Selasa, 09 Agustus 2016

[Resensi] Pilihan Giselle - Penny Jordan

Judul buku: Pilihan Giselle
Judul asli: Giselle Choice
Penulis: Penny Jordan
Alih bahasa: Lucia Aryani
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: Januari 2014
Tebal buku: 216 halaman
ISBN: 978-602-03-0116-7



BLURB

Saul Parenti selalu bersyukur dirinya tak perlu menjadi penerus takhta kerajaan Arezzio. Ia bisa memusatkan perhatiannya pada bisnis dan istri tercintanya, Giselle.

Tetapi ketika Aldo sepupunya terbunuh, Saul harus menggantikannya memimpin kerajaan Arezzio. Saul dan Giselle kini harus menjalani hidup menurut protokol kerajaan. Namun, trauma masa lalu Giselle yang selama ini dipendamnya mulai mengusik; ia tak pernah ingin menjadi ibu—dan masalah pun muncul dalam rumah tangganya. Karena tugasnya sebagai pendamping raja adalah memberikan pewaris takhta... 


RESENSI

This is it. Saya membaca juga novel karya penulis favorit saya. Bagi yang mengikuti blog Nurina Mengeja Kata pasti tahu kalau Penny Jordan adalah penulis favorit saya. Meski nggak semua karyanya saya sukai, saya tetap menobatkan dia sebagai penulis favorit.
Dan novel Giselle Choice ini bukanlah tipe novel Penny Jordan yang biasanya saya sukai. Saya lebih suka kalau Penny Jordan menulis tentang kisah balas dendam atau kisah love-hate antara hero dan heroinenya.

Dari awal cerita saya sudah disuguhi adegan panas antara Saul dan Giselle. Pancingan yang pastinya diharap mampu menarik perhatian pembaca. Tapi bukan adegan favorit saya, sebenarnya. Saya bukan tipe pembaca yang suka dengan adegan percintaan di awal kisah. Terutama jika sudah sama-sama suka. Hahaha..
Dan yang membuat frustasi adalah informasi masa lalu yang ditahan dan diberikan secuil demi secuil. Sepertinya Penny Jordan berniat memberi kesan misterius, agar pembaca tertarik menyimak apa sebenarnya rahasia yang disembunyikan Giselle dan seperti apa sebenarnya trauma masa lalu mereka. Tapi bagi saya itu nyebelin banget. Bukannya bikin penasaran tapi malah bikin bingung. Hufff... Saya jadi bertanya-tanya apa saya yang gagal paham atau memang benang merahnya sulit dihubungkan. Padahal cara bertutur Penny Jordan sangat enak dan dialognya mengalir.

Sebagai hero, Saul bukanlah hero favorit saya. Ada beberapa karakter pria dalam karya Penny Jordan yang lebih saya sukai. Seperti Kyril Andronov dalam The Most Coveted Prize, misalnya. Saya lebih suka si pengusaha berdarah dingin dan penuh dendam ini daripada Saul yang hangat dan penuh cinta pada Giselle. Tapi Saul juga keren kok. Dia penuh tanggung jawab, dan berusaha membahagiakan semua orang. Ia ingin semua orang mendapatkan yang terbaik. Ya Giselle, ya rakyatnya. Aaah siapa yang nggak meleleh sama pria suamiable macam Saul begini.
Sementara untuk Giselle, dia juga bukan karakter kesukaan saya. Sebel saya malahan. Giselle terlalu takut dan bagi saya malah terkesan nggak percaya pada Saul dan hubungan pernikahan mereka. Sebagai istri saya biasa menceritakan secara gamblang apa yang saya rasakan pada suami. Apa ketakutan, kecemasan, dan kebahagiaan saya. Karena saya percaya padanya. Karena saya tahu dia mencintai kegelisahan dan harapan saya. *oh oke ini kenapa saya malah curhat* *dikeplak pembaca*
Yah intinya saya merasa Giselle ini masih nggak percayaan. Padahal chemistry antara dia dan Saul asyik banget.

Konfliknya memang bikin saya sebal. Bukan konflik yang penuh intrik dan kelicikan seperti yang biasa saya suka. Tapi yang selalu suka dari Penny Jordan adalah penyelesaian konfliknya. Penny Jordan selalu bisa membuat saya mewek dengan dialognya yang mengena dan begitu dalam serta adegan yang jelas-jelas bikin meleleh.

Overall, meski saya nggak suka ide ceritanya, tapi Giselle Choice tetaplah enak untuk dibaca. Ringan, menghibur dan memberi pemahaman bahwa hubungan harus berlandas kepercayaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon