Senin, 01 Januari 2018

[Blogtour] The Heartbroken Heartbreaker - Sam Madison

Judul buku: The Heartbroken Heartbreaker
Penulis: Sam Madison
Penerjemah: Brigida Ruri
Penyunting: Titis Wardhana
Penyelaras aksara: Arumdyah Tyasayu
Desain kover: Marla Putri
Layout kover: @ryanologi
Penerbit: Haru Media
Tahun terbit: November 2017
Tebal buku: 424 halaman
ISBN: 978-602-6383-31-0


BLURB

"Kenapa kau bersama Seth Everett?" tanya Cedric. "Kau tahu cowok macam apa dia."
"Oh, jangan khawatir." Aku menghardik mantan pacarku itu. "Kau sudah membantunya menghancurkan hatiku lebih dulu."

Kemarin malam, Seth tiba-tiba menawarkan bantuan kepada Kyla untuk membalas dendam kepada Cedric. Cedric memang tidak menyukai Seth. Mungkin itu ada hubungannya dengan reputasi Seth yang suka gonta-ganti pacar.

Kyla juga tidak menyukai Seth. Namun tawaran itu terus-menerus ada di kepala Kyla. Jika ia bisa membalas Cedric yang memutuskannya demi sahabatnya… mungkin rasa sesak di dadanya bisa berkurang.


RESENSI

"Melanjutkan hidup bukan berarti melupakan, Ky. Melanjutkan hidup adalah mampu mengingat tanpa merasa terluka." (hlm. 111)

The Heartbroken Heartbreaker merupakan pengalaman membaca Phil-Fict saya yang pertama. Novel yang diangkat dari wattpad ini merupakan kisah yang cukup rumit yang mengaduk-aduk perasaan saya. Sebagai penikmat novel yang menyukai narasi yang runtut dan rapi, anehnya saya cukup menyukai novel yang sebagian besar diceritakan dalam bentuk dialog antar tokohnya ini. Meskipun tetap saja ada lubang yang banyak terasa dalam plotnya karena minimnya narasi dan deskripsi.
Untuk settingnya sendiri saya berasumsi terjadi di sebuah tempat di Filipina, walau entah di kota atau desa apa. Beberapa tempat hanya disebutkan namanya dengan deskripsi ringan yang nggak mendetail.

Untungnya Sam Madison adalah penulis yang punya banyak stok adegan unyu. Adegan komedi romantis ala-ala dorama atau drakor yang bagi saya memang memikat. Beberapa kali Sam membuat kalimat yang cerdas, mengena dan memberikan efek yang tak terlupakan. Misalkan saja "kaki-berdarah-seperti-menstruasi" yang kemudian menjadi bahan olok-olok di antara Seth dan Kyla. Beberapa adegan antara Kyla-Seth dan Kyla-Cedric memang rawan baper-able.
Premis yang diangkat dalam novel The Heartbroken Heartbreaker ini sebenarnya klise. Seorang playboy yang hadir membantu seorang cewek yang sedang patah hati. Kemungkinannya cuma ada dua, si mantan kekasih akhirnya cemburu dan ngajak balikan atau si cewek malah jatuh cinta kepada si playboy. Apalagi bila kedua tokoh cowoknya sama-sama adorable, kerancuan lead male dan second lead male ini yang kadang membuat novel semacam ini gampang disukai.

Selain hubungan kisah cinta segitiga antara Cedric-Kyla-Seth, ada juga hubungan tak harmonis antara mereka dengan orang tua masing-masing. Kyla yang telah-dan-masih merasa kehilangan ayahnya, mengalami hubungan yang sulit dengan ibunya. Kematian sang ayah karena penyakit yang dideritanya, membuat Kyla dibayangi kesedihan yang berat, ia menyimpan kenangan tentang ayahnya baik-baik dan terluka saat melihat ibunya kembali berkencan. Apalagi saat tengah bersama Seth, ia melihat ibunya berkencan dengan seorang pria di restoran Adelina, restoran yang menjadi favorit ayahnya.
Hubungan Seth dengan ibunya sendiri juga sangat dingin dan kaku, karena Seth mengetahui rahasia besar ibunya. Diam-diam Seth menyimpan rasa bersalah yang besar terhadap ayahnya yang terpaksa hidup berjauhan karena tuntutan pekerjaan. Rahasia itu, bukan hanya membuatnya merasa bersalah, tapi juga membuatnya membenci Cedric.
Yang menarik adalah kultur remaja yang sedikit berbeda dengan kultur di Indonesia walaupun Filipina dan Indonesia masih dalam satu kawasan jika dilihat dari sisi geografis. Dalam novel ini para remaja bebas untuk nggak pulang ke rumah, menginap di rumah pacar, pesta sampai pagi, minum minuman beralkohol sampai mabuk, mengendarai mobil ke sekolah (baiklah, beberapa remaja kota besar di Indonesia juga melakukannya), bahkan juga keluar bersama pacar di tengah malam buta. Walau orang tua pada akhirnya bertanya, tapi nggak ada tekanan moral yang besar yang diberikan kepada para remaja ini. Bisa dibilang kultur dalam novel ini lebih mirip dengan kultur remaja di negara-negara barat.

Bisa dikatakan novel ini memang mengusung kisah remaja yang complicated. Ada hubungan percintaan, ada masalah persahabatan dan ada konflik dengan orang tua. Sam Madison meracik konflik-konflik itu menjadi kisah yang manis dan menyentuh. Beberapa orang sulit menghadapi rasa kehilangan, ada yang seolah baik-baik saja, tapi jauh di dalam hatinya merasakan kehampaan. Ada yang seolah melupakan padahal dalam benaknya menggenggam erat setiap keping kenangan. Berusaha maju terus untuk melangkah butuh keberanian, dan sebelum itu mereka harus benar-benar mengikhlaskan. Terlepas dari endingnya yang bikin nyesek, dan minimnya narasi, novel ini benar-benar memotret dan menyampaikan kehilangan dan penerimaan dengan baik.

*******GIVEAWAY*******

Nah di awal tahun 2018 ini, selain berbagi review novel The Heartbroken Heartbreaker, saya juga bakal ngasih sebuah pertanyaan yang bisa teman-teman unyureaders gunakan nanti untuk dijawab di fanpage Penerbit Haru. Caranya mudah:

1. Berdomisili atau punya alamat pengiriman di Indonesia.

2. Follow twitter/instagram @KendengPanali dan @PenerbitHaru

3. Like fanpage Penerbit Haru di facebook

4. Follow blog ini, bisa melalui GFC, G+ atau email (nggak wajib kok, cuma kalau kalian merasa blog ini berguna saja).

5. Simak pertanyaan berikut:

Apa nama restoran tempat Kyla memergoki ibunya sedang berkencan dengan pria lain, yang juga merupakan restoran favorit mendiang ayah Kyla?

Catatan: jawaban bisa ditemukan di dalam review saya. Simpan baik-baik jawaban kalian, karena pada akhir rangkaian blogtour ini, semua jawaban harus dikumpulkan dan dijawab di fanpage Penerbit Haru.

7. Simak terus rangkaian blogtour di blog-blog berikut, jangan sampai ada pertanyaan dan review yang terlewat dari bloger-bloger lainnya ya 😉



8. Bila masih ada pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya atau mention saya di twitter 😉😉
 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon