Judul buku: Terbuka Untukmu
Judul asli: Bared To You
Seri: Crossfire #1
Penulis: Sylvia Day
Alih Bahasa: Iingliana
Editor: Hetih Rusli
Cover: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Oktober 2013
Tebal buku: 446 halaman
ISBN: 9789792298604
BLURB
Gideon Cross memasuki hidupku seperti petir dalam kegelapan....
Pria itu tahu dirinya tampan, cerdas, dan memesona. Baru pertama kali aku tertarik pada seseorang seperti aku tertarik padanya. Aku mendambakan sentuhannya yang mampu membuatku luluh. Aku wanita yang tidak sempurna dan membawa luka masa lalu, namun dia bisa membuka diriku dengan mudah...
Gideon tahu. Dia memiliki hantu-hantu masa lalunya sendiri. Kami berdua saling memahami luka-luka batin... dan tak bisa memungkiri hasrat yang bergelora di antara kami. Ikatan cintanya mengubahku, aku berharap semoga rahasia kami di masa lalu tak membuat aku dan Gideon berpisah...
RESENSI
Eva Tramell baru saja pindah ke New York dan menghuni apartemen barunya bersama Carry, sahabat prianya. Saat ia sedang berusaha melihat kantor barunya, tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang pria yang langsung mengguncang hasratnya. Perasaan yang tampaknya tak bertepuk sebelah tangan karena di hari berikutnya, pria itu menyapa Eva dan menunjukkan sikap bahwa ia pun tertarik pada Eva.
Hingga Eva mengenalnya sebagai Gideon Cross, sang pemilik Cross Industries. Tanpa tedeng aling-aling, Gideon dengan jelas dan lugas menyatakan hasratnya terhadap Eva.
--------------------
Ada banyak alasan mengapa saya agak malas memulai untuk membaca seri Crossfire ini. Yang pertama karena banyak yang bilang kalau novel ini sebalas-duabelas dengan Fifty Shades of Grey, dan saya malas kalau harus membaca novel yang berpola sama dengan FSOG. Yang kedua karena seri ini terdiri dari lima buku. Belum-belum saya sudah jenuh.
Saya memang punya masalah dalam membaca novel berseri dengan tokoh yang sama. Biasanya saya mandeg di buku kedua dan sudah malas melanjutkan buku ketiga. Contohnya saja seri Summer-nya Jenny Han yang saya mentok di buku keduanya, atau novel fantasi Lunar Chronicles dari Marissa Meyer, yang saya belum juga punya mood untuk melanjutkan buku ketiganya, Cress.
Berbeda jika saya membaca serial yang tokohnya berbeda-beda. Mau sampai puluhan saya sih oke saja.
Jadi membaca Bared To You sejatinya hanyalah ajang coba-coba bagi saya. Nggak ada ekspektasi macam-macam. Dan ternyata novel ini lumayan bagus dan nggak membosankan. Kecuali bagian persetubuhannya. Terlalu banyak dan malah bikin ceritanya gak jelas. Untuk selanjutnya saya akan mengupasnya sebagai Bared To You tanpa berusaha membandingkannya dengan FSOG.
Novel ini ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama, yaitu sudut pandang Eva. Alurnya maju dan cara bertuturnya lumayan enak dibaca. Setting New York-nya cukup detail dan memberi gambaran dengan tepat.
Sayangnya lagi-lagi saya bertemu dengan hero yang ganteng dan hot banget yang merupakan pria pebisnis kaya raya yang bisa melakukan segalanya, dengan masa lalu yang (kemungkinan) melukainya. Dan seolah itu belum cukup untuk membuat saya memutar bola mata, semua pria—yap saya bilang SEMUA—yang ada di sekitar Eva, yang berada di kehidupan Eva, ganteng dan sempurna. Sampai di sini saya mulai menganggap novel ini benar-benar fiktif dan amat jauh dari kehidupan nyata. Well... memang apa salahnya sih kalau ada pria biasa atau buruk rupa di dekat sang heroine? Ini sih bukannya bikin iri tapi bikin senewen.
Kemudian Eva sendiri tadinya saya anggap lumayan punya prinsip. Dia berani nolak, berani mengajukan kompromi, nggak serta merta mau diajak bobok-bobok enak walau hasratnya udah ngebet berat. Tapi begitu ngerasain berhubungan dengan Gideon sekali, kontrol dirinya hilang. Dia jadi plin-plan dan gampang banget dibujuk. Yaah walau saya akui siapa yang nggak bakal meleleh kalau iming-imingnya seks hebat dan kalimat merana aku-butuh-kamu-aku-tak-bisa-hidup-tanpamu yang meluluhkan jiwa raga dan vagina.
Tapi sifat plin-plan Eva punya dasar kuat juga. Masa lalunya membuat naluri pertamanya adalah lari saat ia menemukan masalah. Tapi setelah lari dan marah-marah dia lumer juga dengan bujukan hasrat Gideon. Bah.
Adegan seksnya buanyak dan tersebar rata. Tapi nggak ada yang berkesan atau erotis bagi saya. Variasinya standart, lokasinya juga biasa banget. Limousine, kantor, hotel, apartemen, rumah, perpustakaan. Paling cuma adegan seks di rumah orangtua Gideon saja yang lumayan berkesan.
Sementara untuk romannya sama sekali nggak ada yang berkesan. Standar dan flat. Kedua tokohnya seperti masih belum menemukan chemistry. Mungkin karena setiap bertemu yang mereka lakukan hanyalah bercinta.
Tapi hubungan Eva dan sahabat cowoknya, Carry, cukup bikin saya waras dalam membaca novel ini. Walau saya juga merasa Carry terlalu sempurna, tapi hubungan mereka manis banget.
Di novel ini masa lalu Gideon belum terungkap. Saya hanya diberi clue sedikit-sedikit, dan membuat saya menduga-duga. Tapi meski saya penasaran, say belum punya minat untuk melanjutkan ke buku kedua. Well, lihat saja nanti apakah saya bakal melanjutkan membaca seri ini atau enggak.
0 komentar:
Posting Komentar