi bagaimanapun juga... endingnya yang manis membuat saya memeluk buku ini erat-erat.
Nah.. bagi kalian yang sedang membenci seseorang, hati-hati lhooo... karena terkadang di balik benci yang terlalu ada hasrat cinta yang menggebu. Saya rekomendasikan banget It Happened One Autumn yang luar biasa ini.
0 komentar:
Posting Komentar