Kamis, 13 September 2018

[Resensi] Sayap Besi vol. 1 - Anggaditya Putra & Ikhromi Oktafiandi | E for Erlan

Judul buku: Sayap Besi vol. 1
Penulis: Anggaditya Putra & Ikhromi Oktafiandi
Penyunting: Juliagar R. N.
Desainer cover: Budi Setiawan
Ilustrator: Kresnha Adhitya Zulkarnaen
Penerbit: Mediakita
Tahun terbit: 2017
Tebal buku: 154 halaman
ISBN: 978-979-794-538-1



BLURB

"Lo tahu ada berapa belokan dari sekolah kita sampe saat ini?" tanya Erlan sambil menatap langit-langit bus. Mansa agak terkejut dengan pertanyaan Erlan yang agak di luar konteks. Mansa pun mengubah posisi duduknya.
"Well, jawabannya adalah dua. Belokan ke kiri dan ke kanan." Mansa mengambil kacamata yang disimpannya di saku depan baju. Rasa kantuk yang tadi dirasakannya sudah menghilang.
"Kurang tepat."
"Lha, ya terus apa?"
"Bukan apa, tapi berapa, Mansa." Erlan menatap Mansa serius.
"Lima puluh tujuh belokan sudah kita lalui. Tiga puluh tiga belokan ke kanan, dan dua puluh empat belokan ke kiri."
"Ahaha, gila lo, Lan." Mansa mencoba tertawa, menganggap itu adalah upaya Erlan untuk melucu. Namun, ternyata wajah Erlan tetap datar. "Eh, serius?" Raut wajah Mansa segera berubah. Ia membuka laptopnya. "Duh, sayang kita di daerah yang gak ada sinyal. Gue harus itung manual dari digital map yang ada."
"Iya, coba aja, tapi kalo sekarang udah 58, Man," ujar Erlan.
-------------------------------------------------------
Dalam perjalanan karyawisata, Erlan, si anak baru di sekolah Bibit Bangsa, bertemu dengan Mansa, si jago komputer. Pertemuan itu sekaligus memulai jalinan persahabatan antara Erlan, Mansa, Cinta, dan Clara. Bersama-sama, mereka bekerja sama memecahkan misteri di sekitar mereka, sekaligus juga saling menyembuhkan satu sama lain.

Buku volume pertama dari sebuah webseries yang bercerita tentang misteri dan persahabatan, dengan tambahan cerita bonus yang belum pernah dipublikasikan.


RESENSI

"Bukan, Man. Itu yang otak gue lakukan secara otomatis. Lapar akan informasi. Memprosesnya adalah kenikmatan buatnya. Ya, buat gue juga." - Erlan (hlm. 23)

Bagaimana rasanya kalau kita punya detektif SMA yang gak kalah hebat dari Shinichi Kudo? Seorang remaja yang bukan hanya ahli menganalisa, tapi juga mampu merekam jejak informasi ke dalam otaknya dengan begitu mendetail. Yap itulah Erlangga Quantum Putra, alias Erlan, sang tokoh yang ahli memecahkan misteri dalam novel Sayap Besi.

Novel tipis berjumlah 154 halaman ini terbagi dalam tiga kasus besar, setelah sebelumnya dibuka dengan "pemanasan" kecil berupa analisa Erlan di hadapan guru dan teman sekelasnya tentang peluang. Sebuah awal yang cukup rapi sebagai pembuka jalan bagi Erlan untuk bisa bertemu teman-teman setimnya; Mansa dan Cinta.
Kasus pertama yang harus dihadapi Erlan, Mansa dan Cinta sungguh sangat mendebarkan untuk dibaca. Sebuah perjalanan karyawisata yang berujung maut. Bus yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan hingga terbalik 90° dan terkubur tanah bercampur lumpur yang longsor akibat derasnya hujan. Di sinilah ketrampilan dan kecepatan berpikir Erlan diuji. Ia berlomba dengan waktu untuk bisa menyelamatkan seluruh penumpang, atau mereka akan mati kehabisan udara.

Kasus yang kedua adalah menghilangnya kucing kesayangan kepala sekolah. Kasus yang awalnya seolah sepele tapi membawa mereka pada kejahatan besar yang sedang menunggu mereka. Pada kasus ini muncullah Clara yang akhirnya ikut bergabung dengan Erlan, Mansa, dan Cinta untuk memecahkan misteri dan kemudian membentuk sebuah klub ekskul.
Sayangnya ruangan yang disediakan untuk klub mereka adalah ruangan lama tak terpakai yang berhantu. Lagi-lagi, keempat siswa-siswi dengan kemampuan luar biasa ini kembali diuji untuk menyingkap misteri yang mencengangkan.

Sebagai sebuah novel misteri-detektif, Sayap Besi volume 1 ini dikemas dengan apik. Penokohannya kuat dan konstan. Walau terus terang saya tetap saja berpikir bahwa Erlan mirip dengan Shinichi dari segi kemampuan analisanya, Mansa mirip dengan Profesor Agassa yang pintar mengutak-atik komputer, Cinta mirip dengan Ran yang ahli beladiri dan kekuatannya luarrrrr biasa, sementara Clara yang sinis itu mirip dengan Haibara. Ya walau tentu saja di dalam novel ini Erlan lebih hebat karena mampu mempraktekkan tindakan darurat hanya karena pernah menontonnya di acara Gray's Anatomi!!! Saya sempat merasa speechless saat membacanya.
Selain Erlan, ada Mansa yang juga menjadi tokoh dengan kemampuan luar biasa karena mampu membobol web manapun. Ia yang bertugas untuk mencari data bahkan dari situs yang paling sulit dibobol sekalipun. Cool hacker. Ada pula Cinta yang mampu menguasai beberapa seni beladiri dan memiliki kekuatan dasyhat. Beberapa kali tekniknya berhasil menyelamatkan teman-temannya. Clara menjadi tokoh yang teoritis dan pemberani walau terkadang sinis. Tentunya perbedaan karakter mereka berempat ini menjadi bumbu yang manis dan terkadang menghibur dalam persahabatan mereka.

Selain kekuatan tokohnya novel ini juga cukup rapi dan enak dibaca. Timeline-nya jelas, settingnya cukup mendetail. Informasinya nggak berlebihan. Narasi, deskripsi dan dialog disajikan dengan seimbang. Percakapan antar tokohnya luwes dan nyambung, kecuali untuk bagian Bu Anjali yang terasa sedikit maksa untuk terlihat sebagai guru badass.  

Kini saya tiba di bagian terbaik. Penutup yang manis. Sebuah kilas peristiwa dimana Erlan mengenang kembali kejadian sebelum ia dipindahkan ke sekolah Bibit Bangsa. Anak yang istimewa yang sering dianggap sebagai sumber masalah, yang tak bisa diterima di manapun, akhirnya dipertemukan dengan kawan-kawan yang istimewa juga. Satu momen yang menurut saya manis dan membuat saya ingin melanjutkan petualangan mereka berempat di Sayap Besi vol 2.

Overall, Sayap Besi adalah sebuah novel remaja yang kental dengan misteri yang seru dan persahabatan yang manis. Saya sangat merekomendasikan novel ini buat kalian para pencinta kisah misteri-detektif. 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon