Selasa, 29 September 2015

[Resensi: At the Park - Kristi Jo] Cinta Bersemi di Doggy Park


Judul buku: At The Park
Penulis: Kristi Jo
Genre: Teenlit
Editor: Irna
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Agustus 2015
Tebal buku: 288 halaman
ISBN: 978-602-03-1857-8



BLURB

Tiara sudah dua tahun menjadi pacar Raymond-model keren, ganteng, dan berkelas. Tapi ketika dinner bersama Raymond, kenapa jantung Tiara tidak lagi berdebar kencang seperti dulu ya?
Debar itu justru Tiara rasakan ketika bertemu dengan Al di taman. Alfred Effendi, cowok sederhana, berkacamata, bertampang biasa, dan mempunyai passion yang sama dengan Tiara, yaitu penyayang binatang.
Tanpa terasa, kejadian demi kejadian di taman membuat dunia Tiara jungkir balik. Ia merasakan lagi yang namanya jatuh cinta. Tapi... saat Tiara menyatakan perasaan pada Al, kenapa Al malah menolaknya?

RESENSI

Senangnya jadi Tiara, punya cowok ganteng selangit yang jadi model papan atas pula. Secara fisik, Raymond sempurna, dan mereka serasi karena Tiara pun cantik luar biasa.
Sayangnya minat mereka berbeda bagai bumi dan langit. Tiara sangat mencintai anjing dan suka menghabiskan waktu bersama anjingnya, Lopez, di Doggy Park. Tiara nggak suka ikut pesta-pesta glamor bareng rekan-rekan model Raymond. Sementara, Raymond jelas-jelas tak suka anjing dan selalu sebal kalau Tiara lebih mencurahkan perhatian pada Lopez.
Tadinya Tiara nggak begitu mempermasalahkan perbedaan mereka, tapi lama-lama kok Raymond makin menuntut ini-itu, ya. Tentu saja Tiara menahan sebal setengah mati.
Di tengah kegusarannya itulah, Tiara bertemu dengan Al. Cowok pemilik anjing corgi nan lucu bernama Santana. 
Al yang biasa-biasa saja dan berbeda 180 derajat dengan Raymond. Tapi justru begitu mirip dengan Tiara.
Tiara merasa nyambung kalau bersama Al, dan pastinya merasa berdebar-debar. Meskipun fisik Al cacat, tapi Al begitu cekatan dan mengabdikan hidupnya pada binatang melalui shelter yang ia dirikan bersama orangtuanya.
Tiara pun menyadari kalau perasaannya terhadap Raymond telah beralih kepada Al. Tapi apakah Al punya perasaan yang sama dengan Tiara? Ataukah Al hanya menganggap Tiara sebagai teman sesama penyayang anjing?

--------------

Sebagai novel bergenre teenlit, novel At the Park menyajikan kisah ringan kegalauan khas remaja, tentang hubungan cinta segitiga. Tapi tema nan biasa ini menjadi tak biasa karena tokohnya merupakan pencinta anjing.
Hampir dipastikan di setiap bab, Lopez, Santana atau Toto muncul ikut menyemarakkan kisah ini. Tentu saja karena latar pentingnya adalah Doggy Park, sebuah taman bermain khusus untuk anjing.

At the Park diceritakan dengan sudut pandang orang pertama yaitu Tiara. Saya cukup menikmati novel ini, dan merasa tertarik akan jenis-jenis anjing yang bermunculan. Hanya saja deskripsinya tidak terlalu banyak sehingga karena saya awam akan jenis anjing akhirnya saya pun googling untuk mencari gambarannya. Dan mereka memang lucu-lucu ^^

Tokoh-tokoh dalam At the Park punya kekuatan karakter masing-masing. Gaya bicara dan pemikiran mereka berbeda-beda. Tiara digambarkan sebagai cewek cantik berpola pikir sederhana, Illa, sahabat Tiara, sebagai cewek heboh dan ceplas-ceplos, Al merupakan cowok pemalu dan berdedikasi pada binatang. Dan tentu saja tokoh yang paling rese adalah Raymond, duh pacar seperti itu cemplungin ke Selokan Mataram aja ;p

Novel teenlit biasanya mengandalkan dialog tokohnya yang lincah, demikian juga At the Park. Meski beberapa dialog antara Tiara dan Illa serasa kurang chemistry. Entah, saya merasa masih ada jarak antara Tiara dan Illa.
Bagian dialog yang saya suka adalah ketika Tiara ikut makan bersama Al, dan mamanya Al membuka aib rahasia Al. Hahaha... itu lucu. Kelak kalau anak saya bawa calon pacarnya ke rumah, apa saya bakal kasih tahu rahasia memalukannya, ya? :))))

Konflik At the Park saya rasa cukup ringan dan mudah terselesaikan. Meski saya sempat bosan sama Tiara yang masih saja bersabar dengan segala polah Raymond. Gemas gitu karena Tiara bolak-balik menggalau. ^^
Mungkin karena saya baca Promises lebih dulu, saya pikir akan ada pola twist yang sama. Tapi ternyata kejutannya hanya satu. Fisik Al. :')


Beberapa typo dalam novel ini:

* kakaku --> kakakku (hal. 26)
* kepala --> kepada (hal. 42)
* "Tiara. Tiara Kristo" --> "Tiara. Tiara Kristo." (hal. 51)
* tanya Illa lagi --> tanya Illa lagi. (hal. 55)
* tiba-tiba Al nyeletuk --> tiba-tiba Al nyeletuk. (hal. 114)
* ujarku --> ujarku. (hal. 157)
* "Lo aneh ya" --> "Lo aneh ya," (hal. 218)

Hmm.. saya cukup suka novel ini dan saya rekomendasikan untuk dog lovers yang tentunya akan dimanja dengan anjing-anjing nan lucu yang berseliweran di novel ini. Juga bagi remaja, yang masih menganggap fisik adalah segalanya, kalian boleh banget baca novel ini.
Karena keserasian hati lebih penting daripada keserasian fisik.

TEBAR-TEBAR QUOTE

"Kalau memang sudah cinta dan suka, komitmen jadi nggak terasa berat." (hal. 66)

"Hati lo nggak pernah salah, Ra. Dia membisikkan hal yang tepat, meski saat ini menurut lo salah. Otak lo ngirim sinyal cemas karena keadaan sekeliling lo nggak mendukung, jadi lo mengiranya salah." (hal. 86)

"Ibaratnya bolpoin bertemu dengan tutupnya, kancing dengan lubangnya, sepatu dengan kakinya, cincin dengan jarinya... pasangan itu harus klop, Ra. Banyak tutup panci, bolpoin dan sepatu dengan berbagai ukuran dan bentuk, tapi sesuai nggak? Cocok nggak? Jangan cuma karena lo terbiasa ada dia lalu lo beekoar-koar cinta." (hal. 144)

"Ada saatnya kita harus berjuang, tapi ada juga saatnya kita harus berhenti ketika semesta kayaknya nggak mendukung kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan." (hal. 263)

Senin, 28 September 2015

[Blogtour] Pemenang Giveaway Namaku Subardjo




Haiiiii.... hayoo siapa, nih, yang nungguin pengumuman giveaway blog tour Namaku Subardjo?
Sekarang saatnya saya mengumumkan satu orang yang beruntung mendapatkan satu novel gokil ini. Tapi sebelumnya, saya mau mengucapkan terima kasih kepada Mbak Hapsari Hanggarini atas kepercayaannya terhadap saya dan blog ini, sungguh ini merupakan kerja sama yang menyenangkan (bagi saya) dan semoga bisa berlanjut di lain kesempatan ;)
Saya mohon maaf pula bila selama memandu masih ada kekurangan di sana-sini ^^

Saya juga mengucapkan terima kasih atas colekan dari Rizky Mirgawati yang sempat membuat saya jingkrak-jingkrak karena tadinya saya memang sedang mengincar novel ini. Pucuk dicinta Mas Jojo pun tiba. Gitu. Semoga nggak pernah kapok kerja sama dengan saya :))

Dan terakhir terima kasih kepada para peserta giveaway yang luarrrrrr biassssa! Kalian keren!
Membaca satu persatu jawaban sempat membuat saya puyeng. Saya doakan semoga segala harapan kalian terkabul. Semoga kelak kalian segera bertemu makhluk-makhluk mungil berisi harapan tersebut. Amin.

Maka setelah menimbang, memilah, menyortir serta memeriksa kelengkapan dan persyaratan #apadehini, satu nama yang beruntung tersebut adalah:


Velika Natalia
@VelikaNatalia


Selamaaaaaat! Kamu berhak mendapatkan satu novel Namaku Subardjo dari Mbak Hapsari Hanggarini.
Saya tunggu data diri lengkap kamu berupa nama, alamat kirim dan nomor telepon ke nurinawidiani84@gmail.com
Saya tunggu konfirmasimu hingga tanggal 29 September 2015, jika sampai batas waktu kamu nggak merespon, hadiah akan saya alihkan ke peserta yang lain.

Bagi yang belum beruntung jangan khawatir, Insya Allah sudah ada bisik-bisik giveaway dan blogtour berikutnya yang akan datang. So, stay tune dan tetap setia mengunjungi blog ini ya.

Bagi kalian yang masih ingin mencoba peruntungan mendapatkan novel Namaku Subardjo, kalian masih bisa mengikuti blog tour & giveaway Namaku Subardjo di blog selanjutnya yaitu:

28 Sept - 4 Okt melukisbianglala.wordpress.com
5 - 11 Okt www.kubikelromance.com

Kamis, 24 September 2015

[Resensi: After Rain - Anggun Prameswari] Cinta yang Harus Memiliki Nurani


Judul buku: After Rain
Penulis: Anggun Prameswari
Penyunting: Ayuning
Proofreader: Jia Effendie
Desain sampul: Levina Lesmana
Penerbit: Gagas Media
Tahun terbit: Agustus 2013 (cetakan pertama)
Tebal buku: 324 halaman
ISBN: 979-780-659-6



BLURB

Mungkin aku dibutakan oleh cinta,
sebab akalku dikacaukan olehmu.
Seberapa banyak pun aku meminta,
kau takkan memilihku.

Ini yang kau sebut cinta?

Menunggumu bukan pilihan.
Izinkan aku meninggalkanmu,
dengan serpihan hati yang tersisa.
Dan jika ternyata dia yang ada di sana,
sama-sama menanggung keping-keping hati yang berhamburan,
saat kami saling menyembuhkan--salahkah itu?

RESENSI

Serenade Senja bersiap untuk memperingati 10 tahun hubungannya bersama Bara, dengan dress cantik dan dandanan sempurna ia ingin merayakan malam itu dengan sama sempurnanya. Namun pertanyaan dari Kean, sahabatnya, tentang hubungan mereka membuat Seren terhenyak.

"Are you sure he's the one?" (hal. 6)

Bara adalah cinta pertama Seren sejak Seren masih SMA, mereka telah lama berpacaran hingga menjejak usia hubungan 10 tahun. Tapi, kebahagiaan itu ternoda karena selama tiga tahun terakhir, Seren harus membagi Bara dengan Anggi dan Lily. Anggi istri Bara. Lily putri Bara dan Anggi.
Bara yang menikah dengan Anggi dalam ikatan perjodohan tak mampu melepaskan Seren karena sangat mencintainya. Sama halnya dengan Seren, ia pun tak bisa meninggalkan dan ditinggalkan Bara. Maka mereka tetap berhubungan di belakang istri Bara. Hingga malam itu.
Seren yang lelah dalam ketidakpastian sebuah penantian menginginkan Bara mengambil sikap. Memilih satu layaknya seorang gentleman. Sayang Bara tak mampu melepaskan Lily. Ia memilih Lily.
Seren pun mundur. Teratur. Dengan hati remuk ia sadar ia harus pergi dari hidup Bara, meskipun hati dan raganya enggan.
Seren memutuskan resign dari kantornya karena tak sanggup terus sekantor dengan Bara. Ia pun melamar menjadi guru bahasa Inggris di sebuah SMA. Di sanalah kehidupan barunya bergulir di bawah tatapan tajam seorang pak guru Elang, kerlingan nakal Kenzo, dan riuh para muridnya.
Sanggupkah Seren melepaskan Bara? Akankah ia menerima Bara saat pria itu siap menceraikan Anggi? Ataukah Seren telah menemukan jawaban dalam mata dan jiwa pria lain?

--------

Saat berhasil menemukan novel ini, saya hampir berteriak: finally!! Akhirnya saya berjodoh dengan After Rain setelah ngidam novel ini cukup lama.
Well, saya memang suka tulisan-tulisan Anggun Prameswari. Anggun adalah salah satu cerpenis koran yang cerpennya saya nantikan hadir di hari minggu ^^
Dan After Rain membuat saya semakin menyukai karyanya. Tema move on dalam After Rain mungkin akan menjadi biasa saja di tangan penulis lain, tapi di tangan Anggun, tema ini menjadi hidup dan mengaduk-aduk emosi saya.
Umm.. saya sih menganggap ini temanya move on, bukan perselingkuhan. Meskipun faktanya Seren merupakan selingkuhan Bara. Karena hanya di beberapa bab awal saja, Seren berstatus selingkuhan, selebihnya adalah usaha dia untuk melepaskan diri dari rasa cintanya terhadap Bara yang sudah mengendap selama sepuluh tahun.

Dengan menggunakan sudut pandang Seren sebagai 'aku', novel ini semakin mendekap saya dalam kerumitan perasaan Seren. Adegan-adegannya dipotret secara filmis. Diksinya disajikan dengan indah dan puitis. Beberapa analogi berasa menusuk dan membuat saya manggut-manggut. Bahkan sejak cerita bergulir di prolog, penulis sudah memberi twist dan membuat saya hanyut dalam pusaran emosi ceritanya yang bergelombang.

Pengkarakteran tokohnya kuat. Ada Seren yang membuat saya gemas setengah mati karena tetap bertahan mencintai pria yang jelas-jelas nggak mau berjuang. Ada Bara, yang saya rasa cukup egois dengan menggunakan cinta sebagai dalih. Ada Kean, sahabat Seren yang pastinya akan saya inginkan ada di kehidupan nyata. Every woman needs bestfriend like her.
Dua tokoh favorit saya dalam novel ini adalah Elang dan Kenzo. Elang yang dingin, tajam dan tertutup. Aih, kata siapa dia sulit dicintai? Justru saya langsung jatuh cinta dari lirikan-lirikan sarat maknanya. :)))
Andai saja guru musik SMA saya seperti Elang, saya nggak bakal bolos tiap mata pelajaran musik ^^
Dan Kenzo, murid cerdas, lumayan tengil tapi kritis. Gayanya waktu dia mempertanyakan kemampuan Seren di depan kelas saat hari pertama mengajar itu sungguh keren. Kelakuannya khas remaja yang kritis.

Deskripsi personal digambarkan dengan cukup detail. Raut wajah, gaya fashion yang digunakan, suasana sekitar jadi terbayang dengan jelas. Penggambaran lingkungan pekerjaan Seren juga sangat kuat. Terasa alami dan mengalir. Tentunya karena itu bidang pekerjaan yang sangat dipahami oleh penulis. Karenanya saya anggap untuk kali ini Anggun masih ingin berada dalam zona nyamannya.

Ada beberapa typo dalam novel ini:

* … tetapi dia yang satu-satunya tidak melihat… --> …tetapi dia satu-satunya yang tidak melihat… (hal. 50)
* ketang --> kentang (hal. 66)
* …dua atau tiga jam lagi? "Gue baru tidur," --> …dua atau tiga jam lagi? Gue baru tidur," (hal. 75)
* butih --> putih (hal. 94)
* lebih lebih --> lebih (hal. 138)
* "Here and There" ujar Kean. --> "Here and There," ujar Kean. (hal. 150)
* mencelos --> mencelus (hal. 264)
* muda --> muka (hal. 275)
* ...terhidang di meja --> ...terhidang di meja. (hal. 289)
*...tersenyum atau bagaimana --> …tersenyum atau bagaimana. (hal. 298)
* agi --> lagi (hal. 309)

After all, saya puaaas banget baca novel ini. Saya pribadi takut merekomendasikan novel After Rain, karena nanti pasti makin banyak yang klepek-klepek sama coolnya Elang :)))
Hahaha...
Hanya allert saja untuk pembaca yang sebal sama perselingkuhan atau pada perempuan yang jadi selingkuhan. Meski menurut saya justru moral cerita ini adalah untuk meninggalkan perselingkuhan dan terus melaju melanjutkan hidup.


TEBAR-TEBAR QUOTE

"Kita masih dua enam. There are so many fish in the sea. Bisa dipancing. Dibakar. Digoreng. Dicocol sambel terasi atau dabu-dabu. Dimasak tim." (hal. 3)

"Cinta itu nggak selalu berakhir di ranjang. Cinta berawal dari hati dan akan selamanya tinggal di dalam hati." (hal. 5)

Bodoh! Bara dan aku tidak boleh terlihat bersama. Entah seberapa dalam perasaan kami, tetap saja harus kami kubur rapat-rapat. Ini cinta atau bangkai? (hal. 22)

"Jangan pernah bilang lo nggak ada pilihan. Kita semua punya pilihan, cuma kadang kita malas melihat kemungkinan yang ada." (hal. 90)

Sungguh, pengabaian adalah bentuk hukuman terberat untuk orang yang kita cintai. (hal. 107)

"Kalau ada yang bilang bye, lebih baik kamu jawab see you. Kecuali kalau kamu benar-benar nggak mau ketemu dia lagi." (hal. 178)

"Patah hati bukan vonis mati." (hal. 189)

"Cinta itu energi, Seren. Lo nggak bisa menciptakan cinta di dalam hati lo, sama seperti lo nggak bisa menghancurkannya. By default, hati setiap orang itu berisi cinta." (hal. 194)

Senin, 21 September 2015

[BlogTour + Giveaway] Namaku Subardjo by Hapsari Hanggarini - Caleg Lugu dan Penasehat Sotoy


Hallo pengunjung setia blog Nurina Mengeja Kata... kali ini saya jadi host ketiga untuk Blog Tour Namaku Subardjo karya Mbak Hapsari Hanggarini. Bagi kamu yang menginginkan novel ini gratis, yuk simak dulu resensi Namaku Subardjo dari saya, baru nanti di akhir resensi kita bakal bersenang-senang dengan giveaway-nya, ya ;)



Judul buku: Namaku Subardjo
Penulis: Hapsari Hanggarini
Editor: A. Mellyora
Desain sampul dan isi: Rendra TH
Proofreader: Hartanto
Penerbit: MetaMind, Imprint of Tiga Serangkai
Tahun terbit: Juli 2015
Tebal buku: 240 halaman
ISBN: 978-602-72834-0-4



BLURB

Pernah membayangkan kalau namamu--nama yang diberi orangtuamu--akan menentukan nasib percintaanmu?

Aku tak akan percaya kalau tidak menyaksikan sendiri kisah cinta kakakku berantakan hanya karena namanya Subardjo--nama yang menurut mantan pacarnya, nggak ngepop. Bahkan, tampang keren, uang yang bertumpuk di rekening tabungan, atau tongkrongan hebat yang kamu punyai tak cukup membantu, selain menjadi perantara untuk mengulur waktu, saat di mana cintamu diputus begitu saja tanpa penyesalan.

Lalu, apa yang kamu rasakan ketika namamu pun ikut menentukan perjalanan kariermu? Meski pertanyaan itu konyol, aku bisa menemukan sedikit kebenaran di sana, ketika kakakku mendadak menjadi seorang caleg. Ya, caleg yang harus mengabdi pada rakyat: mendengarkan dan memperjuangkan hak dan aspirasi mereka.

Apa hubungannya? Kamu akan menemukannya dalam cerita ini. Cerita yang berawal dari sebuah nama serta berakhir di tempat yang sama.


RESENSI

Ini kisah tentang Subardjo alias Jojo, cowok yang menurut Dina--adiknya--cukup ganteng berkulit hitam manis. Jojo merupakan seorang mahasiswa semester terakhir di Program D3 Teknik dan merupakan spesies hasil persilangan Brebes dan Sidoarjo. Tapi dia sudah dipercaya keluarganya untuk mengurusi arus distribusi telur asin di Jakarta. Bisnis telur asin tersebut sudah digeluti keluarga Jojo dan Dina sejak zaman kakek moyang mereka. Bisa dipastikan seberapa kayanya Jojo meskipun dia masih mahasiswa.
Maka tak heran Jojo berhasil menggaet cewek paling manis sekompleks. Setiap pagi Jojo rutin mengantar Ila ke kampus sekalian memberi tebengan pada bapak, ibu dan adik Ila, terkadang Aa', Teteh, Om dan Tante ikut nebeng juga. Sayangnya itu nggak membuat Ila puas, begitu tahu nama panjang Jojo adalah Subardjo thok, Ila langsung minta putus. Karena Ila ilfil dengan nama Subardjo dan sepertinya dianggap tidak cocok mendampingi namanya, Priscilla Catherine Olivianti. Jojo pun patah hati.
Saat itulah, Rudy, salah satu karyawan Jojo mengusulkan agar Jojo mendaftar jadi caleg di partai kenalannya yang baru saja didirikan, Partai Peduli Amat. Awalnya Jojo ragu, tapi dengan sigap Rudy terus membujuk hingga Jojo pun menurut. Dan mendaftarlah Jojo di Partai Peduli Amat untuk menjadi caleg mewakili dapil daerah asalnya Brebes.
Siapa sangka, upaya coba-coba Jojo malah membuatnya terperosok makin dalam. Jojo yang lugu, yang lurus dan gaptik alias gagap politik, didampingi Rudy si penasehat sotoy, ikut berkubang dalam hiruk pikuk kampanye. Hal itu membuat Dina takut kakaknya mulai kehilangan nurani.
Berhasilkah Subardjo lolos jadi caleg dan membuktikan apalah arti sebuah nama?

-------

Sebagai Juara Harapan Pertama Lomba Menulis Novel Remaja Seberapa Indonesiakah Dirimu? novel Namaku Subardjo membidik tema yang unik dan penulis mengolahnya dengan cerdas. Dunia politik yang semestinya bernuansa serius disajikan dengan lucu sambil tak lupa menyentil perilaku masyarakat kita.

Novel ini dikisahkan dari sudut pandang Dina, sang adik, sebagai aku. Riskan tentu saja, karena "aku" bukanlah si tokoh utama, tugas berat bagi "aku" untuk menunjukkan kepada pembaca polah tingkah Jojo selama nyaleg. Namun penulis cukup cermat membuat "aku" bisa bercerita tentang kegiatan Jojo tanpa pembaca merasa risih karena terus mengintili tokoh utama.
Hanya satu kali saat si "aku" tidak ikut kakaknya ke TKP, yaitu ketika Jojo pertama kali mendatangi kantor Partai Peduli Amat. Kronologi yang terjadi di tempat itu keluar dari mulut Jojo saat bercerita pada Dina. Itulah saat Jojo mengambil alih peran sebagai "aku" meski dicetak miring. Di bagian ini terus terang saya agak kurang sreg. Saya pikir tetap lebih enak mereka berdialog, sehingga Dina tetap bisa nyeletuk dengan bebas. Tapi saya tetap bisa ngikik-ngikik geli bin jijay kok. Tentu saja karena guyuran hujan lokalnya :)))))

Novel ini menyajikan tokoh yang beragam dengan karakter masing-masing yang konsisten. Sangat bisa dibedakan sifat-sifatnya bahkan dari dialognya. Saya merasakan kekuatan karakter para tokoh. Terutama sosok Ibu, yang meski muncul sedikit tapi pelitnya langsung nancap di kepala. :D
Narasinya lumayan, kadang lucu, kadang bikin mikir, kadang lebay, kadang garing, kadang bikin ngakak hebat. Dan semua tersaji dalam porsi yang pas. Hal yang sama juga terasa dalam dialog. Cukup menghibur dengan bahasa ngapak yang digunakan para tokoh dalam novel ini. Tapi eits jangan khawatir nggak paham, karena ada catatan kaki untuk setiap kalimat berbahasa ngapak yang digunakan. Bisa nambah wawasan, kan?

Saya rekomendasikan novel ini bagi para pembaca yang ingin nyaleg remaja sebagai pemilih potensial dalam pemilu. Wawasan politik novel ini disajikan dengan kocak dan menghibur. Namaku Subardjo adalah novel yang ringan namun sarat makna, novel ini bisa jadi potret tentang secuil dunia politik Indonesia yang mirip panggung komedi ;)


TEBAR-TEBAR QUOTE

Rezeki memang nggak dibagi berdasarkan keren nggaknya nama seseorang, ya. (hal. 35)

"Kamu pinter banget, sih bikin kata kerja! Dari 'caleg' jadi 'nyaleg' dan cara ngomong kamu bikin 'nyaleg' kedengerannya nggak jauh beda dengan kata 'nyangkul', 'nyabit', 'nyari', 'nyuci', dan sebangsanya. Jadi caleg kan nggak semudah yang kita pikirin, Dol." (hal. 37)

Akan tetapi kalau nasi sudah menjadi bubur, memang lebih baik langsung dimakan. Jangan tanggung-tanggung. (hal. 90)

Hidup cuma sekali, seharusnya dinikmati, bukan diisi dengan menyiksa diri. Sepanjang masih didapatkan dan digunakan di jalan yang benar, pasti bermanfaat. (hal. 93)

Setiap orang punya nama yang pasti punya makna atau harapan tersirat di sana. Pendapat orang nggak perlu terlalu dipusingkan, apalagi sampai bikin stres. (hal. 133)

"Rud, apa nggak ada cara lain untuk menarik simpati orang selain memanfaatkan musibah orang lain?" (hal. 197)

Apakah memang benar sudah sebegitu remang-remangkah kehidupan dunia politik dan kehidupan masyarakat kita hingga orang superbaik dan kuat yang masuk ke dalam sistem pun nggak bisa berbuat banyak untuk melakukan sebuah perubahan? (hal. 207)

--------********--------

Dan sekarang saatnya GIVEAWAY!!! Saya akan bagi-bagi stiker Subardjo!!! Hahaha... enggaklah, biar Rudy saja yang bagi-bagi stiker mohon doa restunya, saya sih cuma mau membagi satu eksemplar novel NAMAKU SUBARDJO dari Mbak Hapsari Hanggarini di sini ^^

Syaratnya mudah & nggak ribet, kok:

1. Peserta berdomisili atau punya alamat kirim di Indonesia.
2. Follow akun twitter @Hh_hapsari  penerbit @Tiga_Serangkai dan @KendengPanali 
3. Follow blog ini via email atau GFC
4. Share giveaway ini dengan hashtag #NamakuSubardjo dan mention ketiga akun di atas. Boleh juga mention beberapa temanmu supaya lebih ramai ;)
5. Jawab pertanyaan berikut dengan mencantumkan nama, akun twitter dan kota tinggal. Pertanyaannya adalah:

Jika kamu punya anak nanti, atau sudah punya anak, nama apa yang akan kamu berikan dan harapan atau doa apa yang kamu titipkan dalam nama tersebut?
Sedikit tips: yang saya pertimbangkan adalah harapan kalian dalam nama tersebut, karena bagus enggaknya sebuah nama kan relatif ;) 

6. Jawaban serumu saya tunggu sampai penutupan giveaway tanggal 27 September 2015 pukul 23.59 ya. Selamat menjawab dan semoga beruntung :))

Minggu, 20 September 2015

[Resensi: Promises - Kristi Jo] Janji Persahabatan Setelah Lima Tahun


Judul buku: Promises
Penulis: Kristi Jo
Genre: Young Adult
Desain cover: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: September 2015
Tebal buku: 232 halaman
ISBN: 978-602-03-2000-7
Available at: bukupedia



BLURB

"Kita tulis apa saja harapan kita dalam waktu lima tahun ke depan."

Joshua, Lana, Alex sudah bersahabat sejak kecil dan memutuskan untuk menuliskan pesan berisi harapan yang nantinya akan dikubur di Taman Gembira. Hal itu dilakukan untuk mengenang persahabatan mereka yang sebentar lagi akan terpisah jarak.

Lima tahun kemudian mereka kembali bertemu dan menemukan bahwa persahabatan mereka tidaklah seperti dulu. Tidak mau persahabatan mereka putus. Joshua bertekad mencari tahu mengapa Alex yang kini dikenalnya terasa asing, dan Lana memilih untuk menutup diri.

Ada rentang waktu yang menyimpan rahasia dan membuat jalan mereka bertiga tak bersinggungan. Tapi, mereka berharap bahwa perasaan yang pernah ada itu hadir, membawa kembali persahabatan mereka seperti sedia kala.


RESENSI

Perasaan Alex, Lana dan Joshua tak keruan di hari kelulusan SMP mereka. Persahabatan yang mereka bina sejak SD terancam bubar karena mereka akan terpencar-pencar, Lana melanjutkan SMA ke Melbourne, Joshua ke Surabaya dan Alex tetap di Jakarta. Bertekad agar mereka tetap saling bersahabat dan menjalin hubungan, mereka membuat janji untuk bertemu lima tahun lagi. Bukan hanya sekedar reuni tapi juga menggali pesan mereka terhadap satu sama lain yang mereka kuburkan di dekat salah satu pohon di Taman Gembira.
Lima tahun kemudian, Lana dan Joshua bertemu di Taman Gembira, dan saling terkejut akan perubahan masing-masing. Meskipun selama lima tahun mereka tetap saling berhubungan lewat BBM, WA bahkan Skype tapi bertatap muka langsung tetap saja membuat mereka kaget. Sayangnya kegembiraan hari itu tak sempurna karena Alex tidak muncul meski mereka memperpanjang waktu untuk menunggu. Alex juga tak mengangkat telepon dan membalas pesan. Di manakah Alex?
Mereka memutuskan untuk mencari Alex ke rumah bersama Noni, pacar Joshua. Tapi betapa terkejutnya mereka saat tiba di rumah Alex dan menemukan kenyataan bahwa Alex telah pergi dari rumah sejak setahun lalu setelah ibunya kabur. Beberapa hari dihabiskan Joshua untuk memburu keberadaan Alex yang tiba-tiba seperti hilang ditelan bumi. Terlebih ternyata botol berisi pesan yang mereka kuburkan telah digali dan diambil orang lain.
Saat akhirnya bertemu dengan Alex, mereka menemukan kenyataan bahwa Alex telah berubah. Alex kini begitu sinis dan membenci mereka berdua. Joshua penasaran akan perubahan sikap Alex. Apakah karena Alex merasa mereka tidak peduli padanya saat dia benar-benar terpuruk? Ataukah ada alasan lain?
Joshua pun berusaha keras untuk menyatukan kembali persahabatan mereka, tapi.... bisakah mereka kembali seperti dulu saat masing-masing jiwa mereka terluka dan menyembunyikan rahasia?

-------

Promises adalah karya Kristi Jo yang saya pilih untuk saya baca lebih dulu. Saya merasa penasaran karena penulis sempat menyebutkan bahwa tokoh Joshua terinspirasi oleh Yoshi Sudarso ^^
Sebagai novel young adult, Promises menawarkan tema persahabatan yang harus dipertahankan dalam terjangan konflik yang beragam. Bukan hanya masalah cinta terselubung tapi juga masalah dari luar yang sangat kompleks. Rahasia. Rentang lima tahun ternyata membuat mereka mempunyai rahasia kehidupan masing-masing.
Novel ini menggunakan POV orang ketiga secara bergantian antara Lana, Joshua dan Alex, membuat saya merasa dekat dengan mereka. Plot yang rapi dan misteri yang menyelubungi tiap tokoh membuat saya tak bisa berhenti membaca dan nangis sesenggukan beberapa kali :(

Tiga tokoh utama novel ini; Alex, Lana, dan Joshua, memiliki karakter yang cukup kuat dan berciri khas. Cara bicara, gestur dan pikiran mereka mampu dibedakan. Alex yang semula serius namun berubah brengsek dan nyebelin, Joshua yang semula terlihat bermasa bodoh tapi ternyata yang paling menghargai persahabatan mereka dan pantang menyerah, Lana yang semula tomboi dan jutek namun bisa lemah dalam rahasianya. Semua konsisten dengan pengkarakterannya masing-masing.
Saya sangat menikmati dialog di antara mereka, chemistry mereka terasa kuat dan meyakinkan saya bahwa mereka memang telah bersahabat bertahun-tahun.
Noni, pacar Joshua sempat bikin saya geleng-geleng kepala karena lumayan labil dan egois. Peranannya begitu pas sebagai pemicu konflik.

Hanya saja saya merasa meraba-raba dimensi waktu dalam novel ini. Setting waktunya nggak begitu jelas, semacam kapan tepatnya mereka lulus SMP, dan lima tahun kemudian itu kapan? Atau setahun yang lalu itu kapan? Atau 'beberapa bulan kemudian' itu tepatnya berapa bulan? Saya sempat merasa penasaran untuk menentukan jarak antara satu kejadian dengan kejadian lainnya.
Saya juga merasa penggunaan kata 'kita' dalam dialog kurang tepat. Seperti di halaman 91 saat Joshua bertanya ke Alex, "Benci sama kita berdua?"
Uhmm... kita itu kan digunakan untuk melibatkan orang kedua yang diajak bicara, dalam hal ini berarti Alex, sementara yang dimaksud hanya Joshua dan Lana. Jadi saya rasa lebih tepatnya pakai 'kami berdua'.
Karena saya sering mengalami, waktu menjelaskan ke murid-murid tentang perbedaan kata kita dan kami, murid-murid saya yang kritisnya minta ampun itu suka menyanggah dengan menunjukkan dialog dalam buku atau teks yang keliru. Saya bisa apa kalau begitu? Makin panjanglah diskusi itu jadinya. Hahaha...

Novel ini sangat minim typo sehingga lancar jaya bacanya. Kesalahan kecil semacam:
*Tawaku --> Tawanya (hal. 91)
* Ingin sekali rasanya Jo dan membuang... --> Ingin sekali rasanya Jo membuang...
* diam diam --> diam (hal. 216)

Cover Promises terlihat unyu dengan kesan manis dan kalem, nggak menyangka kalau di dalamnya tersembunyi kisah yang mengharu biru dan terjal berliku. Saya sih pasti penasaran kalau melihat cover begini mejeng di rak buku. Tapi itu botolnya kok di air bukannya di bawah pohon? Hehe...

Saya berasa mellow dengan endingnya. Agak dilema. Antara sedih dan berterima kasih, karena kalau akhirnya tidak dibuat seperti itu, orang mungkin akan selalu lari dari masalah karena menganggap tidak akan memberi efek fatal.
Lha emang gimana, sih, endingnya?
Sesuai kata Joshua, RAHASIA. :)))))
Cari tahu sendiri apa makna terima kasih saya terhadap ending novel ini dengan membacanya, ya. Biar saya nggak spoiler ;)

Promises adalah karya Kristi Jo yang menakjubkan dan saya sangaaaat merekomendasikannya buat pembaca mana saja dari golongan umur mana saja, karena kalian akan menemukan bukan hanya arti persahabatan tapi apa arti menguatkan dalam novel ini. Yaaay!!


TEBAR-TEBAR QUOTE

"Pada akhirnya semua orang akan mementingkan dirinya sendiri, bukan?" (hal. 71)

"Memangnya sahabat nggak boleh saling suka? Sahabat nggak boleh punya rasa yang lebih?" (hal. 83)

"Orang boleh berubah, waktu boleh bertambah, tapi ikatan persahabatan nggak harus putus. Lo bersahabat bukan hanya untuk satu atau dua tahun." (hal. 93)

"Nggak pernah ada kata terlambat, Lan. Selama lo nggak sendirian, lo bisa melewati semua mimpi buruk lo." (hal. 144)

"Lo tahu kan... hidup manusia itu bisa hilang secepat kedipan mata. Seperti nggak ada artinya..."
"Ada artinya kalau memang hidup lo diisi dengan hal-hal berguna, bukan menyia-nyiakannya seperti menumpuk sampah dan membiarkannya membusuk..." (hal. 149)

"Kemarahan itu ada batas waktunya. Semua hal ada batas waktunya. Marah, benci, sakit, takut, semuanya." (hal. 154)

"Apakah semua orang ditakdirkan untuk mempunyai rahasia?" (hal. 159)

"Kalau lo punya masalah, face it! Cari solusi. Kalau lo mampu bertahan menghadapi kesulitan apa pun, gue yakin hidup lo bakal kembali pada titik yang baik lagi." (hal. 161)

"Karena yang kelihatannya terburuk, juga kadang jadi solusi yang terbaik..." (hal. 167)

"Kita nggak harus kuat setiap saat, Jo. Nggak apa-apa sekali-kali kita terlihat lemah. Asal nggak keterusan. Kalau kita terpuruk terus, apa yang kita lihat? Bawah saja, kan? Kita cuma bisa ngeliat tanah dan aspal, bukan langit dan udara. Di bawah sana hanya ada sesal, sedangkan mimpi kita kan ada di atas sana." (hal. 204)

Rabu, 16 September 2015

[Resensi: Texas Rain - Jodi Thomas] Sang Ranger dan Sang Peri Pencuri Ciuman


Judul buku: Texas Rain (Whispering Mountain #1)
Sub judul: Talam Hujanmu
Penulis: Jodi Thomas
Alih bahasa: Debbie Hendrawan
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2012
Tebal buku: 502 halaman
ISBN: 978-602-00-3328-0
Available at: bukupedia




BLURB

Saat pertama kali bertemu, Rainey Adam mencuri ciumannya--kemudian kudanya. Keterlaluan!
Sekarang McMurray, sang Texas ranger, bertekad untuk melacak wanita yang telah menggodanya itu dan membawanya kembali ke Whispering Mountains sebagai istrinya.

Namun sang pemberontaknya itu terlalu tangguh untuk dihadapi, bahkan untuk Ranger paling kuat di Texas sekalipun.


RESENSI

Travis McMurray, sang ranger, akhirnya pulang ke peternakan keluarganya setelah kurang lebih dua tahun bertempur di banyak peperangan di negara tetangga yang baru terbentuk. Travis ingin berada di rumah untuk bersantai dan mengingat siapa dirinya sebelum memakai lencana.
Tumbuh besar di Whispering Mountain, Travis telah kehilangan ayah dan ibunya saat ia berusia sepuluh tahun. Sejak itu, bersama Teagen dan Tobin yang juga baru berusia 11 tahun dan 6 tahun, Travis menjaga dan mengasuh Sage, adik perempuannya yang masih bayi. Bukan hanya itu, mereka belajar mengokang senjata untuk mengusir orang-orang yang berusaha mendekati tanah peternakan mereka.
Kepulangan Travis tentu disambut bahagia oleh Sage, bagaimana pun juga ia perlu pengawas untuk menemaninya datang ke pesta dansa. Travis yang setuju menemani tak disangka bertemu seorang gadis yang menarik di sana. Gadis itu berdiri di balik bayang-bayang, seolah bersembunyi, hingga Travis menabraknya. Rasa penasaran membuat Travis mengikutinya dan mendapati fakta bahwa gadis itu adalah pencuri kuda. Yang keterlaluan, gadis itu mencuri ciuman darinya dan mencuri salah satu kudanya!
Bertekad ingin mencari gadis yang ia anggap peri, Travis mengejar ke utara, namun malah harus berhadapan dengan perampok. Travis tertembak dan terluka. Meski kawanan perampok berhasil diringkus, dan Travis bisa menyelamatkan seorang bocah kurus kecil berusia tiga tahun, tapi Travis terancam lumpuh dan tak bisa lagi menjadi ranger.
Keuntungan kecil dari kejadian itu adalah, sang peri pencuri kuda muncul di hadapan Travis dan... mencuri ciuman dan kudanya sekali lagi.
Travis bagai singa yang terluka, mengaum pada siapa saja yang mendekat. Saat itulah surat-surat Rainey, peri yang telah mencuri kudanya, menyelamatkannya. Rainey merasa khawatir akan kesehatan Travis dan meminta maaf akan kuda yang telah ia pinjam. Surat-surat itu menghibur Travis dan membangkitkan semangat Travis untuk mencari gadis itu ke penjuru dunia.
Berhasilkah Travis menemukan Rainey? Apa alasan Rainey mencuri kuda dan petualangan apa yang menantinya?

--------

Ranger berdarah setengah Indian setengah Irlandia merupakan daya pikat Texas Rain. Nggak salah saya meminta buku ini sebagai hadiah dari Romancenesia, karena novel ini saya banget.
Koboi, mau jelek atau cakep selalu keren di mata saya. Macho gitulah menurut saya. Dan suku Indian selalu berasa misterius dan "old". Ada kesan tua dan bijak dalam filosofi mereka. Nah, kalau dua hal itu bersatu dalam wujud kakak-beradik McMurray, bagaimana saya bisa menolak?

Dengan latar Texas tahun 1854, novel ini menyajikan banyak konflik. Konflik Travis yang merasa takut harus berhenti menjadi ranger, konflik Rainey dengan ayahnya, konflik percintaan Travis dan Rainey, kehadiran Duck, petualangan Rainey di Austin hingga dendam salah satu penjahat yang pernah dijebloskan Travis ke dalam penjara.
Kompleks banget ya, kan? :))
Dan sayangnya karena terlalu banyak konflik, ada beberapa konflik yang sebenarnya membuat saya penasaran akan endingnya tapi nggak tertuntaskan. Misalnya saja tentang misteri gadis penghuni kamar kontrakan Rainey sebelumnya yang menghilang dan meninggalkan gaunnya tergantung di teras. Teruuuus??? Nggak terungkap. Membuat saya jadi penasaran banget :(

Bicara tentang koboi, kira-kira apa yang ada di benak kalian? Kalau saya sih langsung terbayang Douglas, tokoh dalam komik Miriam karya Kyoko Hikawa. Hihi.. Dari dulu saya nggak bisa move on dari sosok koboinya, sih.
Travis di sini juga digambarkan sebagai pria canggung yang susah berhadapan dengan wanita. Sebagai seseorang yang memiliki darah campuran, ia sering dianggap tidak pantas mendapatkan wanita terhormat. Padahal ia ranger tangguh yang pastinya digilai wanita-wanita. Rainey sendiri selalu menyebut Travis sebagai pria pohon ek.
Bagi saya sosok Rainey cukup mengimbangi Travis. Sebagai gadis yang sejak usia tiga belas tahun mengajar di sekolah, Rainey terpelajar dan punya tekad kuat. Mandiri, berani dan cerdas.
Banyak tokoh bermunculan, tapi saya rasa tidak akan membuat pembaca kebingungan karena tiap tokoh yang muncul punya ciri dan kekhasan tersendiri.

Beberapa typo dalam novel ini:
* melarikan diri perjodohan --> melarikan diri dari perjodohan (hal. 59)
* pria melirik --> pria itu melirik (hal. 69)
* Andreson --> Anderson (hal. 69)
* mengetahui keberadaan mereka. --> mengetahui keberadaan mereka." (hal. 80)
* Spayol --> Spanyol (hal. 206)
* secermelang --> secemerlang (hal. 420)

Bagi pembaca penyuka cerita kehidupan barat yang liar, saya sangat merekomendasikan novel ini. Thanks to Romancenesia yang telah memberi saya novel petualangan nan memikat ini :* 

TEBAR-TEBAR QUOTE

"Beberapa pria merasa lebih hebat setelah mereka kehilangan sedikit darah." (hal. 4)

Apabila semua jika dalam hidupnya mulai melebihi kata mungkin, itu berarti bukan kabar gembira. (hal. 58)

"Aku akan menemukanmu, aku bersumpah. Jika kau menghilang lagi, aku akan menemukanmu." (hal. 101)

Banyak buku berkomentar seorang wanita yang tidak berhati-hati dengan pakaiannya, tidak hanya mempermalukan keluarganya, tetapi juga terganggu secara mental. (hal. 127-128)

"Memang begitulah anak-anak--mereka merangkak naik ke hatimu dan tetap tinggal di sana. Tak ada yang bisa kau lakukan." (hal. 188)

"Jika kau sudah menikah, kau akan tahu bahwa terkadang lebih baik menurut daripada berusaha dan memberi banyak alasan pada seorang wanita." (hal. 379)

"Pria bisa bersikap sangat berani dan pendiam untuk waktu yang lama. Segera setelah tiba di rumah, mereka akan meruntuhkan dinding itu dan berhenti berpura-pura kalau mereka tak terkalahkan." (hal. 395)

Jumat, 11 September 2015

[Resensi: Chemistry of Love - Netty Virgiantini] Usaha Amma Menaklukkan Kimia, Mister Sa'id dan Emir


Judul buku: Chemistry of Love
Penulis: Netty Virgiantini
Penyunting: Starin Sani
Perancang & Ilustrasi sampul: Gloria Grace Tanama
Penerbit: Bentang Pustaka
Lini: Bentang Belia
Tahun terbit: Juli 2012 (Cetakan Pertama)
Tebal buku: 144 halaman
ISBN: 978-602-9397-35-2
Available at: bukupedia



BLURB

Mister Sa'id, Kimia, dan Emir, selalu sukses membuat sekujur tubuh Amma gemetar dengan alasan berbeda. Mister Sa'id membuat jam pelajaran Kimia serasa detik-detik penantian di Padang Mahsyar, Kimia menjelma jadi pelajaran paling sulit, dan Emir, si Jago Kimia, membuat dadanya selalu berdebar-debar.

Agar bisa mengimbangi Emir, harusnya Amma juga bisa menaklukkan Kimia. Tapi, boro-boro bisa bersahabat dengan pelajaran satu itu, Amma bahkan sering diusir ke luar kelas oleh Mister Sa'id. Ini juga dilema yang bikin Amma galau berat. Usahanya akan terjal dan penuh pengorbanan.


RESENSI

Ammarilla, cewek kelas X SMA ini punya ketakutan terbesar dalam hidupnya: Kimia dan Mister Sa'id. Bagaimana tidak, guru kimia itu selalu mengusirnya keluar kelas setiap kali ia tidak bisa mengerjakan soal kimia di papan tulis. Dan entah kenapa, Mister Sa'id selalu saja menunjuk Amma sebagai korban pertama. Jadilah Amma merupakan siswa pertama di kelasnya yang disuruh keluar kelas.
Yang lebih memalukan, Emir, siswa kelas sebelah yang paling pintar dalam pelajaran kimia, selalu saja memergoki Amma yang berada di luar kelas tiap pelajaran kimia. Tentu saja Amma malu karena Emir adalah pujaan hatinya.
Sahabat-sahabat Amma, Ayu dan Wulan, tentu saja menganggap hal itu sebagai bahan bercandaan. Mana mungkin, kan, cowok jago kimia, yang ditunjuk sekolah sebagai duta olimpiade bisa membalas perasaan cewek lemot bin oneng yang jadi langganan keluar kelas tiap jam pelajaran kimia?
Amma pun berusaha mencari cara agar ia bisa terhindar dari Mister Sa'id. Mulai dari mendiskusikannya dengan Mas Anan, kakak semata wayangnya, hingga berencana menggelar aksi damai bareng teman-teman sekelas.
Berhasilkah Amma menaklukkan kimia, Mister Sa'id dan Emir sekaligus? Apakah rencananya berjalan mulus atau justru gagal total?
-------

Saya baca novel ini dalam sekali lahap, nggak ada setengah hari sambil nunggu si sulung sekolah. Puas banget bacanya. Chemistry of Love benar-benar cerita yang manis dan lugu. Plotnya mengalir rapi dengan diksi renyah khas Netty Virgiantini.

Konflik dalam Chemistry of Love merupakan konflik yang biasa ditemui remaja. Siapa sih yang nggak punya guru killer semasa sekolahnya? Takut atau nggak takut, tetap saja kehadirannya membuat kulit meremang dan jantung deg-degan nggak karuan.
Saya sendiri kerap mendapat curhat dari murid-murid saya tentang guru killer mereka. Macam-macam model galaknya, dan macam-macam pula cara menghukumnya. Tapi saya rasa tindakan Pak Sa'id di novel ini nggak mendidik banget. Masa, anak yang nggak bisa ngerjain soal malah disuruh keluar kelas, seharusnya kan terus dibimbing biar bisa. Makanya saya sangat mendukung aksi damai Amma :p
Ada juga konflik yang terjadi di dalam banyak keluarga: orangtua yang menuntut anaknya jadi PNS. Hadeeeh ini keluarga saya banget :'D

Karakter Amma di novel ini polos banget. Pemikiran dan ucapannya begitu lugu dan membuat saya jadi ingin nguyek-uyek rambutnya saking gemasnya. Agak telmi dan gampang khawatir. Tapi lucu ^^
Saya langsung memfavoritkan Pak Trisna dari caranya mengajar. Aah... andai guru pelajaran kimia saya seperhatian dia :D

Bicara soal chemistry, saya suka chemistry antara Amma dan Anan, meski porsi dialognya sedikit, tapi rasa sayang kakak dan adik di antara mereka sudah berkesan kuat. Persahabatan antara Amma, Wulan, dan Ayu pun terlihat kompak. Meskipun saya pasti sudah merajam sahabat saya kalau sampai dia mengumumkan siapa gebetan saya di hadapan guru dan teman sekelas. :)))

Ada selipan pengetahuan juga yang rapi dan nggak berkesan tiba-tiba. Mulus banget masuknya ke dialog. Top deh.

Desain sampulnya meski sederhana tapi sudah mewujudkan tema cerita. Lucu kalau menurut saya, apalagi bookmark-nya berbentuk gambar vas seperti yang ada di sampul. Aah, Bentang memang paling unyu kalau bikin bookmark.

Saya merekomendasikan novel ini bagi pembaca yang ingin mendapatkan kisah ringan, lucu dan polos, namun memiliki makna yang dalam.

TEBAR-TEBAR QUOTE

Bukankah tugas seorang guru itu mendidik, mengarahkan, juga membimbing para siswa? Bukan malah membentak-bentak di depan kelas dan menghukum kalau mereka tidak bisa menyerap pelajaran dengan baik. Bukankah anak-anak seperti Amma seharusnya mendapat perhatian lebih daripada anak-anak yang sudah pintar dan harus dibimbing dengan penuh kesabaran? (hal. 14-15)

Mengapa kebanyakan guru hanya menyukai anak-anak yang pandai dan pintar? (hal. 15)

"Sekecil apa pun, yang namanya peluang pantas diperjuangkan." (hal. 19)

"Asal kalian tahu, ya, Nona-Nona sekalian, kalau yang namanya jatuh cinta itu udah sepaket sama sakit hati. Begitu kata para pujangga asmara yang hidup penuh gelora cinta." (hal. 20)

Kamis, 10 September 2015

[Resensi: The Kolor of My Life - Netty Virgiantini] Kolor Batik Kawung Pembawa Keberuntungan


Judul buku: The Kolor of My Life
Penulis: Netty Virgiantini
Desain sampul: Orkha Creative
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 9 Juli 2015 (cetakan pertama Desember 2008)
Tebal buku: 192 halaman
ISBN: 978-602-03-1513-3




BLURB

Sumpah demi kolor molor!

Neyra benar-benar nggak terima kolor batik keberuntungannya jatuh ke tangan Damar, cowok bertampang jadul bin cupu dan culun yang tinggal di rumah Simbah, tetangganya yang eksentrik.

Segala jurus sudah Neyra kerahkan demi mendapatkan kembali kolor spesial itu. Termasuk mengerahkan Jurus Macan Betina, yang nembuatnya berubah menjadi cewek supergalak - siap mencakar dan menerkam Damar.

Alih-alih berhasil, kesialan demi kesialan terus merundung Neyra. Dan kesialan terbesar adalah: Neyra mulai berdebar-debar nggak keruan dan salah tingkah bila berada di dekat Damar.

Gimana dong? Apa ini yang namanya cinta dari mata turun ke kolor?

RESENSI

Bagi Neyra si Pencinta Kolor, kolor batik kawungnya adalah kolor keberuntungan. Meskipun cara ia mendapatkannya berawal dari kesialan di Pasar Klewer, tapi Neyra yakin ia selalu mendapat keberuntungan saat memakainya. Sudah banyak bukti tak terbantahkan bahwa ia bisa menghindari kesialan hanya dengan memakai kolor batik kawung itu.
Namun semua berubah di siang hari berhujan itu. Meski sudah berusaha menyelamatkan celana kolornya dari hujan lebat, Neyra tetap kalah dari angin kencang yang menghembus celana kolornya ke... atap rumah tetangganya.
Serangkaian misi pun dijalankan Neyra untuk merebut kembali kolor itu dari atap rumah Simbah, tetangga yang sudah Neyra anggap seperti simbah sendiri. Tapi celana kolornya justru malah semakin tak tergapai karena... telah dipakai Damar!
Damar adalah saudara Simbah dari Sragen yang mulai hari itu pindah ke rumah Simbah karena ayahnya telah meninggal. Damar yang ternyata juga pindah ke sekolah Neyra dan menjadi teman sebangku Neyra itu mulai sering terlihat memakai celana kolor batik kawung keberuntungan Neyra. Dan sejak itu kesialan bertubi-tubi mendatangi Neyra. Duh... Neyra harus merebut celana itu kembali, tapi benarkah ia sungguh membenci Damar? Bukankah garis batas antara cinta dan benci itu begitu tipis?

-------

Sekali lagi saya dibuat nyengir-nyengir bak anak kuda oleh karya Netty Virgiantini. Pantas saja novel ini menyabet Juara Pertama Cerita Konyol Tahun 2008. Sungguh, konyolnya minta ampun!
Temanya berawal dari hal sederhana, tapi berkembang jadi luar biasa lucu. Gaya narasi yang kocak di sekali waktu, hiperbolis di kala lain dan puitis di satu momen membuat novel ini nggak berkesan monoton. Dialognya pun luwes dan nggak kaku dan berlogat jawa.

Point yang saya suka dari novel ini adalah unsur budaya lokal yang diangkat oleh penulis. Ada kolor batik kawung yang memang saya sendiri akui enak dipakai. Kolor batik itu adem dan praktis dan isis :)))
Juga pagelaran wayang kulit yang diperagakan Simbah yang diselipkan dengan gaya humor telah memberi warna budaya dalam novel ini.
Tapi masih ada lagi bagian favorit saya, Neyra terlepas dari sikapnya yang nyebelin karena suka bentak-bentak dan main marah-marah sama Damar, memainkan olahraga yang "beda" dari tokoh novel kebanyakan. Neyra jago main tenis meja. Saya pikir asyik juga si Neyra karena memainkan cabang olahraga ini. Jadi teringat Kogoro Mouri. Loh? Hahaha.. ujungnya larinya ke komik juga :p
Karakter Damar sendiri... aduuuh bikin iba setengah mati karena selalu dimarahi Neyra. Saya kira Damar ini bakal jadi favorit emak-emak karena kesantunan dan gaya jadulnya :)))

Judulnya lucu karena saya pikir ini plesetan dari ungkapan the color of my life, ya? Hihi... Dan saya lebih suka cover cetakan yang ini daripada cover cetakan pertamanya karena celana kolor batiknya jadi sorotan utama dan warnanya kalem.

Hanya ada sedikit kesalahan penulisan dan tanda baca dalam novel ini:
* maksudmua --> maksudmu (hal. 53)
* sountrack --> soundtrack (hal 79)
* Dasar bocah... --> "Dasar bocah... (hal. 90)
* berasalan --> beralasan (hal. 112)
* mikiran --> mikirin (hal. 132)
* ...lama. --> ...lama." (hal. 135)

Kalau kamu suka novel-novel humor nan konyol, saya sarankan baca novel ini. Dijamin bakal ngikik-ngikik geli oleh polah tingkah Neyra, Simbah dan tokoh lainnya. Porsi romannya walau sedikit tapi nyeees banget. Sempat hampir nangis juga sih karena adegannya sediiiih :(


TEBAR-TEBAR QUOTE

"Kadang-kadang kita memang ndak bisa membedakan orang yang bener-bener sedang kena musibah dan membutuhkan pertolongan, atau orang yang sengaja memanfaatkan rasa simpati kita untuk berbuat jahat." (hal. 29)

Makhluk lemah, lembut, dan tak berdaya? Hah, makhluk yang satu ini bahkan lebih galak daripada singa betina! (hal. 121)

Tapi sebagai laki-laki, rasa sakit justru menguatkannya. Mendewasakannya untuk tetap mencintai tanpa berharap balasan yang sama. (hal. 172)



The Kolor of My Life nemenin "Damar" belajar.
 Eh... tapi kalau berdasar sablengnya 
mungkin cocoknya jadi "Yoga" :D

Rabu, 09 September 2015

[Resensi: The Lost Symbol - Dan Brown] Simbol-Simbol yang Tersembunyi di Belantara Gedung Amerika


Judul buku: The Lost Symbol
Penulis: Dan Brown
Penerjemah: Ingrid Dwijani Nimpoeno
Penyunting: Esti B. Habsari dan Andityas Prabantoro
Pemeriksa aksara: Deddy S.
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit: Januari 2010 (cetakan pertama)
Tebal buku: 712 halaman
ISBN: 978-979-1227-86-5



BLURB

What is lost... will be found.

"Tangan Misteri yang ditunjukkan penggalan tangan Peter Solomon adalah undangan untukmu, Mr. Langdon. Undangan untuk membuka sebuah portal kuno yang tersembunyi di Washington, DC. Jadi, di manakah portal itu, Profesor?"
***

Robert Langdon, sang simbolog genius yang berhasil memecahkan Da Vinci Code, kembali hadir dalam petualangan berbahaya yang penuh teka-teki. Undangan ceramah di Gedung Capitol, Washington, DC, berubah menjadi undangan kematian. Seseorang meletakkan simbol Tangan Misteri yang dibuat dari penggalan tangan Peter Solomon, sahabat dan mentor Langdon, sekaligus tokoh penting Persaudaraan Mason.

Sang penculik Peter meminta Langdon memecahkan kode-kode kelompok rahasia Mason yang melindungi sebuah lokasi di Washington, DC. Lokasi penyimpanan kebijakan tertinggi umat manusia, yang konon akan membuat pemegangnya mampu mengubah dunia.

Menjelajahi terowongan-terowongan bawah tanah Capitol, Perpustakaan Kongres, kuil-kuil Mason, dan Monumen Washington, Langdon harus berpacu dengan waktu sekaligus menghindari kejaran CIA yang menganggapnya sebagai ancaman nasional. Sebelum tengah malam, Langdon harus sudah berhasil memecahkan teka-teki kelompok Mason. Jika tidak, nyawa Peter akan mengguncang Amerika Serikat dan bahkan dunia bakal tersebar.


RESENSI

Kali ini Dan Brown mengambil Freemasonry sebagai latar ceritanya. Freemasonry atau lebih sering disebut Mason merupakan sebuah kelompok penuh kontroversi. Dituduh sebagai kelompok antiagama, mempraktikkan okultisme hingga dianggap bertujuan menguasai dunia dan menciptakan Tata Dunia Baru sesuai paham mereka, membuat Freemasonry dituding sesat. Kemisteriusan yang menyelubungi kelompok ini terlihat dalam ribet dan peliknya ritual inisiasi anggota baru yang ingin bergabung di dalamnya. Mereka juga menggunakan bahasa simbolik dan menjalankan ritual-ritual ganjil sehingga terkesan bersifat okultisme.

Cerita berawal dari perjalanan Profesor Langdon ke Washington, DC, untuk memenuhi permintaan Peter Solomon. Peter Solomon adalah filantrop, sejarahwan dan ilmuwan yang selama tiga puluh tahun telah membantu dan membimbing Langdon. Meskipun dinasti keluarga Solomon sangat berpengaruh dan luar biasa kaya, Langdon merasakan kehangatan dan kerendahan hati dalam diri pria itu.
Karenanya saat seseorang yang mengaku sebagai asisten Peter menelepon dan atas nama Peter meminta Langdon agar datang ke U.S. Capitol untuk mengisi ceramah, Langdon langsung bersedia.

Tak dinyana, Langdon tertipu. Tidak ada ceramah untuk acara Smithsonian. Yang ada ia disambut potongan tangan Peter Solomon yang difungsikan sebagai Tangan Misteri di tengah Rotunda Capitol.

Langdon dituntut untuk memecahkan simbol-simbol dalam Piramida Mason, yaitu legenda Mason yang menjanjikan harta tak ternilai. Namun ternyata CIA pun ikut campur dengan alasan demi keamanan nasional. Profesor Langdon bukan hanya harus berpacu dengan waktu untuk memecahkan misteri tapi juga harus bermain petak umpet dengan para agen CIA.

------

The Lost Symbol cukup membuat saya kebingungan di awal. Informasi tentang kelompok aliran, simbol-simbol, teologi dan ritual-ritual diluncurkan dengan deras oleh buku ini sehingga membuat saya kewalahan.
Namun seiring waktu, setelah petualangan kejar-kejaran Langdon bersama Katherine Solomon dimulai, saya bisa mencerna. Sedikit. :))))

Saya masih tetap berharap menjadi salah satu mahasiswi Profesor Robert Langdon dan mengambil mata kuliah yang diampunya. Yakin deh, saya nggak bakal bosan di mata kuliahnya ^^ Pengetahuannya tentang sejarah dan simbol gedung-gedung penting Amerika membuat saya takjub. Tapi respek saya makin berkurang di novel kedua ini. Sebagai ahli simbolog, Langdon cukup sulit diyakinkan bahwa Piramida Mason itu ada dan bahwa ada kekayaan besar yang disembunyikan oleh simbol-simbol Piramida Mason. Tentu saja hal itu membuat beberapa bagian terasa membosankan. Dan Brown seolah ingin meyakinkan pembaca yang skeptis, sehingga ia menjadikan Profesor Langdon sangat yakin piramida itu hanya mitos. Jadi ketika Langdon akhirnya teryakinkan, Dan Brown pun sepertinya berharap pembaca akan teryakinkan juga.

Sementara untuk sang antagonis, karakter Mal'akh benar-benar terlihat fanatik. Gila. Karakternya justru lebih kuat daripada Robert Langdon maupun Direktur Inoue Sato, sang penguasa tertinggi Office of Security (OS) CIA yang kemunculannya cukup mencurigakan.

Ada banyak kejutan dalam novel ini, dan cukup mencengangkan. Plot twist-nya membuat saya kembali mengulang membaca hanya untuk memahami cerita dari sudut yang berbeda.
Penerjemahannya bagus dan mengalir tanpa kesalahan eja maupun kesalahan penerjemahan. Sangat mulus. Nikmat banget bacanya :)

Overall, saya menikmati membaca novel ini karena asyik dibawa merumuskan simbol-simbol menakjubkan yang tersebar di jantung Washington, DC. Meskipun bagi saya rasanya masih kurang senikmat membaca The Davinci Code. ;)


TEBAR-TEBAR QUOTE

"Terkadang legenda yang betahan selama berabad-abad ... bertahan untuk alasan tertentu." (hal. 49)

"Kunci masa depan ilmiah kita tersembunyi di masa lalu kita." (hal. 94)

"Pengetahuan adalah alat dan, seperti semua alat lainnya, dampaknya berada di tangan pengguna." (hal. 119)

"Salah paham terhadap simbol-simbol sebuah kebudayaan merupakan akar prasangka yang umum." (hal. 230)

Betapa berbeda dunia seandainya ada lebih banyak pemimpin yang meluangkan waktu untuk merenungkan kematian sebelum berderap menuju peperangan. (hal. 231)

Tubuhku hanyalah wadah bagi harta karunku yang terampuh ... pikiranku. (hal. 409)

"Kebenaran punya kekuatan. Dan, jika kita semua tertarik pada gagasan-gagasan yang serupa, mungkin kita melakukannya karena gagasan-gagasan itu benar ... tertulis jauh di dalam diri kita. Dan ketika mendengar kebenarannya, seandainya pun kita tidak memahaminya, kita merasa bahwa kebenaran itu tidak dipelajari oleh kita, tapi di-panggil ... di-ingat ... di-kenali ... sebagai sesuatu yang sudah ada di dalam kita." (hal. 567)

Rabu, 02 September 2015

[Resensi: Awaiting You - Nadya Prayudhi] Penantian dan Kesetiaan Amora Saat Sam Menghilang


Judul buku: Awaiting You
Penulis: Nadya Prayudhi
Editor: Herlina P. Dewi
Proof Reader: Weka Swasti & Tikah Kumala
Desain Cover: Theresia Rosary
Penerbit: Stiletto Book
Tahun terbit: Juni 2015
ISBN: 978-602-7572-40-9
Available at: bukupedia




BLURB

Hilang!

Sam, suami Amora, sang chief editor Majalah Fashionette, mendadak hilang. Di tengah kekalutan dan kekacauan hidupnya, Amora dihadapkan berbagai macam ujian: anaknya bermasalah di sekolah, didekati Lody si berondong di kantornya, mendapat simpati berlebihan dari sahabat sang suami, bertemu kembali dengan cinta lama, dan diteror oleh seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya. Semua itu membuat dirinya semakin frustasi hingga akhirnya Amora memutuskan cuti sementara dari pekerjaannya. Dan mulai mencari Sam.

Seiring berjalannya waktu, ia mulai menemukan foto-foto baru yang diunggah ke laman Facebook Sam-yang membuat Amora semakin bertanya-tanya: Ke manakah Sam? Apa yang terjadi padanya?
Jika dia masih hidup, mengapa tidak menghubungi Amora?
Akankah dia pulang? Atau, akankah dia menghilang selamanya?


RESENSI

Sam. Anak-anak merindukanmu. Aku merindukanmu. Pulanglah. (hal. 12)

Hidup Amora sungguh sempurna. Pekerjaannya sebagai chief editor majalah fashion membuatnya jadi wanita karir yang sukses. Meskipun ia memiliki dua buah hati bersama Sam, suaminya, ia tetap belum bisa melepaskan pekerjaannya untuk jadi ibu rumah tangga sepenuhnya.
Namun suatu hari, kesempurnaan itu retak karena Sam menghilang. Sam yang seharusnya berangkat ke Tokyo untuk menemui rekan bisnis ternyata tidak pernah sampai ke kota itu. Amora melihat Sam terakhir kali di Bandara Soekarno-Hatta saat melepas Sam pergi. Tapi semenjak itu Sam menghilang dan tidak bisa dihubungi sama sekali.
Di tengah kegalauannya, Amora bertemu dengan Lody, fotografer muda yang menjadi karyawan baru di majalah tempatnya bekerja. Lody yang tampan itu ternyata menaruh hati pada Amora dan tanpa malu menunjukkan perasaannya. Bukan hanya itu, Gavin, sahabat Sam, juga menaruh perhatian pada Amora. Amora mati-matian menolak semua perhatian itu karena ia tetaplah seorang istri meskipun suaminya entah ada di mana.
Tak sabar akan informasi keberadaan Sam yang hanya secuil-secuil dan didorong oleh foto pemandangan Tian Tan Budha di laman facebook Sam, Amora pergi ke Hongkong. Ia berharap bisa menemukan Sam. Tapi nihil. Sam tetap hilang.
Keputusasaan bagai ombak yang siap menelan kewarasan Amora. Anak-anak yang membuat masalah, pria-pria yang mulai berani mendekatinya setelah hilangnya Sam, membuat Amora butuh jangkar untuk bertahan. Uluran siapakah yang akan ia sambut? Apakah Lody si berondong nan perhatian, Gavin sang sahabat suaminya yang telah bertunangan, Juan si mantan kekasihnya semasa kuliah dulu atau Beamy, sahabatnya dalam susah maupun senang? Ataukah Amora tetap akan menunggu kepulangan Sam demi anak-anaknya?

---------

Membaca Awaiting You ini membuat saya iri. Betapa warasnya Amora meski digempur cobaan demi cobaan. Yaah... walau saya sendiri nggak mungkin menganggap perhatian dari pria-pria nan tampan itu sebagai cobaan, itu kan anugerah *plak* :))))
Dari awal saya dibuat menebak-nebak bersama Amora tentang alasan kepergian Sam. Tadinya saya pikir Sam nggak puas karena Amora lebih memilih karir daripada keluarga, tapi saat tahu betapa rasionalnya dan tenangnya Amora menghadapi kenakalan anak-anaknya, perkiraan itu terbantahkan. Saya sangat suka cara Amora menghadapi pihak sekolah dan dengan gagah melindungi mental putranya. Tapi Amora juga tidak percaya buta begitu saja pada putranya. Ia menangani masalah putranya dengan bijak. Amora bukan hanya bertanggung jawab pada perusahaan tapi juga pada keluarganya.

Konfliknya cukup beragam meski semua bersumber dari hilangnya Sam. Bagai efek domino, begitu Sam menghilang masalah mulai bermunculan. Anak-anak yang mulai cari masalah, suster pengasuh yang memilih pulang kampung, pria-pria yang mulai PDKT, pacar-pacar mereka yang cemburu. Benar-benar aliran kisah rumit yang berawal dari sebab satu kehilangan.
Meski menggunakan POV orang ketiga, tapi saya dengan gamblang merasakan betapa frustasi dan galaunya Amora.

Banyaknya karakter yang muncul nggak akan membuat bingung karena setiap tokoh muncul dengan karakteristik yang khas. Nuansa kehadiran mereka dan efeknya bagi Amora juga berbeda-beda.
Dan tentu saja saya menyukai Lody si berondong yang gigih dan blak-blakan.
Pria yang lebih muda memang seolah punya semangat lebih untuk mendekati wanita yang lebih tua ya. Saya jadi ingat dengan berondong saya. Hahaha! *halaah baper* :D
Tapi beberapa tokoh juga begitu pengecut. Dewasa tapi pengecut, sebel jadinya :p

Saya nggak menyangka akan twistnya. Dua kali pula. Oke, yang terakhir memang saya sudah meraba tapi tetap membuat saya terkaget-kaget. Tetap saja saya nggak yakin 100% akan ke mana arah endingnya. Kejutan-kejutan kecil tak terduga juga tersaji beberapa kali.

Sayangnya romannya kurang. Huhuuu karena novel ini tentang penantian seorang istri jadi jangan mengharap adegan yang bikin meleleh. Penyelesaian novel ini juga terlalu sederhana kalau mengingat betapa rumitnya semua di tengah cerita.

Nggak ada typo dalam novel ini, tapi saya menemukan beberapa kesalahan tanda baca semacam penggunaan titik padahal seharusnya koma dan dua kata yang tidak dipisah spasi.

Saya merekomendasikan novel ini yang membuat saya memahami bagaimana cara menghadapi kesalahan seorang anak. Bukan dengan asal main hukum, bukan dengan melemahkan mental mereka. Point yang meski porsinya kecil tapi meresap dalam ke hati saya. Juga tentang keteguhan seorang istri, yang tetap mempertahankan moralnya sebagai istri walau di tengah ketidakpastian.


TEBAR-TEBAR QUOTE

Di mataku, dia pria yang pas. Pas segala-galanya. Mengapa aku tak menyebut Sam sempurna? Karena orang yang sempurna itu tidak pernah ada. Tapi pria yang pas segala-galanya itu ada. Sayangnya, pria ini sekarang menghilang entah ke mana. (hal. 40)

Namun ia tahu, menjadi ibu yang baik salah satu kuncinya adalah dengan berkorban. (hal. 72)

Saat sedang susah, manusia sering kali bilang "Why me?" Padahal bisa saja Tuhan mengatakan "Why not?" (hal. 95)

Cinta tak semestinya dibatasi umur, Bu. (hal. 113)

"Bagaimana kamu bisa tahu kita nggak jodoh kalau kamu berusaha mempertahankannya saja tidak?" (hal. 150)

"Kadang apa yang sudah tidak bisa kita miliki, adalah yang terbaik bagi kita. Memang susah menerimanya. Tapi pelan-pelan, Ibu bisa memberi waktu buat hati Ibu." (hal. 198)

Bahwa cinta yang telah pergi bisa saja tergantikan. Bahwa cinta bisa datang dari mana saja. Dari siapa saja. Kapan saja. Pria ini mengajarkan, kesepian itu takkan pernah lama singgah jika kita percaya pada cinta. (229)

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon