Penulis: Sherrilyn Kenyon
Seri: Dark-Hunter #15
Penerbit: St. Martin Press
Tahun terbit: November 2008
Tebal buku: 310 halaman
ISBN: 9780312947064
BLURB
While the world carries on unawares, Stryker, who leads an army of demons and vampires, is plotting an all out onslaught against his enemies—which, unfortunately for us, includes the entire human race. To avenge his sister, Stryker prepares to annihilate the Dark-Hunters. But things go awry when his oldest enemy returns. Enter his ex-wife. Zephyra. Just when he thought nothing could stop him, he's now embroiled in a centuries old war with a shrew who gives new meaning to pain.
RESENSI
Penuh dendam dan keinginan untuk membunuh, Stryker membangkitkan War, makhluk yang telah dikunci kekuatannya oleh para dewa. Stryker memerintahkan War untuk memburu dan membunuh Acheron dan Nick. Sementara Artemis yang mengetahui usaha Stryker, memerintahkan salah satu pelayannya, Zephyra, untuk membunuh Stryker.
Zephyra dengan senang hati melaksanakan tugas tersebut, karena ia sendiri menanti-nantikan kesempatan ini. Sejak sebelas ribu tahun lalu ketika Stryker meninggalkannya, Zephyra telah berniat untuk membunuh Stryker.
Namun semuanya mulai diluar kendali. Kekuatan asli Nick muncul dan membuat War berbalik mengadu domba antara Daimon dan gallu. War juga bukan hanya berusaha membunuh Acheron dan Nick, tapi juga mengincar nyawa Stryker.
Stryker sendiri terkejut mendapati istri yang ditinggalkannya dulu masih hidup dan ternyata memiliki seorang putri, Medea. Apakah Medea adalah putri Stryker? Apakah Stryker bisa memperbaiki kesalahan yang ia lakukan sebelas ribu tahun lalu? Dan akankah perang ini berakhir?
-------------------------------
Tadinya saya sama sekali nggak berminat buat membaca novel ini karena heronya adalah si musuh besar, Stykerius. Dari awal kemunculannya, Stryker benar-benar tokoh yang jahatnya minta ampun. Bahkan saat dia dengan tega membunuh Urian dan berkali-kali berusaha membunuh Ash.
Sungguh, membaca kisah tentang si antagonis setelah puluhan episode Dark-Hunter rasanya bikin saya malas.
Tapi Sherrilyn Kenyon lagi-lagi bikin saya takjub. Dulu saya nggak suka Zarek di Embrace The Night, tapi begitu membaca kisah Zarek sendiri di Dance With Devil, saya jatuh hati padanya. Dulu saya sebel setengah mati sama Artemis, tapi membaca kisahnya di Acheron, saya malah jatuh iba padanya. Dan kini, saya dibuat memahami mengapa Stryker bisa demikian jahat.
Yaaah meski saat membaca Acheron saya tahu bahwa dalam urusan kejahatan Stryker lebih punya prinsip daripada si jalang Satara. Tapi membaca novel One Silent Night ini, makin lama saya jadi nggak membenci Stryker lagi. Huhuuu...
Apalagi Stryker punya nasib yang sama dengan Ash. Punya anak perempuan yang baru diketahui setelah sebelas ribu tahun!! Samaan. Hahaha...
Cuma bedanya pertemuan Ash dan Kat pertama kali terasa mengharu biru dan bikin saya mewek, sementara pertemuan pertama Stryker dan Medea bikin saya geleng-geleng kepala saking takjubnya melihat mereka saling melempar sarkasme. Ha.
Di dalam novel ini, kejelasan tentang status Nick semakin tersingkap. Setelah menghadapi War, bentuk dan jati diri Nick keluar, kekuatannya yang tersembunyi akhirnya muncul dan sempat bikin geger. Nick ternyata adalah Malachai. Makhluk ciptaan kegelapan yang kekuatannya sangat besar dan menakutkan. Hohoo... Saya cemas banget tadinya saya pikir Nick hanyalah manusia biasa yang jadi Dark-Hunter, tapi ternyata dia punya kemiripan dengan Ash. Kekuatannya dikunci agar nggak ada yang tahu siapa dia.
Banyak banget tokoh yang muncul dalam novel ini. Untungnya nama mereka simpel dan mudah diingat. Hanya saja yang susah diingat adalah peranan dan kemampuan mereka. Wkwk~
Berkaitan dengan Jared sang Sephiroth yang menjadi penyeimbang keberadaan Nick sang Malachai saya merasa kasihaaaaan banget. Dan jengkel abis sama Medea dan Zephyra. Kok mereka kejam bangeeeet nyiksa Jared. Sampai-sampai Stryker aja nggak tahan lihatnya.
Ini yang bikin saya dilema juga terhadap Zephyra. Di satu sisi dia wanita badass yang luar biasa karena setelah ditinggalkan Stryker dia mencoba bertahan hidup dan mati-matian melindungi Medea. Dia membuat perjanjian dengan iblis demi Medea, dan bertarung kayak singa betina. Keren lah. Sayangnya dia kejam, jenderal! Sadis dan pendendam. Kehilangan sang cucu membuatnya jadi benci sama manusia dan lalu jadi kejam. Aaaaaarghh... saya benci sama heroinenya :(
Tapi Sherrilyn Kenyon memang penulis yang cerdik dalam memainkan emosi pembacanya. Ia membuat tokoh antagonis yang nggak beneran jahat. Selalu ada alasan dibalik tindakan seseorang, bahkan meski itu tindakan kejahatan. Seperti selalu ada dua sisi mata koin, maka seperti itu pulalah kebaikan dan kejahatan. Saya diajak memahami alasan-alasan Stryker, kepedihan yang telah ia lalui, pengkhianatan yang ia terima. Dan akhirnya hampir saja saya merasakan simpati. Karena, walau ada alasan, kejahatan tetap adalah kejahatan.
Endingnya keren kalau menurut saya. Siapa yang bakal menyangka? Kalau Stryker, Ash dan Nick bakal seperti itu. Duuuuh... saya benar-benar paling suka dengan pertarungan melawan War. Deg-degan dan cemas sambil menebak apa yang kira-kira bakal terjadi.
Well... One Silent Night menjadi bacaan yang saya selesaikan pertama di bulan Agustus dan saya cukup puas. Akhirnya, saya bisa berhenti membenci tokoh antagonis yang berkali-kali berusaha membunuh tokoh favorit saya. :))
0 komentar:
Posting Komentar