Kamis, 30 Juni 2016

[Resensi] The Naked Earl - Sally MacKenzie

Judul buku: The Naked Earl
Series: Naked Nobility #4
Penulis: Sally MacKenzie
Penerbit: Zebra Book
Tahun terbit: April 2007
Tebal buku: 350 halaman
ISBN: 9780821780756



BLURB

He Took Her By Surprise

When a naked earl climbs through the window into her bedchamber, Lady Elizabeth Runyon does the proper thing: She screams. Loudly. And then...well, Lizzie has had enough of being proper. She wishes to be bold. Wanton, even. She won't be commanded to put on her nightgown. Just this once, she will be absolutely daring...

She Returned The Favor

Robert Hamilton, Earl of Westbrooke, has no intention of being tricked into marriage by a detestable female, and if he has to flee naked across a rooftop, he will. Jolly good there's an open window waiting--as well as an undressed, slightly drunk, and alluringly beautiful Lady Elizabeth. Oh dear. If they are caught together, he might have to marry her. The idea is delicious...and the temptation is irresistible...

RESENSI

Ketika menemukan Lady Felicity berada di ranjangnya, spontan Robert Hamilton, Earl of Westbrooke, melompat keluar dari jendelanya sebelum Lady Felicity bisa menjerit untuk menimbulkan skandal. Tak ingin terjebak, Robbie kabur masuk ke sebuah jendela kamar yang terbuka. Betapa terkejutnya Robbie saat menyadari kamar yang ia masuki adalah kamar Lady Elizabeth Runyon, adik sahabatnya, Duke of Alvord. Mereka sama-sama telanjang dan harus melakukan sesuatu ketika sekumpulan bangsawan yang sama-sama menginap di kediaman Lord Tynweith menerobos masuk kamar Lizzie untuk mencari Robbie.
Sejak kecil Lizzie telah tergila-gila pada Robbie dan meyakini dirinya akan menikah dengan Robbie. Itu sebabnya ia menolak beberapa lamaran yang ditujukan padanya. Kali ini ia akan berusaha menarik perhatian Robbie dan mencoba menjatuhkan para pesaingnya, terutama Lady Felicity.
Sayangnya Robbie telah memutuskan tidak akan menikah sampai kapan pun. Ia memiliki rahasia besar yang menurutnya memalukan berhubungan dengan kejantanannya, dan ia tak ingin membuat Lizzie kecewa. Terutama karena ia pun telah tergila-gila pada Lizzie sejak lama.
Namun saat rencana Lady Felicity semakin keterlaluan, bisakah Robbie menghindar? Atau ia akan memilih menikahi Lizzie demi kehormatan gadis itu yang terancam direnggut oleh rencana jahat Felicity?

----------------------------

Aaaah akhirnya baca juga kisah Robbie-Lizzie yang jadi favorit saya di The Naked Duke. Di sana saya dapat gambaran tentang Robbie yang jahil dan suka bercanda, dan Lizzie yang manis dan kelihatan banget kalau tergila-gila sama Robbie.

Ide ceritanya menarik bagi saya karena saya suka banget kisah cinta antara seorang pria dengan adik sahabatnya. Cuma ternyata di dalam novel ini, cerita bercabang ke mana-mana dan menjadikan kisah bukan hanya terfokus pada Robbie dan Lizzie.
Ada kisah tentang Charlotte yang di The Naked Duke merupakan kandidat terkuat calon duchess bagi James. Tapi karena James kemudian menikahi Sarah, Charlotte terpaksa menikah dengan Duke yang tua renta. Charlotte berusaha memberikan pewaris bagi sang Duke untuk mengamankan posisinya dan untuk itu maka ia berselingkuh. Saya malah jadi tertarik dengan kisahnya, duh segitunya ya intrik yang harus dihadapi para bangsawan. Mereka harus menjatuhkan kalau nggak mau dijatuhkan. Nah yang menarik, adalah Charlotte yang terkenal dingin itu ternyata di sini bisa panas membara karena Tynweith! Tapi sayangnya... ini perselingkuhan. Hiks...
Yang bikin geleng-geleng tentu saja ulah Felicity. Banyaaaaak banget rencana jahatnya. Apalagi dia kelihatan ambisius dan egois. Dapet banget karakter jahatnya.

Ceritanya masih sama kocak dengan seri Naked Nobility yang lain. Dialognya segar dan beberapa adegannya konyol. Tokoh-tokoh yang muncul juga unik-unik. Wkwkkw~
Dan gombalannya lebih jago Tynweith daripada Robbie. Adegan panasnya juga. Hahaha...
Hmm... Sekarang karena kisah tentang Robbie sudah terpuaskan, sepertinya waktunya saya untuk baca seri kedua Naked Nobility :))

Selasa, 28 Juni 2016

[Posbar] 5 Aib Kala Malang Melintang Sebagai Pembaca

Demi memenuhi tema posting bareng BBI yaitu Bookish Confession, saya siap membuat pengakuan. Banyak sih fakta-fakta tentang perbukuan sepanjang saya membaca selama ini, dari yang nggak bermutu sampai yang berlumur dosa. Tapi nggak usah banyak-banyak ya, cukup lima pegakuan saja biar yang lain tetap saya simpan. Atau... mungkin akan saya ungkap lain waktu.

Maka ini dia 5 Aib Kala Malang Melintang Sebagai Pembaca:

1. Nggak Suka Lima Sekawan

Bagi generasi saya, Enid Blyton dan Lima Sekawan selalu jadi favorit siapa saja. Tapi saya sama sekali nggak menikmati membaca Lima Sekawan. Terutama George. Saya sebel banget karena sifatnya. Tomboy sih nggak masalah bagi saya tapi saya kok merasa dia itu merepotkan dan sering bikin jengkel. Kasihan Julian. *pundung ke para Lima Sekawan lovers*
Bagi saya, novel favorit karya Enid Blyton adalah Pasukan Mau Tahu. Tapi kok banyak yang nggak mengenal mereka sih?
Pasukan Mau Tahu bukan sekedar petualangan, tapi juga belajar memecahkan masalah, dan juga... berpantun. Wkwk~ gokil deh baca pantun-pantunnya Fatty. Atau malah saya harus menjura pada penerjemahnya yang bisa menerjemahkan pantun kocak menjadi lebih kocak lagi.

2. Baca Novel "Panas" Pertama Kali

Saya baca novel yang mulai ada adegan semi syur pertama kali waktu SD. Tunggu... tunggu... jangan lempar saya dulu. Saya bisa jelaskan! Jadi saya dulu waktu SD tergila-gila dengan serial Api di Bukit Menoreh karya S.H. Mintardja yang selalu muncul tiap harinya di koran Kedaulatan Rakyat. Dari situlah saya lalu merambah ke Wiro Sableng: Pendekar Kapak Naga Geni 212 yang dikoleksi kakak saya. Nyolong-nyolong sih bacanya. Tapi... well.. yaaah.. emang jadi rada deg-degan gitu.
Dan menginjak SMP saya mulai baca... Enny Arrow. *tutupin muka*
Hastagaa.... generasi macam apa saya ini? Wkwkwk~
Jadi pembelaan diri saya adalah: masa SMP itu masa ledakan hasrat membaca saya yang menggelegak. Tiap hari saya ke perpustakaan buat pinjam buku untuk dibaca malamnya dan dikembalikan keesokannya. Karena cuma bisa pinjam satu buku saya jelas ngelangut dong di hari Minggu, jadilah saya main ke rumah tetangga dan menyasar buku-bukunya yang berupa... stensilan. >.<
Mungkin itu sebabnya saya dewasa sebelum waktunya biasa saja kalau baca buku kipas sampai saat ini. Wkwkwk~

3. Nyobekin halaman majalah perpustakaan

Yang satu ini jangan ditiru ya, teman-teman. Huhuuu... Ini kejadian waktu SMA, pas lagi demen-demennya sama Westlife dan Leonardo Dicaprio. Di perpustakaan SMA saya sayangnya buku novel nggak sebanyak di perpustakaan SMP, kalau pun ada itu juga novel-novel lama angkatan Balai Pustaka yang sudah saya lalap semasa SMP. Yang banyak justru majalah remaja. Nah kalau nemu artikel atau pin up Westlife saya langsung mojok dan... menyobek halaman itu buat saya bawa pulang, sodara-sodara! *ini sih kriminal*
Dan berhubung hampir kebanyakan siswa melakukan hal yang sama, bisa dipastikan majalah lama yang sudah jadi korban itu.... jadi tipiiiis. ^^
Eits tapi sekarang udah nggak pernah begini lagi. Udah insyaf dan mengambil jalan lurus yang benar.

4. Bukan pembaca yang ikut-ikutan baca yang lagi ngetrend

Semakin hype sebuah buku saya malah makin males baca. Bahkan dari dulu ketika saya masih suka pinjam buku di rentalan, saya paling nggak mau ikutan antri atau nanya-nanya terus ke mbak penjaganya kapan buku yang populer dikembalikan. Saya lebih milih nunggu sampai nggak ada yang pinjam lagi dan akhirnya saya bebas merdeka menikmatinya. Sekarang pun makin sering saya lihat suatu buku, atau makin banyak yang membicarakan, saya jadi urung bacanya. Nanti-nanti sajalah. Bukannya sok antimainstream tapi saya lebih suka membaca karena saya memang suka atau tertarik, bukan karena ikut-ikutan.

5. Judge a book by it's cover

Yap... saya lemah sama cover cakep. Dan saya memang gampang jatuh cinta sama buku karena covernya... meskipun isi ceritanya kacrut :p
Tapi saya tetep baca blurb di baliknya juga dong. Dan lalu dilema parah saat covernya cantik-menarik-hati tapi dari blurbnya kelihatan kalau ceritanya bakalan nggak saya suka. Itu... momen di mana saya pengen ngumpat dan teriak frustasi. *dibekep penjaga toko buku*
Saya juga tipe yang sebaguuuuus apa pun isi ceritanya kalau covernya saya nggak suka saya males bacanya. Baca siih... tapi males-malesan. Ngoahaha...

Dan itulah fakta-fakta aib saya yang penuh dosa dan nggak layak ditiru. Nah kalian sendiri bagaimana? Hayooo cerita dan berbagilah kalau punya fakta aib seperti saya... Hehe..


Minggu, 26 Juni 2016

[Resensi] All You Need is Love - Fakhrisina Amalia

Judul buku: All You Need is Love
Penulis: Fakhrisina Amalia
Editor: Tri Saputra Sakti
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 240 halaman
ISBN: 978-602-03-1803-5



BLURB

Ketika hubungannya dengan Aiden berakhir, tanpa pikir panjang Katrina mengiyakan ajakan mamanya untuk terbang ke kampung halaman mereka di Skotlandia. Di negara yang indah itu Katrina berharap bisa melupakan kesedihannya.

Untuk pertama kali Katrina bertemu dengan keluarga besarnya. Ia mempunyai sepupu jauh yang tampan bernama Mac. Namun, entah kenapa Istas—kakak perempuan Mac—memusuhinya, tanpa Katrina tahu dimana letak kesalahannya. Tapi itu tidak menghentikan Katrina untuk semakin dekat dengan Mac.

Dan ternyata Skotlandia menyimpan misteri masa lalu yang tidak terduga. Tidak hanya indah, ada rahasia tersembunyi tentang Katrina di negara itu, juga tentang cerita cinta berlapis kota legenda! 


RESENSI

Untuk pertama kalinya akhirnya Katrina menginjak tanah kelahiran sang mama, Skotlandia. Sejak kecil tak sekalipun Katrina diajak mengunjungi Granny dan Grandpa-nya, karena menurut mama keluarga sang kakek tidak menyukai mereka. Tapi kini Katrina bisa mengunjungi Skotlandia karena Granny sakit. Apalagi Mama memang sengaja mengajak Katrina yang sedang patah hati karena baru saja putus dengan Aiden.
Setiba di Inverness, Katrina dan keluarganya disambut oleh Mac, sepupu Katrina yang seusia dengan Katrina. Bahkan setiba di rumah Granny, Katrina mendapat sambutan hangat dari paman dan bibinya. Namun betapa kagetnya Katrina saat Istas, kakak Mac, terlihat jelas-jelas membencinya. Dengan kasar, Istas menolak mrngakui Katrina sebagai sepupu dan menolak kehadiran gadis itu.
Kini tiba saatnya bagi Katrina untuk menerima rahasia masa lalu. Menyingkap alasan mengapa Istar memusuhinya, mengapa warna mata Mama dan Katrina tidak sebiru anggota keluarga yang lain, dan apa arti jarak bagi hubungan sepasang kekasih.

----------------------------

"Ada banyak cinta yang harus musnah, bukan karena nggak diperjuangkan, tapi memang karena nggak ada lagi yang bisa dilakukan. Selagi bisa, selagi cinta itu masih ada, berusahalah." (hlm. 171-172)


Saya paling nggak bisa nolak membaca novel yang di dalamnya terkandung rahasia masa lalu. Dan novel All You Need is Love benar-benar penuh kemisteriusan yang menarik untuk disingkap. Satu lagi novel young adult yang jadi favorit saya.

Saya suka banget dengan bab pembukanya. Cara bertutur Fakhrisina langsung memancing rasa penasaran saya dan membuat saya seketika menghabiskan novel ini dalam sekali duduk. Pun ketika memasuki bab tentang Aiden saya dibuat meleleh dengan betapa manis, santun dan gentle-nya Aiden. Beneran ada nggak sih cowok kuliahan yang kalimatnya langsung bisa memikat hati seorang ibu? Kalau saya punya anak cewek, sumpah deh, bakal saya simpen Aiden buat jadi menantu saya :p
Tapiiii... sayangnya saya rada sebel sama Katrina yang langsung memilih putus daripada melakukan LDR tanpa mau mencoba dulu. Alasannya rada kekanakan sih menurut saya, kecuali kalau dia pernah trauma dikhianati pas LDR, mungkin masih bisa saya terima. Tapi kalau sama sekali belum pernah mencoba dan sudah berpikir kalau hubungan itu nggak akan berhasil, bikin gondok kan ya jadinya. Mana sedikit gengsian pula. Hiih!! Gemes banget!
Cuma kesalnya nggak lama sih karena penggambaran setting tempatnya asyik banget. Saya seakan benar-benar bisa menikmati kecantikan Skotlandia selama membaca novel ini.

Menarik sekali saat Fakhrisina memasukkan mitos tentang Brigadoon di dalam novel ini. Sebuah desa yang muncul atau terlihat manusia sekali dalam seratus tahun. Aura mistis nan eksotisnya dapet banget. Sayangnya saat kisah Brigadoon ini muncul adalah kurun waktu tahun 1954 saat Granny bertunangan dengan Grandpa, di situ saya merasa cerita berjalan kaku dan dialognya nggak mengalir.
Lalu saya mulai berhitung, jika tahun 1954 adalah saat Granny melihat Brigadoon dan menikah dengan Grandpa, kemungkinan mama Katrina lahir setahun kemudian, berarti mamanya Katrina lahir tahun 1955 dong? Itu berarti saat ini mama Katrina udah umur 60 tahun? Iya nggak sih.. duh saya jadi bingung.

Dan sebenarnya saya merasa Katrina yang kemudian juga menemukan Brigadoon itu agak maksa. Menurut saya kalau mitosnya memang muncul 100 tahun sekali ya biarlah tetap 100 tahun sekali. Jadi bisa saja jadi epilog di tahun 2054... atau 39 tahun kemudian. Kan malah seru ya kalau Katrina yang udah tua ketemu Kyle yang masih muda. Kkk~

Tapi secara keseluruhan saya suka dengan ide cerita dan gaya bertutur Fakhrisina. Kalau kamu sedang bimbang tentang status hubunganmu yang terancam LDR, novel ini layak dibaca, cobain deh ;)

[Resensi: Scoundrel's Honor - Rosemary Rogers] Kisah Petualangan Emma dan Bandit Terhormat

Judul buku: Pencuri Terhormat
Judul asli: Scoundrel's Honor
Penulis: Rosemary Rogers
Alih bahasa: Anggraini Novitasari
Desain sampul: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 512 halaman
ISBN: 978-602-03-1772-4



BLURB

Ketika Anya, adik Emma Linley-Kirov diculik, wanita itu rela melakukan apa pun demi menyelamatkannya. Termasuk meminta bantuan Dimitri Tipova, penguasa dunia hitam St. Petersburg.
Dengan memanfaatkan jaringan pria itu, Emma berharap dapat menemukan adiknya yang terancam dijual sebagai pelacur oleh sindikat yang diduga melibatkan kaum bangsawan. Namun ternyata tak semudah itu berurusan dengan Dimitri yang terkenal sebagai penakluk wanita.

Sementara itu, meski bersedia membantu Emma, sebenarnya benak Dimitri hanya dipenuhi balas dendam kepada Count Nevskaya, ayahnya yang diduga terlibat dalam sindikat tersebut.
Akan tetapi, seiring pengejaran yang membawa mereka hingga ke Kairo, prioritas Dimitri mulai bergeser. Betulkah kini ia sungguh-sungguh mengutamakan kebahagiaan Emma dengan menemukan adik wanita pembangkang itu?


RESENSI

Setelah kematian ayahnya, Emma Linley-Kirov mengubah pondok kerja sang ayah menjadi sebuah penginapan untuk pelancong berkereta kuda. Lokasinya yang berada di tepi terluar desa Yabinsk di basin Sungai Volga dekat Moskow membuat tempat itu cukup ramai didatangi pelancong. Demi membesarkan adiknya, Anya, Emma rela mengurus penginapan seorang diri dan menolak tawaran seorang baron untuk dijadikan kekasih gelap. Namun tiba-tiba suatu hari Anya lenyap. Gadis itu hanya meninggalkan surat bahwa ia ikut dengan dua orang bangsawan Rusia yang menjanjikan Anya menjadi artis.
Merasa panik, Emma pun membulatkan tekad menemui saudara jauhnya, Herrick Gerhardt yang merupakan orang kepercayaan Alexander Pavlovich, sang Kaisar Rusia. Emma berniat meminta bantuan Herrick untuk menemukan Anya. Melalui Herrick, Emma diperkenalkan pada Dimitri Tipova, pencuri handal yang diminta membantu Emma.
Bertahun-tahun menggeluti dunia hitam, Dimitri terbiasa melindungi wanita. Namun kali ini wanita yang datang padanya benar-benar membangkitkan amarah dan hasratnya. Emma keras kepala, pembangkang dan tak segan menerjunkan diri dalam masalah. Tapi kebencian tetap saja tak bisa mengalahkan gairah.
Berdua mereka memburu Count Nevskaya yang diduga berada di balik perdagangan wanita dan anak-anak. Dari St. Petersburg menuju London hingga ke Kairo. Akankah mereka berhasil menyelamatkan Anya?

------------

Saya baca historical romance ini karena terpikat sama covernya yang cantik. Duh... mbaknya cakep bener. Kayak sendu-sendu gimana gitu ekspresinya. Tapi begitu baca... karakternya beda jauuuuh dari anggapan saya. Hahaha...

Saya nggak keberatan dengan heroine yang keras kepala selama dia juga punya akal sehat. Tapi Emma ini beneran bikin saya pengin nyekek, bukan karena keras kepalanya tapi karena gegabah dan egois. Kayak nggak pakai mikir akibatnya bakal gimana atau paling nggak berdiskusi sama orang yang dipercaya. But she doesn't trust anyone. Harga diriny terlalu tinggi bahkan untuk meminta bantuan atau pendapat. Hadeeeh... kesel sendiri jadinya.

Sementara Dimitri yang merupakan pemimpin dunia hitam digambarkan tampan, kasar tapi terpelajar. Asal-usulnya membuat sikapnya lumayan pahit. Saya suka sih sama sikap cemburunya yang kelihatan banget, putus asa dan ngarepnya dapet banget. Memang bisa dibilang chemistry mereka bagus dan nyambung.
Dan saya sebenarnya nggak setuju juga kalau Dimitri diterjemahkan sebagai pencuri, padahal dia kan bukan benar-benar pencuri. Saya sih lebih setuju Dimitri disebut sebagai bandit kalau-kalau bajingan terdengar kasar. Bandit terhormat. Nah... lebih bagus kan ya? Ya kan? *iyain aja biar gak nangis di pojokan*

Ceritanya sebenarnya bagus, petualangannya juga menarik banget. Deskripsi St. Petersburg, Alexandria dan Kairo-nya detail dan lengkap. Ada sejarah pula yang dimasukkan meski rada maksa, tapi informatif. Cuma begitu Rajih muncul dan ikut-ikutan memburu perdagangan wanita serta ikut-ikutan naksir Emma... huufft... rasanya jadi too much drama. Mana si Emma pasrah-pasrah aja kalau sama Rajih, beda kalau sama Dimitri. Emma pakai galau-galauan pula antara milih Rajih atau Demitri.

Dan yang paling bikin saya mencak-mencak adalah ending antara Emma dan Anya. Setelah perjalanan menempuh segala bahaya, setelah dari Yabinsk ke St. Petersburg ke London lalu ke Kairo buat mengikuti jejak Anya yang dibawa sindikat perdagangan wanita, setelah semua petualangan itu akhirnya Emma berhasil menemukan Anya tapi keadaannya dibuat nggak sesuai harapan. Aaargh... kalau ini adalah plot twist, saya makin pengin nyekek Emma. Bagi saya yang suka persahabatan/persaudaraan nan erat dalam novel-novel historical romance yang saya baca selama ini, saya dibuat sedih dengan ending Emma-Anya.

Buat kalian yang suka kisah petualangan memburu sindikat bersama bandit ganteng (tapi tahan dengan heroine yang keras kepala), bisa banget baca novel ini. Daya tariknya terdapat pada kota-kota kuno dan bersejarah yang eksotis.

Kamis, 23 Juni 2016

[Resensi] The Naked Duke - Sally MacKenzie

Judul buku: Duke yang Telanjang
Judul asli: The Naked Duke
Seri: Naked Nobility #1
Penulis: Sally MacKenzie
Alih bahasa: Debbie Hendrawan
Editor: Tyas
Penerbit: Elexmedia Komputindo
Tahun terbit: September 2011
Tebal buku: 360 halaman
ISBN: 978-602-00-0898-6



BLURB

Canggih. Penuh skandal. Bahkan, Miss Sarah Hamilton, dari Philadelpia, menemukan masyarakat London ternyata sangat mengejutkan. Bagaimana bisa bahwa dia telah terbangun dari tidur yang tidak bersalah ke menemukan dirinya di tempat tidur di samping pria tampan - PRIA - dan telanjang? 

Para penonton yang berdiri tertawa di ambang pintu tidak membantu sama sekali, dan sudah jelas, orang itu tidak mungkin seorang duke seperti pengakuannya. James, the Duke of Alford, terpesona pada teman tidurnya yang tak terduga - dan sama sekali tidak penakut. Benar, keadaan dan tempat pertemuan mereka memang paling tidak biasa, tetapi gadis Amerika yang bersemangat memukulinya dengan bantal sungguh-sungguh keindahan yang tak tertandingi. 

Jika Sarah bersedia mendengarkan penjelasannya yang masuk akal, James yakin ia akan memenangkan hatinya... untuk selamanya.

RESENSI

Setelah ayahnya meninggal, Sarah Hamilton setuju untuk melaksanakan pesan terakhir sang ayah, yaitu kembali ke Inggris dan menemui pamannya yang seorang earl. Namun setibanya di penginapan, kesalahpahaman terjadi. Karena rambutnya yang berwarna merah ia dikira pelacur oleh pemilik penginapan dan diusir. Untungnya seorang pria membantunya sehingga Sarah mendapatkan sebuah kamar. Merasa lelah karena perjalanan panjangnya dari Amerika, Sarah pun jatuh tertidur.
Namun betapa terkejutnya Sarah saat terbangun dan mendapati pria yang telanjang bulat di ranjangnya. Dan seolah mimpi buruknya belum cukup, beberapa orang menyerbu pintunya dan menyaksikan apa yang terjadi.
James William Randolph Runyon, Duke of Alvord jelas harus menikahi Sarah untuk membungkam skandal. Toh ia memang membutuhkan seorang istri untuk memberinya pewaris, karena sepupunya, Richard Runyon, berniat merebut gelarnya dengan segala cara.
Mampukah James meyakinkan Sarah, gadis Amerika yang sama sekali tak paham tatanan bangsawan Inggris, untuk menjadi Duchess of Alvord?

------------------

The Naked Duke adalah buku pertama dari seri Naked Nobility yang malah saya baca setelah The Naked King. Tadinya saya nggak punya harapan lebih pada novel ini mengingat pengalaman saya membaca The Naked King yang karakternya annoying semua. Tapi setelah membaca The Naked Duke... duuuh saya jadi jatuh cinta!!

Saya akui Sally MacKenzie memang memiliki gaya bertutur yang lucu. Bukan hanya adegan yang terasa komikal tapi juga dialog cerdas yang memancing senyum. Di novel inilah saya merasakan kenikmatan membaca "ketelanjangan". Wkwkwk~

James benar-benar hero yang baik dan gentleman sejati. Selera humornya pas, rayuannya bikin meleleh, nggak gombal dan sikapnya tanpa cela dan.... masih perjaka!! Seorang duke yang cakep dan gagah tapi masih perjaka! Ahahaha...
Keluguan dan kepolosan Sarah juga lucu banget, tapi sifat ragu-ragunya lumayan nyebelin. Namun mereka berdua pasangan yang pas dan terasa saling melengkapi.

Dalam perkembangan hubungan James dan Sarah, tekanan yang mereka hadapi dari Richard memberi sentuhan suspense yang menjadikan cerita semakin seru. Richard berani melakukan usaha apa pun untuk merebut gelar duke. Di bagian ini terasa banget kekejaman Richard, bahkan mungkin bisa dibilang kegilaan Richard. Sebegitu pentingnya sebuah gelar sampai bisa memunculkan intrik-intrik yang mencekam.

Sayang terjemahannya kurang memuaskan. Banyak kalimat yang jadi rancu dan ada beberapa kata yang diterjemahkan dengan keliru. Saya juga terganggu dengan penyebutan "tuanku" untuk menggantikan "my lord"... karena ini adalah panggilan untuk menyapa seseorang yang memiliki gelar bangsawan, saya rasa sih nggak perlu diterjemahkan.

Tapi untuk segi cerita, saya puas banget. Saya pun penasaran akan kisah Lizzie—adik James—dan Robbie. Mengingat betapa kocaknya Robbie dan manisnya Lizzie di novel ini.

Minggu, 19 Juni 2016

[Resensi: The Most Coveted Prize - Penny Jordan] Hadiah Terindah Bagi Sang Jutawan Rusia

Judul buku: Hadiah Terindah
Judul asli: The Most Coveted Prize
Seri: Russian Rivals #1
Penulis: Penny Jordan
Penerjemah: Linda Boentaran
Editor: Sam Ting Wong
Sampul oleh: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Juni 2015
Tebal buku: 224 halaman
ISBN: 9786020317113



BLURB

Hanya satu kontrak kerja lagi, dan lengkap sudah kerajaan bisnis sang jutawan Rusia, Kiryl Androvonov. Namun ia diadang lawan bisnis yang kuat, Vasilii Demidov. Beruntung bagi Kiryl, Vasilii memiliki kelemahan: Alena, adik tiri yang sangat dia lindungi.


Demi mendapatkan keinginannya, Kiryl merayu gadis itu dan memanfaatkannya untuk memeras Vasilii dan merebut kontrak bisnis. Sang taipan Rusia akan meraup untung besar dari situasi tersebut, sementara Alena akan menjadi hadiah terindah yang pernah dimilikinya. Hingga gadis itu menyadari betapa kejam Kiryl selama ini. Dan saat itu, Kiryl telanjur jatuh cinta padanya…

RESENSI

Alena Demidova merasa berhasil mengecoh kakak laki-lakinya, Vasilii, dengan "menyingkirkan" pengawas yang selalu diminta Vasilii untuk menjaganya. Kakaknya memang terlalu melindungi dan masih menganggapnya anak kecil. Padahal Alena merasa telah siap menjadi perempuan dewasa yang mengurus harta warisan ibunya dan merayu satu dua pria. Pria seperti Kyril Andronov, misalnya.
Alena terpukau pada daya tarik seksual yang terpancar dari pria itu dan dengan terang-terangan mengamati Kyril secara terbuka.
Semula Kyiril tak tertarik pada gadis muda yang menatapnya penuh damba itu. Tapi saat mendengar nama sang gadis, dan mengetahui bahwa Alena adalah adik semata wayang Vasilii yang tampaknya amat sangat dijaga oleh Vasilii, Kyril seolah mendapat jalan keluar dari masalahnya. Ia bertekad menggunakan Alena sebagai titik lemah Vasilii agar ia bisa mendapatkan kontrak yang ia mau. Maka ia mulai merayu Alena.
Namun kepolosan, kegairahan dan keterbukaan gadis itu bukanlah hal yang mudah diabaikan.
Akankah Kyril tetap pada rencananya dan merusak Alena, gadis yang mulai menghangatkan hatinya yang beku?

-----------------------

Bisa dibilang saya lebih suka The Most Coveted Prize daripada The Power of Vasilii. Vasilii terlalu bersih, terlalu baik dan gentleman sejati, jadi pergulatan batinnya nggak terlalu terasa. Tapi Kyril lumayan bajingan, jadi pergolakan batinnya dapet banget.

Saya selalu bilang bahwa yang saya suka dari Penny Jordan adalah penulis ini nggak pernah pelit memperlihatkan emosi hero-nya. Dari awal saya dimanjakan dengan paparan perasaan-perasaan Kyril juga pergulatan batinnya. Saya lebih suka tipe penulis yang seperti ini. Menggunakan POV orang ketiga tapi berimbang antara hero dan heroine-nya.
Terlebih Penny Jordan selalu bisa bikin heronya menyesal dan memohon. Oh, how i really love it! Di bagian si hero dihantam kenyataan, hampir kehilangan lalu memohon itu memuaskan batin saya. Wkwkwk~
Dan begitu pun yang saya rasakan pada Kyril.
Tapi saya nggak suka Alena. Hahaha... mungkin karena saya baca kisah Vasilii dan Laura lebih dulu, jadi saya sebel karena Alena lah yang membuat Vasilii salah paham terhadap Laura. Keinginannya untuk bebas selama sesaat itu terasa egois dengan membuat orang lain dirugikan. Tapi kepolosan dan keinginannya untuk mencintai itu menggemaskan.

Bagian yang saya suka di mana lagi kalau bukan di St. Petersburg. Kota favorit saya yang terasa romantis dalam penuturan Penny Jordan. Bukan hanya dari deskripsi tempatnya tapi juga suasananya pun ditulis dengan cantik banget.

Kisahnya mungkin sederhana, yah novel harlequin kan memang jenis novel ringan. Konfliknya lebih pada pertentangan batin sang hero dan penemuannya akan cinta.
Menghibur, ringan, lumayan blak-blakan dan maniiiis, aah.. saya jatuh cinta pada Kyril dan makin cinta pada St. Petersburg.

Jumat, 17 Juni 2016

[Resensi: Somewhere in Paris - Vira Safitri] Menggali Ingatan Yang Hilang di Paris

Judul buku: Somewhere in Paris
Penulis: Vira Safitri
Desain cover: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2014
Tebal buku: 304 halaman
ISBN: 978-602-03-1126-5
Book available at: bukupedia.com



BLURB

Dunia Cecilia Rodin jungkir balik ketika ia mengalami kecelakaan di kota Paris. Selain merenggut sahabatnya, peristiwa itu juga membuat Cecilia kehilangan sebagian memori di otaknya.

Dengan gamang ia mencoba melanjutkan hidup di Marseille, berusaha mengingat kenangan yang menyakitkan yang muncul satu per satu, termasuk ingatan tentang Ethel Black, sosok yang diingat Cecilia harus ditemuinya di Kilometer Nol, Paris, tepat sebelum kecelakaan itu. Sosok yang diyakininya sebagai cinta pertamanya.

Namun, dr. Fernand-Joseph Carlotti yang teramat setia merawat, mendukung, kemudian mencintainya, membuat Cecilia terombang-ambing. Terlebih saat ia menemukan kotak musik di loteng rumahnya di Bandung yang menyimpan petunjuk dari serangkaian misteri. Dan ketika kotak Pandora menguakkan kebenaran, siapakah yang layak Cecilia cintai?

RESENSI

Sejak kecelakaan yang dialami di Paris yang menyebabkan kematian Mina, sahabatnya, hidup Cecilia Rodin terasa janggal. Ada ingatannya yang hilang yang membuatnya resah. Apalagi seorang anak lelaki bernama Ethel Black terus menghantuinya. Anak itu muncul secara tiba-tiba, mendesaknya agar pergi ke Paris dan kemudian menghilang. Tak ada seorang pun yang melihatnya, kecuali Cecilia.
Hingga sekolah tempat Cecilia mengajar di Marseille menugaskan Cecilia untuk mengajar di sebuah sekolah di Paris. Kota yang namanya saja membuat Cecilia ketakutan. Untungnya dr. Fernand yang menjadi dokternya selama perawatan selalu setia mendampinginya. Bahkan pria itu berani melamarnya.
Namun sejak menemukan kotak musik di loteng rumahnya di Bandung, Cecilia bertekad mencari tahu masa lalunya yang hilang. Tentang siapa Ethel Black yang sepertinya memiliki ikatan dengannya dan pelangi. Apakah pria musisi yang memainkan biolanya dengan indah yang sering tanpa sengaja ditemui Cecilia adalah Ethel? Siapkah Cecilia menemukan kebenaran?

-------------

Salah banget ya saya baca novel ini setelah New York After The Rain, ekspektasi saya jadi berlebihan. Well, sebenarnya saya suka deh premisnya.. jenis yang pasti akan saya baca. Sayang jalan ceritanya jadi terlalu berputar-putar dan eksekusinya kurang jleb.

Saya merasa ada terlalu banyak tokoh dalam novel ini. Memang maksudnya mungkin untuk memberi clue satu persatu pada Cecilia, tapi jadi too much dan jadi berputar-putar. Dan ada lagi adegan ala-ala sinetron: di momen yang pas, ketemu, ngobrol, tinggal dikiiiiit lagi... satu langkah aja agar semua terungkap, eeeh... nggak jadi. Bukan cuma sekali pula, tapi berulang-ulang kali. Bahaha... duh gemeeees kan ya jadinya.
Suara dan cara bicara tiap tokohnya masih mirip-mirip. Saya mendapati beberapa tokoh yang suka banget menggunakan kata "entahlah" untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya. Seandainya nggak ada keterangan siapa yang sedang bicara mungkin saya bisa tertukar tokoh.
Padahal gestur dan pembawaan tokohnya sudah lumayan berciri khas. Sementara diksi serta cara penuturannya pun luwes dan menarik diikuti.

Sayangnya justru pertanyaan terbesar tentang masa lalu antara Cecilia dan Ethel nggak juga terjawab. Masih ada banyaaak pertanyaan tentang apa, bagaimana, mengapa, kapan dan seperti apa mengenai hubungan mereka. Rasa penasaran saya nggak terpuaskan. Hiks...

Well... meski sedikit kecewa karena eksekusi yang kurang maksimal tapi saya suka ide-ide cerita dari Vira Safitri yang menurut saya memang cocok untuk lini Amore. Apalagi kekuatan settingnya yang sudah dibuktikan di tiga karyanya yang telah saya baca. Hmm... saya sih masih setia menunggu novel Vira Safitri yang berikutnya. Kira-kira kota apa dan negara mana ya yang akan melatari novelnya nanti? Semoga dua kota favorit saya; New Orleans dan St. Petersburg bakal dilirik oleh penulis kece ini :)))

[Resensi] A Monster Calls - Patrick Ness, Jim Kay, Siobhan Dowd

Judul buku: A Monster Calls
Penulis: Patrick Ness, Jim Kay (illustrator), Siobhan Dowd (Conception)
Penerbit: Candlewick Press
Tahun terbit: September 2011
Tebal buku: 224 halaman
ISBN: 9781406311525



BLURB

The monster showed up after midnight. As they do.

But it isn’t the monster Conor’s been expecting. He’s been expecting the one from his nightmare, the one he’s had nearly every night since his mother started her treatments, the one with the darkness and the wind and the screaming…

This monster is something different, though. Something ancient, something wild. And it wants the most dangerous thing of all from Conor.

It wants the truth.


RESENSI

Monster itu muncul di hadapan Conor setelah tengah malam, tepat pukul 12.07 di halaman rumahnya. Tapi monster yang merupakan perwujudan dari pohon yew itu tak menakutkan sama sekali bagi Conor. Anak usia tiga belas tahun itu justru mengharapkan monster yang lebih menakutkan yang berasal dari mimpi-mimpi buruk yang dialaminya setiap malam. Mimpi buruk yang mulai ia lihat setelah ibunya menjalani perawatan.
Monster ini mengaku datang karena dipanggil oleh Conor dan menawarkan tiga cerita setiap malamnya. Sebagai balasannya, Conor harus menceritakan kisahnya. Sejujur-jujurnya.
Setiap malam tepat pukul 12.07 sang monster selalu datang, menceritakan kisah yang memaksa Conor melampiaskan segalanya. Melampiaskan emosi yang selalu dikubur diam-diam oleh anak itu. Emosi akan kerenggangannya dengan sang nenek, perundungan yang ia hadapi di sekolah, perpisahan orangtuanya dan penyakit yang diderita ibunya.

-----------------

Beberapa hari berlalu sejak saya menyelesaikan membaca buku ini. Setelah puas nangis-nangis dan nyesek-nyesek. Mimpi buruk Conor benar-benar menohok saya karena... merupakan cerminan mimpi buruk saya sendiri. Dan ketika saya berniat menulis review buku ini, saya masih saja kebingungan menuangkan segala perasaan saya yang ditarik keluar oleh novel ini.

Meski memang bagi saya, sang monster terasa lebih old and wise alih-alih menakutkan. Seram sih iya... ada kekuatan besar dalam sikap diamnya, mengintimidasi sih jelas, tapi tetap saja pembawaannya begitu terasa "tua". Mungkin karena wujud sang monster berasal dari pohon yew. Pohon yang sering ada di pekuburan yang ada di gereja dan merupakan pohon yang bisa hidup beribu-ribu tahun, pohon yang selalu menghijau dan disebut-sebut merupakan lambang kekekalan. Itu sebabnya sang monster bisa menceritakan kisah-kisah lama yang berasal dari abad pertengahan. Dengan kalimat yang tajam, lugas, tapi mengena, sang monster seolah memaksa Conor—dan saya—untuk jujur.

Saya terkesan dengan cerita yang dikisahkan oleh sang monster. Lumayan terkesima dan jadi memandang dongeng dari sisi yang berbeda. Bahwa yang hitam belum tentu hitam dan yang putih nggak selalu beneran putih. Bahwa ada sisi buruk dalam sebuah kebaikan. Semakin luas arti kebaikan itu, semakin besar pula sisi buruknya. Dan begitu juga dengan kejahatan. Bahwa mungkin saja, ada innocence dan niat baik dalam sebuah kejahatan.

Yang dialami Conor di sekolah pun sangat mengenaskan. Perundungan pada anak bisa terjadi bukan hanya dalam bentuk kekerasan fisik saja, tapi sikap terlalu hati-hati dan penuh iba pun bisa jadi malah membuat anak makin tertekan. Sejak ibunya sakit dan sejak seorang anak menghembuskan isu itu di sekolah, perlakuan teman-teman dan guru-guru terhadap Conor berubah. Mereka menjauh, nggak mau mengajak bicara karena (mungkin) takut melukai. Padahal Conor nggak mau dikasihani, dia juga nggak mau diberi kelonggaran. Conor pun jadi semacam mencari hukuman. Tapi hukuman itu nggak kunjung datang... hanya karena orang-orang kasihan padanya. Tentu saja Conor semakin marah. Dan mimpi buruknya semakin menjadi.
Ini juga lagi-lagi menohok, berapa kali ya saya mengirim tatapan iba pada seseorang? Tanpa saya sadar bahwa tatapan mengasihani saya justru malah membuat orang tersebut makin depresi, makin ingin menghilang dan makin disadarkan bahwa... orang yang pergi benar-benar telah pergi. Jenis tatapan yang membunuh harapan.

Aaah... membaca buku ini benar-benar menguras habis emosi saya. Buku anak terbaiiik yang saya baca tahun ini. Ilustrasinya keren, penceritaannya daleeem dan dahsyat efeknya. Saya ikut terbawa harapan tapi saya juga dihempas kenyataan. Pada akhirnya saat Conor akhirnya mengucapkan kebenaran... saya pun hancur berkeping-keping dalam keinginan saya untuk mengungkapkan hal yang sama.

Senin, 13 Juni 2016

[Resensi] New York After The Rain - Vira Safitri

Judul buku: New York After The Rain
Penulis: Vira Safitri
Editor: Irna Permanasari
Desain cover: Marcel A. W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Mei 2015
Tebal buku: 288 halaman
ISBN: 978-602-03-1506-5



BLURB

Tidak ada yang tahu bahwa Julia Milano adalah sosok di balik penulis best seller terbitan BlackInk, tempat Julia bekerja sebagai editor.

Ketika Ethan Hall, sutradara ternama, ingin mengangkat salah satu karya Julia ke layar lebar, mau tidak mau Julia harus membuka topeng yang selama ini ia kenakan dan membuka diri untuk bekerja sama dengan pemuda itu.

Tapi siapa sangka, kedekatan membawa mereka pada skenario yang membuat luka hati dan rahasia-rahasia yang mereka sembunyikan tersibak.

Ketahuilah, seseorang akan melakukan apa pun untuk orang yang dicintainya. Apa pun.... 


RESENSI

Bagi Julia Milano pekerjaannya sebagai editor di BlackInk sungguh menyenangkan. Alasannya apalagi kalau bukan karena Jacob Pierce, sang pemimpin redaksi umum di BlackInk. Asal bisa tetap memandang Jacob dan mengagumi pria itu secara diam-diam, Julia sudah puas. Itu pulalah yang membuat Julia menyembunyikan jati dirinya sebagai Jane Martin, penulis bestseller BlackInk. Karena peraturan perusahaan, Julia tak bisa merangkap sebagai penulis dan editor sekaligus di BlackInk.
Namun kemudian Jacob mulai mengusik Julia dan mempertanyakan keberadaan Jane Martin. Rupanya Ethan Hall, seorang aktor dan sutradara kenamaan, berniat membuat film yang diangkat dari novel Jane Martin. Tentu Julia jadi kelabakan. Apalagi kemudian Ethan tahu bahwa Julia adalah Jane Martin, maka mau tak mau Julia pun menyetujui bukunya dijadikan film dan terlibat dalam proses produksi.
Menghabiskan waktu bersama Ethan membuat Julia nyaman. Bahkan Ethan lebih menyita waktu Julia dan membuat Julia terpaksa menolak ajakan keluar dari Jacob.
Namun Julia tetap saja menyembunyikan perasaannya. Hingga kabar persiapan pernikahan Jacob dengan Amber dan Ethan dengan Miranda mengguncang dunianya. Pria mana yang membuatnya benar-benar patah hati? Dan rahasia apa yang saling disembunyikan Julia dan Ethan?

---------------

Ini pengalaman kedua saya membaca novel karya Vira Safitri setelah sebelumnya saya pernah menjadi host blog tour Remember Amsterdam. Meski beberapa kali kecewa membaca lini Amore, saya toh masih belum kehilangan harapan untuk menemukan Amore yang sreg di hati saya. Dan baru di novel New York After The Rain inilah saya merasa seolah selesai membaca novel harlequin, terutama karya penulis favorit saya Penny Jordan.

Kunci novel ini adalah masa lalu Julia Milano. Di sebuah trotoar di tengah deras hujan. Masa lalu yang menghantui Julia dan akan memunculkan seseorang untuk menuntut balas. Sepanjang cerita saya terbawa rasa penasaran dan lumayan ikut melow.

Hal yang saya suka dari Vira Safitri adalah kekuatan settingnya. Sama halnya dengan detail yang ia jabarkan dalam Remember Amsterdam, di dalam novel ini Vira Safitri pun dengan luwes menuliskan setiap lokasinya, dari New York hingga ke Italia. Keren.

Saya suka Julia, yang rada-rada melow, lumayan keras kepala, punya semangat buat bertengkar dengan Ethan tapi sayang jadi bloon kalau di depan Jacob. Haha... tapi bagian yang paling saya suka waktu Julia "ngerjain" Ethan dan bikin Ethan harus duduk di ayunan. XD
Di antara Jacob dan Ethan saya sih milih Ethan. Jacob kayaknya terlalu serius sementara Ethan lebih spontan. Lebih apa adanya. Bagian favorit saya waktu Ethan mulai gamang kali ya... pas di dermaga itu. Huhuuu...
Sayangnya saya nggak sreg dengan sebutan "pemuda itu" buat Jacob dan Ethan. Pemuda itu bagi saya ya cowok 24 tahun ke bawah lah, sementara yang sudah dewasa mending disebut "pria itu" jadi lebih berasa lakik dan matang.

Adegan-adegannya manis. Nggak ada yang panas. Padahal saya ngarep banget ada satu atau dua kecupan biar romannya makin berasa. Kalau flat begini memang jadinya kayak cinta-cintanya anak remaja.
Dan saya kok jadi pengin ada perang batin di sisi si pria ya. Antara mau nerusin rencananya apa enggak. *efek kebanyakan baca karya Penny Jordan* wkwkwkk~

Hmm... overall saya suka novel ini. Bahkan lebih suka dibanding Remember Amsterdam, settingnya kuat, ceritanya bagus, manis dan romantis. Ahh... jadi nggak sabar baca karya Vira Safitri yang lain nih ^^

Sabtu, 11 Juni 2016

[Resensi] Holland: One Fine Day in Leiden - Feba Sukmana

Judul buku: Holland: One Fine Day in Leiden
Penulis: Feba Sukmana
Penyunting: Widyawati Oktavia & Yulliya Febria
Penata letak: Erina Puspitasari
Ilustrator isi & sampul: Gama Marhaendra
Desainer sampul: Gita Mariana
Penerbit: Bukuné
Tahun terbit: November 2013
Tebal buku: 292 halaman
ISBN: 602-220-116-0



BLURB

Sejak menginjakkan kaki di Bandara Schiphol, Belanda, dan udara dingin menyambutnya, Kara tak lagi merasa asing. Mungkin, karena ia pun telah lama lupa dengan hangat.

Belasan ribu kilometer dari orang-orang tercinta, ia berharap bisa bersembunyi. Dari masa lalu, luka, dan cinta. Nyatanya, semua itu harus ia temukan lagi dalam kotak tua yang teronggok di sudut kamarnya. Kini, Kara tahu:
Ibu yang pergi, Kara yang mencari.
Tak ada waktu untuk cinta.

Namun, kala senja membingkai Leiden dengan jingga yang memerah, Kara masih ingat bisik manis laki-laki bermata pirus itu, "Ik vind je leuk" —aku suka kamu. Juga kecup hangatnya. Rasa takut mengepung Kara, takut jatuh cinta kepada seseorang yang akhirnya akan pergi begitu saja. Dan, meninggalkan perih yang tak tersembuhkan waktu. Seperti ibu.

Aku tidak berada di sini untuk jatuh cinta, ulangnya dalam hati, mengingatkan diri sendiri.

Di sudut-sudut Leiden, Den Haag, Rotterdam, dan Amsterdam yang menyuguhkan banyak cerita, Kara mempertanyakan masa lalu, harapan, masa depan, juga cinta. Ke manakah ia melangkah, sementara rintik hujan merinai di kanal-kanal dan menghunjam di jantung kota-kota Negeri Kincir Angin yang memesona?

Alles komt goed—Semua akan baik-baik saja, Kara.


RESENSI

Sejak kecil Kara hanya mengenal Yangti dan Yangkung sebagai keluarga intinya. Setiap ia bertanya tentang orangtuanya, jawabannya nihil. Yangkung dan Yangti tak berniat mengungkap masa lalu. Yang diingatnya hanya seorang wanita yang pernah sekali datang ke rumah ketika Kara masih kecil, dan memberinya sebuah boneka monyet. Wanita yang kemudian bertengkar dengan Yangti dan tak pernah muncu lagi.
Hingga tiba waktu Kara melanjutkan studi ke Leiden, barulah Yangkung menceritakan tentang masa lalu dan di mana ibu Kara sekarang berada. Yangkung juga menyerahkan sebuah kotak tua yang akan menjawab pertanyaan Kara.
Di Leiden, Kara merasa gamang. Bertemu seorang pemuda bermata pirus bernama Rein yang pelan-pelan membuat hatinya bergetar, Kara semakin resah. Bolehkah ia memikirkan cinta? Ataukah ia harus menemukan ibu lebih dulu?

---------------------

Hmm... berapa lama ya buku ini berdiam di timbunan dan nggak saya sentuh? Cukup lama kayaknya. Bukan karena saya nggak mau baca, tapi saya "eman" bacanya. Disayang-sayang gitu karena covernya yang cantik. Tapi alasan utamanya karena saya takut baper, pasalnya novel ini mengambil setting di negara favorit saya daaaan... di kota favorit saya pula: Leiden!!
Apalagi Kara diceritakan berasal dari Yogyakarta. Dari Jogja ke Leiden. Huufft... iri!!! wkwk~

Cover buku ini cakep banget, tapi ilustrasi di dalamnya benar-benar bikin jatuh cinta. Supeeer cantiknya. Gimana nggak jatuh cinta coba, sama novel ini?

One Fine Day in Leiden bukan hanya menyajikan kisah kegamangan hati Kara tapi juga disisipi pesona kota-kota Belanda. Deskripsinya begitu mendetail dan hampir-hampir membuat saya merasa seolah ada di sana. Banyak sejarah dan trivia-trivia yang bertebaran di dalam novel ini, dan ditempatkan dengan apik dan pas.

Hanya saja saya rada capek juga dengan karakter Kara, terlalu banyak ragunya. Iya-enggak-iya-enggaknya itu sempat bikin saya senewen. Dan tingkahnya yang nggak mau nanya kejelasan masalah sama Rein itu lho, haduuuu... gemas deh. Saya sampai berpikir, "sini saya aja yang nanyain ke Rein!" wkwkkk~

Cerita novel ini mengalir dan enak diikuti, diksinya apik dan romantis, adegan-adegannya kadang seru kadang manis, chemistry-nya juga asyik. Terasa sendu tapi juga hangat. Aaah... saya suka.
Yang jelas saya menemukan alasan untuk semakin jatuh cinta dengan Leiden melalui buku ini. So, buat kalian yang suka dibawa ke tempat-tempat indah dengan kisah unik yang menyertainya, boleh banget coba baca novel ini ;)

Kamis, 09 Juni 2016

[Resensi: Simple Thing Called Love - Anna Triana] Memburu Konser Sang Idola

Judul buku: Simple Thing Called Love
Penulis: Anna Triana
Editor: Pradita Seti Rahayu
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: Februari 2015
Tebal buku: 280 halaman
ISBN: 978-602-02-5781-5



BLURB

Cinta itu (harusnya) sederhana. Seperti rasa yang ada di hati Dee-Dee untuk Dido. Juga yang ada di hati Kano buat Dee-Dee. Tapi, semua rumit karena keadaan. 

Cinta Dee-Dee tak lagi sederhana karena Dido milik semua cewek remaja. Dido adalah drummer rupawan dari band papan atas, The Cliff. Yang ada di hati Kano pun rumit karena label sahabat melekat pada Dee-Dee dan Kano. Persahabatan yang dibangun di atas permusuhan juga kesamaan selera musik. 

Bagaimana Dee-Dee, Dido, juga Kano menyederhanakan keadaan? Benarkah cinta memang sederhana?


RESENSI

Mulanya Dee-Dee dan Kano adalah musuh bebuyutan yang pertengkarannya sudah melebihi level tom and jerry. Namun di SMA permusuhan itu mencair gara-gara musik. Setelah tahu selera musik mereka kurang lebih sama, mereka pun menjalin persahabatan yang kompak.
Ketika band favorit Dee-Dee, The Cliff, mengeluarkan album baru dan menggelar konser di beberapa kota, Dee-Dee pun dengan semangat berniat menonton konser itu. Segala upaya ia kerahkan untuk merayu orangtuanya agar memberi izin, merayu Kano agar mau menemani dan jungkir balik memburu tiket. Sayangnya setelah perjuangan berat yang Dee-Dee lakukan, konser dibatalkan karena Jakarta tidak aman.
Merasa penasaran, Dee-Dee lantas memburu kota lain tempat The Cliff menggelar konser. Lagi-lagi Dee-Dee ngotot merayu Kano agar membantunya, bahkan rela berbohong. Tapi rupanya tiga kali berusaha, Dee-Dee belum juga berjodoh untuk menonton Dido, drummer The Cliff yang menjadi pujaan hatinya.
Namun kejutan datang ketika Dee-Dee berhasil memenangkan undian liburan ke Australia, tanpa sengaja di sana ia beetemu Dido.
Akankah Dee-Dee berhasil menyaksikan konser The Cliff? Apakah kedekatannya dengan Dido akan merusak persahabatannya dengan Kano? Dan benarkah persahabatan Dee-Dee dan Kano murni hanya sebatas sahabat?

********

Ini karya Anna Triana yang pertama saya baca. Sebagai perkenalan, novel ini lumayan sesuai selera saya. Saya tadinya berpikir ini hanya kisah cinta-cintaan segitiga dengan idola dan sahabat. Yaaa... kurang lebih sih begitu, tapi bumbu kekonyolannya membantu cerita klise ini jadi kisah yang super menarik.

Dari pandangan pertama saya suka dengan kavernya yang sederhana dan konsepnya yang unyu. Ditambah ilustrasi di awal bab dan layout di dalam novel juga cantik, bikin betah bacanya.

Diceritakan dengan POV orang ketiga novel ini mengambil berbagai setting tempat; Jakarta, Bandung, Bali, Australia. Cukup seru mengikuti usaha Dee-Dee untuk menonton The Cliff. Mungkin seperti itulah fans yang cinta mati ya? Karena saya sendiri kalau nggak bisa nonton konser ya udah, kayak nggak bakal ada kesempatan lagi aja. Toh artis lokal, bukan artis luar negeri yang datang konser di Indonesia bisa dua puluh tahun sekali. Makanya saya sampai geleng-geleng kepala dengan kengototan Dee-Dee dan makin geleng-geleng lagi melihat kemeranaannya. Drama banget.
Yah mungkin itulah yang nggak saya suka dari Dee-Dee... terlalu drama. Dan cukup aneh juga Dee-Dee nggak punya rasa sungkan sama sekali dengan Dido di awal-awal pertemuan mereka.
Interaksi Dee-Dee dan Dido sama saja dengan interaksi Dee-Dee dan Kano. Bahkan cara bicara Dido dan Kano juga nggak terasa perbedaannya. Sama-sama cablak, gaya bercandanya juga mirip. Paling gestur Kano saja yang sering diimbuhi dengan gaya dingin. Tapi bagi saya, Dido dan Kano masih punya "suara" yang senada.

Tapi saya akui dialog-dialognya begitu segar dan kocak. Khas anak SMA yang lagi cablak-cablaknya. Chemistry-nya asyik dan seru. Kelihatan banget persahabatan mereka benar-benar kompak dan tulus. Gaya berceritanya juga mengalir dan enak diikuti. Deskripsi tempat-tempatnya pun mendetail dan rapi.

Hanya saja sepertinya penyelesaian konfliknya seolah agak terburu-buru. Kurang mengena dan kurang natural. Manisnya masih nanggung. Atau mungkin karena ada satu hati yang harus kecewa ya jadinya saya merasa kurang lengkap happy endingnya. Karena entah kenapa epilognya pun masih nggak bisa mengobati kekecewaan saya pada satu hati yang terluka itu. Hiks...
So mungkinkah Anna Triana akan membuat cerita yang beneran happy ending buat si cowok yang terluka ini?

[Resensi: Rainbow of You - Indah Hanaco] Mengharap Kembalinya Cinta Masa Kecil

Judul buku: Rainbow of You
Penulis: Indah Hanaco
Editor: Anin Patrajuangga
Desainer cover: Steffi
Penata isi: Yusuf Pramono
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: September 2013
Tebal buku: 280 halaman
ISBN: 9786022511939
Review at steller: Check out my story on Steller



BLURB

Ryu punya mimpi paling murni tentang Robin. Mimpi yang terpelihara rapi selama dua belas tahun. Hingga Tuhan memberi kejutan yang tidak siap untuk dihadapi gadis itu.
Enzo juga menyimpan mimpi-mimpinya di tempat rahasia. Berbeda dengan Ryu, Enzo tahu bagaimana caranya untuk mewujudkan mimpi itu. Meski tidak mudah.
Pipi semangka. Robin. Juliet. Ian Quintus. Lirik lagu. Satu per satu mendorong Ryu dan Enzo ke arah yang sama. Semuanya dilengkapi oleh ‘mantra’ yang diucapkan Ryu. Abrakadabra! Dan keajaiban pun tercipta.

RESENSI

Masa kecil Ryu selalu riuh dengan kehadiran anak-anak keluarga Macfadyen. Terutama si bungsu Enzo yang membuat hari-hari Ryu tak pernah tenang. Enzo selalu saja mengusili Ryu dan membuat si gadis cilik menangis. Kalau sudah begitu, Robin lah yang akan membela Ryu dan memarahi Enzo. Robin selalu lembut dan baik terlebih Robin juga tampan, sementara Enzo selalu jahat dan iseng. Tentu saja Ryu lebih menyukai Robin dan ingin menikah dengan Robin kelak jika ia besar nanti.
Sayangnya keluarga Macfadyen harus pindah ke Inggris dan meninggalkan Medan, dan membuat mereka sedih. Saat itulah Robin berjanji akan kembali demi Ryu suatu saat nanti. Robin memberikan album foto mereka saat bayi, dan Ryu menjadikan salah satu foto itu sebagai jimat.
Bertahun berlalu, Ryu yang telah menjadi gadis SMA tetap memegang kesetiaannya pada janji Robin. Ia menolak semua cowok yang mendekatinya. Tentu saja itu membuat kakak-kakak lelakinya geleng kepala, terutama Ken. Dan Ken yang sejak kecil jadi partner in crime Enzo tentu saja lebih memilih menjodohkan adiknya dengan Enzo. Itu sebabnya Ken mengumumkan bahwa Ryu adalah pacar Enzo untuk mengusir Ian, cowok yang terus menguntit Ryu. Jelas Ryu menjadi kesal.
Hingga akhirnya waktu yang dinanti tiba. Keluarga Macfadyen akan kembali. Ryu akan bisa bertemu dan bercakap-cakap lagi. Bukan hanya bicara seorang diri pada selembar foto bayi yang ditempel di kaca riasnya tiap hari.
Tapi benarkah Robin kembali demi Ryu? Yang jelas mantra yang diucapkan Ryu memang bekerja... terhadap salah satu anak keluarga Macfadyen.

********

Jika ditanya apa saya nggak bosan membaca karya Indah Hanaco, jawabannya nggak sama sekali. Saya selalu menikmati setiap karyanya senikmat saya mennyesap kopi. Kadang manis kadang pahit. Kadang pekat kadang encer. Kadang panas kadang dingin. Tapi tak pernah gagal menaikkan mood saya.

Rainbow of You menyajikan kisah kocak tentang kebebalan Ryu yang menanti teman masa kecil. Huhuu... gadis mana sih yang nggak punya teman-cowok-favorit-di-masa-kecil-yang-mungkin-potensial-untuk-diajak-nikah-nanti? Saya sih punya. Wkwkk~

Di bagian awal Rainbow of You memang lumayan membosankan. Mungkin karena banyak tokoh yang diperkenalkan dan dideskripsikan untuk membangun konstruksi ceritanya. Dan sebenarnya saya nggak suka sama kisah satu cewek yang dikelilingi banyak cowok. Dan ganteng. Bikin ngiri ya kan?
Coba di dunia nyata manalah ada cowok ganteng sebegitu banyak berkeliaran di sekitar saya? Hhhh....

Namun begitu kisah bergulir ke masa kuliah, ketika Robin dan Enzo kembali, ceritanya jadi asyik. Seru dan konyol. Chemistry-nya juga dapet banget. Terutama antara Ken dan Ryu. Saya suka melihat persaudaraan mereka yang natural. Terlebih justru mungkin Ken lah orang yang paling perhatian terhadap Ryu. Buktinya ramalannya bisa tepat. Hahaha... Tapi chemistry Ryu dan Enzo juga seru banget. Bertengkar-ngambek-baikan-romantisan hiih... bikin gemes gitu. Dan bagian romantisnya jelaaas... bikin meleleh.

Yang selalu saya suka dari novel Indah Hanaco adalah karakter ceweknya yang berani and to be herself. Ryu di sini memang kekeuh pendiriannya sampai saya merasa terlalu bebal. Bego banget rasanya karena terlalu memegang janji anak umur sepuluh tahun. Tapi di sisi lain kesetiaan tanpa nalar itu tetap romantis ya kan? Dan kesetiaan itu yang membawa happy ending. Paling yang bikin sebel karena Ryu terus menganggap Enzo jelek dan nakal. Pengin njitak jadinya.
Robin tetap konsisten baik dan lembut. Tapi saya ikut syok juga seperti Ryu mengetahui perubahan yang terjadi pada Robin. Syok tapi ngakak. *diblebekin Robin*
Enzo aduuuh... saya sih yakin bakal seperti apa Enzo versi dewasa. Anak lelaki yang usil dan jadi teman berantem pasti gedhenya jadi keren dan asyik... setidaknya itulah versi cerita di manga dan novel. Wkwkwk~
Haduuh tapi sumpah deh ya, Enzo ini enak banget diajak ngobrol. Kadang jahil, kadang nggodain, tapi seringnya bikin melting. Nggak kuat jantung adek, bang.

Konfliknya simple dan ringan, cuma melibatkan perasaan antara Ryu, Robin dan Enzo. Sudah pas banget dan mudah dibaca sekali duduk. Aah... saya suka deh dialognya yang nggak kaku dan mengalir. Saya juga suka puisi-puisinya Ryu. Daleeeem jenderal!

Well, buat kalian yang suka kisah cinta yang ringan antar teman masa kecil boleh banget deh baca novel ini. ;)

Selasa, 07 Juni 2016

[Resensi: manga Yoshinaga Yuu] Distance Kiss - Sinful Love - One-sided Love

Berawal dari bongkar-bongkar rak buku untuk dibersihkan saya pun menemukan mood booster saya: manga karya Yoshinaga Yuu sensei. Duh saya selalu jatuh cinta dengan karyanya. Hampir setiap ceritanya selalu sukses bikin saya nangis. Yah minimal mimbik-mimbik alias berlinangan air mata, lah ^^

Jadi saya kepengin membahas manga beliau kali ini. Berhubung ini pertama kalinya saya mereview manga, jadi semoga saja saya nggak terlalu spoiler.




Judul manga: Distance Kiss
Judul asli: Kiss Made no Kyori
Mangaka: Yoshinaga Yuu
Penerbit: m&c
Tahun terbit: Januari 2012
Tebal buku: 192 halaman
ISBN: 9786022103875

BLURB

Kaji, cowok yang disukai Yuzuha. Dia adalah teman saudara kembar Yuzuha, Suguru. Sejak kecil Kaji sering menghabiskan waktu di rumah Yuzuha dan Suguru. Walau Yuzuha sudah lama menyukai Kaji, namun sulit untuk menunjukkan perasaannya di depan Kaji. Ketika mereka masuk SMA, Kaji berubah menjadi cowok yang ganteng dan disukai banyak wanita. Yuzuha merasa kesulitan mendekati Kaji. Lalu, bagaimana cara Yuzuha mendekati Kaji yang terasa begitu jauh…?

RESENSI

Klise banget ya sebenernya? Yang biasa baca serial cantik pasti sudah hapal banget tema beginian. Tapi, adegannya menyentuuuuh banget. Bagian memperhatikan diam-diam dan mengharap dengan malu-malunya itu ketangkap banget dari ekspresi dan gestur tokohnya.
Kaji itu sederhana dan nggak berlebihan, nggak berusaha sok keren dan seringnya malah malu-malu. Sementara Yuzu yang suka salting-salting sendiri juga kelihatan cute banget.

Lalu bagian yang bikin saya mewek adalah saat Yuzuha tahu mengenai penyakit yang pernah diderita ibu Kaji tapi kecewa karena Kaji nggak mau cerita. Alasan yang disampaikan Kaji, kenapa dia memutuskan untuk nggak memberitahu Yuzuha itu.... huaaaa bikin nangis. Nangis bahagia. wkwk~
Interaksinya manis, adegannya pas, dan gambarnya baguuuus, Kajinya cakep. Itu yg penting.. XD


*****



Judul manga: Sinful Love
Judul asli: Tsumi Koi
Mangaka: Yoshinaga Yuu
Penerbit: Dragon Production
Tebal buku: 192 halaman

BLURB

"Kalau mau aku diam, selingkuhlah denganku"

Yashiro tanpa sengaja melihat Maki jalan dengan cewek yang bukan pacarnya. Yashiro yang menjalani kehidupannya tanpa stimulus, tiba-tiba menjadi kandidat target "selingkuh" Maki. Apakah Yashiro bisa menghentikan jeratan pesona Maki...!?

RESENSI

Manga ini berisi lima short story dan satu additional story. Cerita utamanya Sinful Love, yaitu kisah "perselingkuhan" antara Yashiro dan Maki. Awalnya sebel sama Maki, apalagi perlakuannya ke Yashiro manis banget, tapi endingnya... aawww... bikin meleleh.
Cerita kedua adalah Till I Fall In Love, kisah Tae yang bertukar posisi dengan kembarannya, Rie. Dan ternyata teman sebangku Rie adalah cowok yang Tae suka. Mereka jadi akrab, tapi Horiguchi mengira Tae adalah Rie, jadinya ya Tae bimbang. 
Aaah ini pasangan manis banget deh. Saya mewek pas bagian Tae dan Rie nonton pertandingan sepak bolanya Horiguchi.
Cerita ketiga ada Let's Loving At Dream. Ini kisah yang menarik banget. Tentang Fuzuki yang terus-terusan memimpikan cowok asing yang sama. Di dalam mimpi, Fuzuki selalu bertemu dengannya di sekolah dan memanggilnya sensei, tapi dicari sampai putus asa pun nggak ada seorang pun yang mirip dengan si cowok dalam mimpi. Hingga akhirnya tanpa sengaja, Fuzuki melihat si cowok di dunia nyata bersama sahabatnya, Yuna.
Aiiih... tegang plus deg-degan baca short manga ini. Apalagi pas Fuzuki menebak kalau cowok dalam mimpinya adalah pacar Yuna.... atau bukan, ya? >.<
Cerita keempat ada Golden Fish's Tear, tentang Iyo yang pernah berciuman dengan Tsujiai ketika kelas 5 SD di waktu festival musim panas. *omaigat* *saya kalah telak* *nangis di bahu Tsujiai*
Karena nggak tahan digoda teman-teman sekelasnya, Iyo pun menyangkal keras dan melukai perasaan Tsujiai. Sejak itu Tsujiai mengacuhkan Iyo, bahkan sampai SMA. Duh.. duh.. Iyo merasa bersalah banget dan pengin balikan lagi, tapi Tsujiai telanjur dingin. Hiks.
Tapi...tapi...tapi... Tsujiai lebih cakepan pas SD, gedhenya jelek. *digampar*
Sebenarnya pasangan ini paling manis loh, tapi berhubung saya juga ikut sakit hati sama Iyo, saya jadi sebel. Wkwkwk~
Eh tapi betewe... ikan mas koi yang biasa dipancing di festival musim panas itu bisa ya hidup sampe 5 tahunan?
Cerita kelima ada Love Spell, kisah tentang Shibahara yang tiba-tiba potong rambut padahal seelumnya Momoka bilang kalau dia nggak suka cowok berambut gondrong dan menurutnya rambut Shibahara lebih baik dipotong. Hmm... apa Shibahara dengar ya perkataan Momoka, dan kenapa Momoka jadi deg-degan sekarang?
Nah yang ini saya suka deh. Unyu banget interaksinya. Malu-malunya Shibahara itu lho bikin gemes.
Untuk penutup ada kisah tambahan Sinful Love dari sisi Maki. Ini yang paliiiiing favorit. Saya suka banget kalau ada tambahan cerita yang mengungkapkan POV si cowok.
Overall dari 5 short story saya nangis empat kali. Selain karena adegannya yang bikin meleleh, artworknya cakep banget, terutama untuk cowoknya. Paling suka sama Shibahara dan Horiguchi. Kereenn >.<


*****



Judul manga: One Sided Love
Judul asli: Kataomoi no Mukougawa
Mangaka: Yoshinaga Yuu
Penerbit: m&c
Tahun terbit: Januari 2011
Tebal buku: 192 halaman
ISBN:

BLURB

Tiap kali datang ke perpustakaan, Azusa selalu mendapati Iwasaki duduk di bangku sama sambil terus menatap ke luar jendela dengan mata sendu.
Lama-lama memperhatikan Iwasaki, mulai muncul perasaan suka Azusa padanya.
Lalu apa yang Azusa lakukan saat tahu yang dipandangi Iwasaki dengan tatapan lembut itu adalah sahabatnya sendiri?

RESENSI

Ada lima short story dalam manga ini, dan cerita utamanya adalah One-Sided Love yang maniiiiis banget. Penggambaran Iwasaki yang selalu menatap ke jendela dengan sendu itu dapet banget. Benar-benar kelihatan kalau lagi ngelihat orang yang disuka. Dan siapa yang mengira kalau yang dilihat Iwasaki itu sebenarnya adalah... aaaah mewek... mewek dah!
Cerita kedua ada When You Come to My Corner, kisah tentang Kako yang merasa gelisah di musim panas, dan pengin jatuh cinta. Kako memutuskan bahwa dia akan mencoba untuk jatuh cinta pada cowok pertama yang melangkah dan berbelok ke arahnya.
Aneh ya? Saya sih merasa Kako ini aneh-aneh, kalau saya sih nggak bakal melakukan ide gila begini, iya kalau yang muncul ganteng kalau jelek, atau playboy? Haha... tapi cowoknya Yoshinaga Yuu sensei mana ada sih yang playboy? Semuanya cowok sederhana yang maniiis.. :p
Cerita berikutnya ada An Angel’s Gift, tentang Miyuki seorang karyawan toko yang harus bekerja di malam natal. Hingga Takaya seorang pelajar SMA muncul di hadapannya dan memberi perhatian. Aiiih... Takaya kayak malaikat deh. Ya figurnya ya kalimatnya, kayak bukan anak SMA.
Tapi saya nggak terlalu suka cerita beginian, cerita antara karyawati dan anak SMA... rasanya janggal sih ya. Beda kalau sama-sama pekerja walau cowoknya lebih muda saya bisa menikmatinya.
Cerita keempat ada Low Sugar Love, kisah tentang Chiaki si cewek tomboy. Banyak yang memperlakukannya sebagai bagian dari cowok-cowok. Hingga Chiaki mulai jatuh cinta pada salah satu teman sekelasnya, Hidaka. Tapi saat Chiaki melihat foto mantan pacar Hidaka yang manis dan girly, kepercayaan dirinya langsung merosot.
Ini juga saya rada sebel.. wkwkk~ Habisnya penggambaran cewek tomboy ny berlebihan. Terlalu dibuat-buat dan nggak natural. Kayak maksa banget. Saya merasa nggak perlulah Chiaki dibuat duduk dengan posisi "sok cowok banget" di dalam kelas. Jadi ilfil deh.
Yang terakhir ada Summer Sign With You, cerita tentang Hyori tang dipaksa ayahnya untuk jadi manajer di klub bisbol selama musim panas. Tadinya Hyori menolak tapi karena Yoshimura ada di klub, Hyori pun mau. Yoshimura memperkenalkan Hyori pada pitcher tim mereka, Sumida senpai. Saat mereka saling mengenal satu sama lain, mereka benar-benar cocok. Tapi itu membuat Yoshimura kecewa...
Aaaak... suka suka sukaaa banget sama kisah yang ini. Kalem banget cowoknya, tapi tetap gentle.
So dari antara lima short story, saya cuma suka cerita awal dan akhirnya. Tapi... artworknya tetap juaraaaa!


[Resensi: Never Love A Cowboy - Lorraine Heath] Menyembuhkan Luka Hati Sang Cowboy

Judul buku: Cinta yang Hilang
Judul asli: Never Love Cowboy
Seri: Rogues in Texas #2
Penulis: Lorraine Heath
Penerjemah: Aditya Ikhsan
Penyunting: Jantjé
Penerbit: Dastan Books
Tahun terbit: September 2012
Tebal buku: 408 halaman
ISBN: 978-602-247-044-1



BLURB

Jessye Kane selalu bermimpi untuk mendapatkan kekayaan dan kemandirian setelah hati dan reputasinya hancur karena cinta pertamanya. Ia tidak memercayai laki-laki, tidak menginginkan atau membutuhkan suami karena ia menyadari kalau hanya sakit hati yang akan didapatkannya jika berhubungan dengan laki-laki. Sampai ia bertemu Harry.
Harrison Bainbridge, putra kedua dari seorang earl, diusir dari Inggris karena utang judinya yang menumpuk dan kegemarannya menggoda perempuan. Setibanya di Texas, ia tidak pernah menduga kalau putri seorang pemilik bar bisa menarik perhatiannya. Dengan sikapnya yang blak-blakan dan otak yang cerdas, Jessye membuat Harry tergoda. Di lain pihak, meskipun Harry hanya menginginkan tubuhnya, Jessye tetap tidak dapat menyangkal kalau Harry bisa menjadi laki-laki yang memiliki hatinya. Namun, pengalaman masa lalu Harry membuatnya tidak percaya akan cinta, dan ia tidak ingin memiliki hubungan yang permanen dengan satu perempuan saja.
Apakah yang akan dilakukan Harry untuk membuktikan kalau ia pantas mendapatkan cinta Jessye? Sanggupkah Jessye meyakinkan Harry kalau masih ada cinta yang tulus di dunia ini? Dan akankah mereka bersatu di tengah ketidakpercayaan itu?


RESENSI

Sebagai pelayan di bar dan penginapan milik ayahnya, Jessye Kane selalu menanggapi rayuan Harrison Bainbridge dengan dingin. Baginya, Harry tak lebih dari bajingan brengsek dan penipu. Jessye yakin Harry selalu bermain curang dengan kartu-kartu yang dimainkannya.
Maka ketika Harry dan sahabatnya, Christian MontgomeryKit—berniat mengajukan tawaran bisnis ternak, Jessye mengajukan syarat agar keuntungan hanya dibagi dua antara dirinya dan Kit, sementara Harry hanya akan mendapatkan upah sebesar yang mereka sepakati. Dan dengan catatan, Jessye harus ikut dalam pencarian dan pengumpulan hewan ternak.
Maka dimulailah perjalanan mereka menjelajahi wilayah utara Texas untuk mengumpulkan hewan ternak. Usaha yang berat namun akhirnya membuat Jessye memahami Harry dan berani mengungkapkan masa lalunya. Sayang perjalanan itu harus dibayar dengan luka di kaki Harry yang membuatnya terancam lumpuh.
Merasa invalid Harry berubah menjadi sosok yang mengerikan dan menyebalkan. Bisakah Jessye menjinakkan sang pria yang terluka fisik dan jiwanya itu?

*********

Ini pertama kalinya saya baca karya Lorraine Heath. Entah karena setting Texas-nya yang liar, entah karena hero-nya bajingan nyebelin, entah karena saya suka banget dengan cowboy dan peternakan atau entah karena cara bertutur Lorraine Heath yang mengaduk perasaan, yang jelas saya sukaaaaa banget novel ini.

Berlatar di Texas antara tahun 1865 - 1866, Never Love A Cowboy menyajikan kisah cinta yang hangat di antara keliaran alam dan suasananya. Melihat transformasi Harry dari bangsawan Inggris menjadi seorang cowboy sungguh lucu dan mengundang simpati. Adegannya terasa kocak namun juga menyentuh.  Dialog-dialog yang dilemparkan sungguh segar dan tajam. 

Saya suka dengan karakter Harry yang nggak selalu bersikap gentleman. Oh banyak waktu di mana dia bertingkah brengsek dan nyebelin banget tapi justru saya melihatnya sebagai kerentanan. Betapa trauma masa lalunya mampu mempengaruhi pola pikirnya. Di bagian ini saya menganggap karakternya terlihat manusiawi. Tapi ada sisi lain dari Harry yang hangat dan manis yang pasti bikin perempuan meleleh.
Karakter heroinenya favorit saya banget. Berani, cerdas dan be herself. Hanya saja saya rada sebel juga karena Jeesye suka main tuduh seenaknya sendiri terhadapa Harry. Namun menilik apa yang sudah Jessye alami di masa lalu, rasanya wajar saja jika dia kemudian bersikap kasar terhadap pria-pria perayu.

Sepertinya setelah dibawa pada petualangan mendebarkan di tanah Amerika yang kejam, saya harus menghadapi naik turunnya hubungan Jessye dan Harry. Sebelum tragedi bertemunya Harry dengan jayhawker—para perampok ternak—yang membuat kaki Harry terluka, Harry terasa intens mengejar  dan perhatian banget. Namun seusai tragedi, Harry menjadi pria pesimis dan brengsek, dan keadaan pun berbalik. Waktunya bagi Jessye untuk merayu Harry dengan caranya yang cerdik.
Aaah mereka pasangan yang manis banget, deh :))

Tapi sayangnya kisah persahabatan antara ketiga pria "buangan" dalam buku ini masih kurang kuat. Pembicaraan antar pria antara Harry, Grayson dan Kit hanya sedikit. Padahal saya paling suka membaca interaksi Harry dan Kit.
Penerjemahan novel ini bagus dan enak dibaca, minim banget typo, sayangnya... judulnya kok kayak melenceng jauh ya dari judul aslinya? Huhuhuuu....

Well, tapi saya tetap suka dengan novel ini, ya kisahnya, ya karakternya, ya latarnya dan tentu saja karena cara bertutur Lorraine Heath yang menyentuh. Hmm... berhubung ini seri kedua, perlu nggak ya saya baca seri pertamanya dulu, A Rouge in Texas... atau saya langsung aja baca buku ketiganya saja dan mengikuti kisah Kit?

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon