Kamis, 29 September 2016

[Resensi] Sentuhan Cinta Sang Kekasih - Maya Banks

Judul buku Sentuhan Cinta Sang Kekasih
Judul asli: Undone by Her Tender Touch
Penulis: Maya Banks
Alih bahasa: Sarah Tobing
Desain sampul: Marcel A. W
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Mei 2013
Tebal buku: 272 halaman
ISBN: 978-979-22-9610-5




BLURB

Seharusnya Pippa Laingley tidak nekat. Seharusnya ia berpikir panjang. Seharusnya ia tidak tersihir pesona Cameron Hollingsworth yang memabukkan. Tetapi semua telanjur terjadi, dan ia harus menanggung konsekuensinya.

Sementara itu, Cam menghadapi dilema. Trauma masa lalu membuatnya tak ingin lagi mengalami rasa kehilangan orang-orang yang disayanginya. Namun di sisi lain, ia tak ingin menelantarkan Pippa dan bayinya. Kedua jalan itu tak memberinya ketenangan batin, kecuali ia memilih untuk jatuh cinta lagi. 


RESENSI

Cam sudah sejak lama tertarik pada Pippa sejak pertama melihat gadis itu. Bahkan sebelum mereka resmi diperkenalkan, Cam sudah tahu bahwa ia menginginkan Pippa di tempat tidurnya. Dan Cam yakin benar bahwa Pippa pun punya perasaan yang sama. Hanya tinggal tunggu waktu kapan dan di mana Cam merayu dan menaklukkan Pippa.
Hingga kesempatan itu tiba di pesta perayaan rumah baru Ashley dan Devon. Pippa yang mengurusi masalah katering dalam pesta itu merasa kewalahan karena para pegawainya tidak datang dan memaksa Pippa untuk melayani para tamu. Cam yang melihatnya pun berusaha membantu.
Dan malam itu terjadilah. Seusai melayani tamu, Cam membawa Pippa kerumahnya dan bercinta sepanjang malam dengan gadis itu.
Namun rupanya, sang bujangan antikomitmen akhirnya kena batunya juga. Salah satu pengaman yang Cam gunakan ternyata bocor dan kehamilan pun terjadi.
Mampukah mereka megatasinya bersama? Akankah mereka saling dukung? Dan apakah Pippa akan tetap hidup?

--------------------

Saya tahu bahwa telat banget kalau saya baru mulai membaca karya Maya Banks sekarang. Yah, entah mengapa nama penulis ini belum juga mampu menggerakkan saya untuk membaca karyanya. Saya tahu beberapa teman mengidolakan penulis ini dan telah merekomendasikan beberapa novelnya. Namun baru kali inilah saya mulai membaca karya Maya Banks.

Sentuhan Cinta Sang Kekasih atau Undone By Her Tender Touch merupakan kisah keempat dari seri Pregnancy Passion. Judul paling bontot dari sebuah serial, tapi justru malah saya baca lebih dulu. Yah, saya memang serandom itu. Namun, meski ini adalah buku keempat, saya tetap.paham jalan cerita dan relasi antar para tokohnya. Sama sekali nggak membingungkan dan asyik untuk diikuti. Cara bertutur Maya Banks sendiri cocok dengan selera saya, penempatan tokohnya dalam situasi tertentu begitu pas dan apa adanya.

Selama membaca novel ini saya terkesan dengan usaha Maya Banks dalam mengemukakan seks yang aman. Dimulai dari pembicaraan ringan tapi serius antara Pippa dan Cam sebelum mereka saling bergelut di ranjang. Memang harus ada pembicaraan, harus ada komunikasi akan risiko dan pertanggungjawaban. Juga bagaimana Pippa dengan tegas mempertanyakan tentang pengaman. Dan yang lebih membuat saya terkesan adalah proses kehamilan Pippa yang terjadi hanya karena satu kesalahan kecil: kondom yang bocor.
Nah, jadi nggak selamanya seks di luar nikah itu aman bukan. Kondom pun bukanlah jawaban dan bukanlah pelindung yang benar-benar aman. Oke, maafkan saya. Ini mode kader KB saya memang sedang on. Hmm~ apa perlu saat sedang memberi penyuluhan KB saya bawa novel ini untuk ditunjukkan ya.. Wkwkwk~

Baiklah, mulai melenceng sepertinya. Mari kembali ke betapa mengesankannya novel ini bagi saya. Ide ceritanya memang sederhana dan klise, tapi cara Maya Banks menuliskannya membuat saya terhanyut. Terutama ketika tiba di bagian Cam yang sedang mencurahkan perasaannya. Saya terharu dan seolah hati saya sedang diremas-remas. Bahkan di ending cerita jebol juga pertahanan saya dan saya mewek. Yah, memang secengeng itulah saya. Tapi saya jamin, kisah novel ini pula yang membuat saya sampai merasa sedih dab patah hati, hingga akhirnya nangis bombay.

Saya suka karakter heroinenya. Pippa benar-benar wanita yang lancang dan berani. Apa yang dia rasakan berani dia nyatakan. Saya suka kekuatan dan keteguhan hatinya. Meski ada sedikit drama dalam dirinya, tapi dia tabah dan kuat.
Sementara Cam memang karakter yang mudah bikin saya jatuh cinta. Oh betapa cintanya saya pada pria yang muram, kaku tapi meledak-ledak di ranjang. Duuuh... mana tahan.
Interaksi di antara keduanya sungguh seru dan terasa chemistrynya. Saya suka dengan mereka berdua. Dan tentunya interaksi Pippa denga para sahabatnya membuat saya merasa hangat dan aman. Persahabatan yang bikin iri karena saking kompak dan solidnya.
Sementara untuk adegan panasnya lumayan seru juga. Maya Banks nggak malu-malu memperlihatkan dengan cukup mendetail tentang aktivitas ranjang Pippa dan Cam. Panas tentu saja, namun tetap manis.

Overall, saya suka dengan pengalaman pertama saya membaca novel dari Maya Banks. Terlepas dari ide cerita novel Harlequin yang begitu-begitu saja, tapi cara bertutur Maya Banks-lah yang membuat kisah ini begitu berbeda dan asyik untuk diikuti. Rasanya jadi nggak sabar untuk membaca judul lain yang termasuk dalam seri  Pregnancy Passion ini.

Rabu, 28 September 2016

[Resensi] Owning The Beast - Alexa Riley

Judul buku: Owning The Beast
Penulis: Alexa Riley
Penerbit: CreateSpace Independent Publishing Platform
Tahun terbit: Januari 2014
Tebal buku: 100 halaman
ISBN: 9781508602477



BLURB

When Annabella Blanca finds herself on the doorstep of her new home, she is terrified, yet hopeful of what her new life will be. 

Griffin Stone has locked himself away from the world. One minor mix-up, and all his carefully built walls come crashing down. 

When love finds its way in to even the darkest of hearts, will it be enough to stand the greatest tests? Can beauty own the beast?


RESENSI

Setelah kematian ayahnya, Annabella tak tahu harus pergi ke mana. Selama ini ia selalu dijaga ketat oleh ayahnya sehingga tak paham dunia luar. Itu karena tinggal di Meksiko yang penuh dengan kejahatan, membuat ayahnya selalu memproteksinya.
Namun kini, Annabella yang berjuang untuk hidup berakhir di sebuah agen penyedia jasa wanita penghibur. Sebagai perawan, ia dikirim kepada seorang klien yang menginginkan calon pengantin wanita. Berpikir bahwa menjual diri kepada satu lelaki lebih baik daripada menjual diri kepada banyak lelaki, Annabella menerimanya. Maka berangkatlah ia ke kediaman Griffin Stone.
Namun rupanya terjadi kesalahpahaman. Seperti biasa, Griffin meminta seorang pelacur kepada agen tempat Annabella bernaung. Alih-alih mendapatkan pelacur, Griffin justru mendapati seorang gadis polos dan perawan. Ketika ia mengetahui kesalahan yang telah terjadi, Griffin bertekad mempertahankan Annabella. Bahkan meski ia harus bertarung dengan klien Annabella yang sebenarnya.

---------------------

Masih dalam rangka ketagihan baca karya Alexa Riley, saya akhirnya membaca Owning The Beast. Kisah yang temanya berdasar dongeng favorit saya Beauty and The Beast. Karena saya memang tergila-gila pada ide cerita dongeng ini. Bagi saya kisah cinta antara si cantik dan si buruk rupa ini begitu romantis dan manis. Maka, saya pun nggak ragu untuk membaca Owning The Beast.

Seperti kebanyakan novel Alexa Riley yang telah saya baca, novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama secara bergantian antara Annabella dan Griffin. Porsinya berimbang dan masing-masing saling mengungkapkan isi hati dan perasaan mereka. Meski lagi-lagi, sang hero dan heroine dibuat sebatang kara. Nasib yang monoton ini lama-lama mulai membosankan juga. Lagi-lagi heroine yang kesepian, lagi-lagi heroine yang harus mencari tempat untuk bergantung, dan lagi-lagi seolah dunia begitu sempitnya dan hanya berisi sang hero dan heroine. Dengan tambahan seorang tetragonis dan antagonis tentunya.

Saya suka karakter Griffin. Yah pastilah ya, Griffin ini kan karakter yang Beast banget. Suka marah, main perintah, kasar, tapi aslinya dia kesepian. Dan kalau sudah mencintai seseorang, dia mau bersikap manis dan gentle banget. Seperti itulah Griffin. Awalnya dia brengsek banget. Tapi begitu udah ngerasain malam pertama dengan Annabella, dia mulai luluh. Mulai jadi manis. Mulai siap melakukan apa saja demi Annabella.
Sayangnya, karakter Belle yang cerdas dan mandiri itu nggak ada dalam diri Annabella. Memang sih Annabella berani melawan kehendak Griffin, berani nunjukin apa yang dia mau, tapi tetap saja kekuatan tekadnya nggak sebesar Belle.
Dialog antar kedua tokoh juga terlalu biasa, kurang greget dan tanpa makna. Chemistrynya cukup lumayan. Saat berdua, Annabella dan Griffin cukup manis juga. Tapi karena adegannya klise banget, jadinya ya kurang berkesan. Nggak terlalu romantis juga dan masih kalah manis dibanding My New Step-Dad. Mungkin karena di novel tersebut tarik-ulur antar kedua tokohnyalah yang membuat cerita jadi menarik.

Hal yang paling bikin saya sebal adalah betapa mudahnya semua terselesaikan bagi sang hero dan heroine. Puncak konfliknya memang menegangkan, ini adalah pertama kalinya saya membaca karya Alexa Riley dengan konflik yang berasal dari luar. Bukan lagi sekedar perang batin ya atau tidak bagi hero dan heroinenya, tapi benar-benar muncul sesosok antagonia yang mengancam kebahagiaan kedua tokoh utama. Namun sayangnya, penyelesaiannya begitu sederhana dan mudah. Seolah nggak ada hukum, semuanya beres pokoknya. Saya jadi bertanya-tanya Griffin ini masa bisa sebegitu berpengaruhnya hingga bisa menyelesaikan masalah hanya dengan berkedip.
Banyak kejanggalan yang nggak masuk akal juga berkaitan dengan meninggalnya orangtua Griffin dan bagaimana Griffin bisa mengetahui siapa dalang di balik kematian orangtuanya. Aneh dan terlalu mengada-ada bagi saya.

Well, sebagai pencinta kisah Beauty and The Beast saya menganggap Owning The Beast bukanlah adaptasi terbaik. Terlalu banyak plot hole dan konflik yang kurang greget. Tapi paling tidak saya menikmati cerita ini sebagai kisah yang manis tentang seorang heroine yang mau menerima kekurangan sang hero, dan bagaimana sang hero mengatasi ketakutannya untuk kemudian berani berjuang. Adegan panasnya juga seru dan bikin panas dingin. Yang pasti smutnya khas Alexa Riley banget.
Membaca novel ini memberi ide pada saya untuk berburu novel dengan tema Beauty and The Beast yang lain. Hmm... kira-kira novel adaptasi dongeng ini mana yang bagus dan layak untuk dibaca ya? Yah, mari berburu mulai dari sekarang.

Selasa, 27 September 2016

[Resensi: Broken Hearts Academy - Dita Safitri] Konstelasi Persegi Semu

Judul buku: Brokenhearts Academy
Penulis: Dita Safitri
Penyunting: Hegar Purna Purina
Desain: Yanyan Wijaya
Ilustrasi cover: innerchild
Penerbit: Bhuana Sastra (Imprint BIP)
Tahun terbit: Mei 2015
Tebal buku: 237 halaman
ISBN: 9786022499619




BLURB

Yosandria mengira dialah yang paling terluka di dunia sampai dia bertemu dengan Anugerah, Ayana dan Lupita. Anugerah yang ceria ternyata menyimpan banyak luka. Ayana yang jutek juga punya alasan kenapa dia jarang sekali tersenyum. Lalu Lupita, si usil itu punya pemikiran aneh yang dianggap Yosandria tak masuk akal.

Tak ada yang menyangka mereka bisa berbagi tawa sekaligus luka. Empat orang asing perlahan berubah menjadi empat sisi tak terpisahkan yang saling menyembuhkan.

Life is just an academy for the brokenhearts. Tidak ada yang bisa menghindari kenyataan bahwa hidup mencederai semua orang yang ada di dalamnya. Siapapun. Namun, hidup juga punya obatnya. Hidup membuat orang menjadi bodoh, tetapi juga menyediakan pelajaran untuk membuat orang menjadi bijaksana dan cerdas. Simply, life is like a school. Tempat seseorang jatuh dan belajar berdiri lagi. Tempat seseorang terluka dan belajar sembuh kembali. Empat orang sahabat ini berhasil membuktikannya.


RESENSI

Lupita kesal bukan main saat mendapati nilai merah dalam buku rapornya. Tanpa memedulikan peraturan sekolah bahwa siswa tidak boleh naik ke atap larangan, Lupita mendatangi tempat itu dengan tujuan untuk menyepi dan melampiaskan kemarahannya. Siapa sangka di tempat itu sudah berdiri seorang cowok di tepi atap. Curiga bahwa cowok itu berniat bunuh diri, Lupita menegurnya. Tapi cowok itu tetap bergeming. Dan ternyata, di tempat itu masih ada seorang cowok lagi yang jelas-jelas bukan siswa sekolah Lupita karena mengenakan seragam yang berbeda. Itulah pertemuan pertama Lupita dengan Anugerah dan Yosandria.
Ternyata kejutan besar muncul di hari pertama kelas tiga, saat Lupita harus sekelas dengan Anugerah si juara umum dan Ayana si mantan juara umum, yang peringkatnya digeser oleh Gege. Seolah untuk melengkapi mereka, hadir pula si anak baru yang ganteng tapi cukup bloon, Yosandria.
Mereka yang semula saling jutek dan cuek mulai dekat dan menjalin pertemanan yang unik. Berbagi kekonyolan dan berbagi luka. Bisakah mereka saling menguatkan dan menyembuhkan luka satu sama lain? Akankah mereka membentuk konstelasi dan bersama-sama hingga akhir kisah?

------------------------


Ini adalah kali kedua saya membaca karya Dita Safitri. Sebelumnya saya sangat menikmati Notte dan menyukai gaya bercerita penulis satu ini. Dita Safitri selalu pandai menahan diri dan sabar dalam bercerita sehingga selalu membuat rasa penasaran saya akan ending novelnya. Kali ini pun, lagi-lagi saya nggak tahu seperti apa kisah ini akan berakhir.

Saya benar-benar takjub dengan pertemuan keempat tokoh utama novel ini yang ajaib. Hampir mirip seperti pertemuan yang bisa terjadi dalam sebuah manga, dan entah kenapa saya memang membayangkan adegan-adegannya dengan image manga di kepala saya. Mungkin karena adegannya lumayan pendek seperti fragmen-fragmen. Atau bisa jadi karena keempat karakternya yang unik dan terasa kuat.
Yang jelas saya dibuat jatuh cinta pada keempat tokoh novel ini, terutama ketika tiba di halaman 25:

Sejak hari itu, mereka berempat adalah titik keseimbangan dalam kelas. Empat orang yang dipertemukan untuk membuat sebuah garis imaji dalam ruangan itu. Garis imaji yang kemudian malah membuat mereka terus bersama sampai detik ini. (hal. 22)

Saya suka bagaimana Dita Safitri menempatkan keempat tokoh ini di posisi duduk mereka di dalam kelas dan menyebut mereka sebagai titik keseimbangan pembentuk garis imaji. Empat titik yang masing-masing memiliki ciri, memiliki sifat dan pembawaan masing-masing yang akhirnya saling menghubungkan satu sama lain. Saling melengkapi. Ini ide brilian kalau menurut saya.

Novel ini dikisahkan melalui sudut pandang orang ketiga dengan fokusnya berganti-ganti antara Ochan, Upi, Gege dan Ayana. Pembagian porsinya pun adil dan berimbang, masing-masing diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hati, ketakutan serta perasaan mereka. Membuat saya yakin akan kedalaman cinta yang mereka rasakan satu sama lain.
Dengan alur maju-mundur, saya dibuat terombang-ambing dalam pengharapan akan akhir bahagia keempat tokoh novel ini. Sempat deg-degan dan harap-harap cemas, dan yang jelas saya mewek juga. Ini kedua kalinya saya dibikin mewek oleh karya Dita Safitri. Tentunya karena gaya bertutur Dita yang menghanyutkan dan kepiawaiannya dalam mengatur adegan agar nggak terlalu klise.

Kalau ditanya karakter mana yang jadi favorit saya, jujur ini pertanyaan yang sungguh berat. Gege, Ochan, Upi dan Ayana benar-benar karakter yang mudah disayang dan tampak sangat nyata. Seolah mereka benar-benar hidup dan hadir di sekitar saya. Chemistry yang terjalin di antara mereka berempat asyik banget dan ngeklik banget. Apalagi karena keempatnya punya persamaan nasib yaitu sama-sama memiliki orangtua tunggal dan bermasalah dengan hal tersebut.
Lalu bagaimana dengan adegan favorit saya? Banyaaaak. Hahahaha... Salah satunya sih saat Ochan bilang kalau dia akan mengungkapkan rahasia Gege, bahwa Gege punya kebun ganja di halaman sekolah. Ya ampun, itu konyol abis dan bikin saya ngakak puas.
Sebenarnya masih banyak lagi adegan yang konyol, di samping adegan romantis, adegan mengharu-biru, adegan yang mematahkan hati hingga adegan yang bikin mewek. Tapi sungguh, kalian harus baca sendiri dan merasakan betapa mudahnya jatuh cinta pada keempat remaja ini.

Pada akhirnya, novel ini membawa ingatan saya betapa berharganya persahabatan di masa sekolah. Bahwa kadang kita nggak bisa menjudge orang hanya dari penampilan luarnya atau dari kedok yang berusaha dia tampilkan. Semua orang memiliki hantunya masing-masing dan berjuang dengan cara masing-masing. Jangan takut meraih impian atau meraih orang terkasih hanya karena rasa takut. Takut gagal ataupun takut kehilangan justru nggak akan membawa kita ke mana-mana.
Brokenhearts Academy sungguh merupakan kisah cinta yang ringan namun sarat makna. Dikemas dengan begitu apiknya hingga menjadi bacaan yang menarik dan mengasyikkan.

Senin, 26 September 2016

[Resensi] Holding His Forever - Alexa Riley

Judul buku: Holding His Forever
Penulis: Alexa Riley
Penerbit: CreateSpace Independent Publishing Platform
Tahun terbit: Juli 2016
Tebal buku: 156 halaman
ISBN: 1537157132



BLURB

Derek aka Phoenix is a New York City firefighter and has dedicated his life to saving people. When he loses two of his men in the line of duty, he doesn’t know if he’ll be able to see the light again.

However, when an angel in the form of a woman named Fia appears before him, his world as he knows it is turned upside down. 

Fia has been working hard to make money so she can finish her last semester of school. A fire in her building sets her back to square one, but the fireman who saves her turns out to be more than she ever expected. 

Once he gets his arms around her, there’s no letting go. Because when you’ve got your forever in your arms, nothing else matters. 

Warning: This is hot and fast insta-love that ignites the pages. It’s burning heat that combusts into an inferno of lava. Okay, that’s all the fire words I could come up with. Now insert a pun about a big hose. It’s quick, dirty, and ridiculously over the top.


RESENSI

Derek Phoenix merupakan seorang pemadam kebakaran nan tangguh. Dalam kedukaannya karena kehilangan dua orang sahabat terdekatnya saat sedang bertugas menyelamatkan korban kebakaran, Derek tak mampu mengendalikan kehampaan dalam dirinya. Namun semua berubah ketika ia harus menangani kebakaran di sebuah apartemen, peristiwa yang membuatnya bertemu dengan Fia Clover.
Fia yang sebatang kara dan yang selama ini berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri, lagi-lagi harus meghadapi kepedihan. Kehilangan tempat tinggal membuatnya jadi bergantung pada Derek, pahlawan yang telah menyelamatkan nyawanya dan yang bersedia tetap ada di sampingnya.
Bisakah mereka saling menyembuhkan kehampaan jiwa mereka?

--------------------

Ada beberapa alasan mengapa saya nggak pernah mereview novel Alexa Riley, meski ada beberapa bukunya yang sudah saya baca. Terutama buku fenomenalnya, Trailer Park Virgin. Beberapa kali saya mempertimbangkan untuk mengulasnya di blog Nurina Mengeja Kata ini, tapi lagi-lagi novel Alexa Riley yang saya baca masihlah cukup tabu, karena merupakan hubungan antara saudara tiri. Semenarik apa pun Alexa Riley menuangkannya ke dalam kata-kata, tetap saja pembaca di belahan timur dunia ini akan mengerenyitkan kening dan menganggapnya tabu.
Namun ketika saya meyelesaikan membaca Holding His Forever ini, saya nggak bisa menahan diri untuk mengulasnya. Karena toh novel ini nggak sekontroversial Trailer Park Virgin, My New Step Dad atau pun Their Step Sister. Apalagi profesi hero dalam novel ini merupakan profesi favorit saya: pemadam kebakaran.

Menggunakan sudut pandang orang pertama secara bergantian antara Fia dan Derek, pada awalnya Holding His Forever nampak suram dan kesan sedihnya begitu kuat. Derek Phoenix (yap benar, Phoenix! Dan bahkan namanya pun nama favorit saya) begitu terluka karena kehilangan dua sahabat dekatnya. Ia menjalani hari-harinya seolah tanpa harapan lagi. Namun di tengah rasa iba saya terhadap sang hero, ada hal yang nggak masuk akal yang membuat saya tersenyum. Betapa tidak? Derek yang gagah, hot, dan merupakan pemadam kebakaran paling hebat itu punya nama panggilan kesayangan dari sang ayah. Tanpa megerenyit dan mengeluh sedikit pun, Derek terima saja dipanggil Sunshine oleh ayahnya. Duuuh... manisnyaaa. Wkwkwk~
Namun bukan sang hero saja yang mengalami kesedihan. Sang heroine, Fia Clover pun sama nggak berdayanya. Hidup sebatang kara, harus bekerja keras demi bisa menuntaskan pendidikannya, dan harus menghadapi bos paling brengsek seantero muka bumi.
Sungguh membaca latar konstruksi cerita ini sempat bikin saya frustasi. Berharap Alexa segera menyudahi kesedihan tokoh-tokohnya dan segera mempertemukan mereka. Dan sayangnya pertemuan itu harus terjadi dalam tragedi. Pertemuan yang bikin sedih ketika Derek menyelamatkan Fia saat apartemen Fia terbakar. Nah.. nah... Sejak pertemuan mereka itulah, kisah bergulir semakin menarik dan manis. Memang sedikit cheesy, ah tapi saya sih menikmatinya kok.

Adegan hotnya uh ah uh ah banget. Khas Alexa Riley yang bisa bikin pembaca panas dingin, terutama ketika adegan seksnya dikisahkan dari sudut pandang Derek. Yah, meski nggak sehot Trailer Park Virgin dan nggak semanis My New Step-Dad, tapi tetaplah hubungan percintaan Derek dan Fia layak dinanti. Manis dengan caranya sendiri dan jauh dari model-model cerita stensilan. Erotis tapi nggak porno.
Sayangnya, chemistry antara mereka berdua masih kurang solid. Fia memang terasa butuh Derek banget, dan Derek juga memperlakukan Fia seolah Fia malaikat yang harus dipuja dan dilayani. Tapi, kemana hilangnya karakter pemberani Fia, terutama saat ia melawan sang bos? Paling nggak saya pengin Fia bisa mengimbangi Derek dan bukannya terasa submissive banget.

Kelemahan novel ini tentulah dalam plot dan storylinenya. Namun sebagai novel fast insta-love, saya sih memang nggak terlalu mengharapkan plot yang rapi. Yang pasti, Holding His Forever merupakan novel yang manis, seksi dan mudah dinikmati. Lumayan klise dan cheesy tapi cukup puas membaca novel ini. Buat kalian yang menginginkan kisah ringan nan erotis boleh banget baca novel ini, karena saya sih suka banget dengan gaya bertutur Alexa Riley. Tapi ingat... it's just for adult only. Risiko tanggung sendiri, ya... XD

Minggu, 25 September 2016

[Resensi] Her Sunny Side - Koshigaya Isamu

Judul: Her Sunny Side
Judul asli: Hidamari no Kanojo
Penulis: Koshigaya Isamu
Penerjemah: Faira Ammadea
Penyunting: NyiBlo
Cover: Dedy Andrianto
Penerbit: Penerbit Haru
Tahun terbit: Maret 2013
Tebal buku: 224 halaman
ISBN: 978-602-7742-12-3




BLURB

“Apakah kau sendiri juga menganggap bertemu denganku adalah takdir?”

Setelah sepuluh tahun, aku bertemu kembali dengan teman masa kecilku.
Berbeda dengan dirinya dulu yang dijuluki ‘Anak Paling Bodoh Di Sekolah’ dan sering ditindas, kini ia bertransformasi menjadi seorang gadis jelita yang serba bisa, sekaligus sukses dalam pekerjaan.

Tetapi, ternyata gadis itu menyimpan sebuah rahasia masa lalu yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Perlahan tapi pasti, sedikit demi sedikit rahasia itu terbongkar.
Apakah aku bisa menerima rahasia itu apa adanya?
Apakah kisah cinta kami bisa berakhir bahagia?

Selalu ada kegetiran yang mengiringi sebuah kebahagiaan saat kita menyukai seseorang. Novel ini menggabungkan keduanya dengan manis.


RESENSI

Tanpa sengaja Kosuke Okuda bertemu lagi dengan Mao Watarai sebagai sesama pegawai junior. Mao yang dulu di SMP terkenal amat bodoh ternyata telah berubah. Gadis itu bahkan menyelamatkan Kosuke dari kesalahan laporan yang dibuatnya. Kini sebagai seorang pria, Kosuke menyadari ketertarikannya pada Mao dan tak ragu lagi menunjukkannya. Baginya, Mao tetaplah sepolos dan angin-anginan seperti sepuluh tahun lalu ketika mereka masih sama-sama duduk di bangku SMP dan menjadi dua orang yang paling sering dibully.
Sayangnya hubungan Kosuke dan Mao mendapat tentangan dari orangtua Mao. Bukan karena Mao anak angkat, tapi karena menurut mereka, Mao menderita retrograde amnesia. Mereka takut Mao hanya akan menyusahkan Kosuke. Merasa mampu menghadapi segala kerumitan hidup, Kosuke dan Mao tetap bersikukuh melanjutkan hubungan mereka. Bahkan mereka memilih kawin lari. Akankah Kosuke dan Mao bertahan sampai akhir? Dan bagaimanakah akhir dari kisah cinta mereka?

-------------------------

Sudah lama saya ngebet pengen baca Her Sunny Side, apalagi karena sudah muncul dorama yang diadaptasi dari novel ini. Berdasarkan pengalaman saya dengan dorama yang diangkat dari manga, yang beberapa di antaranya lumayan melenceng dari cerita aslinya, saya pun memilih membaca dulu daripada menonton. Oke, matsujun bisa menunggu sementara saya menyelesaikan membaca novel ini lebih dulu.

Her Sunny Side merupakan novel terjemahan dari Hidamari No Kanojo, sebuah novel karya Koshigaya Isamu. Saya merasa geli juga karena sebagai novel terjemahan, Penerbit Haru memilih membuat judul terjemahan dengan bahasa Inggris alih-alih menggunakan judul dengan bahasa Indonesia seperti novel terjemahan pada umumnya. Meski nggak bisa dipungkiri kalau judulnya memang terdengar catchy dan manis, apalagi dengan covernya yang berkesan lembut dan cantik. Seolah menjanjikan sebuah kisah romance yang super manis.
Seperti kebanyakan J-Lit, Her Sunny Side dituturkan dengan gaya yang berkesan kurang luwes dan garing. Khas Jepang banget. Bahkan obrolan antara Kosuke dan Mao saat bercanda pun terasa kering. Namun di situlah letak keunikan J-Lit. Dan lagi dialog yang kaku itu diimbangi dengan narasi dan deskripsi yang apik dan mendetail oleh Koshigaya Isamu. Membuat latar tempat dan suasananya mudah terbentuk dalam pikiran saya.

Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama dari sisi Kosuke Okuda. Alurnya maju-mundur dan mengalir dengan tempo yang sangat cepat, namun nggak membingungkan. Setidaknya bagi saya. Saya menikmati membaca kisah ini terutama karena kesan misterius yang ditampilkan oleh Mao. Jadi meski beberapa adegan memang terasa membosankan namun ternyata terselip petunjuk-petunjuk yang sebenarnya jika dengan cermat saya satukan dan saya rangkai, saya nggak akan syok banget dengan twist endingnya. Sumpah saya masih terbengong-bengong sampai sekarang. Yah, saya lumayan sering menemukan hal tersebut di dalam manga, tapi menemukannya di dalam barulah kali ini. Sungguh ini membuat kisah antara Kosuke dan Mao semakin manis. Huhuuu....

Penggambaran karakter novel ini sangat kuat. Saya suka dengan kekonsistenan Mao dalam sifat angin-anginannya. Bikin ngakak juga saat ia merubah rencana tiba-tiba dan membuat Kosuke gondok-gondok sayang. Lagipula kalau dipikir-pikir lagi, sifat dan kebiasaan Mao pun sebenarnya sudah jadi petunjuk. Kosuke semasa SMP itu khas karakter cowok dalam manga banget, dan ketika dewasa, meski kikuk tapi menggemaskan. Interaksi mereka berdua lumayan manis dan romantis dengan gaya mereka sendiri. Saya anggap chemistry mereka begitu asyik dan cukup kuat.

Novel ini selain mengisahkan tentang dua sejoli yang akhirnya bertemu lagi setelah sepuluh tahun, juga mengangkat tentang retragade amnesia. Orangtua Mao meyakini Mao menderita retragade amnesia, karena Mao kehilangan ingatan akan masa kecilnya. Sangat menarik dan membuat saya menanti-nanti apa akibatnya pada hubungan Kosuke dan Mao, dan ternyata.... saya dibawa pada ending yang mencengangkan. Wkwk~

Overall, Her Sunny Side merupakan kisah cinta yang menarik. Tentang cinta yang bertahan selama bertahun-tahun, tentang semangat untuk nggak menyerah dan berjuang melawan kelemahan diri sendiri. Banyak hal tentang budaya Jepang yang muncul dalam novel ini, dan tentunya sangat menarik untuk diikuti. Jika kalian suka dengan gaya bertutur novel Jepang, dengan sedikit nuansa manga, saya jamin kalian akan menyukai novel ini. Dan akhirnya, saya bisa bersiap menonton dorama Hidamari no Kanojo dan menikmati bagaimana Matsujun memerankan Kosuke :))

Sabtu, 24 September 2016

[Resensi] Scandal of The Season

Judul buku: Skandal Terbesar
Judul asli: Scandal of The Season
Seri: The Spinster Club #4
Penulis: Christie Kelley
Alih bahasa: Tikah Sofyan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Oktober 2013
Tebal buku: 456 halaman
ISBN: 9786020222219

It


BLURB

“Bagaimana kalau kita lihat caramu menerima ciumanku?” 

Sebelum Victoria sempat mundur, Anthony menarik dan menciumnya. Kemarahan akibat dibohongi mereda ketika wanita itu membuka bibirnya sedikit. Anthony memanfaatkan kesempatan itu untuk memperdalam ciumannya, menikmati pertemuan lidah mereka. Entah mengapa Victoria merasa ingin mendorong Anthony agar melepaskannya, namun ciumannya berkata sebaliknya. 

Apakah reaksi itu merupakan respon yang ia pelajari dari profesinya? Apakah ia senang berpura-pura menjadi pelacur yang lugu? Perlahan Anthony menjauh dan tersenyum seraya menatap raut Victoria yang kebingungan. Raut wajah Victoria bukan raut wajah seorang perempuan yang terpaksa menerima ciuman. Anthony mengangkat dagu Victoria. “Kalau kau terus menciumku seperti tadi, aku sendiri akan mengira kau menginginkanku.”


RESENSI

Sudah sepuluh tahun berlalu sejak Somerton melakukan hal yang tidak pantas terhadap gadis penjual jeruk yang ditaksirnya. Beberapa tahun terakhir ini, dengan gencar Somerton berusaha mencari tahu di mana gadis itu dengan bantuan Sophie, si cenayang. Dan kali ini secara melegakan, Sophie akhirnya memberi tahu di mana gadis itu berada saat ini.
Dan petunjuk Sophie membawa Somerton kepada Victoria, gadis pemalu dan kutu buku yang merupakan teman Sophie. Sayangnya di hari ketika Somerton berinteraksi dengan Victoria, Somerton kehilangan kalung berharga milik ibunya. Takjub akan kenyataan, Somerton membuat perjanjian dengan Sophie. Mereka akan saling bekerja sama dan Victoria harus berpura-pura menjadi wanita simpanan milik Somerton. Semua demi misi terakhir Somerton. Akankah mereka berhasil?

---------------------

Akhirnya saya memutuskan membaca Scandal of The Season, saking ngebetnya saya untuk menelusuri kisah percintaan Somerton, tokoh favorit saya dari seri The Spinster Club. Sejak awal, Somerton selalu hadir dalam kisah-kisah sebelumnya sebagai agen alias tangan kanan Sophie dalam mencomblangkan para anggota klub perawan tua. Somerton dibalik sikapnya yang kelihatan bajingan dan seenak pantatnya sendiri itu, pastilah hero yang paling potensial di antara hero lainnya.

Dan untungnya harapan saya terwujud. Novel Scandal of The Season bukan saja menghadirkan hero idaman saya, tapi juga heroine yang luar biasa dan bikin saya takjub. Di novel sebelumnya, saya sama sekali nggak tertarik ataupun terkesan pada Victoria, dia seolah hanya pelengkap dalam kelompok kecil itu. Namun ternyata Victoria pun sama cerdiknya dengan Somerton. Kesan yang saya tangkap selama ini runtuh seketika saat mengetahui profesi Victoria sebenarnya. Victoria merupakan pencopet yang canggih, yang beberapa kali membuat Somerton harus mengakui kelihaiannya.
Tentunya seru banget mengikuti kisah cinta antara mata-mata kerajaan dan seorang pencopet. Sungguh perpaduan yang menarik dan membuat jalinan cerita ini makin mengasyikkan.

Buku keempat dari seri The Spinster Club ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, dengan fokus utamanya bergantian antara Somerton dan Victoria. Alurnya mengalir maju dengan setting tahun 1807 pada awalnya, ketika saya dibawa ke tahun yang krusial bagi Somerton, Anne Smith dan Lady Whitely. Kemudian di bab selanjutnya, setting telah maju ke tahun 1817, tepat sepuluh tahun dan menjadi waktu yang tepat bagi Sophie untuk menjodohkan Somerton dan Victoria.

Novel ini pun berbeda dengan novel sebelumnya dari seri The Spinster Club. Betapa tidak, Scandal of The Season menyajikan misteri akan latar belakang kedua karakter utamanya di samping petualangan mereka dalam menjalankan misi melindungi prinny. Jadi, novel ini bukan hanya kisah cinta berbau skandal saja, tapi juga memberi kisah usaha Somerton dan Victoria dalam menyelidiki dan menuntaskan misi mereka. Kisah yang seru dan mendebarkan.
Namun karena saya sebelumnya sudah membaca buku kelimanya, asal-usul dan latar belakang keluarga Somerton sudah nggak mengagetkan saya lagi. Hahaha...

Saya suka dengan interaksi antara Somerton dan Victoria. Dialog yang mereka lemparkan satu sama lain begitu hidup dan intens. Chemistry di antara mereka berdua saya rasa merupakan chemistry terbaik jika dibandingkan dengan tokoh di novel yang lain dalam seri yang sama ini. Apalagi ketika tiba di saat sudut pandang terfokus pada Somerton, duuuh bikin klepek-klepek deh ungkapan perasaan dan penderitaan hatinya.
Cara Somerton cemburu pada Nicholas dan Hardy itu manis banget. Yaaah... ini kan dunia novel ya, jadi tokoh utamanya gampang cemburuan sih bebas aja. Tapi kalau di dunia nyata, cowok cemburuan mah tinggalin aja. Jangan diberi kesempatan untuk berbaikan. Wkwk~

Saya suka cover versi terjemahan ini. Bisa dibilang saya jatuh cinta pada cover novel historical fiction dari penerbit Elex Media Komputindo, karena selalu menampilkan gaun-gaun yang indah dengan warna yang cerah. Sayangnya untuk penerjemahannya masih kurang bagus dan banyak sekali typo dalam novel ini.

Overall, saya suka banget dengan Scandal of The Season. Sebuah kisah dengan karakter tokoh yang menarik dan beda dari yang lain. Seorang hero yang terluka hatinya, seorang heroine yang badass-nya minta ampun, dan sebuah konflik berbahaya yang berpotensi menyatukan mereka. Sungguh kisah yang luar biasa manis dan romantis.

Jumat, 23 September 2016

[Resensi: Langit untuk Luna - Irena Tjiunata] Arti Angkasa Bagi Sang Bulan

Judul buku: Langit untuk Luna
Penulis: Irena Tjiunata
Desain & ilustrasi sampul: eMTe
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Desember 2013
Tebal buku: 344 halaman
ISBN: 978-602-03-0097-9



BLURB

Luna Aurora sepertinya sudah punya segalanya. Otak yang cerdas sehingga bisa masuk kelas akselerasi, keluarga dengan ekonomi berkecukupan, teman-teman yang ceria dan setia, plus pacar superkeren, Surya Dhanasaputra.

Luna merasa hidupnya sangat sempurna.

Sampai kemudian perusahaan keluarganya menghadapi masalah serius. Lalu Surya berubah jadi cowok yang tidak dia kenal lagi. Sementara Angkasa Raya, cowok lain yang semula tidak dia kenal, berubah menjadi sosok yang sangat memahami dirinya. 


RESENSI

Sebagai siswa kelas akselerasi, Luna benar-benar sangat sibuk. Masa remajanya hanya dihabiskan dengan mengerjakan tugas dan belajar. Meski ia punya pacar, tapi sang kekasih, Surya, juga sama-sama siswa kelas akselerasi yang menuntut Luna untuk selalu belajar dan tidak membuang-buang waktu untuk bermain, apalagi dengan temannya, Fay, yang merupakan siswa kelas reguler.
Namun dunia Luna yang teratur dan monoton mulai berguncang saat Angkasa Raya muncul. Cowok itu memberi warna bagi hidup Luna, mengenalkan dunia yang bebas untuk menentukan pilihan sesuai hati nurani. Dan bersamaan dengan itu, sifat asli Surya semakin terlihat. Luna mulai tak nyaman bersama Surya.
Namun benarkah keputusan yang diambil Luna? Apakah dia bisa bebas menentukan keinginan hatinya, meski itu melukai orang-orang yang meletakkan harapan di bahunya?

-------------------

Langit untuk Luna adalah novel teenlit karya Irena Tjiunata yang pertama kali saya baca. Jadi ini semacam uji coba untung-untungan, apakah saya bakal suka dengan novel ini. Karena saya sama sekali belum mengenal nama penulis yang satu ini. Tapi yang jelas, saya tertarik untuk membaca novel ini karena judulnya yang menggunakan bahasa Indonesia dan terdengar puitis. Apalagi setelah membaca blurbnya saya yakin Langit untuk Luna punya makna yang lebih mendalam.

Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga dan terfokus pada Luna. Segala hal diceritakan dari sisi Luna, baik itu keresahan maupun perasaan-perasaan terdalamnya. Sayang sekali karena saya menanti-nanti curahan perasaan yang lebih mendalam dari tokoh lain dalam novel ini, terutama Angkasa.
Gaya bertutur Irena Tjiunata sangat santai dan sangat remaja, membuat seolah saya sedang membaca catatan harian seorang remaja. Lincah, dengan bahasa pergaulan remaja urban dan nggak baku. Terasa pop banget dan sebenarnya bukan gaya bercerita yang saya sukai. Tapi toh saya masih bisa menikmatinya.

Konfliknya sangat menarik. Irena Tjiunata mencoba memotret sistem pendidikan di masyarakat urban yang salah kaprah. Bagaimana sekolah hanya menuntut siswanya untuk mencapai nilai dan level tertentu. Bagaimana orangtua membuat tuntutan tak masuk akal tanpa memperhatikan keinginan anak. Belajar tentulah hal yang baik, tapi esensi belajar adalah agar anak memperoleh ilmu, bukan nilai. Berprestasi tentu membuat orangtua dan anak sangat bangga, tapi bekerja sama lebih baik daripada bersaing. Apalagi persaingan nggak sehat yang membuat anak menjadi merasa ada di kelas tertentu dan jadi angkuh. Seperti Surya.
Duh cukup deh, anak kayak Surya itu cukuplah ada di novel saja. Amit-amit jangan sampai ada anak model begitu di dunia nyata. Sudah sok pintar, sombong, bossy, tukang bully pula. Ngeri banget, deh.

Dan jujur karakter dalam novel ini annoying banget. Surya jelaslah super menyebalkan. Murid-murid kelas akselerasi yang bikin saya geleng-geleng. Katanya pintar, tapi nurut-nurut aja sama Surya. Omong kosong kalau dibilang mereka takut cari gara-gara dengan Surya hanya karena Surya anak dari keluarga paling berpengaruh di sekolah maupun di jagad bisnis. Saya merasa alurnya jadi seperti alur ala-ala drama korea. Malah ada karakter yang hobi ngomong pakai bahasa korea. Duh, nak, ini masih di Indonesia, lho. Adegan-adegannya juga lumayan berlebihan dan drama banget.
Saya merasa aneh ketika kepala sekolah memanggil Jane dan memberi tahu Jane bahwa dia akan didegradasi. Ini bukan kabar yang bisa disampaikan kepala sekolah hanya kepada sang murid. Harus ada orangtua si murid di pertemuan itu. Agar orangtua, siswa dan guru bisa mencari jalan mengupayakan supaya si murid tetap bertahan, atau kalau memang nggak ada jalan ya memang harus degradasi. Tiba di adegan ini saya mulai merasa terganggu dengab sang kepala sekolah. Saya sampai berpikir, sekolah macam apaaaa ini sih? Laporin ke Pak Anies Baswedan aja gimana? *eh udah ganti yak menterinya ^^*

Namun untuk ukuran novel remaja, Langit untuk Luna lumayan manis dan asyik diikuti. Mungkin kalau saya membaca novel ini saat saya berusia tigabelas atau empatbelas tahun, saya bakal terpesona pada Angkasa Raya. Karena semua sifat dan perhatiannya pada Luna. Bisa bikin lagu coba. Keren kan?
Tapi mungkin karena jiwa saya sudah menua, saya jadi nggak mempan digombalin Angkasa. Hahaha...
Tapi secara keseluruhan, novel ini cukup seru, bikin saya berpikir sebagai orangtua, sudahkah saya membuat anak saya nyaman dalam belajar dan mengeksplorasi bakat-bakat mereka? Apalagi di akhir kisah, ada cara untuk mengenali kecerdasan majemuk yang dimiliki seorang anak. Dan pastinya ada cerita pendek sebagai bonus yang cukup seru. Nice story.

Kamis, 22 September 2016

[Resensi] Every Time We Kiss - Christie Kelley

Judul buku: Setiap Kali Kita Berciuman
Judul asli: Every Time We Kiss
Series: The Spinster Club #2
Penulis: Christie Kelley
Alih bahasa: Layna Ariesianti
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: November 2011
Tebal buku: 384 halaman
ISBN: 9786020013404



BLURB

Wanita itu menghela napas, suara yang indah yang membuat perhatiannya kembali fokus ke bibir Jennette yang penuh dan berwarna merah jambu.
"Aku harus membuat rencana percomblangan ini dengan lebih baik lagi."

Dia mendekat selangkah ke Jennette, menyadari saat ini mereka sudah berdiri terlalu dekat dengan satu sama lain.
"Mungkin kau memang tidak ingin melakukannya dengan lebih baik?"
Jennette menengadah. "Maksudmu?"
"Mungkin kau tidak mau mencarikan seorang pengantin untukku."
"Tapi... Oh, tidak," katanya sambil menyunggingkan senyum tipis dan menggeleng "Aku tidak akan menikah denganmu."
"Mungkin," bisiknya. "Tapi tidakkah kau ingin tahu apa yang akan kau lewatkan?"
Mata Jennette yang biru berkilau jahil. "Tidak juga."

Dia mengusap pipi Jennette dengan tangannya yang terbungkus sarung tangan sampai wanita itu gemetar. "Tidak pernahkah kau menginginkan seorang berandalan di ranjangmu?"
"Seseorang sepertimu?"
"Persis."


RESENSI

Setelah lima tahun dikucilkan oleh kalangan ton, tiba saatnya bagi Matthew untuk kembali ke masyarakat kelas atas. Ini semua karena kematian ayah dan kakaknya, yang membuatnya mewarisi gelar Earl of Blackburn. Namun sayangnya, ton masih belum bisa memaafkan kesalahan fatalnya. Tak ada yang bisa melupakan fakta bahwa Matthew telah membunuh John, tunangan Lady Janette Selby, lima tahun lalu.
Maka untuk membantunya mendapatkan istri yang sesuai dengan mas kawin yang besar, Matthew justru meminta bantuan Jennete. Karena sesungguhnya hanya mereka berdua yang tahu dengan pasti apa yang terjadi di hari naas lima tahun yang lalu.
Janette bersedia membantu. Namun semakin lama ia mencari kandidat istri bagi Matthew, semakin tak karuan rasa hatinya. Ia mendapati bahwa ketertarikannya pada pria itu tak pernah memudar, begitu juga dengan Matthew. Sekuat tenaga Jennete berusaha melawan perasaannya, karena baginya Matthew terlalu baik untuknya.

--------------------

Every Time We Kiss merupakan buku kedua dari seri The Spinster Club. Seri yang membuat saya tertarik karena selalu melibatkan skandal para heroinenya. Setelah membaca seri pertama dan seri kelimanya, kali ini saya memutuskan untuk membaca Every Time We Kiss.
Namun jika dibandingkan dengan skandal yang menghebohkan antara Avis dan Lord Selby, kakak Jennete, di Every Night I'm Yours, kisah dalam novel ini cenderung flat dan membosankan.

Sebenarnya saya menyukai ide cerita dan konflik novel ini yang belum pernah saya temukan di novel dengan tema senada. Tentang seorang pria yang saking cintanya dan saking gentleman-nya mau melindungi si gadis dan memikul semua kesalahan. Rasanya sungguh mustahil. Hebat benarlah kalau memang ada di dunia nyata.
Sisi romantis saya (jiaaah ngaku-ngaku kalau romantis) menganggap tindakan Mattew benar-benar manis dan romantis. Tapi sisi rasional saya rasanya pengen mencak-mencak dan berharap Matthew mendapatkan keadilan. Terutama ketika Mattew diserang secara verbal oleh Mr. dan Mrs. Marston di hadapan seluruh tamu alias separuh ton. Huhuuu rasanya jadi pengin peluk Mattew.
Karakter Matthew benar-benar karakter hero yang sempurna. Dia mengaku seorang bajingan, tapi toh dia punya rasa tanggung jawab dan gentleman banget. Bukan bajingan sejati semacam Somerton (dan betewe saya masih tetap naksir berat pada Somerton dan masih menanti waktu untuk membaca kisahnya). Beberapa kali Mattew punya kesempatan untuk mengkompromi Jennete, tapi tetap saja ia membatalkannya. Hanya demi nama baik Jennete. Duuuh... so sweet banget nggak sih? *meleleh*
Sementara Jennete sebagai heroine yang cukup menyenangkan. Saya suka dengan kecerdasannya, dengan kemampuannya mengendalikan para lelaki di sekitarnya, keahliannya mendebat Selby, juga bakat-bakatnya yang membuat ia bukanlah gadis bangsawan yang membosankan. Tapi rasanya capek juga membaca pengingkaran yang dilakukannya. Kalau cinta ya cinta aja lah neng, nggak usah dibuat repot. Hahaha...
Sebab lucu rasanya melihat Jennete sibuk mencari jodoh yang tepat untuk Matthew, namun setiap kali melihat Matthew berdua saja dengan seseorang calon istri potensial, Jennete bakal langsung bete. Duh, kasihan kau, Nak.

Konfliknya cukup bagus. Ada banyak peran yang muncul, tapi jangan kuatir karena nggak bakal membingungkan. Kali ini konfliknya bukan saja berasal dari dalam diri hero dan heroinenya saja, tapi juga ada konflik yang berasal dari luar. Nah, untuk pembawa konflim dari luar inilah yang membuat saya mengurangi poin novel ini.
Well, memang banyak hero di novel-novel lain yang punya sejarah seks yang luar biasa. Banyak yang disebutkan punya mantan kekasih yang hebat. Namun, Matthew di sini sebelum kembali ke masyarakat kalangan atas, telah memelihara seorang kekasih. Walau hal ini banyak dilakukan oleh bangsawan pada masa itu, saya tetap merasa terganggu mendapati Matthew telah main perempuan cukup lama. Dan sepertinya Jennete nggak ada nasalah dalam hal itu. Huhuu.. kok malah saya yang baper ya saat tahu Matthew punya gundik selama beberapa tahun.

Untuk terjemahan novel ini sayangnya masih banyak terdapat typo, entah kekeliruan nama antara Anthony dan Nicholas, juga kesalahan penulisan kata. Saya juga kurang sreg dengan penyebutan "bujang" sebagai kata ganti untuk "pelayan". Aneh saja kedengarannya. Tapi secara keseluruhan tetap enak dibaca dan cukup luwes.

Yah, Every Time We Kiss yang jelas bukanlah novel favorit saya dalam seri The Spinster Club, tapi lumayan seru dan mengasyikkan. Mengikuti kisah cinta yang terpendam selama lima tahun dan terungkap setelah sang hero kembali. Hah, saya jadi pengin memutar lagu KLBK-nya Yovie Nuno jadinya :))))

Rabu, 21 September 2016

[Resensi] Teka-Teki Terakhir - Annisa Ihsani

Judul buku: Teka-teki Terakhir
Penulis: Annisa Ihsani
Editor: Ayu Yudha
Desain sampul: EorG
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Maret 2014
Tebal buku: 256 halaman
ISBN: 9786020302980



BLURB

Gosipnya, suami-istri Maxwell penyihir. Ada juga yang bilang pasangan itu ilmuwan gila. Tidak sedikit yang mengatakan mereka keluarga ningrat yang melarikan diri ke Littlewood. Hanya itu yang Laura tahu tentang tetangganya tersebut.

Dia tidak pernah menyangka kenyataan tentang mereka lebih misterius daripada yang digosipkan. Di balik pintu rumah putih di Jalan Eddington, ada sekumpulan teka-teki logika, paradoks membingungkan tentang tukang cukur, dan obsesi terhadap pernyataan matematika yang belum terpecahkan selama lebih dari tiga abad. Terlebih lagi, Laura tidak pernah menyangka akan menjadi bagian dari semua itu.

Tahun 1992, Laura berusia dua belas tahun, dan teka-teki terakhir mengubah hidupnya selamanya...


RESENSI

Sejak kepindahan pasangan suami-istri Maxwell ke kota kecil yang didiami Laura, Littlewood, banyak gosip yang beredar tentang pasangan tersebut. Tidak heran karena suami-istri Maxwell jarang terlihat dan seolah lebih sering mengurung diri di rumah mereka yang terlihat besar dan angker.
Sejak kecil Laura sudah penasaran terhadap mereka. Dulu ia dan kakaknya Jack sering memata-matai pasangan Maxwell. Namun kini tampaknya Jack sudah tak tertarik lagi. Laura pun juga hampir mulai mengabaikan rasa penasarannya.
Hingga suatu hari Laura mendapat nilai nol di kuis matematika. Merasa kesal, Laura membentuk kertas hasil kuisnya menjadi perahu dan membuangnya ke tempat sampah di depan rumah Maxwell. Tanpa disangka, hari berikutnya, Tuan Maxwell menyapanya, mengembalikan kertas hasil kuisnya dan memberinya sebuah buku.
Sejak itu dunia Laura mulai berubah. Apalagi ketika ia berhasil masuk ke dalam rumah Maxwell dan mengetahui siapa Tuan dan Nyonya Maxwell sebenarnya dan apa yang mereka lakukan dalam hidup mereka.

-----------------

Saya sudah lama merasa penasaran terhadap novel teenlit ini. Tentunya karena judulnya yang memancing rasa penasaran, sampulnya yang seolah menyimpan misteri dan sinopsisnya yang begitu menarik. Dan ketika saya mulai membacanya, saya nggak sanggup untuk berhenti.

Sebagai seorang anak yang nggak jago matematika, saya baru menyukai matematika ketika di kelas 6 sekolah dasar. Itu pun karena cara mengajar guru saya yang menyenangkan. Tapi momen kedekatan saya dengan matematika berhenti sampai di situ. Begitu masuk SMP hingga SMA, matematika jadi pelajaran yang menyebalkan dan menakutkan. Itu yang membuat saya bertanya-tanya kok ya saya bisa menjadi guru les matematika sekarang? Karena ternyata, belajar matematika di luar sekolah itu jauuuuhh lebih menyenangkan. Nggak ada wajah guru nan killer, nggak ada ketakutan bakal dimarahi karena gagal memecahkan masalah matematika. Sungguh.
Matematika itu memang asyik. Tapi saya menemukan keasyikannya bukan di dalam kelas semasa sekolah dulu. Saya tenggelam dalam hitungan justru karena buku dan diskusi yang saya lakukan bersama teman dan murid-murid saya.

Dan novel Teka-teki Terakhir ini mengingatkan saya pada pengalaman saya tersebut. Kadang matematika yang ditulus di papan tulis memang terasa rumit, baru dibacakan judul materinya saja sudah bisa bikin migrain. Tapi, begitu kita bertemu orang yang tepat, yang bisa membahas matematika dengan antusiasme dan rasa cinta yang besar, yang bisa menunjukkan logika dan keseruan dari matematika, semua bisa saja berubah. Jadi jangan heran mengapa Laura yang semula mendapat nilai nol di kuis matematika, setelah bicara dengan Profesor Maxwell, nilainya jadi meningkat tajam. Saya yang membaca saja merasa tertulari semangat sang profesor.

Sebagai novel teenlit, materi matematika yang dibahas dalam novel ini memang cukup berat, bahkan kebanyakan bukan materi yang diajarkan di jenjang SMP. Tapi jangan kuatir, matematika hanya bumbu yang syukur-syukur bisa membuat si pembaca tertarik. Karena banyak trivia tentang para ahli matematika dan logika matematika yang menarik.
Namun inti cerita ini tetaplah masalah yang dihadapi remaja pada umumnya. Rasa keingintahuan yang tinggi, pertemuan dengan orang-orang baru dan bagaimana menyikapi dunia jika dunia menganggapmu aneh. Beberapa remaja mungkin bisa merasa cuek, tapi sebagian kecil akan merasa nggak nyaman dan tertekan jika dianggap aneh.

Laura menjadi tokoh yang sangat menarik. Rasa ingin tahunya yang besar, rasa kesepiannya karena nggak punya teman dekat dan mulai merasakan renggangnya hubungannya dengan sang kakak, mudah tenggelam dalam hal-hal yang disukainya hingga melupakan janji penting. Saya sangat menyukai Laura dan perubahan yang dialaminya. Saya suka bagaimana ia belajar bersahabat, apa yang perlu dan nggak perlu dilakukan terhadap Katie. Betapa persahabatan mereka yang masih rapuh dan bagaimana membuatnya menguat kembali. Bukan dengan lari dari masalah tapi menghadapinya.

Teka-teki Terakhir merupakan kisah yang sangat menarik dan saya menyukai cara bertutur Annisa Ihsani. Rasanya seolah saya sedang membaca novel terjemahan dengan setting tempat yang entah ada entah tidak tapi terasa nyata. Saya juga suka dengan setting waktunya, karena seolah sayalah yang sedang ada di dalam cerita ini. Nggak ada handphone, nggak ada kendaraan pribadi, sama seperti masa ketika saya masih belasan tahun.
Well, saya akan merekomendasikan novel yang seru dan menghangatkan hati ini. Meski kamu suka matematika atau nggak suka, tapu saya yakin kamu akan menikmati petualangan Laura dalam memaknai kehidupan remajanya.

Selasa, 20 September 2016

[Resensi] Terjebak Bersama Sang Miliuner - Sophie Pembroke

Judul buku: Terjebak Bersama Sang Miliuner
Judul asli: Stranded With The Tycoon
Penulis: Sophie Pembroke
Alih bahasa: Dharmawati
Desain sampul: Marcel A. W
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Juli 2015
Tebal buku: 248 halaman
ISBN: 9786020318554



BLURB

Luce takkan pernah memilih Ben Hampton sebagai teman perjalanan, apalagi saat terjebak badai salju di pondok terpencil. Tinggi, tampan, dan arogan, pria itu seolah mengingatkan Luce akan kehidupan romantisnya yang tidak terlalu sukses pada masa lalu. Dan itulah tepatnya yang berusaha ia lupakan selama bertahun-tahun ini dengan memfokuskan seluruh energinya pada pekerjaan…

Ben—miliuner pemilik jaringan hotel—yakin ada semangat terpendam di balik penampilan kaku Luce Myles yang khas dosen sejarah, dan membuat sikap kaku itu menghilang tentu akan jadi tantangan menarik. Untungnya, tanpa disangka mereka berdua terjebak di pondok karena badai salju hebat. Ini saatnya membuktikan ia masih bisa menaklukkan wanita mana pun... 


RESENSI

Betapa marahnya Lucinda Myles saat kamar yang harusnya disediakan untuknya sebagai salah satu peserta konferensi ternyata tak tersedia. Entah apakah kesalahannya dari pihak panitia konferensi, ataukah karena kesalahan karyawan hotel. Yang jelas Luce terancam tak memiliki tempat tidur untuk ditiduri karena hotel di mana-mana penuh akibat dari suasana Natal.
Saat sedang kesal di hadapan sang resepsionis hotel itulah Luce bertemu dengan Ben Hampton. Pria yang merupakan salah satu putra pemilik jaringan hotel Hampton & Sons. Ben pun menawari Luce untuk berbagi kamar suitenya.
Meski telah beberapa tahun berlalu, Luce masih mengingat siapa Ben. Dan ia merasa Ben masih pria yang sama dengan pemuda arogan yang dulu dikenalnya. Sebisa mungkin ia ingin menjauh dari pria itu. Sayangnya, Ben juga masih ingat persis siapa Luce. Dan Ben bertekad ingin mengubah sifat serius dan teratur Luce. Berhasilkah ia?

--------------------

Stranded With The Tycoon atau Terjebak Bersama Sang Miliuner merupakan novel karya Sophie Pembroke yang pertama saya baca. Pengalaman pertama yang cukup menyenangkan, karena meskipun ide ceritanya begitu klise khas novel terbitan Harlequin, tapi Sophie menuliskannya dengan mengesankan.

Novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, dengan fokus utama pada sang hero dan heroine. Cukup menyenangkan membaca apa yang mereka pikirkan satu sama lain. Bagaimana mereka saling membentuk asumsi berdasarkan pertemuan pertama mereka delapan tahun yang lalu, dan kemudian seolah mereka sedang mencari dan menyusun kepingan puzzle untuk mendapatkan image yang tepat tentang satu sama lain. Saya suka dengan hubungan mereka yang terbentuk secara perlahan. Meski telah saling tertarik beberapa tahun yang lalu, tapi bisa dibilang kali ini mereka saling menjajagi dan mencoba menggali lebih dalam tentang pribadi masing-masing.
Dengan storyline  yang menarik dan latarnya yang cantik saya merasa nggak sanggup untuk berhenti membaca novel ini.
Nuansa natal dalam novel ini begitu terasa. Saya menikmati hubungan Luce dan Ben ketika mereka bersama di pondok Ben yang terpencil. Chemistry di antara keduanya terasa kuat saat mereka berada di dalam pondok itu.

Sayangnya saya nggak begitu menyukai karakter Luce. Saya merasa Luce wanita yang menarik dan saya kagum karena ia menguasai sejarah. Hal yang juga saya sukai. Tapi saya nggak bisa memahami kebutuhannya untuk selalu memenuhi permintaan orang-orang di sekelilingnya. Saya merasa ia begitu mudah dimanfaatkan dan sebenarnya mengalami krisis kepercayaan. Terlebih ia merasa ia yang paling benar dan paling terkendali di antara anggota keluarganya. Saya merasa ia seolah menganggap menuruti impuls adalah perbuatan nggak bertanggung jawab. Seolah ialah yang paling bertanggung jawab. Oh i really hate it.
Itu sebabnya saya bersorak kegirangan saat Ben masuk ke kehidupan Luce. Saya merasa iba pada Ben karena terus dituduh oleh Luce. Satu lagi yang bikin saya kesal karena Luce gampang banget menuduh Ben nggak bertanggung jawab. Huh. Padahal nggak satu pun dari perilaku Ben yang menunjukkan tindakan nggak bertanggung jawab.
Selain tokoh utamanya, saya cukup menyukai Seb, kakak Ben. Pada awalnya saya kira hubungan antara dua bersaudara ini nggak dekat dan berjarak. Karena pada awalnya menilik pembicaraan pertama mereka di telepon, mereka terasa nggak saling memahami dan saling sungkan. Tapi lama-lama terlihat kalau Seb memang sangat perhatian dan hubungan mereka sangat menarik.
Demikian juga dengan Dolly, adik Luce. Saya suka dengan kemunculannya, Dolly membawa aura segar dan seru ke dalam kisah ini.

Tapi bagian terbaiknya memang hanya sampai di tengah cerita saja. Ketika kisah bergulir dan mereka berpisah, semua jadi klise  lagi. Yah apa sih yang bisa saya harapkan dari cinta satu malam ala harlequin. Tentu saja kehamilan. Apa lagi? Tapi saya memang mulai lelah dengan heroine yang hamil hanya karena hubungan singkat. Dramanya begitu-begitu saja polanya.
Untuk penerjemahannya sangat bagus dan pilihan katanya menarik. Hanya saja ada kosakata atau istilah tertentu yang diulang-ulang secara terus menerus dan membuat bosan. Entah memang asli dari penulis aslinya, ataukah sang penerjemah memang suka sekali menggunakan kata "mengesah".

Overall, Stranded With The Tycoon merupakan bacaan yang ringan dan mudah dinikmati. Seru pada awalnya karena uraian proses pendekatan dan penjajagan hero dan heroinenya. Namun mulai membosankan pada akhirnya. Untuk adegan panasnya jangan kuatir, nggak banyak adegan ples ples dan penulisannya pun nggak vulgar kok.

Senin, 19 September 2016

[Resensi] Kepingan Terpendam - Indarpati Ayaran

Judul buku: Kepingan Terpendam
Penulis: Indarpati Ayaran
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: Maret 2014
Tebal buku: 224 halaman
ISBN: 9786020235820



BLURB

Kinanthi 

Pandangan lelaki di hadapannya menusuk tajam. Dia merasa dikuliti. Anehnya, dia justru merasa lumer dan ingin berbagi semua mimpi tentang sebuah keluarga kepada lelaki yang justru belum setengah jam dikenalnya ini. 


Elang 

Jujur, dia merasakan sesuatu pada wanita itu. Parfum lembut yang menyapa indra penciumannya begitu Kinanthi mendekat tadi, seolah sudah lama dikenalnya. Ada saraf-saraf di tubuhnya yang mengatakan bahwa wanita yang baru datang ini memang akan datang hanya untuknya, selamanya. 


Bagi Kinanthi, Elang adalah sosok pria yang harus dihindari agar tak terulang kesalahan konyolnya di masa lalu. Bagi Elang, Kinanthi adalah wanita yang harus didekatinya demi berjalannya sebuah rencana yang dia harapkan dapat membalas kesalahan seseorang di masa lalunya. 

Ketika satu per satu kepingan yang terpendam terkuak, masih bisakah mereka mengingkari kenyataan yang sesungguhnya?


RESENSI

Untuk pertama kalinya Kinanthi bertemu dengan Elang, seorang pemilik perusahaan properti yang menginginkan Kinanthi mengurus pesta ulang tahun perusahaannya. Yang tidak diketahui Kinanthi adalah, Elang memang telah mengincarnya. Pria itu telah menyelidikinya dan menggiring Kinanthi agar jatuh cinta pada pesona Elang. Semua itu hanyalah demi satu hal, balas dendam.
Elang telah membawa dendamnya cukup lama dan menanti saat yang tepat. Kini ketika kesempatan itu tiba di ujung mata, hatinya malah goyah. Ia tak menyangka Kinanthi memberi pengaruh yang begitu kuat padanya. Ia mulai merasakan perasaan yang aneh terhadap gadis itu.
Sanggupkah Elang menjalankan rencananya?Mampukah ia menjatuhkan Kinanthi? Dan ketika mereka bersama, apakah hubungan mereka salah? Sebagai apa mereka saling mencintai: kakak-adik atau suami-istri?

-------------------

Saya mengambil novel ini untuk dibaca karena judulnya yang menggunakan bahasa Indonesia. Semakin banyaknya novel roman lokal yang diterbitkan, sayangnya semakin banyak pula yang menggunakan judul bahasa Inggris. Mungkin biar catchy. Mungkin juga biar gampang nancap di pikiran. Tapi bagi saya, judul yang menggunakan bahasa Indonesia justru judul yang romantis dan lebih berkesan. Bahkan meski cerita di dalamnya nggak sesuai harapan.

Kepingan Terpendam menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Jalan ceritanya cukup bagus namun sayang alurnya melompat-lompat dan kecepatannya nggak konstan. Hal ini membuat saya mudah capek dan bosan. Apalagi dialog antar tokohnya terasa seperti dialog young adult, dan bukan dialog antar karakter yang telah dewasa. Terlihat dari susunan kalimat dan pemilihan katanya yang kurang dewasa. Adegan-adegan romantisnya pun terkesan dipaksakan dan terlalu klise. Seperti mengusap sisa makanan di bibir si cewek lalu menjilatnya, atau mengulum jari. Duh... itu udah basi deh. Kecuali memang si tokoh memang sengaja, melakukannya untuk memancing birahi. Tapi ini kan bukan begitu tujuannya, makanya jadi terlihat klise dan halah adegan ini lagi ini lagi.

Karakter novel ini lumayan bikin kesal. Kurang bulat, masih mengambang dan masih "bersuara" sama. Nggak ada pembeda yang jelas antara Kinanthi, Elang, Mama Arini, Mama Rina, dan lain-lainnya. Semua sama membosankannya. Kinanthi gampang banget menyerah, nggak mau jatuh cinta tapi dirayu dikit kena juga. Elang yang arogan dan kepedean banget dan terlalu berusaha unjuk diri dalam narasi dan deskripsinya, kelihatan labil dan nggak terkesan berwibawa seperti seorang pemilik perusahaan besar. Dingin, jutek memang iya, tapi kesannya malah seperti anak manja yang arogan dan bukannya pekerja keras.
Terlalu banyak masalah yang berusaha dijejalkan dalam satu buku. Sehingga konfliknya jadi terasa lari kemana-mana dan kurang matang. Adegan mabuk dan membawa perempuan lain pun seolah dipaksa masuk tanpa ada pendahuluan atau latar yang jelas.
Dan di atas itu semua, chemistry antar tokohnya kurang kuat. Dialognya seolah tanpa emosi dan kurang bersuara. Memang ada beberapa kalimat bijak atau kalimat romantis yang diselipkan, cukup segar dan manis, tapi itu pun hanya satu dua kali.

Sebenarnya saya suka dengan premis ceritanya. Ini ide cerita yang selalu menjadi favorit saya sampai kapan pun. Tentang pembalasan dendam yang kemudian berujung pada cinta. Dan ternyata ada konflik lain yang menunggu sang hero-heroine yang nggak mereka duga (tapi bisa saya duga). Hanya saja cara penyajiannya dan eksekusinya masih kurang memuaskan saya.
Tapi saya suka dengan konflik incest yang muncul, akan lebih baik lagi jika disertai detail deskripsi akan akibat incest dan bagaimana hal itu mempengaruhi perasaan mereka. Elang cukup bagus dalam menunjukkan rasa frustasinya, tapi Kinanthi sayangnya enggak. Seolah mereka sudah tahu mereka akan bahagia juga nanti akhirnya.

Yah, secara keseluruhan novel Kepingan Terpendam merupakan novel ringan yang berusaha menyajikan kisah tentang balas dendam yang berujung pada jatuh cinta. Balas dendam yang sia-sia sebenarnya. Namun novel ini beberapa kali bercabang dan keluar jalur storyline-nya. Terlepas dari adegannya yang klise dan dialognya yang kaku, ide cerita novel ini sangat menarik. Membuat saya teringat pada sebuah novel tentang seorang stalker dan memberi twist yang luar biasa mengejutkan karya Andrei Aksana, yang berjudul 24 jam. Ah...

Minggu, 18 September 2016

[Resensi] One Night Scandal - Christie Kelley

Judul buku: Skandal Satu Malam
Judul asli: One Night Scandal
Seri: The Spinster Club #5
Penulis: Christie Kelley
Alih bahasa: Eka Budiarti
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: November 2013
Tebal buku: 424 halaman
ISBN: 9786020222134



BLURB

Aroma wanita itu bagaikan lavender dan rasanya bagaikan dosa... 

Lahir dalam keluarga yang ’salah’, membuat Sophie Reynard memahami sepenuhnya konsekuensi hasrat yang tak dikendalikan. Meski berhasil menjodohkan teman-teman bangsawannya, kepiawaiannya tak berguna bagi dirinya sendiri. Jatuh cinta pada bangsawan tanpa garis silsilah kuat hanyalah sebuah kesia-siaan. 

Tapi itu tidak menghentikannya dari petualangan satu malam penuh hasrat bersama Nicholas Tenbury... Marquess of Ancroft!


RESENSI

Merasa kesepian karena para sahabatnya telah menikah, Sophie Reynard memutuskan untuk berlibur ke Venezia. Ketika sedang berkonsentrasi menatap air kanal untuk mencoba meramal masa depannya, tanpa sengaja, Sophie jatuh ke dalam kanal dan membentur gondola yang dinaiki Nicholas Tenbury. Pria itu pun dengan sigap menyelamatkannya dan membawanya ke rumahnya.
Ketika memandang Nicholas, secara samar dan singkat, Sophie mendapat penglihatan bahwa pria itu adalah jodohnya. Maka dengan berani ia pun merayu Nicholas. Sophie menganggap Nicholas hanyalah pria asing dan tak menyadari siapa pria itu sebenarnya.
Namun saat hendak menyelinap pergi, Sophie menemukan sebuah surat di meja pria itu. Saat membacanya, barulah ia sadar siapa Nicholas sebenarnya, dan betapa dekatnya hubungan Nicholas dengan sahabat-sahabat Sophie.
Akankah Sophie meneruskan skandal satu malamnya? Apakah ia berani mengambil risiko membuat skandal dengan seorang calin duke? Dan benarkah Nicholas adalah cinta sejatinya?

----------------------------

Kemarin seusai menyelesaikan Every Night I'm Yours saya bertekad untuk meneruskan membaca seri Spinster Club. Namun karena nggak bisa menemukan buku-buku dalam seri ini secara urut, akhirnya saya memilih membaca One Night Scandal, yang merupakan buku kelima dari seri tersebut. Meskipun membaca seri kelima berarti saya mengetahui beberapa fakta dari seri-seri sebelumnya, tapi tetap saja novel ini asyik dibaca dan nggak bikin bingung.
Dan kebetulan heroine dalam novel ini adalah tokoh favorit saya, Sophie si cenayang yang juga merupakan anak haram seorang earl. Sejak kemunculannya di Every Night I'm Yours, Sophie sudah membangkitkan rasa penasaran saya. Akan latar belakangnya, akan kemampuannya dan akan bagaimana perasaannya disepelekan oleh masyarakat kelas atas. Sungguh menyusuri kisah Sophie benar-benar sangat menarik.

One Night Scandal pada mulanya bersetting di Venesia pada tahun 1818, selang satu tahun dari kisah Avis dan Banning. Dan selama setahun tersebut, teman-teman Klub Perawan Tua telah menikah semua, dan membuat Sophie diam-diam merasa kesepian. Sungguh pada awalnya saya menyukai pertemuan Sophie dan Nicholas, saya suka interaksi mereka yang penuh kesan misterius karena sama-sama tak mengenal satu sama lain. Berhubungan dengan orang asing dan di tanah asing membuat kisah ini bisa mengarah ke mana saja. Dan kemudian cerita menjadi seru setelah Sophie menyadari siapa Nicholas sebenarnya.
Saya sebenarnya lebih ingin proses Nicholas dalam mencari siapa Sophie terjadi lebih lama. Saya lebih menginginkan ketegangan saat Sophie dan Nicholas bisa "nyaris" bertemu. Tapi rupanya Christie Kelley membuat mereka berdua lebih cepat bertemu dan membuat konflik batin.
Konflik yang lagi-lagi hampir sama dengan buku pertamanya. Ketika sang hero telah yakin dan melamar sang heroine, lamaran itu ditolak. Meski dengan alasan yang berbeda, polanya tetap saja sama. Dan di sinilah saya mulai bosan dan merasa nggak seantusias sebelumnya lagi.

Saya memahami kerapuhan perasaan Sophie. Tumbuh tanpa diakui oleh ayahnya, tanpa kasih sayang seorang ayah, dan ibunya sendiri hanya hadir saat sudah lelah bertualang. Sophie yang haus akan cinta namun dipaksa keadaan untuk menjadi kuat. Itu sebabnya saya menyukai interaksinya dengan Somerton. Saya suka bagaimana Somerton selalu ada di sana dan mendukung Sophie, saya suka dengan rasa posesifnya dan kelicikannya dalam membantu mendekatkan Sophie dan Nicholas. Dari keseluruhan cerita, hubungan Somerton dan Sophie lah yang paling membuat saya tersentuh.
Sayangnya, seperti yang telah saya ungkapkan sebelumnya, Sophie jadi terlalu drama di pertengahan cerita. Ia menolak lamaran Nicholas dan bersikap tak masuk akal dengan menjodohkan Nicholas secara sembarangan. Dan yang paling parah, Sophie nggak mempercayai Jennette dan Nicholas, dan membuat tuduhan membabi buta tanpa mencari kebenarannya.
Sedangkan meski Nicholas cukup menyenangkan dan gentleman, saya justru merasa lebih tertarik pada Somerton. Dan saya juga merasa chemistry antara Nicholas dengan Sophie nggak sekuat chemistry Avis dan Banning di cerita sebelumnya.

Ada banyak kepedihan dan penolakan dalam kisah kali ini. Anak-anak yang ditolak mendominasi melalui Sophie dan Emma. Tapi siapa pun layak untuk dicintai, apa pun statusnya, karena semua anak harusnya mendapat limpahan kasih sayang dan rasa cinta. Dan saya juga suka dengan pengakuan yang dilakukan Somerton, ini membuat rasa cinta saya pada karakter satu ini bertambah makin besar.
Well, meski saya kurang puas dengan One Night Scandal tapi saya menikmati novel ini dan bersiap melanjutkan membaca serial Spinster Club yang lainnya.

Sabtu, 17 September 2016

[Resensi] Every Night I'm Yours - Christie Kelley

Judul: Selamanya Milikmu
Judul Asli: Every Night I'm Yours
Seri: The Spinster Club #1
Penulis: Christie Kelley
Alih bahasa: Debbie Hendrawan
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: Agustus 2012
Tebal buku: 416 halaman
ISBN: 9786020031668



BLURB

Kerinduan seorang wanita untuk mencicipi yang terlarang... Pada usianya yang kedua puluh enam, Avis Copley menggunakan status perawan tua sebagai lencana kehormatan. Tapi ia juga penasaran ingin mengetahui `kenikmatan daging` yang sesungguhnya. Karenanya, ia merancang suatu rencana yang berani.... Seorang pria yang siap mengajarkan segalanya... 

Avis memilih Emory Billingsworth, sesama novelis sesama untuk mengajarkan kenikmatan duniawi padanya. Tapi menurut sang Earl - Banning Talbot - Avis membuat pilihan buruk, dan menawarkan dirinya sebagai pengganti. Sayang Banning kurang mengantisipasi satu hal... murid yang sangat bersemangat dan seberapa jauh pelajarannya menimbulkan efek.... 


RESENSI

Avis Copley masih perawan di usianya yang keduapuluh enam. Semula ia merasa baik-baik saja, namun sebuah buku membuatnya memimpikan hal-hal erotis selama beberapa hari terakhir. Memutuskan untuk menyelami rasa ingin tahunya, Avis membuat keputusan untuk mencari kekasih. Dan pilihannya jatuh pada Emory Billingsworth, sahabat sekaligus rekannya dalam menulis. Avis menganggap Emory adalah pria baik yang akan membantunya dan tak akan menjadikan kesepakatan mereka terekspos dan menjadi skandal.
Sayang rencana Avis terendus oleh Banning Talbot, kakak sahabatnya. Pria yang juga telah mengambil ciuman pertama Avis hanya karena taruhan. Selama delapan tahun Avis dan Banning telah saling melemparkan hinaan dan sindiran. Namun kali ini, Banning harus mencegah dan menghentikan Avis dari perbuatan bodohnya. Maka, Banning pun menawarkan diri sebagai kekasih Avis. Ia bersedia menjalani malam-malam liar bersama Avis demi memuaskan rasa ingin tahu Avis. Namun, ternyata Banning punya tujuan lain yang berkaitan dengan Avis.

------------------------

Menyelesaikan satu buah novel historical romance dalam sehari merupakan rekor tersendiri bagi saya, terutama akhir-akhir ini. Tapi toh akhirnya saya bisa menyelesaikannya juga. Meskipun Every Night I'm Yours merupakan karya Christie Kelley yang baru pertama kalinya saya baca, tapi saya sungguh menikmati membaca novel ini.

Every Night I'm Yours menggunakan setting di London di tahun 1816. Menggunakan sudut pandang orang ketiga secara bergantian antara hero dan heroinenya. Hal yang membuat saya menjadikan novel ini sebagai novel favorit. Saya suka bagaimana Christie Kelley menyajikan kedalaman rasa dan pemikiran-pemikiran heronya. Dan tentunya saya pun dibuat semakin terhanyut dalam pusaran arus konfliknya yang naik turun.
Bagian yang menarik dari novel ini adalah Avis. Seorang gadis berusia 26 tahun, usia yang bagi masyarakat di masa itu dianggap telah melewati batas usia untuk menikah, dan dijuluki perawan tua. Bukan karena dia nggak cantik, atau nggak memiliki mas kawin, tapi justru karena ia memang memilih untuk nggak menikah. Tentunya hal ini sangat jarang terjadi di masa itu. Tapi, Avis ternyata memiliki ketakutannya sendiri. Di balik kemandirian dan kekeraskepalaannya ada seorang gadis yang ketakutan.
Sayangnya di pertengahan cerita Avis mulai terlihat konyol dan menyebalkan. Dia menolak gagasan pernikahan yang diajukan Banning, dan lebih mempercayai ucapan Emory. Saya merasa gemas di bagian tarik-ulur dan keragu-raguan Avis yang seolah hanya untuk memperpanjang cerita.
Sementara Banning benar-benar hero yang memikat. Ada kesan kurang ajar, bajingan tapi penuh perhatian dalam diri Banning. Dan rasa putus asanya untuk memiliki Avis digambarkan dengan penuh perasaan. Setiap kali sudut pandang mengungkapkan keresahan Banning adalah bagian terfavorit saya.

Sayangnya penerjemahannya masih kurang bagus. Saya terganggu banget dengan penyebutan "jagoan" yang merujuk pada kejantanan, dalam novel ini. Rasanya menggelikan. Karena selama ini saya terbiasa dengan istilah kejantanan atau pusat gairah atau apa pun kata untuk menerjemahkannya. Maka setiap kali kata "jagoan" muncul, saya hanya bisa memutar bola mata.
Tapi saya suka dengan cover versi terjemahan ini. Lebih manis daripada cover aslinya.
Untuk adegan panasnya lumayan bertebaran tapi masih dalam kadar yang aman. Saya sih menganggap biasa saja, dari skala 1 sampai 10 saya beri angka 7 untuk adegan panasnya. Karena di sela aktivitas ranjang antara Avis dan Banning, banyak banget momen romantisnya. Dan jangan lupakan adegan-adegan manis yang dilakukan Banning yang bisa bikin meleleh. Duh...

Saya mendapati novel ini merupakan novel pertama dari seri The Spinster Club. Dan sepertinya para tokoh dalam seri ini telah bermunculan dalam Every Night I'm Yours. Saya mengamati interaksi persahabatan mereka dan merasa puas. Sepertinya saya akan mengikuti seri Spinster Club ini. Karena saya suka dengan persahabatan yang saling mereka jalin, juga ikatan kekeluargaan yang tampak akrab. Saya memang paling suka dengan novel historical romance yang menampilkan kekeluargaan dan keeksentrikan yang besar.

Overall, Every Night I'm Yours merupakan novel historical romance yang manis banget. Banyak adegan romantisnya, dan banyak pula adegan panasnya. Namun yang pasti saya menangkap kekuatan dalam novel ini. Semua orang punya rasa takut, tapi selama kita percaya pada diri kita sendiri dan percaya pada seseorang yang akan menjaga kita dari segala ketakutan kita, maka semua akan baik-baik saja.
 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon