Kamis, 16 Maret 2017

[Resensi] Lelaki dalam Ingatan - Penny Jordan

Judul: Lelaki dalam Ingatan
Judul asli: Un Unforgettable Man
Penulis: Penny Jordan
Alih bahasa: Rina Buntaran
Sampul dikerjakan oleh: Marcel A. W
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Juni 2012 (cetakan keempat)
Tebal buku: 184 halaman
ISBN: 978-979-22-8519-2



BLURB

Bagaimana cara lelaki itu menuntut balas?

Pada usia enam belas tahun, Courage Bingham yang lugu dan tak berpengalaman merasakan sensasi menghanyutkan bersama seorang pemuda di rumah musim panas keluarganya. Namun sejak itu perasaan malu dan bersalah menyiksanya, bercampur kerinduan yang sama besarnya kepada orang asing yang tak dikenal dan tak dilihatnya itu.

Kini, Courage cemas indranya mempermainkannya. Gideon Reynolds, bos barunya yang tak kenal ampun dan beroman keras, dapat membangkitkan sesuatu dalam diri Courage seperti seseorang dalam ingatannya. Mungkinkah mereka orang yang sama? Dan, jika benar begitu, bagaimana cara Gideon menuntut balas atas “penipuan” Courage pada masa lalu?

RESENSI

Courage Bingham harus meninggalkan pekerjaannya yang menjanjikan demi menemani neneknya yang sakit. Hanya neneknyalah satu-satunya keluarga yang Courage miliki, karena ia tak mau lagi tinggal bersama ayah tiri dan saudari tirinya yang culas. Kini, Courage harus menemukan pekerjaan baru di kota kecil Dorset untuk membiayai operasi neneknya.
Siapa sangka pekerjaan yang didapatnya berkaitan dengan Gideon Reynolds, seorang chairman dan pemegang saham terbesar sebuah jaringan perusahaan berlaba tinggi. Pria yang keras, dingin dan tak kenal ampun. Pria yang membuat Courage teringat akan kenangan pada sebuah malam ketika ia masih belia dan naif.
Apakah Gideon adalah orang yang sama dengan lelaki yang ada dalam ingatan Courage? Apakah Gideon mengingat Courage? Dan apakah kenangan itu akan berakhir manis atau justru kembali menjadi mimpi buruk bagi Courage?

-------------------------

Seingat saya, saya pertama kali membaca Lelaki dalam Ingatan karya Penny Jordan ini ketika masih SMA. Well, jangan buru-buru menuding saya saat itu belum cukup umur untuk membaca novel dewasa. Bagi saya dewasa nggak harus berjalan lurus dengan bertambahnya umur. Toh, novel dewasa bukanlah buku atau video porno. Novel dewasa bukan hanya membeberkan cerita romance "kipas-kipas" semata, tapi justru mengajarkan kita akan akibat dan tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan tokohnya. Aahh... saya kok mulai melantur.

Pembaca setia review saya pasti tahu kalau saya adalah penggemar karya-karya Penny Jordan. Meski beberapa karyanya ada juga yang kurang sreg di hati saya dan saya rating di bawah tiga bintang. Namun untuk novel yang satu ini, saya dulu memberinya lima bintang. Maka tentu saja saat novel Lelaki dalam Ingatan ini dicetak ulang oleh Gramedia Pustaka Utama, saya pun ingin bernostalgia dengan novel yang saya nobatkan sebagai salah satu novel Penny Jordan terbaik versi saya.

Membaca lagi kisah ini dengan sudut pandang saya yang semakin matang dari belasan tahun lalu, rasanya saya masih tetap jatuh cinta pada Courage dan Gideon. Yah, bagaimana pun saya tetap penggemar kisah CLBK alias cinta buta yang bertahan bertahun-tahun yang menjadi pondasi novel Lelaki dalam Ingatan ini.
Penny Jordan memang penulis yang memiliki ciri khasnya sendiri. Tokoh heroinenya kebanyakan merupakan wanita tangguh, mandiri (terkadang hanya tinggal memiliki satu anggota keluarga yang mulai menua), kompeten dalam pekerjaannya, tapi lugu. Hingga kemudian tanpa sengaja bertemu dengan hero yang dingin, menjaga jarak dan lumayan jaim. ^^
Seperti itulah Courage dan Gideon.

Sayangnya nggak seperti karya-karya Penny Jordan yang lainnya, Lelaki dalam Ingatan nggak menuliskan seluk perasaan sang tokoh pria. Padahal, yang paling saya suka adalah ketika sudut pandang beralih pada sang hero sehingga saya bisa mengintip rasa frustasinya. Haha... Namun mungkin itulah yang membuat antiklimaks novel ini bikin saya mewek (lagi). Membaca novel kemudian nangis memang sudah biasa bagi saya, tapi membaca ulang dan masih tetap nangis itu luar biasa, kan? Saya cengeng, tapi juga nggak cengeng-cengeng amat kok. :p
Ketika Gideon akhirnya mendapat wangsit alias pencerahan alias fakta tentang masa lalu Corage dan betapa salahnya ia selama ini. Hueee... adegan di mana Gideon akhirnya mengakui semua perasaannya itu memang favorit saya sepanjang masa. Malah sepertinya saya mulai hapal dialognya di luar kepala. Oh.. Oh... :')

Dan seperti belasan tahun lalu saya kembali tenggelam dalam alur kisah hubungan Courage dan Gideon. Hanya saja kali ini saya merasa Courage terlalu baik dan mudah memaafkan. Dulu mungkin saya menganggap apa yang dilakukan Courage adalah cinta sejati, kini saya menganggap itu sebagai kepercayaan buta. Haha... Well, setelah disakiti begitu rupa, saya sih merasa keputusan yang diambil Courage itu terlalu cepat. Gideon juga jadi terlihat lebih egois dan mudah dituruti keinginannya.

Cover lama yang serupa cover aslinya 🙈🙈


Tapi tetap saja saya masih mencintai karya Penny Jordan yang satu ini. Dan omong-omong, covernya lebih cakep yang sekarang. Nggak memalukan kalau dibawa atau dibaca di depan umum, nggak seperti yang sebelumnya yang waktu bawa ke meja kasir saja malunya minta ampun. Hehe...

Minggu, 12 Maret 2017

[Resensi] Imaji Terindah - Sitta Karina

Judul buku: Imaji Terindah
Seri: Keluarga Hanafiah #2
Penulis: Sitta Karina
Editor: Siti Nur Andini
Penata letak: Rizal Rabas
Desainer sampul: Sitta Karina
Foto sampul muka: Andra Alodita
Penerbit: Literati (imprint Lentera Hati)
Tahun terbit: Desember 2016
Tebal buku: 290 halaman
ISBN: 978-602-8740-60-9



BLURB

"Jangan jatuh cinta kalau nggak berani sakit hati."

Tertantang ucapan putra rekan bisnis keluarganya pada sebuah jamuan makan malam, Chris Hanafiah memulai permainan untuk memastikan dirinya tidak seperti yang pemuda itu katakan.

Dan Kianti Srihadi—Aki—adalah sosok ceria yang tepat untuk proyek kecilnya ini.

Saat Chris yakin semua akan berjalan sesuai rencana, kejutan demi kejutan, termasuk rahasia Aki, menyapanya. Membuat hari-hari Chris tak lagi sama hingga menghadapkannya pada sesuatu yang paling tidak ia antisipasi selama ini, yakni perasaannya sendiri.


RESENSI

Dalam sebuah pertemuan yang diadakan keluarga Hanafiah dan Kaminari, Chris Hanafiah bertemu dengan Kei Kaminari. Sejak awal Chris menganggap Kei aneh dan merasa terusik, apalagi Kei seolah memprovokasinya. Terlebih tiba-tiba saja Kei ada di dalam mimpi Chris dan membuat hati Chris panas!
Di sekolah Chris sendiri kedatangan seorang siswi baru yang langsung mencuri perhatian seisi sekolah karena keceriaannya. Chris yang merasa tertantang oleh pernyataan Kei, akhirnya mendekati sang siswi baru, Kianti Srihadi—Aki. Ajakan pacaran dari Chris ditanggapi santai oleh Aki. Gadis itu justru menawarkan hubungan persahabatan.
Chris mau tak mau mengikuti permintaan Aki dan mulai berteman dengan gadis itu. Tapi semakin lama dekat dengan Aki, Chris semakin tahu rahasia-rahasia Aki yang kemungkinan besar bisa melukainya. Ditambah lagi hubungan Chris dengan kedua sahabatnya: Alde dan Rimbi pun menjadi renggang.
Akankah Aki akhirnya menerima perasaan Chris? Dan akankah perasaan Chris berubah? Bagaimana pula hubungan persahabatan mereka nantinya?

--------------------

Bagi saya, ini adalah pengalaman pertama saya membaca seri keluarga Hanafiah yang fenomenal itu. Saya anggap fenomenal karena beberapa teman dan sepupu pernah merekomendasikan seri ini, bahkan mbak-mbak penjaga rental buku yang dulu sering saya kunjungi pun pernah merekomendasikannya. Hanya saja saking mudahnya saya terdistraksi (saya biasa berniat baca buku A tapi akhirnya berakhir baca buku B 🙈), rekomendasi itu pun hanya tercatat dan belum sempat juga direalisasikan.

Maka momen perkenalan pertama saya dengan anggota keluarga Hanafiah akhirnya datang juga. Melalui Imaji Terindah, saya berkenalan dengan salah satu anggota klan Hanafiah, yaitu Chris Hanafiah. Semula saya kira novel ini merupakan novel new adult atau dewasa, tapi ternyata Imaji Terindah adalah novel teenlit karena tokohnya masih remaja. Mungkin bagi pembaca yang telah ngeh tentang seri Hanafiah sudah nggak mempermasalahkan hal ini, tapi bagi saya yang memang awam dan hanya berpegang pada blurb di cover belakang, tentu saja terkejut. Saya sampai membolak-balik cover dari depan ke belakang karena siapa tahu saya melewatkan label remaja novel ini.

Menggunakan sudut pandang orang ketiga, Imaji Terindah membawa saya masuk ke dalam kisah remaja-remaja metropolitan yang harus menghadapi konflik cinta dan persahabatan. Ya, bukan hanya kisah cinta-cintaan saja yang ada di dalam novel ini, tapi juga persahabatan yang jadi goyah karenanya. Saya, yang memang menyukai cerita persahabatan, dibuat terharu dengan naik turunnya hubungan antara Chris, Rimbi dan Alde. Plotnya cukup rapi meski ada beberapa lubang yang terasa "hmm moment" bagi saya. Contohnya saat Chris berada di rumah Aki, kemudian Aki menghidangkan semangkuk ramen untuk Chris, tapi akhirnya nasib si ramen nggak ketahuan dimakan atau enggak karena Chris kemudian pergi setelah bertemu ayah Aki. (Oke, maaf, fokus saya nggak penting ya? 😅)
Saya juga penasaran ketika Chris datang ke rumah sakit menjenguk Aki seusai berantem dengan Reno. Aki bertanya tentang keadaan Chris yang berantakan, dan Chris menyebut tentang matanya yang memar. Saya membalik lagi halaman sebelumnya dan hanya mendapati kalau Reno menghantam uluhati Chris. Dan seandainya Reno memukul bagian wajah atau sekitar mata, bukannya kacamata Chris akan jatuh atau minimal terlepas? Saya yang pernah ditampar saja, kacamata langsung terpelanting ke lantai :(

Bicara tokoh dalam novel Imaji Terindah ini, saya suka banget dengan karakter Kianti Srihadi atau yang akrab disapa dengan nama Aki. Banyak hal positif yang ada dalam diri gadis ini. Meski fisiknya rentan tapi semangatnya luar biasa. Aki tetap ceria dan berpikir positif terhadap orang-orang di sekitarnya, bahkan terhadap teman yang jelas-jelas berniat jahat padanya. Aki juga punya pengaruh untuk mengubah Chris. Perubahan yang kemudian memicu pertengkaran demi pertengkaran antara Chris dengan orang terdekatnya.
Chris sendiri sebagai pangeran yang populer di sekolah cukup bikin pengin nonjok di awal cerita. Nembak seorang cewek seketika tanpa berusaha mengenal dan mendekati, rasanya arogan banget. :')
Dialog antar tokohnya begitu cair, dan terasa chemistrynya. Beberapa dialog antara Chris dan Aki juga sweet karena mereka saling menyebut nama dalam percakapan, bukan berloe-gue atau bersaya-kamu. Aiiihhh maniiiss. ^^

Best moment bagi saya adalah saat Chris akhirnya datang untuk Rimbi. Persahabatan mereka sudah mencuri perhatian saya, dan saya ingin mereka tetap bisa bersama. Maka ketika akhirnya Chris dan Alde bersatu membantu Rimbi itu rasanya nyess di hati saya. Sayang, persahabatan Aki dengan sahabat-sahabatnya di Jepang nggak muncul sesering Chris dan sahabat-sahabatnya.

Yap, demikianlah perkenalan saya dengan klan Hanafiah. Overall... saya menikmatinya. Pengalaman yang menyenangkan karena sedikit banyak saya tertular oleh semangat dan keceriaan Aki. Bagaimanapun jalan hidup kita, kita bisa memilih menganggapnya sebagai penderitaan atau tantangan, tapi kita tetap harus menghadapinya dengan rasa positif. Seperti Aki :')
Aaah... saya jadi terenyuh tapi juga bahagia. untuk Aki. Karena Aki telah menemukan kebahagiaannya. Karena Aki yang masuk ke kehidupan Chris telah membuat Chris menjadi lebih kuat lagi. Bukankah cinta seperti itu?

Senin, 06 Maret 2017

[Resensi] Kupu-Kupu Bersayap Gelap - Puthut EA

Judul buku: Kupu-Kupu Bersayap Gelap
Penulis: Puthut EA
Penyunting: Nody Arizona
Pemeriksa aksara: Prima S. Wardhani
Ilustrasi sampul & isi: Saipul Bachri
Penata isi: Azka Maula
Penata sampul: Narto Anjala
Penerbit: Buku Mojok
Tahun terbit: Februari 2016 (cetakan kedua)
Tebal buku: 167 halaman
ISBN: 978-602-1318-25-6



BLURB

"... Puthut adalah pencerita yang piawai. Kata-katanya sederhana. Kalimat-kalimatnya ringkas. Tidak neko-neko. Tidak ingin dianggap pintar meliuk-liukkan kata, tapi ceritanya tetap memukau.

Dia bukan hanya tahu teknik menulis yang baik, tapi saya kira, cerpen-cerpennya tak hanya ditulis dengan teknik menulis dan bercerita yang baik itu, melainkan ditulis dengan melibatkan perasaannya. Dan itulah yang penting, karena tulisan yang ditulis dengan sepenuh perasaan akan sampai pula pada perasaan pembacanya. Tak banyak penulis yang sanggup melakukannya. Mungkin saya berlebihan, tapi perasaan tidak bisa dibohongi. Beberapa kali dada saya terasa sesak karena larut membaca cerpen-cerpen Puthut. Seolah saya ada di sana, di dalam cerpen-cerpennya. Menjadi saksi. Menjadi pelaku."

—Rusdi Mathari, wartawan dan penulis


RESENSI

Saya adalah salah satu penikmat karya-karya Puthut EA, lalu merasa gemas sendiri karena nggak pernah bisa menuliskan satu review-pun setelah menuntaskan membaca karya-karyanya. Mungkin saya nggak percaya diri, mungkin juga karena saya nggak sanggup berkata-kata lagi seusai membaca. Ah... penikmat abal-abal macam apa saya ini?

Di bulan kelahiran saya, beberapa bulan lalu, saya mendapatkan arisan kado buku dari sahabat-sahabat grup BBI Joglosemar. Sebenarnya wishlist saya adalah karya Puthut EA yang lain, Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, tapi karena stok sedang kosong, saya akhirnya dipilihkan Kupu-Kupu Bersayap Gelap ini. Jelas saya nggak keberatan karena saya memang belum pernah membaca buku ini. Lagipula, saya memang lebih suka kumpulan cerpen karena berarti saya bisa lebih banyak bertemu karakter-karakter dalam dunia yang dibangun oleh Puthut EA.

Buku Kupu-Kupu Bersayap Gelap ini berisi 13 cerita pendek, yang kisah-kisahnya begitu lekat dan dekat dengan kehidupan kita. Rasanya mudah saja menengok ke lingkungan sekitar dan menemukan cerita yang hampir sama seperti yang dialami para tokoh dalam kumpulan cerpen ini. Atau kalau mau lebih jujur lagi, betapa dekatnya lakon yang kita jalani dengan kisah-kisah yang ada dalam buku ini.
Saya menyukai semua cerpen di dalamnya, tak terkecuali. Semua begitu tampak sederhana dan membumi tapi juga menohok dengan kuat di tempat-tempat yang tepat. Ada ironi hidup dalam kisah-kisahnya, pun ada nilai-nilai moral yang mengisi jalinan kisahnya.   Semua ditulis dengan bahasa yang lugas namun indah.

"Itu bukan masalah uang yang kamu miliki. Tapi masalah yang lebih penting lagi, yaitu hal yang pantas dan yang tidak pantas." (hlm. 107)

Bagi saya, cerita pendek Rasa Simalakama yang menceritakan tentang sepasang kekasih yang tak nggak sanggup menyakiti orang-orang yang mereka cintai demi kebahagiaan mereka sendiri, memanglah yang paling membekas karena begitu dekatnya dengan kisah saya sendiri. Sedangkan Benalu di Tubuh Mirah membuat saya merasa terhubung karena diceritakan dari sisi seorang ibu, yang harus menghadapai orang-orang serupa benalu dalam hidup ini. Dan sungguh, benalu itu memang banyak. Bahkan mungkin secara sadar dan nggak sadar, saya pun bisa saja merupakan benalu bagi orang lain.

Potret sosial dalam ketigabelas cerpen ini memang nyata adanya di sekitar kita. Puthut sendiri menjabarkan settingnya bukan secara fisik tapi secara sosial. Tempat dan ruang tak bernama tapi tetap saja terasa akrab karena menggambarkan situasi sosial lingkungan kita. Betapa mudahnya saya membayangkan kampung dan surau di cerpen Dalam Pusaran Kampung Kenangan, atau gardu ronda sebelah tenggara dan sebelah barat laut dalam cerpen Gayung Plastik, atau juga "kota besar" yang menjadi latar cerpen Doa Berkabut.
Keberagaman juga merupakan bagian penting dalam kumpulan cerpen ini melalui karakter-karakternya yang berbeda agama, latar dan keyakinan. Dan melalui karakter-karakter itulah, nilai-nilai moral dan ironinya terasa menohok begitu dalam tanpa terasa menggurui. Karena rasanya begitu mudah menempatkan diri sebagai si tokoh karakter atau orang terdekat si tokoh.

Kupu-Kupu Bersayap Gelap menjadi buku kumpulan cerpen favorit saya. Dan di antara ketigabelas cerpen di dalamnya, Bunga dari Ibu dan Dalam Pusaran Kampung Kenangan yang paling saya sukai. Buku ini melalui cerpen-cerpenya telah membawa saya menjelajah, dari satu kenangan ke kenangan lainnya.

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon