Kamis, 06 Oktober 2016

[Resensi] The Girl on Paper - Guillaume Musso

Judul buku: The Girl on Paper
Judul asli: La Fille de Papier
Penulis: Guillaume Musso
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Selsa Chintya
Proofreader: Titish A.K
Design cover: Chyntia Yanetha
Penerbit: Penerbit Spring
Tahun terbit: September 2016
Tebal buku: 448 halaman
ISBN: 978-602-74322-4-6



BLURB

Gadis itu terjatuh dari buku.

Hanya beberapa bulan yang lalu, Tom Boyd adalah seorang penulis miliarder yang tinggal di Los Angeles dan jatuh cinta pada seorang pianis ternama bernama Aurore. Namun, setelah putusnya hubungan mereka yang terekspos secara publik, Tom menutup dirinya, menderita writer's block parah, dan tenggelam dalam alkohol dan obat terlarang.

Suatu malam, seorang gadis asing yang cantik muncul di teras rumah Tom. Dia mengaku sebagai Billie, karakter dalam novelnya, yang terjatuh ke dunia nyata karena kesalahan cetak dalam buku terakhir Tom.

Meskipun cerita itu gila, Tom harus percaya bahwa gadis itu benar-benar Billie. Akhirnya mereka membuat perjanjian. Jika Tom mau menulis novel agar Billie bisa kembali ke dunianya, Billie akan membantu Tom untuk mendapatkan Aurore kembali.

Tidak ada ruginya, kan? Iya, kan?


RESENSI

"Aku terjatuh."
"Terjatuh dari mana?"
"Terjatuh dari sebuah buku. Terjatuh dari bukumu, tepatnya! Aku terjatuh dari sebuah baris, di tengah kalimat yang belum selesai." (hlm. 69)


Karena kesalahan cetak, sebanyak seribu eksemplar novel Tom Boyd terhenti di halaman 266, tepat di sebuah kalimat '"Kumohon!" seru gadis itu jatuh', selebihnya hanyalah halaman kosong hingga ke akhir novel. Namun menurut Milo, sahabat Tom, itu bukanlah kabar terburuk. Kabar paling buruknya adalah Tom, si penulis miliarder itu telah bangkrut. Karena Milo telah memasukkan hampir semua uang mereka ke dalam dana manajemen yang tersandung kasus Madoff.
Patah hati, tergantung pada obat-obat antidepresan, mengalami writer block, dan kini bangkrut. Hidup Tom sudah benar-benar hancur. Ditambah lagi tiba-tiba ada seorang gadis telanjang berada di dalam rumahnya dan mengaku sebagai salah satu tokoh fiksi dari buku Tom.
Meski mustahil namun gadis itu benar-benar tampak seperti Billie. Bertingkah laku seperti Billie. Dan tahu segala detail kehidupan Billie yang tak pernah Tom ungkap kepada siapa pun. Mau tak mau Tom percaya.
Mereka membuat perjanjian bahwa Billie akan membantu mengembalikan cinta Aurore dan Tom harus meneruskan karyanya yang mandeg agar Billie bisa kembali.
Tapi mereka dikejar waktu. Karena Aurore sedang berlibur dengan kekasih terbarunya, Tom harus tiba di sana sebelum pria lain melamar Aurore dan Billie harus kembali ke dunia fiksi sebelum buku-buku yang cacat cetak dimusnahkan.
Berhasilkah misi mereka? Ataukah sesuatu yang tak terduga akan terjadi?

----------------

Seingat saya, penulis-penulis Prancis memang selalu luar biasa dalam menyajikan sebuah cerita. Mereka penuh imaji dan pandai memainkan emosi pembaca. Maka saya nggak ragu untuk membaca The Girl on Paper karya Guillaume Musso ini, apalagi karena saya juga percaya Penerbit Spring selalu menerbitkan novel-novel yang memukau dan memuaskan.

Premis The Girl on Paper benar-benar menarik dan membuat saya penasaran. Ide sang penulis untuk membaurkan dunia fiksi dan dunia nyata sungguh membuat saya nggak bisa menolak untuk melalap habis novel yang lumayan tebal ini. Prolognya disusun dengan unik, yaitu berupa potongan-potongan berita tentang Tom Boyd dan Aurore Valancourt. Dimulai dari artikel kegemilangan karir mereka, hubungan asmara mereka, skandal putusnya hubungan mereka dan bagaimana terpuruknya Tom setelah ia dicampakkan. Seolah saya sedang membaca file yang berisi kliping sebuah kasus.

Novel ini dituturkan menggunakan dua macam sudut pandang. Yang pertama adalah sudut pandang orang ketiga, yang digunakan oleh Guillaume Muso saat hendak bercerita dari sudut pandang Milo, Carole dan beberapa karakter lainnya. Dan yang kedua adalah sudut pandang orang pertama, saat penulis bercerita dari sudut pandang Tom. Dual POV yang berimbang, nggak bikin bingung dan justru terasa unik. Plotnya sangat rapi dan temponya terjaga, nggak terlalu cepat dan juga nggak terlalu lambat. Alurnya maju dengan sesekali mundur ketika Tom, Milo dan Carole mengenang masa lalu mereka.

Perjalanan Tom dan Billie sungguh seru untuk diikuti. Dari satu tempat ke tempat yang lain, digempur cuaca yang sedikit ekstrim, dialog-dialog yang saling mereka lemparkan begitu cair dan menunjukkan chemistry yang asyik.
Bagian yang saya suka adalah ketika Milo dan Carole memburu satu buku karya Tom yang salah cetak. Satu-satunya buku cacat yang tersisa yang menurut mereka menjadi jalan untuk mengembalikan Billie ke dunia fiksi. Petualangan satu buku itu yang dioper dari satu orang ke orang lainnya, melintasi negara dan benua malah terasa menarik. Ada banyak kisah pendek yang ikut menghiasi keseluruhan novel ini. Kisah-kisah yang juga sama menyentuhnya.
Sebagai novel yang mengambil banyak lokasi setting, The Girl on Paper begitu mendetail dalam deskripsi settingnya. Suasana dan nuansanya begitu mudah dicerna, membuat saya seolah hadir di sana pula.

Ada banyak nama-nama bintang layar kaca dan penulis-penulis terkenal yang tersebar di dalam novel ini. Trivia-trivia informatif yang diselipkan dengan luwes dan cermat. Menjalin keterikatan dengan saya sebagai pembaca yang memang akrab dengan nama-nama tersebut.

"Kalau kau tidak sungguh-sungguh berjuang melawan dirimu sendiri, kau tahu apa yang akan terjadi? Kau akan terus menelan lebih banyak obat penenang dan mengisap lebih banyak sabu-sabu. Setiap kali begitu, kau akan tenggelam sedikit lebih dalam, membenci dan muak pada dirimu sendiri. Dan setelah kau tidak punya uang lagi, kau akan berakhir di jalanan, tempat suatu pagi seseorang akan menemukan mayatmu, dengan jarum suntik masih terbenam di lenganmu." (hlm. 125)

Kesemua karakter dalam novel ini terasa kuat. Mulai dari Tom, Milo dan Carole. Rasa depresi Tom walau bikin gemas tapi sungguh meremukkan hati. Carole yang tenang di luar tapi terlihat rapuh saat hanya berdua dengan Tom, dia yang paling misterius bagi saya. Billie yang cerewet dan selalu bisa meng-KO Tom dengan kata-katanya yang pedas dan mengena. Karakter Milo juga konsisten, konsisten pengen nyekek. Hahaha..
Namun yang membuat saya bertanya-tanya adalah karakter Lilly. Setelah twist ending yang mengejutkan, saya justru jadi bertanya-tanya tentang sosoknya. Tentang seperti apa dia yang sebenarnya.

Secara keseluruhan, The Girl on Paper benar-benar kisah yang komplet. Ada keputusasaan yang berubah menjadi harapan, ada keegoisan yang harusnya bisa disingkirkan, ada persahabatan yang telah melewati bermacam ujian dan bertahan, ada kekuatan dan tekad. Setelah 446 halaman saya menutup novel ini dengan rasa puas, menikmati petualangan yang nggak pernah bisa saya bayangkan, dengan kualitas penerjemahan yang oke pula.

Nah... Setelah membaca review saya untuk Girl on Paper, ada juga artikel wawancara saya dengan Penerbit Spring serta GIVEAWAY satu eksemplar novel The Girl on Paper yaa. Ayoo ikutan 😉


34 komentar:

Unknown mengatakan...

Saya belum pernah baca novel terjemahan dari Perancis. Tapi membaca review ini membuat saya penasaran akan cerita yg terjalin antara para tokohnya. Bagaimana bisa Billie keluar dari buku,sebenernya absurd ya kalo dipikir-pikir. Tapi itulah serunya novel fiksi.
Ngga bisa ngebayangin kenapa Tom bisa sampai terpuruk separah itu,cuma karna cinta gitu???
Milo itu karakternya antagonis ngga sih??
Asli bikin penasaran pengen baca ini novel.👌

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Ahahaha maaf lupa disebutkan ya, kalau Milo ini sahabat Tom dan Carole, dan sekaligus merangkap sebagai agen Tom :) tapi dia tipe sahabat yang emang kadang bikin kita pengin nyekek XD

Terry Irawan 3 mengatakan...

Efek terlalu mabok nonton W-Two Worlds ketika baca review ini eh, ini adalah impian hampir semua Penulis–sekalipun cuma Penulis cuitan twitter–waktu nonton itu drama. Tokoh yang keluar dari buku. Wah, kelihatannya pencipta lagi-lagi kalah sama yang diciptakannya. Si Tom kena marah Billie mulu? Ini baru impas 🙌🙌🙌

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Awalnya aku juga jadi keinget sama W 😂 yap Billie super bener deh dalam hal ngomong dan.... Makan 😁

Eni Lestari mengatakan...

komenku sama dengan komen di atas xDD gara2 nonton W, jadi langsung kepincut sama novel ini. pengin tau banget kayak gimana aksi tokoh yang keluar dari novel xDD

Ten Akatsuki mengatakan...

pas aku baca review ini, nggak bisa bayangin kalau jadi Tom yang patah hati, tergantung pada obat-obat antidepresan, mengalami writer block, dan bangkrut dalam waktu bersamaan. ^^'a
aku kalo pas baca buku gitu, aku suka berharap tokoh yang aku suka keluar dari buku dan ngajak aku masuk ke cerita. dan aku selalu punya tokoh favorit di setiap buku.. >w<

Humaira mengatakan...

Emang setiap baca buku pasti deh ngayalin 'gimana kalo tokohnya ada di kehidupan nyata'. Tapi kalo kyk cerita di atas, ga kebayang juga tiap tokoh yang ditulis jadi berwujud dan ada dihadapan, penulisnya bisa-bisa pingsan. Kalo 1 buku 1 tokoh yang nongol, terus kalo udah bikin berpuluh-puluh buku, penghuni rumah makin banyak :D.

Tapi penulisnya kereeen, idenya langka dan ga ada yang punya :)
Jadi pengen tau karya-karya penulis yang lainnya.

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Aksinya.. seruuu dan bikin pengen ngomel. Kadang ngerasa Billie ini mau ngebantu apa mau bikin sial wkwkk~

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Iya segitu banget patah hatinya. Tapi Billie jadi istimewa karena berhasil menarik Tom dari keterpurukannya. Aah~ andai Billie juga jatuh di dunia nyata kita >.<

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Kkk~ untung cuma Billie yang jatuh. Iyaa jadi penasaran juga sama karya Guillaume Musso yang lain :))

Unknown mengatakan...

Kereeeen ka reviewnya kereeen. jadi pingin bacaa. Sungguh. Penasaran sama alurnya, perjuangan billie di dunia nyata dan dr novel mana billi itu ??
Novel prancis yaa, aku belum pernah bacaaa.
Covernya bikin gemeees. Penerbit spring tau ajaa aku suka cover buku yg gemes gemeees gitu. Jadi pingin punya

Unknown mengatakan...

Waaaah...aku ngiler!!!!
Unik banget ceritanyaaa

Kitty mengatakan...

Jujur sebagai salah satu lulusan Sastra Prancis dan sering dijejali buku-buku sastra Prancis, aku tau benar kalau penulis Prancis itu selalu berhasil membuat pembacanya terombang-ambing dengan kalimat-kalimat yang "dalam maknanya". Terus terang aku agak terkejut ketika tau bahwa Penerbit Spring memberanikan diri menerjemahkan salah satu karya penulis Prancis. Dan satu hal yang pasti: aku harus membaca karya yang satu ini. ;)

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Terima kasih :)
Iya covernya unyu ya, dan menurutku juga yang paling unyu dibanding cover TGOP terjemahan negara lain ^^

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Cerita dan gaya bertuturnya unik. Tapi yg bikin saya suka karena kekuatan & persahabatan yg solid yg ditularkan novel ini 😊

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Yap benar. Bukan jenis yang bikin baper atau semacamnya tapi menyentuh karena kedalaman rasanya :)

Unknown mengatakan...

wah wah kisah fantasi yg unik, dan belum pernah ku tahu dari penulis mana pun tema seperti sebelumnya. Dan ini penulis dari prancisd katanya, penasaran.deh gaya penulisan warga prancis itu seperti apa, enakkah kah buat di baca sama aku yg asli orang indonesia ini?

Hani Karts mengatakan...

waa ini novel yang lg hitz itu ^^ baca resensinya jadi semakin pengen, keren asli, anti mainstream!

keep moving! mengatakan...

konsepnya hampir sama kaya drakor "W" ya Mbak hehe, karakter fiksi muncul ke dunia nyata, pasti keren!

Erika Reieru mengatakan...

Memang jarang ya penerbit Indonesia menerbitkan novel-novel karangan penulis Eropa. Aku pernah hampir mau beli tulisan karya penulis Perancis yang tokohnya usut punya usut menginspirasi Sir Arthur Conan Doyle untuk menciptakan Sherlock Holmes.
Jadi makannya aku penasaran banget sama buku ini, pengen baca novel karangan dari Guillaume Musso. Super excited dan penasaran aja setelah baca review ini!! >_<

Erika Reieru mengatakan...

Memang jarang ya penerbit Indonesia menerbitkan novel-novel karangan penulis Eropa. Aku pernah hampir mau beli tulisan karya penulis Perancis yang tokohnya usut punya usut menginspirasi Sir Arthur Conan Doyle untuk menciptakan Sherlock Holmes.
Jadi makannya aku penasaran banget sama buku ini, pengen baca novel karangan dari Guillaume Musso. Super excited dan penasaran aja setelah baca review ini!! >_<

Unknown mengatakan...

What? Gadis itu hadir dalam keadaan telanjang? Astagaaaa! Padahal di buku kan dia pasti lagi pake baju. Hahahaha xD

Cerita ini mengingatkan saya dengan salah satu film barat yang punya tema sama: karakter cewek yang dituli oleh si author tiba-tiba hadir di dunia nyata. Hanya saja saya agak kaget karena cewek di sini datang dalam keadaan telanjang xD

Unknown mengatakan...

Kebetulan aku belum pernah baca novel terjemahan dari bahasa Perancis, umm, penasaran tingkat dewaaa

Rini Cipta Rahayu mengatakan...

Sejak baca sinopsisnya, udah langsung tertarik! Apalagi novel terjemahan dari Perancis. Selama ini belum pernah baca terbitan dari Eropa sih. Kayaknya penulis ini juga terkenal banget di negara asalnya ya mbak?
Gak bisa melepaskan bayang-bayang drama korea itu pas baca novel ini, serupa tapi tak sama. Yang jelas sih sama-sama menarik :)

Rini Cipta Rahayu mengatakan...

Sejak baca sinopsisnya, udah langsung tertarik! Apalagi novel terjemahan dari Perancis. Selama ini belum pernah baca terbitan dari Eropa sih. Kayaknya penulis ini juga terkenal banget di negara asalnya ya mbak?
Gak bisa melepaskan bayang-bayang drama korea itu pas baca novel ini, serupa tapi tak sama. Yang jelas sih sama-sama menarik :)

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Gaya ceritanya memang "beda" tapi penerjemahannya bagus jadi ya berasa seru ^^

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Sedikit antimainstream memang :))

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Nah iya. Tadinya di awal saya merasa begitu juga. Tapi ternyata... jeng jeng jeng... XD

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Waaa saya malah jadi penasaran sama penulis yg menginspirasi Conan Doyle 😱

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Ngg... Bajunya ketinggalan di dalam buku keknya >.<

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Semoga bisa segera baca bukunya yaa.. biar nggak penasaran lagi ^^

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Iyaa kebayangnya memang drakor itu ya :))

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Hai kak, aku mau tanya, di buku yg aku beli, akhirnya tulisannya kaya mengecil gitu hehe, terus akhirnya memang agak gantung gitu ya? Jadi akhirnya waktu lagi ngobrolin ttg makanan laut gitu, makasih kak:))

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon