Judul buku : Stranger in My Arms
Sub judul : Dalam Pelukan Pria Asing
Penulis : Lisa Kleypas
Penerbit Indonesia : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : Februari 2014
Alih bahasa : Anggraini Novitasari
Tebal : 432 halaman
Periode baca : 16-20 Januari 2015
BLURB
"Lady Hawksworth, suami Anda masih hidup."
Dengan diterimanya kabar tersebut, dunia Lara pun jungkir balik. Pernikahannya dengan Hunter Hawksworth yang tidak bahagia berakhir ketika pria itu dikabarkan hilang di laut. Lalu muncullah pria yang memang tampak seperti Hunter, dan mengungkapkan rahasia yang hanya diketahui pria itu.
Namun Lara menyadari ada sesuatu yang berbeda pada pria itu. Hunter yang ia kenal dingin dan tidak tertarik padanya, sementara Hunter yang baru lebih hangat, bahkan bersumpah ingin memulai segalanya dari awal lagi bersama Lara. Ia pun tercabik antara keengganan untuk kembali terkungkung dalam pernikahan dan keinginan untuk menerima sosok Hunter yang baru.
RESENSI
Cerita Stranger in My Arms diawali dengan Lara, seorang janda, yang mendapat kabar bahwa suaminya yang selama ini dianggap telah meninggal karena kecelakaan kapal, masih hidup dan kembali ke London. Suami yang telah mengabaikannya, mengkhianatinya dan tidak mencintainya.
Lara merasa tidak antusias akan kepulangan suaminya karena mengira ia akan kembali menjalani kehidupan sebagai Lady Hawksworth seperti sebelum suaminya berangkat ke India. Terkekang, kesepian dan menyedihkan. Padahal, sejak suaminya dinyatakan meninggal, Lara menikmati kehidupannya yang ia abdikan bagi panti asuhan dan orang-orang yang membutuhkan dirinya.
Namun, pria yang kembali dari kematian itu begitu membingungkan. Secara fisik dan pembawaan ia begitu mirip suami Lara dulu, tapi Hunter Hawksworth seolah memiliki kepribadian baru. Hunter yang ini begitu penuh kasih pada Lara, sering menggoda dan merayunya. Dan Lara mendapati Hunter yang baru sanggup membuatnya terbakar gairah, tidak seperti Hunter di masa lalu.
Hingga sedikit demi sedikit misteri mulai terungkap, dan Lara harus mengambil keputusan. Bukan hanya demi kebahagiaannya sendiri, tapi juga demi adiknya, putra angkatnya dan ibu mertuanya.
Hunter adalah tipe hero favorit saya. Penggoda, penuh kewaspadaan, cerdas dan gentleman. Meskipun tindakan gentle-nya tentu saja dilandasi demi kepentingan Lara.
Hal yang menarik dari novel ini adalah budaya India yang disinggung oleh Hunter. Saya sampai browsing tentang tradisi sati saking penasarannya. Dan mendapati bahwa pemerintah Inggris-lah yang melarang tradisi itu dilanjutkan di India.
Lara menurut saya adalah tokoh yang too good to be true, karena selalu memikirkan orang-orang yang kesulitan di sekitarnya dan tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Sayangnya dia terlalu ragu-ragu hingga membuat gemas.
Setengah kisah saya hampir bosan karena Lara yang malu-malu tapi mau, menarik ulur antara trauma pengalaman berhubungan badan dengan suaminya dulu tapi juga merasakan gairah meletup yang disulut suaminya yang sekarang.
Dan sebenarnya bagian yang saya tunggu-tunggu adalah pertemuan si pria asing dengan ibu Hunter. Saya menanti dialog apa yang akan terjadi di antara mereka berdua, tapi sayangnya itu tidak ada. Mereka sudah bertemu dan berbicara, titik.
Saya juga mendapati beberapa kesalahan penulisan. Contohnya kata "memejamkan matakan mata" tercetak berulang-ulang.
Kemudian saat Hunter membawa Rachel, adik Lara, yang mengalami pendarahan:
"Tidak kau bukan dia," terdengar jawaban lirih tapi pasti... dan jemari kurus Lara menyentuh pipi Hunter seolah memberkatinya dengan lembut. (Hal 310)
Seharusnya yang bicara bukan Lara tapi Rachel.
Juga ketika persidangan Hunter, Lord Sunbury berkata:
"Baik kalau begitu," salak Sunbury, menatap tajam Lara. "Saya harap Anda akan memberikan penjelasan lebih lanjut kepada kami, Lady Hawksworth. Anda mengaku wanita ini suami Anda, tapi dia berkeras dia bukan Lord Hawksworth. Siapa dari kalian yang benar?" (Hal 400)
Seharusnya bukan 'wanita ini suami Anda', tapi pria ini.
Cukup membuat dahi mengerenyit :)
Tapi overall saya suka novel ini karena kejutan-kejutannya yang membuat tercengang dan informasi-informasi baru yang saya dapatkan di dalamnya. 3 bintang untuk Stranger in My Arms.
Tebar-tebar QUOTE
"Biar saya bantu Anda ke kastel," dorong Naomi, memegang lengan Lara. "Anda kelihatan pucat dan tak seperti biasa, dan itu wajar. Tak setiap hari suami yang sudah meninggal kembali pada istrinya." (Hal 31)
"Semboyanku, sebaiknya kau tidak memutuskan tidak menyukai sesuatu sebelum mencobanya." (Hal 73)
"Selama ini aku memang pengelana," sahut Hunter. "Sampai aku pulang padamu." (Hal 101)
"Asal-usul Johnny, atau silsilahnya yang tidak jelas, bukan salahnya. Dia anak yang tak berdosa. Jika dibesarkan di rumah yang baik, dia akan sangat berbeda dengan ayahnya." (Hal 160)
"Aku sudah di neraka," ucap Hunter. "Aku hanya ingin cuti semalam." (Hal 222)
"Kurasa lebih mudah melihat apa yang perlu diperbaiki dari kehidupan orang lain daripada mencermati kehidupanku sendiri." (Hal 334)
"Aku bersedia menjadi siapa pun, apa pun untukmu. Aku bersedia berbohong, mencuri, memohon, membunuh untukmu. Aku tidak menyesal atas apa yang kulakukan selama beberapa bulan terakhir. Kehidupanku pasti tak ada artinya tanpa itu." (Hal 384)
"Aku tidak pernah memahami mengapa kejujuran selalu dianggap sikap yang bernilai paling tinggi. Banyak hal yang lebih penting daripada kejujuran." (Hal 388)
Senin, 09 Februari 2015
Resensi Stranger in My Arms-Lisa Kleypas
Diposting oleh
Kendengpanali.blogspot.com
di
11.44
Categories
Gramedia Pustaka Utama,
hisrom,
historical romance,
Lisa Kleypas,
resensi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar