Minggu, 29 November 2015

[Resensi: It's Not Summer Without You - Jenny Han] Musim Panas yang Tak Sempurna


Judul buku: It's Not Summer Without You
Sub judul: Tak Sempurna Tanpamu
Penulis: Jenny Han
Penerjemah: Chefira Inda P
Desain sampul: Ellina Wu
Penerbit: Gradien Mediatama
Tahun terbit: 2013 (cetakan ketiga)
Tebal buku: 295 halaman
ISBN: 978-602-208-051-0



BLURB

Seorang gadis. Dua lelaki bersaudara. Kepada siapa ia akan melabuhkan hatinya?
Hari-hari untuk bermalas-malasan bagi Isabel (Belly), telah usai. Musim panas panjang yang hangat di rumah pantai sahabat keluarganya, telah berakhir. Musim panas kali ini, menjadi musim panas yang berbeda.
Conrad, lelaki impian seumur hidup Belly, yang kepadanya hatinya selalu tergetar, tidaklah mudah direngkuh. Suatu ketika, lelaki itu menghilang begitu saja. Membawa serta hatinya.
Sementara Jeremiah, adik Conrad yang rupawan, selalu menjadi sahabat terbaik Belly. Namun, benarkah persahabatan sudah cukup baginya?
Tak ada yang lebih diinginkan Belly selain kerinduan agar segala sesuatunya tidak pernah berubah. Namun, kenyataan hidup berbicara lain. Tak terelakkan baginya. Ia harus milih dab menempuh persimpangan jalan.

RESENSI

Musim panas tahun ini, dilalui Belly tanpa Conrad, Jeremiah, Susannah dan rumah musim panas di Cousins. Segalanya berbeda tahun ini. Musim panas bersama kedua cowok itu telah berakhir bersamaan dengan rasa berkabung mereka.
Tak ada lagi rumah musim panas. Tak ada lagi Susannah. Dan tak akan ada lagi Conrad. Setelah putus dengan Conrad seusai pesta dansa dan setelah melihat Conrad mencari penghiburan pada gadis lain, Belly telah mengucapkan kata-kata kasar pada Conrad, yang membuat mereka tak lagi saling bicara.
Tapi Belly tetap saja tak bisa lupa. Pada kedukaaannya, dan terutama pada Conrad.
Hingga Jeremiah menghubunginya dan meminta tolong padanya untuk mencari Conrad karena Conrad kabur di tengah ujian musim panas. Ke mana Conrad? Mengapa ia lari?
Belly dan Jeremiah menyusuri jejak Conrad hingga ke rumah musim panas. Di sana mau tak mau Belly harus berhadapan dengan Conrad. Bertiga di rumah musim panas, cinta segitiga itu tak lagi bisa disembunyikan. Siapa yang menyerah dan siapa yang akan tetap mengejar? Bagaimana nasib rumah musim panas itu tanpa Susannah?

------------

Dibanding dengan seri pertamanya, The Summer I Turned Pretty, novel ini lebih menarik diikuti. Tentunya karena cinta segitiga di antara Belly, Conrad dan Jeremiah makin seru dan makin runyam.

Saya mendapati Belly sudah sedikit dewasa dalam bersikap. Nggak se-childish dan nyebelin seperti di seri pertama. Belly mulai bisa rasional meskipun kata-katanya pada Conrad di hari berkabung itu nggak bisa saya maafkan.
Conrad semakin terasa misterius dan membuat saya penasaran terhadap siapa sebenarnya lelaki yang ada dibalik segala sifat diam dan murung itu. Ada kalanya ia bisa lepas dan mudah untuk dicintai, ada kalanya ia menyembunyikan rapat-rapat perasaannya.
Jeremiah masih menjadi malaikat bagi saya. Kehadirannya selalu terasa menghangatkan cerita, meski ia pun mulai berkembang menjadi sosok lelaki yang serius dan siap mendapatkan apa yang ia mau. Saya paling suka ketika ia akhirnya berani menunjukkan pada Conrad bahwa ia pun menginginkan Belly. Aww~ berhati-hatilah Conrad!

Dengan menggunakan alur maju mundur, kali ini bukan hanya Belly yang berkisah sebagai orang pertama, tapi ada juga "aku" dari sisi Jeremiah. Tadinya saya pikir akan ada juga POV dari sisi Conrad tapi ternyata nggak ada. Mungkinkah POV Conrad disiapkan Jenny Han nanti di buku ketiganya?

Jeremiah tentunya memberi sudut pandang lain yang semakin menarik. Menyoroti cinta segitiga mereka dari sisinya yang terkadang ingin mengalah namun ada kalanya ingin mendapatkan perhatian penuh Belly.

Konfliknya naik turun dan bikin geregetan. Terutama ketika tiba di momen Belly dan Conrad. Chemistry mereka mulai terbentuk dan terasa lebih meletup-letup diibanding seri pertama.

Yang menjadi catatan saya adalah adegan Conrad yang meminta kalungnya kembali pada Belly. Ini sama persis seperti adegan Kavinsky yang meminta kalungnya dari Lara Jean di P.S. I Still Love You. Dan dikarenakan novel ini terbit lebih dulu, membuat saya menyayangkan kenapa ada adegan berulang pada dua serial yang berbeda. Apakah Jenny Han kesulitan mencari adegan paling pedih dalam suatu hubungan selain si cowok meminta barang pemberiannya? Yaah, meskipun dalam kasus Belly, kalung itu nggak diberikan Conrad secara langsung.

Saya menikmati membaca It's Not Summer Without You karena kisah cinta segitiga yang semakin menarik dalam novel ini. Huff... sudah nggak sabar rasanya untuk membaca buku ketiganya.

TEBAR-TEBAR QUOTE

"Setiap orang harus melupakan cinta pertamanya, itulah ritual kehidupan ini." (hlm. 15)

Kau tidak akan pernah tahu kapan kali terakhir kau akan melihat suatu tempat. Atau, seseorang. (hlm. 140)

Bagaimana mungkin dua orang yang dulu pernah dimabuk asmara tidak pernah bertengkar, bertengkar tidak hanya dengan pasangan, tapi juga demi pernikahan mereka? (hlm. 199)

Saat itu barulah aku mengerti. Aku akhirnya mengerti. Bukan pikiran seseorang yang berarti. Melainkan tindakan nyatalah yang berarti, manifestasi terhadap seseorang. Niat di balik semua itu tidaklah cukup. Tidak bagiku. Tidak lagi. Tidak lagi cukup untuk mengetahui bahwa jauh di lubuk hatinya, dia mencintaiku. Kau harus benar-benar mengucapkannya kepada seseorang, menunjukkan bahwa kau peduli. (hlm. 282)

Kamis, 26 November 2015

[Resensi: The Summer I Turned Pretty - Jenny Han] Cinta Musim Panas yang Mengubah Segalanya


Judul: The Summer I Turned Pretty
Sub judul: Ketika Aku Menjelma Cantik
Penulis: Jenny Han
Penerjemah: Chefira Inda P
Desain sampul: Ellina Wu
Foto sampul: ShutterStock
Penerbit: Gradien Mediatama
Tahun terbit: 2013 (cetakan ke 3)
Tebal buku: 286 halaman
ISBN: 978-602-208-050-3



BLURB

Seorang gadis. Dua orang pemuda. Dan, musim panas yang mengubah segalanya.

Setiap kali musim panas tiba, Isabel (Belly) dan keluarganya menghabiskan waktu bersama keluarga Conrad dan Jeremiah di rumah musim panas mereka di Cousins Beach—sejak mereka masih belia. Tahun demi tahun berlalu. Namun musim panas kali ini, Conrad dan Jeremiah telah menjadi pemuda-pemuda yang mencuri hati para gadis, sementara si anak bawang Belly telah menjelma menjadi seorang gadis remaja yang rupawan.
Belly telah memuja Conrad semenjak ia dapat mengingat hal itu. Namun, Jeremiah lebih lugas dalam mengutarakan isi hatinya. Di antara keduanya, hadir Cam—seseorang yang muncul dengan perhatian mendalam di masa kecil mereka.
Apakah musim panas kali ini akan menjadi musim panas berbeda yang akan mengubah segalanya?

RESENSI

Musim panas tahun ini Belly kembali mengunjungi rumah musim panas milik Susannah, sahabat ibunya. Musim panas adalah musim yang paling ditunggu Belly, karena di musim inilah ia bisa bertemu Conrad dan Jeremiah, kedua putra Susannah. Terutama bertemu Conrad.
Sejak kecil Belly telah memuja Conrad, si sulung dari kakak-beradik Fisher. Meskipun setiap musim panas ia selalu saja tersisihkan ketika para cowok–Conrad, Jeremiah dan Steven, kakak Belly–melakukan kegiatan. Tapi tahun ini, Belly bertekad untuk membuat Conrad memandangnya, sebagai seorang gadis yang hampir berusia 16 tahun.
Kedatangan mereka disambut hangat oleh Susannah dan Jeremiah. Tapi suasana hati Conrad begitu buruk. Merasa kesal karena Conrad tetap mengabaikannya, Belly pun berkenalan dengan Cam, seorang cowok yang ternyata sudah menyukainya sejak ia masih si itik buruk rupa.
Belly menghabiskan musim panasnya bersama Cam, dan balas mengabaikan Conrad. Ia bahkan mengabaikan ibunya dan Susannah. Belly tak bisa berhenti menemui Cam, karena selain Cam begitu baik, bagaimanapun juga Belly menyadari bahwa Conrad mulai cemburu.
Apakah Belly berhasil melupakan cinta masa kecilnya? Mengapa Conrad bertingkah begitu berengsek dan bagai siap meledak kapan saja? Apakah musim panas ini akan jadi musim panas terakhir mereka?

-----------------

Semula saya pikir The Summer I Turned Pretty akan menjadi novel yang romantis. Bagaimanapun, seorang cewek yang tetap menjaga cinta masa kecilnya tentunya adalah cewek yang romantis. Sayangnya adegan-adegannya masih kurang menggigit. Berbeda dengan serial To All The Boys I've Loved Before yang adegan bikin melelehnya bertebaran di mana-mana.

Novel ini beralur maju mundur dan diceritakan dengan POV orang pertama yaitu dari sudut pandang Belly sebagai "aku". Namun Belly menjadi "aku" yang serba tahu, karena ia bisa tahu persis kapan Conrad memperhatikannya, kapan Conrad mengawasinya, atau kapan Conrad menjadi tegang karena cemburu. Hal ini membuat Belly terasa narsis banget karena sok sadar kalau sedang diperhatikan :))

Tokoh favorit saya tentu saja Conrad. Cowok yang cuek dan misterius tapi selalu tampil membela Belly. Meski pendiam dan penyendiri, perhatian-perhatian kecilnya pada Belly bahkan ketika kecil saya rasa manis juga.
Sedangkan Jeremiah memang tokoh yang mudah menarik perhatian. Jere-lah yang selalu membanyol untuk meredakan suasana. Jere tipe cowok yang aman untuk dicintai dan nggak akan membuat sakit hati.
Sedangkan Belly saya anggap cukup mengesalkan karena mudah ngambek. Belly membenci cewek-cewek cantik yang dangkal karena memuja Conrad, padahal ia juga begitu. Belly cantik. Ia memuja Conrad. Ia suka diperhatikan cowok-cowok di sekitarnya. Dan ia juga gampang ngambek. How childish she is. Bahkan ia lari ke pelukan Cam pun hanya karena kesal pada Conrad.

Saya suka momen-momen singkat antara Conrad dan Belly yang mestinya penuh letupan, sayang chemistry mereka kurang kuat jika dibanding chemistry Belly dan Jeremiah.
Dan yang paling membuat saya tersentuh adalah hubungan Conrad dan Jeremiah. Jenny Han sukses membuat chemistry di antara mereka berdua.

Penerjemahannya bagus meski ada sedikit typo. Tapi saya masih bisa menikmati aliran ceritanya.

Cukup menyenangkan membaca novel ini, meski saya dibuat iri setengah mati pada Belly. Sementara sifatnya nggak banget menurut saya. Yaah... let's see what will happen in second book, It's Not Summer Without You, semoga saja Belly bisa lebih bijak menghadapi Conrad ^^

TEBAR-TEBAR QUOTE

Kemenangan akan seribu kali lebih manis saat kau diremehkan. (hlm. 143)

Aku bertanya-tanya dalam hati memang seperti inikah cinta masa kecil: mati, merintih, perlahan, dan kemudian menghilang. (hlm. 210)

Kamis, 19 November 2015

[Blogtour + Giveaway] Out of The Blue - Indah Hanaco


Judul buku: Out of The Blue
Penulis: Indah Hanaco
Editor: Midya N. Santi
Ilustrasi & Desain sampul: Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 296 halaman
ISBN: 978-602-03-2171-4
Available at: bukupedia.com



BLURB

Kemunculan Rengga—pria yang selama ini Sophie ketahui telah memerkosa ibunya—dan Austin, mantan pacarnya yang selebritis, membuat hidup Sophie begitu rumit. Ditambah pertengkaran dengan sahabatnya, Sophie pun nekat menyetujui rencana berlibur ke Skandinavia.

Di Nyhavn, Sophie harus berurusan dengan cowok kasar berego setinggi langit. Jamie menuduhnya tengah menguntit sebagai paparazzi. Setelah beberapa kali tidak sengaja bertemu dan berselisih paham, bahkan mengalami satu kejadian mengejutkan di tepi tebing Preikestolen, keduanya pun semakin dekat.

Ketika mengetahui identitas Jamie sebenarnya, Sophie langsung memutuskan kembali ke Jakarta. Haruskah ia mengambil risiko jatuh cinta dengan trauma yang sama? Atau justru rela melepaskan cowok yang diam-diam membuat hatinya menghangat?

RESENSI

Sophie merasa lega karena salah satu sahabatnya, Amara telah berhasil menemukan kebahagiaan bersama cowok yang tepat. Namun perasaan berbeda ia rasakan bagi Brisha, sahabatnya yang lain. Sophie masih mencemaskan Brisha yang pernah mengalami kekerasan dalam pacaran dengan pacar terdahulunya. Kali ini pun Brisha berkenalan dan tergila-gila pada seorang lelaki yang dikenal dari facebook. Jelas Sophie merasa cemas.
Hingga kecemasannya terbukti. Tapi saat ia berusaha memberi tahu Brisha, sahabatnya itu justru murka dan menuduh macam-macam.
Seolah belum cukup kegalauannya karena bertengkar dengan Brisha, Sophie juga harus berhadapan dengan Austin, mantan pacar Sophie yang telah menjadi artis papan atas. Tak hanya itu, Sophie pun dihantam pertemuan tak terduga dengan ayahnya. Ayah yang selama ini ia pikir kabur setelah memerkosa ibunya.
Pertemuan itu tak bisa tidak menggoyahkan topeng pura-pura kuat yang selama ini dikenakan Sophie.
Untuk menenangkan diri, Sophie pun menerima tawaran ayah dan ibu tirinya untuk melakukan solo trip ke Skandinavia.
Siapa sangka selain menemukan keindahan tak terkira, Sophie juga bertemu dengan cowok overpede dan berego tinggi yang menyebalkan. Tapi seiring berlalunya waktu yang dihabiskan bersama cowok itu sepanjang sisa perjalanan, Sophie bisa bicara tanpa beban dan menjadi dirinya sendiri. Hingga Sophie sadar, Jamie selalu bisa membuatnya nyaman.
Tapi, ada rahasia yang disembunyikan Jamie dari Sophie. Dan saat Sophie tahu siapa Jamie, akankah hal itu merubah penilaian mereka satu sama lain? Bagaimana dengan persahabatan Amara, Sophie dan Brisha yang terancam putus?

-------------

Bagi saya yang belum membaca serial pendahulunya, yaitu Heartling, novel Out of The Blue sama sekali nggak membuat saya bingung. Di awal cerita, latar belakang masing-masing tokoh cukup tergambar dan bisa memberi saya pondasi cerita yang mudah dipahami.

Jalinan cerita dalam Out of The Blue begitu rapi dan mengalir maju dengan cepat. Beberapa pencetus konflik disajikan di awal untuk mendorong Sophie memulai perjalanan dan bertemu Jamie. Dan ketika Sophie telah menginjakkan kaki di Denmark, alur pun mulai melambat.
Diksi yang digunakan tetap berciri khas Indah Hanaco, namun dengan dialog yang lebih luwes.

Novel ini mengambil setting di Jakarta dan Denmark. Denmark! Ini setting yang nggak biasa bagi saya. Saya jadi teringat obsesi saya pada Denmark ketika SMP dulu hingga nekat mengirim surat ke Kedutaan Besar Denmark. Obsesi itu tentu saja lahir karena kakak-beradik Michael dan Brian Laudrup :))



Penggambaran lanskap Skandinavia terasa apik dan rapi. Diceritakan dari sisi Sophie dan Jamie sebagai turis seakan memandu saya ikut merasakan pesona negara berangin ini. Sisi budaya juga diangkat penulis dari food tour yang diikuti Sophie.
Tadinya karena mengambil setting di Denmark, saya pikir penulis akan memasukkan Kepulauan Faroe dan paus, tapi ternyata enggak. Mungkin karena takutnya jadi out of topic dan nggak jadi bergenre YA lagi, ya? Hehe~

Saya suka karakter Sophie dan Jamie serta interaksi mereka yang lepas. Chemistry mereka manis banget meski kadang terasa kekanakan. Pas memang sebagai pasangan young-adult.
Meski tertekan, Sophie tampak kuat dan berani. Karakter Jamie juga khas karena keterlaluan pedenya. Dialog mereka berdua selalu membuat saya terhibur.
Walau saya menemukan inkonsistensi penggunaan kata nggak dalam satu dialog Jamie di halaman 280.

"Kamu tahu tidak, Sophie, aku sebenarnya pengin menyusulmu ke sini waktu tahu kamu pulang. Tapi situasinya nggak memungkinkan."

Juga ada beberapa kesalahan penulisan:

* Sophie merasakan elusan lembut di kepalanya mendapat hadiah. --> Sophie merasakan elusan lembut di kepalanya (bagai) mendapat hadiah. (hlm. 46)
* keningya --> keningnya (hlm. 113)
* mengambalikan --> mengembalikan (hlm. 233)
* apapun --> apa pun (hlm. 240)
* shock --> syok/shock (hlm. 252)
* ngga --> nggak (hlm. 279)
* pecinta --> pencinta (hlm. 284)

Puas banget baca novel ini. Out of The Blue meski ringan tapi cukup berbobot dengan konflik yang menyentil kaum cewek agar waspada akan "predator-predator" di luar sana. Saya rekomendasikan buat kalian yang suka petualangan ke negeri-negeri menawan.


Nah berikut ini adalah wawancara yang saya lakukan dengan penulis Out of The Blue, Mbak Indah Hanaco. Pertanyaan saya diwarna biru dan jawaban Mbak Indah diwarna merah:

Hai Mbak Indah, selamat atas lahirnya buku yang ke-25, ya. Apa nih tips untuk menjaga kekonsistenan menulis dan inspirasi tetap lancar?

Tengkiu, Mbak Nurina. Tipsnya, disiplin nulis tiap hari. Banyak atau sedikit, itu soal lain. Yang penting, setiap hari harus menulis. Dengan begitu, perlahan tapi pasti kita melatih beberapa hal. Menulis jadi lebih cepat, ide mengalir kian lancar. Menurut pengalamanku, itu yang otomatis terjadi kalau rutin menulis. 
Kalau soal inspirasi, dulu awalnya memaksakan diri untuk memerah ide, kalau kebetulan ide lagi ngumpet entah di mana. Jadi, nggak berharap ide datang menghampiri begitu saja. Awalnya sulit tapi Setelah terbiasa, ide nggak akan mandek lagi. Selain itu, membaca juga sangat penting. dan menurutku yang tak kalah penting adalah menonton acara yang bagus. Tidak sebatas film, tapi bisa juga reality show atau film dokumenter. Karena dari sepotong adegan, bisa menceritakan berjuta kisah yang bisa dituangkan ke dalam tulisan. 

Bicara soal inspirasi, dari mana asal inspirasi novel Out of The Blue ini?

Sejak awal mau menggarap Out Of The Blue, sudah terbayang gambaran Sophie yang ceria tapi menyimpan banyak rahasia itu, menikmati keindahan Skandinavia dan ketemu cowok aneh. Gambaran itu sudah menempel di kepala waktu aku menulis Heartling. Jadi, begitu punya kesempatan, aku buru-buru menulis kisah Sophie dan Jamie.

Ciri khas Mbak Indah itu kan selalu menyelipkan ilmu baru di setiap novelnya. Bisa cerita sedikit nggak Mbak, pengetahuan apa yang Mbak selipkan di Out of The Blue?

Dari sisi idealisme, Out Of The Blue jauh lebih ringan dibanding Tuhan Untuk Jemima, misalnya. Tadinya pengin menyelipkan pengetahuan tentang Viking di novel ini. Cuma akhirnya dibatasi karena takut membuat cerita melebar tak keruan.
Jadi akhirnya aku cuma menambahkan tentang tur makanan yang memang ada di Denmark, lokasi dan jenis makanannya pun tidak diganti, sesuai aslinya. Juga ada cara melayani konsumen di Anti-Mainstream yang benar-benar diwujudkan oleh banyak resto di luar yang menyediakan layanan drive-through.
Aslinya, pencatat pesanan itu disebut “Runner” atau “Pelari”. Seperti yang diakui Sophie bahwa dia melihat ide itu dari sebuah acara reality show, memang itu yang terjadi. Aku menonton salah satu episode Undercover Boss dan mendadak punya ide untuk menambahkan tentang “Runner” itu di cerita.

Setting Out of The Blue adalah Denmark. Pertanyaannya, kenapa Mbak Indah memilih Denmark? Dan apa saja riset yang dilakukan untuk mendukung setting ini?

Kenapa Denmark? Karena aku kebetulan nyaris tidak pernah membaca novel bersetting Denmark. Jadi, tergelitik untuk mencoba menulis tempat yang selama ini “kurang populer”. Kebetulan, aku punya buku travel Skandinavia dan sekitarnya. Informasinya cukup padat juga. Jadi, terpikir untuk memanfaarkan buku itu sebagai salah satu acuan.
Selain dari buku, sumber informasi sudah pasti internet. Mulai dari blog-blog yang mengulik tentang tempat-tempat di Skandinavia (dan jumlahnya sangat minim). Juga memanfaatkan situs Wikivoyage yang sangat membantu.
Oh ya, hampir lupa. Aku awalnya tersihir Nyhavn itu setelah melihat gambarnya di internet. Sampai bercita-cita pengin ke sana. Karena saat ini belum memungkinkan terbang ke Negeri Dongeng, terpaksa memberi kesempatan pada Sophie dulu untuk ke sana. Semoga aku bisa segera menyusul. Aamiin.

Amiiin. Jangan lupa ajak-ajak saya nanti ya, Mbak. :))
Menerbitkan 25 novel pasti pengalaman penuh jatuh bangun dan berdarah-darah, tapi hasilnya luar biasa. Apa Mbak Indah sudah puas? Sampai kapan Mbak Indah akan tetap berkarya di dunia literasi?

Mustahil puas, Mbak. Kalau aku puas, itu sama saja bunuh diri. Artinya, merasa sudah pintar dan tidak mau lagi belajar. Menjadi penulis, harus selalu haus ilmu. Aku tidak keberatan menjadi orang bodoh. Karena dengan begitu, kita akan bisa memperbaiki kualitas tulisan, menambah wawasan. Kalau mudah puas, sudah pasti tulisan tidak akan berkembang. Itu hal yang paling menakutkan buatku.
Aku tidak akan berhenti menulis selagi ada penerbit yang berkenan menerbitkan tulisanku. Berhenti menulis rasanya mustahil karena aku mencintai dunia ini luar biasa besar. Buku ke-25 ini takkan membuatku berhenti berkarya. Aku sangat berharap ada buku ke-57, ke-81, atau ke-110.

Amiiiin lagi ^^ Semoga sukses dan terus berkarya buat Mbak Indah Hanaco untuk dunia literasi kita.

------------------GIVEAWAY TIME----------------------


Nah, sekarang waktunya saya dan Mbak Indah membagikan satu eksemplar buat kamu yang ingin menelusuri Skandinavia bersama Sophie dan Jamie :)

Syaratnya mudah saja:

1. Peserta adalah warga negara yang berdomisili di Indonesia atau punya alamat kirim di Indonesia.
2. Follow twitter @IndahHanaco dan @KendengPanali
3. Share giveaway ini dengan hashtag #OutofTheBlue dan jangan lupa mention kami berdua.
4. Jawab pertanyaan di bawah ini di kolom komentar dengan menyertakan nama, twitter, link twit dan alamat email. Pertanyaannya adalah:

Jika kamu tahu cowok yang dekat dengan sahabatmu adalah cowok berengsek, apa yang akan kamu lakukan sementara sahabatmu tergila-gila pada cowok itu?

5. Giveaway akan berlangsung selama 5 hari. Giveaway akan ditutup tanggal 23 November 2015 pukul 23.59. Pemenang diumumkan tanggal 24 November 2015.
6. Yang terakhir good luck yaa :))

*****************************************

Akhirnya giveaway blogtour di Nurina Mengeja Kata telah berakhir. Terima kasih kepada Mbak Indah Hanaco yang sudah mempercayakan penyelenggaraan blogtour ini di blog saya.
Terima kasih juga untuk semua peserta yang sudah meramaikan giveaway ini. Kalian adalah sahabat-sahabat yang keren dan setia kawan. Jawaban kalian bikin saya terharu dan merasa iri pada sahabat kalian karena punya seseorang yang perhatian seperti kalian.

Namun karena saya hanya bertugas membagi satu eksemplar novel Out of The Blue, maka saya hanya bisa memilih satu pemenang, dan dia adalaaaaaah:

Nama: Lala
Twitter: @fazidaa_


Selamaaaaat!! Sila kirim data diri dan alamat kirim kamu ke nurinawidiani84@gmail.com dan saya tunggu dalam 2x24 jam.

Bagi yang belum beruntung, jangan sedih karena masih ada kesempatan untuk mendapatkan novel ini di dua blog berikutnya:

24 - 28 November 2015 bookluvluv.blogspot.co.id

29 Nov - 3 Desember 2015 rizkymirgawati.blogspot.co.id

Sampai jumpa di blogtour & giveaway selanjutnya. Dan terus ikuti review-review saya ya :))

Selasa, 17 November 2015

[Resensi: Love Is The End - Christina Tirta] Mengakhiri Cinta yang Obsesif


Judul buku: Love Is The End
Penulis: Christina Tirta
Editor: Afrianty P. Pardede
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 181 halaman
ISBN: 978-602-02-7343-3
Available at: .bukupedia.com



BLURB

Walau sudah lama tak bertemu, Naira tak sanggup melepaskan obsesinya terhadap Aidan Rahardja. Katakan saja norak, tapi Aidan memang cinta pertamanya. Katakan saja ini takdir, yang membuat mereka akhirnya kembali berjumpa di kantor tempat Naira bekerja dengan jabatan sebagai atasan baru Naira. Sayangnya, bukannya membawa harapan baru, Aidan malah kembali membuat Naira patah hati dengan mengumumkan bahwa ia telah memiliki kekasih yang bernama Ami. Tidak tanggung-tanggung, kekasihnya adalah keponakan GM di tempat ia bekerja sekaligus anak pemilik perusahaan.

Bobbi, kakak Ami, yang merupakan atasan Naira, membuat Naira semakin "gerah" dengan sifatnya yang jelas-jelas menunjukkan rasa tidak sukanya pada Naira. Tidak hanya itu, Bobbi seolah-olah menyimpan banyak rahasia dan melibatkan Naira di dalamnya. Merasa tak punya pilihan lain, Naira pun menjalankan tugasnya walau dengan perasaan kesal. Tugas-tugas yang akhirnya membuat Naira merasakan sesuatu yang lain pada Bobbi.

RESENSI

Bagi Naira, Aidan adalah obsesi yang tak bisa hilang meski pria itu kerap tiba-tiba lenyap tanpa kabar berita. Aidan yang dikenal Naira sejak SMA, yang senyum dan matanya bersinar bagai dewa matahari. Aidan yang bisa tiba-tiba menghilang dan tiba-tiba muncul ke dalam hidup Naira seenak udelnya sendiri.
Seperti saat ini, setelah lulus kuliah dan hilang tanpa kabar, Aidan tiba-tiba saja muncul di kantor Naira dan diperkenalkan sebagai manajer divisi purchasing yang baru bersama seorang pria bernama Bobbi yang menjadi wakil GM mereka. Naira kaget, tapi Aidan tampak lebih shock lagi saat melihat Naira.
Sayangnya, kali ini Aidan kembali dengan status sebagai kekasih Ami, gadis cantik namun terlihat rapuh yang tak bisa dibenci Naira. Justru malah Bobbi yang tampak membenci Naira dan mengancam Naira agar tidak merebut Aidan dari sisi Ami. Tentu saja Naira jengkel setengah mati pada Bobbi si raja jutek.
Hingga tiba saat Aidan melamar Ami tepat di muka umum, Naira pun sadar ia harus melepas obsesinya. Naira tanpa ragu lagi menerima tawaran Bobbi untuk menjadi asistennya. Kedekatan mereka mulai menumbuhkan rasa berbeda bagi Naira. Walau masih jutek dan memberi perintah aneh—termasuk memata-matai sepasang pria dan wanita yang sudah tak muda lagi—Bobbi yang misterius dan kaku ternyata sanggup membuat hati Naira tak karuan.
Ketika cerita bergulir makin dalam, ketika rahasia hati terungkap satu-persatu, ketika Naira akhirnya mengetahui perasaan-perasaan terpendam Aidan, Ami dan Bobbi, pada siapa Naira akhirnya akan melabuhkan hati?

--------------

Setelah membaca Dangerous Love karya Christina Tirta, saya jadi bersemangat membaca karya-karyanya yang lain, dan kebetulan ketika suami pulang dan membawakan novel ini, nggak perlu waktu lama bagi saya untuk langsung melahapnya. Apalagi novelnya tipis, bisa habis dalam sekali baca.

Love Is The End bertutur menggunakan POV orang pertama yaitu Naira. Dengan alur maju mundur, cerita mengalir dengan cepat. Yah, mungkin karena keterbatasan halaman juga, makanya Naira langsung berhadapan dengan konflik demi konflik.
Temanya yang menitik pada melepaskan diri dari obsesi memang bukan hal baru, tapi cara Christina bertutur benar-benar enak untuk dinikmati. Diksinya menuntun saya terjerumus dalam pusaran romantisme Naira yang norak.
Saya merasakan kontrasnya hubungan Naira-Aidan dan Naira-Bobbi. Ini yang membuat cerita jadi sangat menarik. Emosi Naira terhadap mereka berdua terasa berbeda.

Seperti halnya novel Christina sebelumnya, novel Love Is The End ini juga diliputi kemisteriusan. Meski petunjuk sudah disebar, tetap saja kejutan yang disajikan penulis membuat saya terkesan. Sangat terkesan pada twistnya dan pada endingnya yang soooo romantic. Meskipun bagian ending ini menurut saya polanya tetap sama seperti ending Dangerous Love.

Ketika pertama kali membaca deskripsi tokoh Aidan saya langsung terpikir lirik lagu Base Jam yang 'Hujan Tanpa Awan'. Iya, si Aidan ini mirip banget sama lirik reff lagu itu. Menghilang tanpa kata dan kembali bagai hujan tanpa awan. Tapi kalau dalam kasus Naira, Aidan bukan bawa hujan tapi bawa badai!
Padahal dari awal saya udah punya feeling kalau Aidan suka sama Naira. Tindak-tanduk dan gesturenya itu kelihatan. Chemistry antara Aidan dan Naira ketika SMA dan kuliah bagi saya terasa lebih manis dibanding di masa kini ketika mereka ketemu lagi.
Saya sukaaa banget sama karakter Bobbi. Jutek abis! Yang saya suka, karakter kakunya bertahan sampai akhir cerita, dan nggak berubah mentang-mentang udah merasakan cinta. Proses mencairnya hubungan Naira dan Bobbi juga terasa perlahan tapi pasti. Intinya, Bobbi nggak kehilangan jati dirinya, bahkan saat suasana romantis pun karakter kakunya masih bertahan.
Naira sebagai perempuan yang masih menyimpan obsesi saya rasa nggak terlalu menyedihkan. Dia malah terasa kuat dan bisa menerima kenyataan dengan tegar.

Yang kurang sreg bagi saya mungkin hanya penggalan-penggalan lirik lagu yang digunakan untuk memperkuat perasaan si tokoh. Untuk Love Is The End dan Creep sih masih oke, tapi tiba di lagu Ingat Kamu, kalau saya tanpa ditulis liriknya pun sudah paham dengan yang dimaksud. Hehe....

Beberapa typo dalam novel ini:

* "Gue juga suka fotografi. Keberatan nggak, ngasih aku beberapa tip dan trik?" --> "Gue juga suka fotografi. Keberatan nggak, ngasih gue beberapa tip dan trik?" (hlm. 49)
* tanyanya --> tanyaku (hlm. 163)

Love Is The End memberi saya kisah manis semanis covernya. Ini bukan hanya kisah tentang menuntaskan obsesi tapi juga kisah tentang melepaskan diri dari rasa takut. Bahwa cinta betapapun noraknya, harus dinikmati tanpa rasa takut.

TEBAR-TEBAR QUOTE

Hilang harapan. Putus cinta. Apa semua itu lebih menyakitkan daripada terombang-ambing dalam gelombang ketidakpastian? (hlm. 38)

Be with a guy who ruins your lipstick, not your mascara. (hlm. 56)

"Apabila suatu saat kalian mengalami hari yang buruk, jangan menyerah. Jangan jadikan alasan untuk menyakiti satu sama lain. Bicarakan semuanya. Jangan takut bertengkar. Tapi selalu ingat untuk memaafkan. Jaga kata-kata dan sikapmu. Manusia nggak ada yang sempurna. Jangan cuma ingat keburukan pasangan, tapi selalu ingat kebaikannya." (hlm. 85)

"Hubungan percintaan yang dilandasi air mata orang lain, fondasinya bakal cepet bobrok." (hlm. 119)

"Cinta itu seperti nasi panas dan sambal. Saling melengkapi. Pernah makan sambal tok nggak pake apa-apa? Atau makan nasi doang? Nggak enak, kan? Memang, ada beberapa orang yang suka makan nasi tanpa apa-apa. Sama juga dengan sebagian orang merasa cukup mencintai tanpa perlu dicintai. Tapi bagi saya itu nggak cukup." (hlm. 136)

Jumat, 13 November 2015

[Resensi: Renjana Dyana - adimodel] Kekuatan Rasa Hati Dyana


Judul buku: Renjana Dyana
Penulis: adimodel (Adi Kurniadi)
Editor: Alodia
Desain, ilustrasi & cover: adimodel
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: Mei 2015 (Cetakan pertama)
Tebal buku: 293 halaman
ISBN: 978-602-02-6449-3


BLURB

Gairah adalah cinta yang tersulut api.

Aku menginginkan api itu dalam cintaku. Aku ingin api yang benar-benar membakar, bukan hanya sekadar menghangatkan. Aku ingin api yang ke dalamnya aku rela terjun mengorbankan diri, demi sebuah kenikmatan.

Mencintaimu adalah satu-satunya hal yang membuatku hidup.
Mencintaimu membuatku tergila-gila, tetapi juga membuatku sembuh dari kegilaan-kegilaanku. Kau penawar sekaligus racun bagiku.

Tetapi api gairah itu menyilaukan mata. Membuatku rapuh dan jatuh ke dalam lubang hitam yang mengisapku begitu liar. Aku merasa seperti orang bodoh, yang selalu kembali dan kembali kepada rasa sakit yang tak pernah kuizinkan pergi.

Kau akan selalu kembali kepada orang yang kau sayangi, sampai kau terbangun dari mimpi-mimpi yang mengelabui hati. 
Dan di saat itulah, cinta berubah menjadi
sebilah pisau yang menikam dalam kegelapan.

Namaku Dyana...
Gairah-gairahku ingin menguasaimu
dalam seluruh mimpiku
dengan segenap hidupku.



RESENSI

Kamar. Air mata. Stasiun kereta. Metronom. Celah sempit. Seks. Gila. Benci. Darah. Ibu. Belati. Malam. Orgasme. Dendam. (prolog - hlm. 6)

Di stasiun kereta yang lengang itu pertama kalinya Aku melihatnya. Pertemuan pertama yang langsung menghantarkan halilintar di siang benderang dan menghentikan dunia sekitar.
Bagi Aku yang tak mudah terpana akan pesona pria, entah bagaimana Aku bisa terpikat seketika. Sejak itu, Aku pun mencarinya setiap hari demi bisa menatap sosoknya lagi. Tapi saat hari demi hari Aku tak bisa juga menemukannya, di hari ke sebelas Aku menyerah.
Tapi siapa sangka pertemuan kedua akhirnya tiba, dan kisah pun mulai mengalir tanpa terbendung.
Aku Dyana, jiwaku dipenuhi air mata dan luka, hingga pada akhirnya Aku mencurahkan segenap cinta pada Petra. Setelah ratusan pergumulan tubuh yang Aku lakukan dengan beragam pria, pada Petralah Aku merasakan cinta. Cinta yang penuh kegilaan, orgasme dan gairah. Cinta yang berbunga dan membawa Aku hingga ke nirwana.
Tapi kala rasa itu menjadi tiada, kekacauan mengusik keteraturan. Kala dendam dari masa lalu kembali datang dan menuntut, Aku terus mendapati bujukan Ana untuk meninggalkan semua. Menurut Ana, Aku menjadi rapuh, bodoh, dan lemah.
Ana sahabat yang muncul sejak Aku berusia 14 tahun, sejak ibu meninggal dan kemudian terus ada di sisi Aku. Ana mengenal dan memahami Aku luar dalam. Ana tahu rahasia-rahasia terpendam Aku. Terkadang rasa posesifnya membuat Aku takut.
Haruskah Aku mendengarkan Ana?

------------

Ini kesempatan pertama saya membaca novel karya adimodel atau Adi Kurniadi. Jangan tertipu dengan kavernya yang simpel dengan latar putih bersih, karena cerita di dalamnya begitu seksi dan penuh gelora, namun juga berselimut rasa kelam akan beribu pertanyaan kehidupan.

Renjana Dyana diceritakan dengan alur campuran. Sekali waktu maju, kali lain mundur jauh ke belakang, kemudian maju lagi. Namun perubahan alurnya selalu tiba-tiba. Bikin kaget. Kadang saat membaca subbab baru saya kira saya masih mengikuti kisah Dyana dewasa, tapi ternyata, kisah sudah dibawa mundur ke masa kecil atau masa remaja Dyana. Jadi saya harus menebak-nebak di masa mana adegan yang saya baca sedang terjadi.

Diceritakan dari sudut pandang Dyana sebagai 'aku', novel Renjana Dyana adalah novel yang menggunakan subbab (anak bab) yang singkat. Satu subbab hanya berkisar dua sampai empat halaman. Bahkan ada yang hanya satu halaman. Yang menarik adalah judul-judul subbab yang beberapa di antaranya menggunakan kata-kata unik dan jarang didengar oleh telinga. Namun bukan hanya menggunakan istilah-istilah asing semacam Vox Nihili, Psychotria Elata, dan lain sebagainya, penulis juga menggunakan istilah lokal seperti Mimi Lan Mintuno. Setiap membaca judul subbab selalu melahirkan rasa penasaran saya akan kaitan maknanya dengan kisah Dyana.

Di bab awal saya menikmati narasi yang gaya bahasa paralelismenya kental dengan kalimat-kalimat pendek. Alih-alih menggunakan konjungsi, novel ini memilih menggunakan repetisi. Repetisinya di awal tiap kalimat itu membuat kesan ketegasan dan kedalaman rasa.

Aku berdoa agar ibuku tidak terlalu lelah bekerja demi diriku. Aku berdoa agar pria-pria asing yang setiap malam datang itu tidak pernah datang lagi. Aku berdoa agar Ibu berhenti menangis. Aku berdoa agar ibuku hidup selamanya menemaniku. Aku tidak ingin kesepian. Aku tidak ingin sendiri. (hlm. 32)

Dan semakin ke belakang, penempatan repetisinya mulai bervariasi, bukan hanya pengulangan di awal kalimat, tapi kadang di akhir kalimat atau di tengah kalimat.

Sebagai novel yang lebih "bersuara" melalui narasi, dialog dalam novel ini cenderung singkat dan langsung. Terkadang tanpa diberi keterangan siapa yang sedang bicara. Huhuu~ jadi harus benar-benar mencerna kira-kira siapa yang sedang berdialog, nih.

Seiring dengan menajamnya konflik dan fakta-fakta serta clue kecil yang dibuka, bayang-bayang kegelapan novel mulai tersingkap. Meski saya masih memiliki banyak pertanyaan tentang sosok Petra.

Yang saya sukai dalam novel ini adalah gaya lugas penulis dalam berkisah. Ketika Dyana dilanda gairah, kalimat-kalimatnya begitu liar dan nakal. Ketika Dyana dilanda dendam dan kekalutan, kalimat-kalimatnya begitu penuh keputusasaan dan keraguan. Ketika Dyana tampil dalam bentuknya yang kuat, kalimat-kalimatnya penuh rasa positif.
Tadinya saya pikir Dyana merupakan tokoh yang labil, dan membuat kening saya berkerut karena saya menangkap Dyana memiliki beberapa cara yang berbeda dalam mencintai Petra. Namun ketika tiba di twist ending, baru saya tahu mengapa. Meski sudah punya feeling, tetap saja endingnya di luar perkiraan saya.
Tapi meski dibikin kaget dengan endingnya, fragmen-fragmen di bagian epilog saya rasa cukup mampu menjawab 'kekagetan' saya. :))

Renjana Dyana adalah novel dark and sexy romance yang dikemas dengan gaya sastra yang lugas. Membaca novel ini menjadi pengalaman yang memberi saya rasa baru. Entah bagaimana, Dyana bisa menangkap dan menuangkan kegelisahan yang kadang melingkupi saya. Tentang cinta, tentang kematian dan tentang keabadian.

TEBAR-TEBAR QUOTE

"Aku ingin mengenal kerapuhan itu. Aku ingin masuk ke dalam kekacauan itu dan tersesat di dalamnya." (hlm. 45)

Tidak ada yang kekal di dunia ini. Satu-satunya yang kekal adalah kehidupan dan kematian itu sendiri. (hlm. 61)

Katanya, seorang pendendam itu adalah orang yang dulunya begitu mencintai. Mencintai dengan sungguh-sungguh. Mencintai sepenuh hati. Mencintai setengah mati. (hlm. 176)

"Kadang ... rasanya aku ingin membunuhmu." (hlm. 205)

Inikah cinta? Keinginan untuk kembali dan selalu kembali ke pasangan jiwamu, seberapa sakit rasanya? (hlm. 211)

Senin, 09 November 2015

[Blogtour & Giveaway] Menikahlah Denganku - Annisa Andrie


Halo, sahabat-sahabat pengunjung blog Nurina Mengeja Kata. Ada nggak di antara sahabat yang sedang menanti hari pernikahan, atau menanti dilamar dengan kalimat "Menikahlah Denganku"?
Aih, jadi baper ya? ^^
Daripada baper, yuk ikuti rangkaian blogtour novel Menikahlah Denganku karya kak Annisa Andrie yang diawali di blog ini. Duduk yang manis dan jangan desak-desakan, ya. Baca dulu review dari saya sebelum menuju ke giveaway :))



Judul buku: Menikahlah Denganku
Penulis: Annisa Andrie
Penyunting: Pratiwi Utami & Noni Rosliyani
Perancang sampul: @labusiam
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun terbit: November 2014
Tebal buku: vi + 254 halaman
ISBN: 978-602-291-073-2



BLURB

Tubuhku lunglai seketika. Jari tanganku gemetar, detak jantungku semakin kencang. Di otakku, pikiran negatif itu terus berseliweran. Hanya satu harapanku, berita mengejutkan ini tidak akan mengacaukan rencana masa depanku bersama Satura.

Show must go on! You must be a strong woman, Jenna! ujarku berkali-kali di dalam hati.

Tapi nyatanya, seorang pria tidak selalu lebih kuat ketimbang wanita. Kenapa Satura memilih menyerah dan sengaja melupakan rencana pernikahan kami?

Aku tahu kamu masih mengingat semuanya, Satura. Atau, jangan-jangan, perempuan itu yang membuatmu menutup hati serta ingatan? Mungkinkah bukan aku lagi yang bisa membuatmu tertawa, tetapi dia?

Kini, hanya satu pintaku.
Seperti yang pernah kamu minta dulu padaku.
Menikahlah denganku ....

RESENSI

Jenna merasa bersemangat mempersiapkan pernikahannnya dengan Satura. Di benaknya terdapat banyak rencana untuk pesta pernikahan mereka yang unik dan bertema alam. Jenna ingin semua detailnya berbeda dari pesta-pesta pernikahan yang pernah ada.
Sayangnya, konsep "unik" itu ditolak orangtua Jenna yang menginginkan pesta pernikahan dilaksanakan sesuai prosesi dan adat Yogyakarta. Jenna gondok. Ia merasa sudah mengalah dalam hal masalah tanggal pernikahan. Hanya karena hitung-hitungan weton, ia tak bisa menikah di tanggal impiannya. Tapi untuk pesta, Jenna tetap bersikeras menggunakan idenya. Ia pun memutuskan akan mengurus pesta pernikahan impiannya sendiri dengan bantuan Satura dan Rigel, sahabatnya. Dengan tekad kuat ia dan Satura berniat membiayai sendiri pesta pernikahan mereka.
Untuk memenuhi biaya pernikahan, Satura dan Jenna semakin aktif menambah pundi-pundi uang mereka. Hingga Satura salah langkah. Keputusan kerjasama yang diambilnya berakibat fatal. Mencoba menghilangkan kekalutannya, Satura pun pergi memanjat tebing. Naas. Kali ini hati dan pikiran yang gemuruh berbuah kecelakaan dan membuatnya cacat.
Satura semakin terpuruk. Usaha Jenna untuk tetap di sisinya dan melanjutkan pernikahan mereka, ditepisnya. Maka tak salah jika Jenna selalu menggunakan bahu Rigel untuk bersandar. Untuk berkeluh. Untuk jadi kekuatannya. Tapi Jenna masih menyimpan cinta yang besar bagi Satura. Bagaimanapun keadaan Satura.
Berhasilkah Jenna menguatkan dan meyakinkan Satura akan masa depan mereka? Atau Jenna sendiri pun akhirnya goyah dan memilih Rigel? Bagaimana nasib gaun pengantin yang lama tergantung di lemarinya?

--------------

Menikahlah Denganku sempat membuat saya terkecoh. Ketika membaca blurb saya pikir saya akan dibawa masuk ke dalam cerita melalui sudut pandang orang pertama. Tapi ternyata salah. Novel ini menggunakan orang ketiga serba tahu sebagai sudut pandang. Jadi saya bisa menyelami perasaan Satura dan Rigel di samping perasaan Jenna si tokoh utama. Hal itu membuat emosi saya makin teraduk-aduk dan nyesek.
Bahkan saya sudah nyesek di halaman pertama. Diksi yang digunakan Annisa benar-benar puitis dan indah. Rangkaiannya langsung menyentuh emosi saya.

Sebagai novel wedding-lit, Menikahlah Denganku menonjolkan sisi ribetnya mengurus pernikahan. Saya diajak Jenna, Rigel dan Satura keliling-keliling Yogyakarta dan sekitarnya untuk menyiapkan pernak-pernik pesta pernikahan. Saya yang punya pengalaman menikah dengan sederhana pun dibuat takjub dengan "ribet" dan "bawel"-nya Jenna untuk pernik pestanya. Mulai dari undangan pernikahan yang harus beda dan bernuansa alam, souvenir yang antimainstream, hingga gaun pernikahan yang harus sempurna. Semua itu membuat saya geleng-geleng kepala.
Bahkan Jenna dan Satura berniat membiayai sendiri pesta pernikahan mereka, padahal tabungan mereka nggak mencukupi. Maka jadinya kalau orang jawa bilang terlalu "ngoyo". Memaksakan diri demi terpenuhi ambisinya.

Sebagai tokoh utama, Jenna benar-benar bikin saya pusing. Ambisinya untuk membuat pesta pernikahan yang beda membuat saya geregetan. Ambisi itu pula yang membawa urusan pernikahan ini di ambang kehancuran. Karena terlalu memaksakan diri, bersikeras membiayai pernikahan sendiri (yang sebenarnya di luar jangkauan tabungan mereka), akhirnya ketika Satura salah langkah dalam bisnis, hal itu membuat beban pikiran Satura.
Satura sendiri digambarkan sebagai pria pencinta alam bebas yang bisa dibilang kalem dan lembut. Lebih suka menyetujui usul Jenna dan seolah bersikap "asal Jenna senang". Itulah yang membuat "ledakan"-nya begitu hebat saat ia jatuh. Satura menganggap dirinya nggak akan mampu membahagiakan Jenna dengan kondisinya setelah kecelakaan di lokasi panjat tebing itu.
Saya sih lebih suka Rigel yang ceplas-ceplos dan terkadang alay. Kalau dianggapnya Jenna mulai ribet, Rigel tanpa ragu mengutarakannya. Saya lebih menyukai orang yang apa adanya seperti Rigel. Lebih membuat masalah jadi jelas.
Saya juga lebih menyukai chemistry Jenna dan Rigel yang akrab dan lugas daripada chemistry Jenna dan Satura yang walau menguarkan percik-percik romantisme tapi seperti menyimpan riak di baliknya.

Hal menarik dari novel Menikahlah Denganku adalah detail-detail pelengkap yang menyempurnakan cerita ini. Seperti, alat-alat yang digunakan untuk memanjat tebing, detail modifikasi mobil yang dilakukan bengkel Satura, detail pekerjaan Jenna dan Rigel sebagai videomaker untuk iklan, hingga detail pernik-pernik pernikahan Jenna. Detail ini membuat cerita makin terasa nyata.
Tapi mungkin lebih baik agar istilah-istilah modifikasi, perlengkapan naik gunung dan nukilan lirik diberi catatan kaki untuk menjelaskan artinya atau kegunaannya.

Setting yang digunakan juga sangat detail. Padahal settingnya cukup beragam. Mulai dari Pantai Siung di Gunungkidul hingga ke Gunung Bawakaraeng di Makassar. Banyak sudut-sudut kota Yogyakarta yang disebutkan plus detail lengkapnya. Tapi... kenapa Gondomanan nggak ada di dalam novel ini padahal Ngeksigondo aja ada??? Kan Jenna bisa ke Gondomanan cari blangkon seusai dari Malioboro??? *protes* :p

Konflik novel ini dibangun perlahan dan bikin emosi saya naik-turun. Landasan konfliknya jelas dan matang. Dan semua konflik diselesaikan satu persatu hingga tiba di ending. Ending tak terduga yang manis banget. Saya rasa sih itu solusi terbaik, tanpa menjadikan Jenna sebagai "penjahat" nggak punya hati.

Menikahlah Denganku merupakan novel yang mengajak kita berpikir, seberapa penting arti pesta pernikahan. Sanggupkah kita menjalani bentangan tahun yang tak pasti setelah akad diucapkan. Tentang ambisi, tentang harapan yang menyala, padam, dan menyala lagi. Saya rekomendasikan novel ini bagi kalian, yang sedang bersiap menjelang dan membilang hari pernikahan dan juga bagi kalian, yang sedang mengharapkan jodoh yang dipinjam orang agar segera dikembalikan pada kalian :))

TEBAR-TEBAR QUOTE

Setipis apa pun, pernikahan akan melahirkan sekat antara seseorang yang menikah dengan kehidupan di luar rumah tangganya. Seseorang yang menikah akan memiliki garis teritori yang tegas dalam hidupnya. (hlm. 25)

Pada kenyataannya, sebuah masalah memang harus dihadapi dengan kesatria. Bukan malah ditinggal lari karena dia akan semakin kuat menjadi hantu pikiran yang ingin akal sehatku mati. (hlm. 138)

Tangguh bukan berarti tak menangis. (hlm. 164)

Bahwa hidup harus tetap berjalan, itu memang mutlak diperjuangkan. Sedikit saja terlena dengan keterpurukan, kita akan terseret arusnya, lalu tenggelam. (hlm. 175)

"Pesta sehari tak ada bandingannya dengan PR besar yang akan kamu dapat selama usia pernikahan bukan?" (hlm. 192)

*******************************

Nah, bagaimana seru, kan? Sekarang waktunya kita untuk GIVEAWAY!!! Bagi kalian yang ingin mengikuti kisah Jenna, Satura dan Rigel, Mbak Annisa akan memberikan satu eksemplar novel Menikahlah Denganku lho, lewat blog ini.

Syaratnya mudah saja kok:

1. Kalian adalah warga negara yang berdomisili dan memiliki alamat kirim di Indonesia.
2. Follow twitter @Annisasenja dan @KendengPanali
3. Share giveaway ini di akun twitter kalian dengan hashtag #MenikahlahDenganku dan jangan lupa mention akun kami berdua dan akun @bentangpustaka
4. Boleh follow blog ini via GFC atau email (optional)
5. Jawab pertanyaan berikut:

Jika kamu menikah, di mana lokasi foto prewedding impian kamu, dan konsep seperti apa yang kamu inginkan?
Tulis jawaban di kolom komentar dengan menyertakan nama, akun twitter dan alamat email.
6. Giveaway akan berlangsung selama satu pekan, dan akan berakhir pada tanggal 15 November pukul 23.59 WIB.
7. Selamat menjawab dan selamat berbaper ria :))))

----------------------GIVEAWAY WINNER-----------------

Sebelum mengakhiri dan mengumumkan pemenang blogtour ini, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak untuk seluruh peserta giveaway yang luar biasa. Mimpi-mimpi dan harapan kalian semoga bisa terwujud di masanya nanti. Amin.

Dan satu orang yang beruntung pada giveaway kali ini adalaaaah:


Nama : Eka Sulistiana
Twitter : @ekasulistiana24


Selamaaaat! Jawabanmu berhasil memikat Satura KW :))) Saya tunggu data diri kamu di nurinawidiani84@gmail.com paling lambat 2x24 jam ya.

Bagi yang belum beruntung, jangan sedih karena blogtour masih akan berlanjut ke
kubikelromance.com (16-22 November 2015)
rizkymirgawati.blogspot.co.id (23-29 November 2015)

Sabtu, 07 November 2015

[Resensi: Sepatu sang Raja dan Dongeng-Dongeng Indah Lainnya - Djokolelono] Mendongeng Sambil Bersajak


Judul buku: Sepatu sang Raja dan Dongeng-Dongeng Indah Lainnya
Penulis: Djokolelono
Ilustrasi: Chandra Purnama, de Elite Team, Riwisoto
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: September 2015
Tebal buku: 96 halaman
ISBN: 978-602-03-2030-4
Available at: bukupedia.com



BLURB

Sepatu sang Raja dan Dongeng-Dongeng Indah Lainnya merupakan kumpulan dongeng yang sarat moral.
Lewat enam kisah di dalamnya,
anak-anak diajak untuk lebih memedulikan sesama,
menghargai kelebihan orang lain,
dan bertanggung jawab.

"Mendongeng merupakan pengalaman kreatif yang sangat menyenangkan bagi anak-anak.
Jangan sekadar membacakan dongeng-dongeng ini, tapi ceritakan dengan kata-kata dan gaya sendiri." (Djokolelono)

Enam dongeng dalam buku ini:
1. Sepatu sang Raja
2. Mawar yang Angkuh
3. Kamar Raffi
4. Si Utuk dan Si Meri
5. Ibing si Kecebong
6. Biri-biri yang Cerdik

RESENSI

Buku Sepatu sang Raja dan Dongeng-Dongeng Indah lainnya memuat enam cerita yang menggelitik rasa dan batin. Diiringi dengan ilustrasi yang menarik, dongeng-dongeng di dalamnya memberi pembaca pesan moral yang dalam.

1. Sepatu sang Raja
Dikisahkan seorang raja yang bijaksana hendak melakukan blusukan untuk mencari tahu keresahan rakyatnya. Ia pun menyamar dan menjelajah dari desa ke desa, dan dari kota ke kota. Sekembalinya raja ke istana, raja menunjukkan kakinya yang lecet-lecet dan berdarah. Keputusan apa yang diambil sang raja untuk mengatasinya? Bijaksanakah keputusan itu?

2. Mawar yang Angkuh
Semua penghuni hutan telah mengenal kecantikan bunga Mawar yang bak ratu. Keharuman dan keindahannya membuatnya selalu dipuji, hingga ia menjadi sombong. Bunga Matahari mencoba menasihati, tapi bunga Mawar makin menjadi-jadi bahkan mengejek Kaktus yang jelek. Hingga tibalah musim kemarau. Apakah Bunga Mawar akan tetap tinggi hati?

3. Kamar Raffi
Raffi memiliki kamar sendiri, sayang berantakannya setengah mati. Padahal, bukankah dengan memiliki kamar sendiri berarti Raffi harus bertanggung jawab terhadap kamarnya. Bunda selalu menegur, tapi Raffi selalu punya alasan. Bagaimana ya, cara Bunda memberi Raffi pelajaran agar mau membereskan kamarnya?

4. Si Utuk dan Si Meri
Utuk adalah seekor anak ayam yang bersahabat dengan Meri, si anak itik. Jika melihat Meri, Utuk selalu menertawakannya. Lihat saja, jari-jari kaki Meri bergandengan, mulutnya juga terlalu lebar! Dengan kekurangannya itu, bukankah Meri tak bisa mengais tanah dan mematuk cacing? Meri pun melemparkan tantangan pada Utuk. Apa tantangannya? Dan siapa yang menang?

5. Ibing si Kecebong
Ibing si kecebong merasa iri pada katak-katak muda karena mereka bisa keluar dari air. Ibing menganggap dirinya pasti mampu melompat-lompat di atas tanah, karena ia telah memiliki dua kaki belakang. Lagipula ia kuat. Ibing pun naik ke daratan. Tapi oh, apa yang akan terjadi ya, jika Ibing tetap nekat?

6. Biri-biri yang Cerdik
Seekor anak biri-biri yang nakal, suka sekali berlari menjauhi kawanannya yang sedang merumput. Kali ini ia pun bermain semakin jauh dari rombongannya. Tapi tiba-tiba, muncul serigala dari balik semak-semak. Serigala senang karena berhasil menemukan santapan. Lalu apa akal tang digunakan anak biri-biri agar bisa lolos? Dan apakah ia berhasil?

------------

Sepatu sang Raja dan Dongeng-dongeng Indah Lainnya langsung menjadi favorit putra-putra saya. Tentu karena ilustrasinya yang menarik, cerah dan full color dan dicetak di kertas glossy. Perpaduan warnanya menggambarkan keceriaan yang terbawa ketika membaca cerita-cerita di dalamnya.

Bahasa yang ditulis sederhana namun indah. Indah karena menggunakan bahasa berima. Hampir mirip seperti membaca sajak.

Di antara bunga-bunga itu,
sebatang pokok mawar tumbuh bagai ratu.
Bunganya mekar indah selalu,
menebar wangi ke semua penjuru
. (hlm. 26)

Diksi yang digunakan ini membuat putra saya bisa belajar pola berima. Pilihan katanya juga nggak terlalu sulit dibaca bagi anak yang sedang belajar membaca seperti putra saya. Bahkan saya sempat mengajarinya membaca buku dongeng ini dengan gaya deklamasi. Mereka senang sekali saat melakukannya. :))

Selipan moral di dalamnya pun sangat tepat karena menyangkut pola keseharian anak-anak. Beberapa anak suka mengejek teman karena berbeda, merasa diri paling hebat dan memandang rendah anak lain, juga bersikap gegabah dalam mengambil keputusan. Ada banyak hal yang bisa digali bersama anak dari dongeng-dongeng ini. Dan pemikiran mereka seusai menyelesaikan satu bacaan kadang luar biasa dan diluar perkiraan orangtua.

Mungkin yang agak kurang pas hanya cerita tentang Kamar Raffi yang lebih mengarah ke cerita anak daripada dongeng. Karena cerita lainnya adalah kisah fabel dan dongeng kerajaan, maka cerita Kamar Raffi ini menjadi anomali yang lebih mengarah ke realita kehidupan nyata.

Saya rekomendasikan buku dongeng ini bagi putra-putri kita tercinta. Karena mereka akan menemukan dongeng pengantar tidur yang indah dan gambar-gambar cantik yang akan membuat mereka tertarik.

Jumat, 06 November 2015

[Resensi: Blue Vino - K. Fischer] Kisah Cinta di Antara Rimbun Pohon Anggur


Judul buku: Blue Vino
Penulis: K. Fischer
Editor: Dini Novita Sari
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: November 2013
Tebal buku: 328 halaman
ISBN: 978-979-22-8019-7



BLURB

Mereka terdiam.
Tanpa kata, namun bukan tanpa makna.
Ketika cinta menebarkan mantranya,
sebuah senyum mampu membuka membuka seluruh bulir rasa.

Langenlois. Wilayah perkebunan anggur di selatan Austria itu menjadi tempat Roz menyembuhkan luka hati karena dikhianati rekan kerjanya.

Di tengah deretan pohon anggur serta penduduk pedesaan yang ramah dan menyenangkan, Roz berharap bisa menata lagi kehidupan pribadinya yang terlupakan demi ambisinya berkarier.

Bjorn Baum dan Dagny Kerulaner adalah dua pria yang membuat Roz menemukan sisi lain dirinya. Tapi tak disangka oleh Roz, satu dari dua pria tersebut melakukan hal keji yang nyaris membuat Roz melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya.

RESENSI

Semua berawal dari proyek Mesir. Roz si gila kerja yang merupakan perempuan tangguh di perusahaan baja, merasa ditikung oleh rekan kerjanya, Hubert. Proyek Mesir yang merupakan hasil pemikiran Roz diakui Hubert sebagai proyeknya dan membuat Hubert yang melenggang ke international meeting.
Merasa kesal dan ingin membuat Hubert kelimpungan, Roz mengunci file-file proyek di komputernya dan memutuskan untuk mengambil cuti. Cuti yang tak pernah diambilnya selama enam tahun masa kerjanya.
Roz pun mengambil liburan ke kampung halaman Lisa, sekretarisnya, ke kota wine terbesar di Austria.
Keluarga Lisa adalah pemilik Hennerhof sebuah guest house megah bergaya barok dan perkebunan anggur yang sering digunakan sebagai lokasi pernikahan, sehingga Lisa kadang harus pulang untuk membantu.
Di tempat itulah Roz bertemu dengan Dagny, pria brewok lusuh pemilik perkebunan anggur di sebelah Hennerhof, dan bertemu Bjorn, pria besar layaknya beruang yang memesona seperti Adonis.
Semakin lama di Hennerhof, semakin Roz jatuh pada pesona pria-pria itu. Sayangnya salah satu dari mereka punya rencana busuk ingin menjegal dan membeli Hennerhof. Di tengah kepanikan Lisa akan situasi keuangan Hennerhof dan kesehatan ibunya yang sama-sama memburuk, Roz harus menemukan cara untuk menyelamatkan harta leluhur sekretarisnya itu. Dan menemukan si penjahat tak punya hati yang sebenarnya.
Apakah Roz berhasil menyelamatkan Hennerhof? Siapa yang harus Roz percayai, Bjorn atau Dagny? Dan apakah international meeting dapat berjalan lancar tanpa kehadirannya?

------------

Blue Vino menjadi perkenalan pertama saya dengan karya K. Fischer. Menyenangkan rasanya membalik tiap lembar halaman novel ini karena suguhan settingnya yang menawan. Di perkebunan anggur! Di antara tegukan wine! Ini menjadi pengalaman membaca yang menarik.

Blue Vino diceritakan dengan sudut pandang orang ketiga namun terfokus pada Roz. Saya lebih banyak diajak menyelami pemikiran dan perasaan Roz, dan hal ini sempat membuat saya geregetan. Yaitu saat Roz dengan mudah membuat asumsi-asumsi hanya berdasar fisik, dengan betapa mudah Roz menilai dan menyimpulkan pribadi seseorang. Sebagai Project Manager yang sukses menyelesaikan banyak proyek, ternyata Roz nggak bisa membuat penilaian yang bijak tentang pria. Yah, tentunya karena hasrat dan perasaan ikut bermain. :))

Untuk karakter pria... wowowow!! Tadinya saya dibuat sama limbungnya seperti Roz oleh salah satu tokoh pria, sampai saya merasa dia jadi terlalu pemaksa. Saya nggak sebutkan tokoh yang mana biar kalian makin penasaran dan saya nggak spoiler, ya ;)
Chemistry antar tokohnya bagus banget. Tapi saya sih tetap merasa chemistry paling kuat adalah chemistry antara Roz dan Bjorn.

Yang menarik adalah diksi yang digunakan K. Fischer di Blue Vino. Ada banyak majas perbandingan dalam novel ini, menjadikannya kalimat yang cantik dan mudah dibayangkan.

Mereka larut dalam percakapan mereka. Tentang pekerjaan, tentang hidup, tentang dunia, tentang apa saja. Seperti dua bawang yang saling menanggalkan setiap lapisan mereka. Sampai semua dapat melihat inti yang telanjang. (hlm. 179)

Karena beberapa kali menemukan bentuk kalimat perbandingan yang memikat seperti di atas, saya sempat membawa novel ini di sesi pelajaran Bahasa Indonesia untuk dibahas bersama.
Namun saya merasakan kegamangan dalam dialog novel ini. Ada kalanya dialog ingin dibawa lebih santai dan informal, tapi ada kalanya baku dan formal. Berikut dua contoh kalimat dialog yang sama-sama diucapkan Roz pada Dagny yang menggunakan kata menyangatkan.

"Suka? Banget! Terima kasih banyak sudah membawaku ke sini." (hlm. 206)

"Begitu lama! Pantas nama kalian tidak seperti orang Austria kebanyakan." (hlm. 230)

Ada juga kata yang jarang digunakan dalam dialog informal:

"Kalau sudah selesai harap ditaruh di sini semua bawangnya." (hlm. 172)

Kata harap biasanya digunakan untuk situasi formal atau di lingkungan pekerjaan dan jarang sekali digunakan dalam keseharian. Mungkin karena bahasa asing biasa menggunakan kata please sebagai penyerta kalimat perintah, maka penulis menggunakan kata harap sebagai padanannya.

Ada beberapa kesalah cetak meski nggak mengganggu kenikmatan membaca:

* "Ah ya! Beruang!" Seru Roz menepuk jidat. Maaf... maaf... aku baru sadar arti namamu. Maaf." --> ... "Maaf... maaf... aku baru sadar.... (hlm. 40)
* ...itu tidak butuh jawaban --> ...itu tidak butuh jawaban. (hlm. 40)
* brengsek --> berengsek (hlm. 192)
* nomer --> nomor (hlm. 252)
* tertap --> tetap (hlm. 281)
* ...tidak akan aku ambil" --> ...tidak akan aku ambil." (hlm. 295)

Tentang judul Blue Vino sendiri saya masih meraba-raba maknanya hingga ke tengah cerita. Setelah tahu saya merasakan konsep yang romantis.
Kovernya keren dengan anggur yang bergelayutan di antara rimbunnya daun anggur. Berasa adem saat melihat dominasi warna hijau daun di latarnya.

Blue Vino memberi saya petualangan luar biasa di antara pepohonan anggur dan gelas wine. Ada pengetahuan baru yang saya dapat tentang wine dan pengolahannya. Juga ada makna yang menyengat dalam novel ini. Tentang kepercayaan dan nurani dalam berbisnis.
Bagi kalian yang ingin menikmati ciuman-ciuman panas dan berbahaya di perkebunan anggur, kalian harus baca novel ini. ;)

TEBAR-TEBAR QUOTE

"Jika saja kakakku masih hidup..."
"Jika tidak menjawab masalah." (hlm. 88)

"Mungkin aku takut menjadi tua seperti orangtuaku. Jika tidak melarikan diri dari masalah, atau membesar-besarkan masalah. Dua-duanya tidak menjawab apa-apa. Yang ada malah masalah makin menggunung dan meledak sekalian." (hlm. 177)

"Sayangnya tidak semua yang tampak seperti teman adalah benar teman." (hlm. 223)



Rabu, 04 November 2015

[Blogtour & Giveaway] P.S. I Still Love You - Jenny Han



Hai! Siapa di sini yang kangen dengan Lara Jean, si gadis unik di To All The Boys I've Loved Before? Siapa nih yang tadinya #TeamJosh? Apakah kalian ingin tetap mendukung Josh atau siap untuk jadi #TeamJohnAmbrose? Dan siapa di antara kalian yang kekeuh setia jadi #TeamPeter? :))

Untuk tahu jawabannya, kalian harus baca P.S. I Still Love You. Apa? Belum punya bukunya? Oohh... tenang jangan manyun, karena Penerbit Spring yang baik hati akan membagikan DUA novel P.S. I Still Love You buat kalian di blog ini ^^

Caranya mudah kok:

1. Peserta tinggal di Indonesia atau mempunyai alamat pengiriman di Indonesia.
2. Giveaway akan berlangsung selama 2 pekan, yaitu dari hari Rabu, 4 November 2015 - 18 November 2015. Pemenang akan diumumkan dalam 2-3 hari setelah penutupan.
3. Dipersilakan meninggalkan komentar di resensi P.S. I Still Love You di sini
4. Follow twitter @PenerbitSpring & @KendengPanali dan like fanpage Penerbit Spring di facebook juga ya.
5. Follow blog ini via GFC (Google Friend Connect) atau email.
6. Share giveaway ini dengan hashtag #GAPSISLY dan mention akun twitter saya dan Penerbit Spring.
7. Jawab pertanyaan berikut dengan mencantumkan nama, akun twitter, alamat email, dan link share. Pertanyaannya adalah:

Jika kamu terlibat skandal memalukan yang tersebar ke seluruh sekolah dan internet seperti Lara Jean, apa yang akan kamu lakukan untuk menghadapi penilaian orang-orang di luar sana?

8. Jika ada pemenang yang sama yang telah dipilih host yang lain, maka host berhak memilih ulang pemenang.
9. Pemenang diharuskan mengirim email konfirmasi ke nurinawidiani84@gmail.com, email ditunggu paling lambat 2x24 jam setelah pengumuman. Jika dalam waktu tersebut tidak ada konfirmasi apa pun, maka saya akan memilih pemenang lain.

Eits... selain giveaway ini masih ada Kuis Finale dari Penerbit Spring untuk mendapatkan novel P.S. I Still Love You dan paket Emerald Green Label lho.
Caranya kalian harus mengumpulan setiap keping pertanyaan dari seluruh host blogtour ini. Susun semua pertanyaan dan jawabannya ke dalam satu image dan poskan di wall fanpage Penerbit Spring. Jawabannya bisa kalian cari dengan membaca resensi dari host. Pertanyaan Kuis Finale dari blog ini adalah:



Simpan baik-baik ya pertanyaan dan jawabannya :)


Kalian juga bisa mengikuti blogtour dari Blog host lainnya:

1. Biondy Alfian: kireinasekai.blogspot.co.id
2. Fikriah Azhari: fikriah-bookaddict.blogspot.co.id
3. Tri Indah Permatasari: utsukijurnal.blogspot.co.id
4. Neski Andyni: escapeintofantasyworld.blogspot.co.id
5. Fransisca Susanti: bookluvluv.blogspot.co.id
6. Rany Dwi Tanti:  mizukeume.blogspot.co.id
7. Dini Y. Nurhasanah: dhynhanarun.blogspot.co.id
8. Sri Sulistyowati: kubikelromance.com
9. Dian S Putu Amijaya: dianputu26.blogspot.co.id
10. Neneng Lestari: ntarienovrizal.blogspot.co.id
11. Nurina Widiani: kendengpanali.blogspot.co.id (Here you are! ^^)
12. Abduraafi Andrian: bibliough.blogspot.co.id
13. Athaya Irfan: palapakelapakepala.blogspot.co.id
14. Maggie: iamnumberthirteen.blogspot.co.id

*****************************************

Dan kini tiba waktunya untuk mengumumkan dua orang yang beruntung mendapatkan novel P.S. I Still Love You, mereka adalah:

Deena @DEENAmond
dan
Veny @yutakaNoYuki

Selamaaat yaaa~ kalian akan saya hubungi untuk pengiriman data diri dan alamat pengiriman.

Bagi yang belum beruntung, jangan sedih. Kalian bisa mengikuti blogtour ini di blog yang lain. Selamat mencoba :)

[Blogtour & Resensi P.S. I Still Love You - Jenny Han] Ketika Jatuh Cinta pada Cinta



Judul buku: P.S. I Still Love You
Sekuel dari: To All The Boys I've Loved Before
Penulis: Jenny Han
Penerjemah: Airien Kusumawardani
Penerbit: Penerbit Spring
Tahun terbit: September 2015
Tebal buku: 356 halaman
ISBN: 978-602-71505-3-9
Available at: bukupedia.com



BLURB

Lara Jean tidak mengira akan benar-benar jatuh cinta pada Peter.

Dia dan Peter tadinya hanya berpura-pura. Tapi tiba-tiba saja mereka tidak lagi pura-pura. Sekarang, Lara Jean tambah bingung dengan perasaannya dan juga dengan situasi yang dia hadapi.

Saat seorang pemuda dari masa lalunya tiba-tiba kembali ke dalam kehidupannya, percikan yang pernah dia rasakan pun kembali.
Bisakah seorang gadis jatuh cinta pada dua pemuda sekaligus?

Buku ini adalah sekuel dari
To All the Boys I've Loved Before, tempat kita bisa merasakan cinta pertama lewat Lara Jean.

Cinta tidak pernah mudah, tapi mungkin itulah yang membuatnya luar biasa.

RESENSI

Lara Jean kembali menulis surat untuk Peter. Kali ini surat cintanya begitu panas karena ia mencurahkan segala perasaannya sebagai gadis 16 tahun yang sedang jatuh cinta dan menginginkan kekasihnya kembali.
Dan di malam Tahun Baru, akhirnya Lara Jean berbaikan dengan Peter dan kembali berpacaran. Pacaran sungguhan. Bukan lagi pacaran pura-pura seperti sebelumnya. Namun tetap saja, mereka menyepakati beberapa hal sebagai kontrak. Beberapa di antaranya mereka harus jujur satu sama lain dan tak boleh saling menyakiti hati.
Sayangnya bencana terjadi tepat sebelum hari pertama masuk sekolah. Seseorang telah merekam adegan ciuman panasnya dengan Peter di pemandian air panas dan diposting di akun instagram! Lara Jean hampir terpuruk kalau saja Margot, kakaknya yang sedang libur dari kuliahnya di Skotlandia, tidak ada di sisinya dan mendukungnya.
Lara Jean yakin bahwa Genevieve-lah dalang dibalik tersebarnya video itu, tapi Peter menolak percaya dan tetap membela mantan pacarnya. Lara Jean tentu saja sangat kesal.
Ketika itulah, datang surat dari John Ambrose McClaren sebagai balasan untuk surat cinta Lara Jean dulu. Mereka pun mulai saling berkirim surat.
Dan ketika John datang untuk bersama-sama Lara Jean, Chriss, Peter, Trevor dan Genevieve membuka kapsul waktu yang mereka kuburkan saat kelas tujuh, Lara Jean menyadari ia bisa saja jatuh cinta pada John.
Di tengah permainan Assasins-permainan memburu orang yang namanya tertulis di kertas yang mereka miliki-yang mereka mainkan seperti saat SMP dulu, Lara Jean akhirnya menemukan beberapa fakta. Fakta yang menyakitkan dan fakta yang membuatnya melayang. Tentang Peter, tentang John dan juga tentang rahasia Genevieve.
Siapa gadis yang paling istimewa bagi Peter? Siapa sebenarnya dalang dibalik video panas Lara Jean dan Peter? Dan apakah Lara Jean memilih John atau Peter? Hmm... sampai akhir pun pembaca masih dibuat meraba :)

---------------

This is it! P.S. I Still Love You yang saya tunggu-tunggu setelah dibuat penasaran oleh ending menggantung To All The Boys I've Loved Before.

Gaya bertutur Jenny Han begitu mengalir dalam novel ini, masih terasa lincah dan manis. Banyak adegan yang membuat meleleh, dialog yang membuat berdebar-debar, dan chemistry yang luar biasa kuat antar tokohnya.

Keluarga, persahabatan dan percintaan, semua memiliki porsi yang sama kuat dan berperan sama besar dalam novel ini.
Saya menangis ketika tiba di father and daughter moment antara Daddy dan Lara Jean. Aww... itu benar-benar adegan yang paling menyentuh. Selain adegan Peter menerjang ke panggung saat perkumpulan kelas junior dan dengan lantang mengancam si penyebar video, tentunya. :')

Karakternya sangat kuat. Peter tetap digambarkan sebagai pemuda yang narsis dan kekanakan. Saya tahu beberapa pembaca mungkin sebal dengan sikapnya yang seolah plin-plan di seri ini. Namun Jenny Han dengan cerdas menyelamatkan Peter dengan membuatnya sebagai gentleman begitu saya tahu rahasia Genevieve. Maksud saya, duh, cowok yang masih berusaha melindungi mantan, memang kelihatan brengsek. Tapi, saya justru melihat kedewasaan Peter dari caranya berusaha bertanggung jawab pada seseorang yang membutuhkannya.
Lara Jean adalah karakter kesayangan saya. Kuat, mandiri dan unik. Huhuuu... pengin deh belajar bikin kue-kue dari Lara Jean ^^
John menjadi karakter yang lebih manis dari Peter. Perlakuannya pada Lara Jean lebih lugas dan nggak ditahan-tahan. Dan dia memang cocok dijuluki Sundance Kid :))))

Konflik sudah mulai dimunculkan di awal kisah, menyebar dan menjalar hingga menimbulkan ombak yang makin besar. Ini membuat saya nggak bisa meninggalkan kisah ini demi mengikuti naik turunnya hubungan Lara Jean dan Peter. Hal menarik yang disoroti Jenny Han adalah, apakah seorang cewek bisa mencintai dua orang cowok dalam waktu bersamaan?
Hayoo ngaku deh yang pernah mengalami hal yang sama seperti Lara Jean. Awas aja baper. Haha...

Sayangnya penyelesaian konfliknya nggak sesuai ekspektasi saya. Endingnya nggak terlalu tegas, kurang melegakan bagi saya yang sudah panas dingin dibawa alur kisah ini. Tapi tetap saja manis dan dialog penutupnya romantis banget. Aihh... meleleh lagi deh.

Penerjemahannya bagus. Nggak ada kalimat yang rancu atau terbalik susunannya. Enak dibaca dan nggak ada typo.

P.S. I Still Love You benar-benar novel Young Adult yang membawa saya memaknai hubungan dengan Ayah dan saudara, hubungan dengan sahabat dan arti cinta yang bebas menyakiti.

Senangnya karena novel ini bisa diterbitkan di Indonesia oleh Penerbit Spring. Saya jadi penasaran dan nggak sabar dengan novel Penerbit Spring terbaru yaitu Attachment by Rainbow Rowell. Pastinya Attachment juga menyimpan kisah yang manis dan layak ditunggu ^^

TEBAR-TEBAR QUOTE

"Yah, aku masih menganggap kalau menangisi seseorang bukan hal yang menyedihkan. Itu hanya berarti kau sangat peduli pada mereka dan kau sedang sedih." (hlm. 30)

Inilah maksud Margot, standar ganda seperti ini. Cowok akan selalu jadi cowok, tapi cewek harus selalu berhati-hati—tentang tubuh kami, tentang masa depan kami, tentang cara orang lain menilai kami. (hlm. 73)

"Kalau dua orang memang berjodoh, mereka akan menemukan jalan untuk bisa bersama." (hlm. 138)

"Tubuhmu adalah milikmu, untuk kau lindungi dan kau nikmati. Siapa pun yang akan kau pilih untuk ambil bagian dalam kenikmatan itu, itu hakmu untuk memilih. Pilihlah dengan bijak." (hlm. 143)

Tubuhku adalah kuil yang tidak bisa dipuja oleh sembarang cowok.
Aku tidak mau melakukan lebih dari yang bersedia kulakukan. (hlm. 144)

"Hubungan seorang anak perempuan dengan ayahnya adalah hubungan dengan pria paling penting dalam kehidupannya. (hlm. 320)

"Kalau kau kehilangan seseorang dan rasanya masih menyakitkan, saat itulah kau tahu cinta kalian nyata." (hlm. 321)

Banyak orang yang keluar masuk di hidupmu. Untuk satu masa, mereka adalah duniamu, mereka segalanya. Lalu suatu hari mereka bukan lagi apa-apa bagimu. Kau tidak bisa tahu seberapa lama mereka akan berada di dekatmu. (hlm. 347)
 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon