Sabtu, 19 Mei 2018

[Resensi & Giveaway] Karung Nyawa - Haditha

Judul buku: Karung Nyawa
Penulis: Haditha
Penyunting: MB Winata
Penyelaras Aksara: Nomena Hutahuruk
Desainer sampul: Haditha
Penyelaras desain sampul: Raden Monic
Penerbit: Bukune
Tahun terbit: Maret 2018
Tebal buku: 220 halaman
ISBN: 978-602-220-265-3



BLURB

Johan Oman, Pemilik Konter Pulsa
Ah, kejadian lagi, padahal belum juga hilang ingatanku akan kejadian mengerikan itu! Udahlah, tutup konter saja!

Janet Masayu, Pemandu Karaoke
Pacarku memang benar-benar trauma akan kejadian itu. Sekarang dia nggak mau keluar sama sekali dari konter pulsa kecilnya. Harus bagaimana ya kalau sudah begini...

Zan Zabil Tom Tomi, Penjaga Warnet
Menarik! Polisi saja tidak sanggup memecahkan misteri ini.
Sepertinya sudah perlu detektif partikelir yang lama nganggur ini turun tangan.

Tarom Gawat, Cucu Dukun
Gawat... gawat... GAWAT!

Empat pemuda bekerja sama menyelidiki kasus ganjil yang menggegerkan desa. Mereka tidak pernah menyangka akan berada di ranah klenik nan mistik yang membuka rahasia masa lalu kelam Purwosari.
Bukan hanya soal pesugihan dengan tumbal, tapi jauh lebih mengerikan lagi, perihal legenda Toklu--Pemulung pemburu kepala manusia yang mungkin benar adanya.

Kini mereka harus menghadapi tantangan terbesar ketika mendapati bahwa pemburu dan mangsa terakhir dari semua ini lebih dekat dari yang mereka kira.

RESENSI

Saya paling suka dengan cerita yang berbau misteri-misterian, bagaimana satu kasus bisa membawa kita ke berbagai macam fakta yang mengejutkan. Namun, kalau misteri itu ada aroma kleniknya saya nggak yakin, karena kalau dalam istilah jawa, saya ini mudah tom-tomen. Saya gampang ketonto, tiap kali mengalami satu kejadian, atau baca buku yang terlalu dihayati, atau bahkan hanya mendengar percakapan orang lain yang merasuk ke pikiran saya, pasti malamnya bakal saya mimpikan. Itu sebabnya baca Karung Nyawa karya Haditha ini beneran ngeri-ngeri sedap.

Dari awal bab saja, Karung Nyawa sudah bikin geger. Saya diajak melihat Johan Oman, yang saat itu baru berusia dua belas tahun, bertaruh nyawa melawan arus sungai dengan berpegangan pada sesosok mayat tanpa kepala. ASTAGA GAWAT!!!
Bisa dibayangkan kengerian yang dialaminya dan bagaimana hal itu kemudian membuatnya trauma. Kasihan, ganteng-ganteng tapi yang ngedatengin tiap malam adalah sesosok mayat tanpa kepala. Tentunya tak mudah menghilangkan rasa traumanya.

Rupanya kegegeran itu masih belum usai. Tujuh tahun kemudian, kejadian munculnya mayat wanita tanpa kepala kembali terulang. Kali ini Zan Zabil Tom Tomi alias Jabil, merasa terpanggil untuk menyelidiki dan mengungkap kejadian misterius itu. Ia membujuk Johan Oman, yang kembali mengurung diri karena dilanda trauma, untuk bergabung. Atas bujukan kekasihnya, Janet Masayu, Oman pun akhirnya mau bergabung. Ketika penyelidikan awal Jabil membawanya ke ranah klenik, Jabil pun meminta bantuan Tarom Gawat, seorang pemuda yang mendapat anugerah ganjil yang berhubungan dengan makhluk halus. Berempat mereka berusaha mengusut isu-isu mistis yang berkelindan di desa mereka.

Mengikuti petualangan mereka berempat sungguh membuat jantung saya nggak karuan. Untungnya Haditha memiliki kepekaan yang bagus untuk menyelipkan beberapa lelucon di saat yang tepat. Paling tidak itu membantu saya yang penakut ini untuk terus membuka lembaran kisahnya.
Settingnya juga terbangun dengan kuat karena penyebutan tempat-tempat yang spesifik dan pengaruh dialek lokal yang digunakan para tokohnya. Hal ini membuat suasananya terasa cair dan dekat dengan keseharian saya. Membuat saya terikat makin erat dengan alur kisahnya.

Dari keempat tokoh utama ini, mereka begitu mudah untuk disukai. Terutama Jabil yang terasa kedewasaannya, juga Tarom yang ganjil dan misterius. Walau saya bakal mikir sejuta kali kalau punya pacar kayak Tarom. Hih gawat! 😑
Pengkarakteran mereka begitu kuat dan konsisten, mewujud bukan hanya dari gaya bicara, tingkah laku tapi juga gerak-gerik yang berciri khas. Semua memiliki porsi peranan yang pas dan menjadi magnet tersendiri bagi pembaca.

Yang menjadi menarik adalah, munculnya legenda-legenda mistis yang pernah saya dengar di masa kecil. Tentang Toklu yang begitu akrab dengan ketakutan saya semasa kecil (ya, saya dulu ketakutan banget sama pemulung yang bawa karung), juga munculnya cerita-cerita pesugihan yang dilakukan beberapa orang yang mewarnai perjalanan Jabil memburu kebenaran. Kisah-kisah mistis ini walau menakutkan, tapi dihadirkan dengan rapi oleh Haditha. Membuat saya ikut penasaran juga, tapi ogah kalau diajak Jabil ketemu langsung sama para jinnya. 😭😭😭

Well, saya memang takut. Terus terang saya kancilen sampai pukul satu pagi setelah baca buku ini. Tapiiii... saya nggak menyesal dan malah ketagihan. Tetap saja rasanya seru membuntuti Jabil dan Tarom mengusut hal-hal mistis ini. Hmm~ apalagi ada satu petuah penting yang saya dapatkan dari buku ini:

Ada horor yang datangnya selain dari makhluk gaib, itulah rayuan utang. (hlm. 120)

Huhuu~ tepat sekali 😂😂😅😅😭😭

****** GIVEAWAY TIME ******



Nah para unyureaders tersayang, terima kasih sudah membaca ulasan saya tentang Karung Nyawa. Kini saatnya saya mau bagi-bagi buku "misterius" persembahan Haditha dan Bukune. Siapa yang mauuu???

Caranya mudah kok:

1. Peserta berdomisili atau memiliki alamat pengiriman di Indonesia.

2. Follow akun-akun twitter @hahahaditha @bukune dan @KendengPanali. Jika tidak ada Twitter silakan bisa  like FB page Fiksi Klenik atau bisa juga follow IG @haditha_m @bukune dan @kendengpanali.

3. Jangan lupa share/repost info giveaway ini di akun twitter/IG kalian dengan memention ketiga akun di atas.

4. Follow blog ini bisa melalui email, G+ atau GFC (opsional saja bila dirasa blog ini berguna bagi kalian 😘)

5. Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar dengan menyertakan
Nama | akun twitter/IG | jawaban

Kalau kalian memiliki bakat istimewa untuk melihat makhluk halus seperti Tarom, apa yang akan kalian lakukan?

6. Giveaway dibuka mulai hari ini dan akan ditutup pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 23.59 WIB.

7. Jika masih ada pertanyaan, jangan segan untuk colek-colek akun saya. Good luck 😉

Kamis, 17 Mei 2018

[Resensi] Topi Hamdan - Auni Fa | Buah Kesabaran Hamdan

Judul buku: Topi Hamdan
Penulis: Auni Fa
Editor: Iswan Heriadjie
Desain sampul dan isi: Prasetyo
Penerbit: Metamind
Tahun terbit: November 2017
Tebal buku: 346 halaman
ISBN: 978-602-9251-40-1



BLURB

Inilah kisah tentang Hamdan, laki-laki sederhana yang berulang kali dihantam prahara.
Kehidupannya kacau ketika sang ibu meninggal. Mulai putus sekolah, sampai dipaksa bekerja untuk
menghidupi ayah serta adik tiri yang pendengki dan berkelakuan buruk. Menjelang dewasa, masalah tak
kunjung pergi dari hidupnya. Sebuah fitnah besar akhirnya menggiring Hamdan ke balik terali besi.
Ia jatuh, terpuruk, nyaris tak kuat menahan perih hidup. Namun, suatu ketika ia teringat akan
dongeng-dongeng ibunya. Dongeng yang diceritakan semasa ia kecil, ternyata menyimpan
kebijaksanaan dan kekuatan dalam setiap kisahnya. Dongeng itu mampu membangkitkan lagi keteguhan
hati Hamdan yang hampir tenggelam.
Di sini, akan Anda temukan bentuk cinta kasih ibu dan caranya memberi pelajaran hidup kepada
sang anak melalui dongeng-dongeng yang menakjubkan. Genggam buku ini dan temukan hikmah yang
tersembunyi dari setiap lembarannya. 

RESENSI

Topi Hamdan adalah sebuah kisah kesabaran yang paling bikin saya ngelus dada berulang-ulang. Bisa dibilang Auni Fa cukup 'kejam' dalam merangkai kisah hidup Hamdan. Kejadian-kejadian yang menguji Hamdan sungguhlah sangat luar biasa, membuat saya lumayan gregetan karena Hamdan tak benar-benar berusaha melawan. Saya juga sempat bertanya-tanya bagaimana mungkin tak ada kebaikan sekecil pun dari orang-orang di sekitarnya.

Sumber kebahagiaan dan kekuatan Hamdan adalah dongeng-dongeng yang pernah diceritakan almarhumah ibunya. Itulah yang mampu membuat Hamdan bertahan dan bersabar menjalani prahara kehidupannya. Dongeng-dongeng yang diceritakan dalam buku ini memang sangat menarik, dan memberikan hikmah yang bijak. Sayang Hamdan terkesan sangat pasrah di usia mudanya.
Sungguh berat membayangkan kesendirian dan kesepian yang harus dialaminya. Hingga secercah kebaikan itu muncul. Walau sedikit tapi ada. Meski tetap saja jalan yang harus dihadapi Hamdan masih berliku. Padahal usianya telah menginjak angka 70-an, tapi buah kesabaran Hamdan belum kunjung tiba.

Ini adalah kisah yang hampir menguras kesabaran saya, hampir membuat saya frustasi karena sedikitnya kebaikan dan belas kasih dari orang lain. Namun itulah yang membuat Hamdan menghargai persahabatannya dengan Amir dan Paino. Setelah diterjang beragam prahara, pertemuannya dengan sesama orang tua dan Melisa bagai oase.
Cukup menarik juga melihat Hamdan yang telah bertahun-tahun pasrah dan sabar, ternyata bisa melakukan tindakan (walau tetap kurang bijak) demi Melisa.

Walau ada beberapa lubang dalam konstruksi ceritanya, namun alur kisahnya cukup menarik diikuti. Hanya saja untuk dialog masih terasa kurang hidup, belum terlalu menyatu dengan sosok Hamdan. Penokohannya lumayan berkarakter. Hamdan jelas-jelas lugu dan pasrah, mudah dibodohi dan penakut. Kedua sahabat barunya juga kurang lebih apatis terhadap hidup. Melisa lumayan memberi warna bagi kisah ini walau akhirnya menjadi labil.

Pada akhirnya saya menganggap kisah ini adalah kisah yang mengajarkan kita untuk bersabar. Namun sabar pasti ada batasnya, dan kita harus mengambil tindakan. Kalau kita tetap pasrah pada keadaan, tanpa melawan atau membuktikan jika kita benar... mungkin kita akan berakhir seperti Hamdan. Masih untung Hamdan menemukan kebahagian (saya bicara tentang persahabatan dan kehangatan cinta—dan bukan tentang harta) walau sebentar.

Rabu, 09 Mei 2018

[Resensi] Flipped - Wendelin van Draanen | Jungkir Balik di Sudut yang Tepat

Judul buku: Flipped
Penulis: Wendelin van Draanen
Penerjemah: Sylvia L'Namira
Penyunting naskah: Rahmadiyanti & Richanadia
Desain sampul: Windu Tampan
Penerbit: Orange Book
Tahun terbit: Agustus 2011
Tebal buku: 272 halaman
ISBN: 978-602-8851-80-0



BLURB

Juli: Pertama kali bertemu Bryce Loski, aku jungkir balik. Sungguh, seperti orang gila. Pasti karena matanya. Ada sesuatu di matanya. 

Bryce: Apa ya cara yang tepat mengusir Juli? Bagaimana cara terbaik mengatakan padanya, “Juli, kamu tuh bukan tipeku?” 

***

Juli Baker sangat yakin akan tiga hal: keajaiban pohon—terutama pohon sikamor kesayangannya, kebaikan telur ayam, dan suatu saat ia dapat mencuri hati Bryce Loski. Sayangnya, Bryce tidak memiliki perasaan yang sama. Baginya, Juli adalah gadis yang aneh. Kalau bukan aneh, gadis macam apakah yang sangat gemar memelihara ayam dan duduk berlama-lama di atas pohon? 

Namun, keadaan terbalik saat mereka menapak remaja. Bryce mulai melihat keanehan dan kebanggaan Juli terhadap keluarganya sebagai hal yang hebat. Sebaliknya, Juli berpikir mata Bryce yang dikaguminya itu kosong dan tak berarti apapun lagi. 

Flipped bukan sekadar kisah cinta yang manis, tapi juga kisah tentang memandang orang dari sisi siapa mereka sesungguhnya, bukan dari sisi bagaimana penampilan mereka.


RESENSI

Kapan kamu merasa jungkir balik saat melihat seseorang? Sesaat setelah bertemu? Ataukah lama setelahnya saat kau akhirnya menemukan sudut yang tepat?
Bagaimana jika dua orang merasakan jungkir balik terhadap satu sama lain, tapi di waktu yang tak sama?
Coba carilah jawabannya dalam Flipped :)

Flipped merupakan novel karya Wendelin Van Draanen yang ditulis pada tahun 2001. Maka keseluruhan settingnya hampir bisa dipastikan berkisar pada tahun 90-an. Ini terlihat dari suasana, latar sosial serta interaksi yang masih menggunakan alat komunikasi lama yang menjadi ciri periode masa itu. Tentu saja bagi saya, ini membuat Flipped terasa begitu dekat dan membuat saya sedikit bernostalgia.

Flipped menyajikan kisah cinta yang polos dan sederhana khas cinta monyet remaja. Kisah ini berawal dari kepindahan keluarga Bryce Loski ke depan rumah Julianna Baker, ketika kedua anak itu hendak masuk kelas 2 SD. Di pertemuan pertama mereka, begitu menatap Bryce, Juli merasa jungkir balik, dan menganggap Bryce pun merasakan hal yang sama. Padahal di sisi lain, Bryce menganggap Juli terlalu sok dan menbuatnya ketakutan.
Begitulah selama bertahun-tahun, Juli memuja Bryce, dan Bryce mati-matian menghindar. Namun perasaan tak ada yg abadi, rasa suka, rasa benci, semua akan berubah. Entah berganti, berkurang, atau bertambah. Itulah yang mereka rasakan beberapa tahun kemudian.

Banyak hal menggugah yang saya temukan dalam novel yang jalan ceritanya tampak sederhana ini. Betapa seringnya kita memandang dan mengagumi sesuatu hanya dari tampak kulitnya saja. Pun sebaliknya, betapa mudahnya kita menghakimi sesuatu hanya dalam sekali pandang. Dua keluarga, dengan rumah saling berhadapan, bertahun-tahun hanya menatap sisi luarnya, berasumsi sendiri-sendiri. Namun ketika mereka mulai saling mengenal, saling melongok ke dalam kehidupan masing-masing, terlihat jelas mana yang busuk dan mana yang segar, mana yang dingin dan mana yang hangat. Siapa yang sebenarnya paling menyedihkan.

"Beberapa orang mengeluarkan aura datar, beberapa terlihat seperti satin, dan yang lainnya terlihat berkilau... Tapi kadang-kadang kita bertemu seseorang dengan aura warna-warni, dan yang itu sulit dilupakan karena nggak ada bandingannya." (Hal. 114)

Bicara soal adegan favorit, ada banyaaaak sekali adegan yang saya suka. Salah satunya adalah saat Juli berusaha mempertahankan pohon sikamor. Kemudian momen ketika Bryce menjadi cowok pembawa keranjang dan jadi bahan lelang (omong-omong, saya sudah nonton filmnya setelah membaca buku ini, dan adegan ini sering saya ulang-ulang saking sukanya 😂). Lalu tentu saja, yang membuat saya terharu adalah ketika kedua kakak lelaki Juli membuktikan bahwa anggapan ayah Bryce salah besar. Mereka membalikkan keadaan dengan sempurna.

Seperti yang saya bilang di atas, novel ini bukan saja bercerita tentang cinta kanak-kanak yang polos, tapi juga makna keluarga. Keluarga yang seutuhnya, yang sebenar-benarnya, yang menerima apa adanya dan bukan yang menuntut kesempurnaan demi terlihat baik dari luar.

Jika kamu suka dengan kisah cinta yang sederhana dan jalinan kisah keluarga yang mengharukan, saya rekomendasikan buku ini untuk kalian. Oh dan jangan lupa, filmnya pun luaaarr biasaa.

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon