Judul buku: Yes, I Do But Not With You
Penulis: Shandy Tan
Ilustrator cover: Yulianto Qin
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Januari 2017
Tebal buku: 224 halaman
ISBN: 978-602-03-3711-1
BLURB
Amy tak pernah menyangka rencana masa depannya hancur berkeping-keping dalam sekejap. Pernikahan yang hanya tinggal sejengkal, tiba-tiba sirna. Joshua, sang calon suami sekaligus tujuan hidupnya, menghamili perempuan lain. Amy kehilangan kekasih, pekerjaan yang sangat ia suka, dan kepercayaannya terhadap laki-laki.
Tetapi, kemudian Semesta mempertemukan Amy dengan Gabriel yang melezatkan hari-hari Amy dengan pastry buatannya. Meski begitu, Joshua tak kunjung menyerah merebut Amy kembali, dan dia selalu tahu bagaimana meluluhkan pertahanan Amy. Akankah Amy menerima Joshua kembali? Ataukah ia akan melepaskannya, dan mendengarkan Semesta yang mencoba menghiburnya dengan kehadiran Gabriel?
RESENSI
Semesta kadang-kadang bisa sangat kejam, mengabulkan keinginan seseorang dengan menghancurkan kebahagiaan orang lain. (hlm. 152-153)
Saat mengetahui bahwa Joshua berselingkuh, Amy murka. Bagaimana tidak, ia dan Joshua akan melangkah ke pelaminan setahun lagi, tapi tiba-tiba saja muncul wanita yang mengaku hamil karena Josh. Tanpa bisa dicegah, Amy menghajar 'Pamela Anderson', mengambil kartu ATM yang berisi rekening bersama mereka, menyita laptop dan semua benda penting yang bisa membuat Josh kelimpungan. Amy tak rela, pengabdiannya sebagai sekretaris dan babu Josh secara gratis dibalas dengan perbuatan hina Josh.
Merasa hancur, Amy menerima saran sahabatnya Lucia untuk menemukan kehidupan baru sambil menghindari Josh. Dan Amy pun bertemu Gabriel. Pria yang menjadi tetangga barunya sekaligus chef baru di Pondok Sarapan milik Cia dan Paris.
Kedekatan mereka membuat Amy merasa hidup lagi, terutama karena pastry buatan Gabriel yang lezat. Namun Josh pria yang gigih dan bertekad berjuang habis-habisan untuk mendapatkan hati Amy kembali.
Akankah Amy memaafkan Josh? Atau ia memilih melupakan mantan kekasih brengseknya dan memilih Gabriel? Dan apa yang akan dilakukan Josh untuk kembali ke sisi Amy?
----------------------
"Aku percaya kadang-kadang karma butuh bantuan supaya pekerjaannya lebih mudah dan lebih cepat selesai. Kita hanya menyusun skenario." (hlm. 115)
Pengkhianatan memang menyakitkan, terutama jika terjadi di detik-detik saat kita merasa ada di puncak harapan. Maka terkadang bagi beberapa orang, untuk melepaskan rasa sakit yang menyesakkan itu, diperlukan tindakan ekstrem seperti... balas dendam misalnya. Karena kita butuh momentum untuk, bukan hanya move on, tapi juga move up.
Inilah ide cerita yang diolah oleh Shandy Tan dengan lincah dan cukup kocak. Beberapa bagian begitu menghibur dan bikin saya senyum-senyum geli. Bukan hanya dalam adegannya saja, tapi juga diksi dan penempatan dialognya yang terasa cerdas.
Ini memang pengalaman pertama saya membaca karya Shandy Tan. Pengalaman yang sangat berkesan karena sebenarnya saya nggak terlalu suka dengan genre metropop. Tapi Shandy Tan berhasil membawa saya ke dunia yang seru dan menyenangkan tentang kehidupan cinta Amy dan kehidupan urbannya. Saya suka dengan pikiran-pikiran Amy yang sedikit nakal juga dengan hubungan antar karakternya.
Yes, I Do But Not With You diceritakan dari sudut pandang orang ketiga, tapi lebih terfokus pada Amy. Apa yang Amy rasakan dan pikiran-pikirannya lebih banyak mendominasi dalam novel ini. Ada secuil sudut pandang Gabriel dan Paris yang muncul dan membuat saya girang karena memang layak ditunggu. Bagi saya sebagai pembaca yang lebih suka mengetahui perasaan dan pikiran sang hero, ini tentunya menjadi kepuasan tersendiri.
Setting Medan di novel ini nampak pada logat bahasa yang diucapkan oleh segelintir orang. Sementara para tokoh utama tetap menggunakan bahasa yang universal dan nggak terlihat dialeknya. Demikian juga dengan lokasi yang terasa kurang Medan bagi saya. Namun untuk lingkup setting ruang yang lebih sempit, deskripsinya mendetail dan mudah dibayangkan.
Karakter dalam novel ini begitu mudah menancap di benak. Terutama Josh yang diceritakan berprofesi sebagai pembica seminar semacam motivator yang bernama lengkap... Joshua Teguh. Ngg.... seriously? Kkk~ yaa saya kan langsung kepikiran sama seseorang yang sering muncul di televisi 😷😷 Karakter Josh cukup konsisten nyebelinnya. Baik dari apa yang digambarkan oleh Amy maupun dari tindak-tanduknya.
Amy selayaknya karakter heroine dalam metropop yang mandiri, cerdas tapi dibutakan cinta. Persahabatannya dengan Cia mencuri perhatian saya. Hubungan mereka seru dan asyik, terasa cair dan klop banget sebagai partner in crime. Chemistry mereka juara banget lah. Saya suka gaya Cia saat menasehati Amy, kelihatan banget keunikan sifatnya. Hmm... saya jadi penasaran Cia dan Paris ini ada bukunya sendiri nggak sih?
Sementara Gabriel cukup oke. Well, sebenarnya saya suka karena dia jago masak dan tampak penuh perhatian serta cool banget. Gayanya, cara ngomongnya, saat masak, asyik banget. Sayang, twistnya bikin saya berubah pandangan tentang dia. Gabriel masih oke, masih punya pesona dengan kesabaran dan gentle tapi yaaa... setelah tahu apa yang dia lakukan saya jadi merasa beda. Hahaha... sory, Gabe.
Konfliknya dibangun dengan baik. Meski saya sempat merasa penganiayaan terhadap 'Pamela Anderson' terlalu sering disebut, padahal tanpa sering disebut pun adegan itu tetap berbekas dalam di benak saya. Ada beberapa hal yang mudah terbaca, namun ada juga yang menjadi kejutan dalam novel ini. Penyelesaiannya pun saya anggap pas. Nggak muluk-muluk amat dan nggak nanggung. Saya justru bakal merasa sebal seandainya novel ini dipaksa ke ending bahagia selama-lamanya. Kebahagiaan yang didapat Amy adalah puncak kepuasannya, dan itu yang terpenting.
Secara keseluruhan, Yes, I Do But Not With You merupakan novel yang ringan, menghibur dan enak dibaca. Buat kamu pencinta novel metropop saya rekomendasikan novel unyu nan kocak ini.
0 komentar:
Posting Komentar