Minggu, 13 Maret 2016

[Blogtour: Review + Giveaway] Remember Amsterdam - Vira Safitri


Judul buku: Remember Amsterdam
Penulis: Vira Safitri
Editor: Astheria Melliza
Desain sampul: Marcel A.W.
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2015
Tebal buku: 368 halaman
ISBN: 978-602-03-2336-7
Book available at: bukupedia.com




BLURB

Amy Maycott sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Ton van der Deen. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Amy ke Amsterdam mempertemukan gadis itu dengan Liam Sparks, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Amy yang kikuk dan misterius, membuat Liam tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Liam yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Amy Maycott bukanlah gadis sembarangan, membuat Liam jadi mempertanyakan niatnya. Amy pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Amy kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?

"Cinta itu abadi, tapi bisa berpindah ke hati yang lebih menghargainya."


RESENSI

Amy Maycott benar-benar ketakutan di ruang tunggu bandara Heathrow. Kecelakaan pesawat terbang yang pernah dialami oleh ayahnya, membuat Amy takut naik pesawat. Tapi ia harus terbang ke Amsterdam untuk menemui ibunya dan mencoba meyakinkan ibunya agar menghentikan rencana pernikahan Amy dengan Ton van der Deen.
Di tengah keraguannya, Amy mendapati seorang pria yang tampaknya banyak menarik perhatian orang-orang. Amy melihat pria itu membubuhkan tanda tangan di dada seorang gadis. Baru kemudian Amy tahu baha pria itu adalah Liam Sparks, seorang musisi muda yang tengah naik daun.
Liam sendiri tengah menanti penerbangannya menuju Amsterdam untuk menonton konser Yann Tiersen—musisi Prancis yang memengaruhi musik Liam. Namun banyak yang salah menduga bahwa tujuan Liam sebenarnya adalah untuk menemui Irina, seorang wanita yang ia cintai namun telah bertunangan dengan sahabat Liam.
Secara kebetulan, Liam dan Amy beberapa kali bertemu dalam situasi yang aneh. Hingga muncullah ide dalam benak Liam untuk menjadikan Amy sebagai tameng pengalih gosip.
Maka Liam pun dengan tekun dan gigih menempel pada Amy. Ia mendekati Amy dan menghabiskan banyak waktu bersama gadis itu.
Perlahan percikan rasa itu mulai muncul. Akankah Amy bisa lepas dari tunangannya yang pencemburu dan abusif? Benarkah Liam akan kembali dengan Irina? Atau justru Amy dan Liam akan bahagia selama-lamanya?

----------

Remember Amsterdam menjadi pengalaman pertama saya mencicipi karya Vira Safitri. Pengalaman yang meninggalkan kesan manis di benak saya.

Dengan menggunakan POV orang ketiga serba tahu, saya bukan saja diajak menyelami pikiran dan perasaan sang tokoh utama, tapi juga tokoh sampingannya. Alurnya maju dan temponya sangaaaat lambat. Vira Safitri menggambarkan dengan detail adegan-adegan selama Liam dan Amy bersama di Amsterdam. Baru di akhir seusai puncak masalah, tempo menjadi lebih cepat.

Setting Amsterdam-nya terasa kuat dan saya suka dengan detail penyebutan lokasi yang dituju. Suasananya cukup kental saat Liam dan Amy bersepeda bersama.

Karakter dalam novel ini cukup banyak dan rupanya peran mereka bukan hanya sekedar penambah bumbu cerita, tapi sebagai pelengkap puzzle. Setiap tokoh sampingan, uniknya saling berhubungan. Hanya saja beberapa hubungan saya rasa cenderung dipaksakan sehingga kurang natural. Seperti misal ternyata Sebastian—adik sahabat Amy—yang membantu Christian membawa Irina ke kamar hotel Liam. Saya sadar adegan ini nantinya digunakan untuk membantu meyakinkan Amy, namun menurut saya kebetulannya terlalu dipaksakan.

Saya sangat menyukai karakter Amy yang misterius dan membumi. Apalagi saya memang mengagumi profesi kurator, dan Amy bukan hanya sekedar kurator tapi juga pelukis. Pelukis yang jeniusnya kebangetan.
Liam juga karakter yang menyenangkan, sedikit keras kepala jika menginginkan sesuatu, tapi sayangnya kurang tegas terhadap Irina. Sikap iya-enggak-iya-enggak Liam terhadap Irina benar-benar bikin geregetan karena memberi celah bagi Irina untuk berbuat seenaknya.
Tapi yang menarik justru karakter ayah Amy, Arthur Maycott. Tipe ayah apalagibketika ketika sedang berusaha mengintimidasi orang yang menyakiti putrinya.
Chemistry antar tokohnya cukup cair dan konsisten.

Overall saya menikmati membaca Remember Amsterdam. Saya bukan hanya menemukan kisah Liam dan Amy yang manis tapi juga kisah cinta orangtua Amy yang walau berpisah namun tetap bertahan.


TEBAR-TEBAR QUOTE

"Cinta itu abadi, tapi bisa berpindah. Berpindah ke hati yang lebih menghargainya." (hlm. 78)

"Hei, hidupmu bukan untuk menyenangkan orang lain semata. Apalah arti menyenangkan orang lain bila kau tidak bisa menikmati hidupmu sendiri?" (hlm. 119)

"Rumah sakit tanpa dokter bukanlah rumah sakit, sementara dokter tanpa rumah sakit akan tetap menjadi dokter. Artinya, di mana pun kau menimba ilmu, kau tetap akan menjadi pelukis bila kau yakin itu memang tujuan hidupmu." (hlm. 121)

---------GIVEAWAY TIME------------



Selamat datang di perhentian ketiga blogtour Remember Amsterdam, belum capek, kan? Karena melalui blog ini saya akan membagikan satu paket hadiah dari Kak Vira Safitri dan Gramedia.
Paket tersebut terdiri dari:
1 novel Remember Amsterdam
1 blocknote bersampul cover Remember Amsterdam
1 mug Remember Amsterdam
1 bookmate imut

Caranya mudah saja:

1. Peserta adalah warga negara Indonesia atau memiliki alamat di Indonesia.
2. Follow twitter @virasafitri dan @KendengPanali, lalu share giveaway ini di akun twitter kalian, jangan lupa memention akun kami berdua dan @gramedia dengan hashtag #RememberAmsterdam
3. Jawab pertanyaan di bawah ini dengan mencantumkan Nama | akun twitter | alamat email di kolom komentar. Pertanyaannya adalah:

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

4. Jawabanmu saya tunggu paling lambat tanggal 15 Maret 2016 pukul 23.59 WIB. Giveaway hanya berlangsung selama 3 hari jadi... jangan sampai kelewatan yaa ;)
5. Yang terakhir, good luck!

---------UPDATE----------

Haiii... akhirnya selesai juga tugas saya sebagai host blogtour Remember Amsterdam.
Terima kasih untuk seluruh peserta yang luar biasa. Semangat teman-teman untuk menjaga harta warisan sejarah dan seni budaya kereeeeeen banget. Kalian sudah menginspirasi saya dan semoga pengunjung yang lain juga bisa terinspirasi oleh kalian.

Dan akhirnya saya akan mengumumkan satu nama peserta yang beruntung mendapatkan paket Remember Amsterdam. Dia adalaaaaah....

Ari Rizee
@Tiarizee

Selamaaat ya. Jawabanmu sungguh menginspirasi. Kepada pemenang harap mengirimkan data diri ke email saya nurinawidiani84(at)gmail(dot)com paling lambat 2x24 jam.

Bagi yang belum beruntung jangan sedih. Karena masih ada dua host lain yang akan memandu blogtour ini di blog mereka. Semoga beruntung yaa..

Dan nantikan juga blogtour-blogtour selanjutnya di blog ini. Sampai bertemu lagi :)




45 komentar:

Unknown mengatakan...

Dian Maharani | @realdianmrani93 | dianmaharani833@yahoo.com

Museum Geologi. Karena aku mau lihat fosil Dinosaurus. Walaupun sudah berumur 22 tahun, aku selalu tertarik dengan Dinosaurus, mulai dari mereka lahir, punah, sampai fosilnya ditemukan oleh ilmuwan sekarang. Walau dalam bentuk fosil pun, Dinosaurus terlihat gagah, kuat dan sangat keren! Impianku adalah pergi ke Field Museum (Chicago) karena ada Tyranosaurus di sana :D Kalau belum kesampaian lihat T-rex di sana, aku mau pergi ke Museum Geologi Bandung yang juga punya koleksi T-rex. Aku punya fantasi, waktu lagi bersih-bersih museum, salah satu koleksi Dinosaurusnya hidup seperti salah satu film Dinosaurus yang pernah aku tonton (aku lupa judulnya) hahaha

Unknown mengatakan...

Nama: Kiki Suarni
Twitter: @Kimol12
Email: kikisuarni616@yahoo.com
Link share:https://mobile.twitter.com/Kimol12/status/708839135918751745

Jawaban:

Wah, kalo pertanyaannya seperti itu yang langsung nongol di kepala langsung Louvre. Rasanya museum ini selalu ada di daftar pertama para pecinta seni dunia. Mainstrem memang, tapi gak berlebihan juga menjadikan Louvre ini pilihan. Selain karena di museum ini terpajang lukisan wanita dengan senyum menggetarkan jiwa, Monalisa, museum ini juga terletak di salah satu kota romantis di dunia, Paris. Yup, kota yang terkenal dengan Menara Eiffel dan gembok-gembok cintanya. Gak cuma Mbak Monalisa yang bisa di lihat, berbagai karya lain yang memukau, juga pastinya nangking dah di sana. Selain itu Louvre dibangun dengan arsitektur yang cantik dan unik. Dibangun tahun 1793 dan juga merupakan bekas istana bangsawan membuat Louvre sangat menawan dan sayang untuk dilewatkan jepretan kamera.

Well, siapa sih yang kepengen berkunjung ke Louvre? Apa lagi kerja di sana? Almost everyone, i guess?

Indonesia juga bisa seperti Louvre, karena karya anak bangsa gak kalah kok sama yang ada di luar. Asal ada kemauan dan dukungan pemerintah. Hope someday.

Terima kasih.

Unknown mengatakan...

Handini P. Indriawan | @hndiniptrind | handiniputriindriawan@gmail.com

Aku pengen kerja di Tokyo National Museum. Soalnya aku suka banget mempelajari budaya-budaya Jepang. Dari yang pernah aku baca, museum ini punya 4 tempat galeri dan museum ini adalah museum tertua dan terbesar di Jepang. Yang aku suka dari museum ini, selain tempatnya terletak di kompleks taman Ueno yang tiap musim semi nya di kelilingi bunga sakura. Museum ini juga terkenal dengan koleksi kerjainan dari tanah liat, kimono, berbagai macam ukiran dan pahatan, ada juga senjata-senjata yang nilai sejarahnya tinggi.
Gedung Tokyo National Museum ini juga dibagung dengan gaya arsitektur imperial yang menggabungkan arsitektur barat dan arsitektur Jepang. Keren kan? :D
Yang paling paling paling aku suka dari museum ini, di ruangan utamanya kita diperkenalkan dengan kebudayaan Jepang dari jaman jomon sampe jaman edo. Ada juga Heisei Hall sama Hyokei Hall yang bikin koleksi di museum itu tambah lengkap.

Ya seenggaknya walaupun gak bisa kerja di sana, semoga aja bisa dateng kesana sebagai pengunjung :D

Himawari Biru mengatakan...

Nama : Rizkiana Hidayati
Akun twitter : @rzknhdyt
Alamat email : rhimawari88@gmail.com

Museum Manga. Tepatnya Museum Manga Internasional Kyoto yang ada di Kyoto, Jepang. Karena aku suka segala sesuatu yang berhubungan dengan manga. Ditempat ini koleksi manganya lengkap bukan hanya manga terbitan jepang melainkan manga terbitan luar jepang juga ada. Selain bisa kerja bisa membaca juga. Membaca, menjaga, dan merawat manga-manga di museum pasti akan menjadi hal yang sangat seru.

romanitamore mengatakan...

Nama : Ratna Sari
Akun Twitter: @nAshari3
Alamat email : nasharie88@gmail.com
Link share : https://twitter.com/nAshari3/status/708863668469895168

Q : Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

A: Saya mau bekerja di Museum of Modern Art (MoMA), New York. Karena sesuai dengan namanya, museum ini termasuk salah satu museum paling modern di dunia. walaupun begitu di museum ini terdapat sekitar 150,000 karya, 22,000 film, dan 4 juta film foto. Beberapa karya masterpiece seniman dunia seperti Van Gogh dan Picasso juga ada di sini loh.
Museum ini memiliki gabungan koleksi seni modern dan kontemporer yang ada di dunia, dan memang didedikasikan untuk menjembatani masa lampau dan masa kini.
Lokasi museum ini juga Midtown Manhattan, sehingga berada di tengah-tengah gedung-gedung pencakar langit. Krenzzz kan?? Bisa betah saya bekerja disana. hahaa
jadi, tidak ada lagi persepsi yang mengatakan bahwa ke museum itu kuno dan sangat membosankan :)


Weni Syahfitri mengatakan...

Nama: Wika Agustina
Twitter: @agstnwika
Email: wikaagustina22@yahoo.com

Jika berkesempatan menjadi seorang kurator, saya sangat paling ingin bekerja di Museum Patung Lilin Madame Tussauds di London. Seperti yang telah ketahui, Madame Tussauds merupaka museum patung lilin yang sangat terkenal diseluruh dunia bahkan sudah memiliki banyak cabang diberbagai benua, yaitu di Amerika, Eropa, dan Asia. Madame Tussauds saat ini juga telah mengembangkan sayapnya masuk ke Jakarta, melalui salah satu sumber terpercaya yang saya baca. Ini membuktikan bahwa antusiasme masyarakat terhadap museum seni ini sangatlah tinggi. Madame Tussauds juga telah banyak mengeluarkan patung lilin mulai dari tokoh bersejarah, spt Hitler, keluarga kerjaan spt Ratu Elisabeth, para atlet dan artis artis terkenal spt Beyonce Knowles, Taylor Swift, Selena Gomez dll. Suatu kebanggaan besar jika saya bisa menjadi seorang kurator di sebuah museum besar dan terkenal.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

nama: Visca
twitter: @Visca_Apr
e-mail: apriliyantivisca@yahoo.com
link share: https://twitter.com/Visca_Apr/status/708876125645045761
Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?
aku memilih sebagai kurator museum. tugas kurator museum adalah merawat koleksi, bekerja sama dalam penelitian, merancang pameran, melakukan registrasi koleksi dll.
museum yang aku pilih sebagai tempat kerja ku adalah Museum Timah yang terletak di Kota Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung, kenapa aku memilih museum ini? pertama karena aku lahir dan dibesarkan di Bangka Belitung lebih tepatnya Belinyu . kedua, pekerjaan mayoritas ditempat ku adalah menambang timah *untuk laki-laki*. ketiga, lebih memperkenalkan museum ini ke lebih banyak orang lagi, karena aku yakin banyak yang tidak tau keberadaan museum ini, walaupun museum ini merupakan satu-satunya museum timah yang di Indonesia bahkan di Asia
sedikit bercerita, dulunya museum ini bekas rumah Hoofdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW) yang sebelumnya pernah digunakan sebagai tempat diadakannya perjanjian Roem-Royen. museum ini diresmikan untuk umum oleh PT. Timah pada tanggal 2 Agustus 1997. di museum ini menyimpan banyak sejarah proses penambangan timah, alat-alat yang dipakai untuk mencari timah mulai dari alat tradisional sampai alat modern, terdapat juga mangkok yang digunakan oleh kapal keruk pada jaman kolonial Belanda, sketsa miniatur kapal keruk yang sedang mengambil pasir timah dilaut, sampel timah asli, miniatur yang terbuat dari timah murni dll. masih di museum yang sama, pengunjung bisa mempelajari tata cara proses peleburan timah (smelter), tentang sejarah manuskrip awal penulisan sejarah Bangka.

Ratnani Latifah mengatakan...

Nama : Ratnani Latifah
Twitter : @ratnaShinju2chi
e-mail : kazuhanael_ratna@yahoo.co.id

Tidak jauh-jauh sih, Saya ingin bekerja di Museum Nasional Indonesia. Jujur sebenarnya banyak sekali museum di belahan dunia yang menarik, macam di Korea yang notabe saya selalu ingin ke sana pun dengan Museum Manga di Jepang. Maklum penggemar manga soalnya.

Tapi jika masalah pekerjaan Museum Nasioal Indonesia tetap menjadi pilihan. Karena bagi saya sebagai anak bangsa ingin mengetahui dan lebih mendalam mengetahui berbagai macam budaya serta sejarah di Indonesia sendiri. Sambil bekerja juga belajar lagi. Memupuk rasa nasionalisme. Apa gunanya kita sendiri memiliki museum hebat tapi malah memilih bekerja di tempat lain. Saya ingin mengenalkan bahwa musem di sini juga menarik dan patut dikunjungi.



Pida Alandrian mengatakan...

Nama : Pida Alandrian
Twitter : @PidaAlandrian92
Email : shafrida.alandrian@gmail.com

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

Awalnya aku sempat bingung dengan profesi Kurator, krn di review nya nggak di jelaskan dengan profesi Kuratornya Amy. Tapi setelah aku search di uncle google, sedikit tau walaupun profesi itu jarang ada di tempat saya tinggal. Malahan bs di bilang mungkin tidak ada juga.

Utk jawabannya:
Saya akan memilih museum.
Karena bagi saya di Museum itu kita belajar berbagai macam budaya & Seni yang ada di negara kita di simpan di dalam Museum. Banyak pengetahuan2 yang sebelumnya kita tidak tahu, menjadi tahu dgn adanya museum, apalagi kalau mempunyai kesempatan utk menjadi Kuratornya, itu sungguh pencapaian yg luar biasa bagi hidup saya.
Karena Kurator menurut saya profesi yg patut di junjung di acungi jempol, tidak mudah loh ut menjadi seorang Kurator di museum ataupun galeri seni.
Dan juga dengan pengetahuan kita tentang semua yang ada di museum kita bisa berbagi ke pengunjung2 yang datang, senang banget rasanya bisa berbagi ilmu yg kita punya kepada orang lain.

Kalau saya mempunyai kesempatan utk menjadi Kurator saya akan memilih Kurator di museum Aceh. Karena banyak budaya dan seni maupun sejarah yang ada di aceh yang masih tersembunyi y banyak kalangan masyarakat belum banyak mengetahuinya. dengan saya menjadi Kurator saya berharap saya bisa berbagi info2 atau pengalaman pribadi saya terkait dengan isi yang ada di museum aceh tersebut.

Sekian..
Alasan saya memilih Kurator Museum.
Semoga berkenan dengan jawaban saya.

Salam Pida Alandrian

Humaira mengatakan...

Humaira Balfas
@RaaChoco
humairabalfas5@gmail.com
https://mobile.twitter.com/RaaChoco/status/708931490134949888?p=v

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

Museum Louvre
Bukan hanya karena ada di Paris, bangunan yang digunakannya pun memiliki nilai sejarah. Bangunan yang dulunya digunakan sebagai benteng pertahanan, kini menjadi salah satu museum terbesar dan paling banyak dikunjungi wisatawan. Dulu museum Louvre hanya menampilkan koleksi-koleksi milik kerajaan, tapi seiring berjalannya waktu dan pergantian raja. Tidak hanya namanya saja yang pernah berganti sekali, namun balik lagi kenama awal. Museum Louvre juga semakin banyak koleksinya. Semakin kesini, koleksi yang dimiliki oleh museum banyak yang merupakan hasil sumbangan.

Yang menarik, tidak hanya ada lukisan monalisa. Tapi ada juga departemen kuratorial untuk seni Islam, dan saya ingin bekerja dibagian itu. Ingin memberitahu dunia jika semua agama tidak boleh dipandang sebelah mata. Ingin mempelajari sejarah islam lebih lanjut, memperkenalkan pada dunia kelebihan-kelebihannya, dan mampu merubah mindset orang-orang yang menilai islam itu buruk. Juga saya bisa belajar tentang sejarah peradaban negara lain disana.

Terlebih saya ada minat yang besar ingin menjadi seorang fashion designer. Mungkin jika bisa bekerja disana, saya juga bisa belajar langsung dari salah satu negara yang menjadi pusat mode dunia.

Unknown mengatakan...

Rinita | @rinitavvy | rinivir90@gmail.com

"Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana?
DI TOPKAPI MUSEUM, TURKI. Dan mengapa aku milih disana? Karena...

Topkapi Museum merupakan museum terbesar di Turki sekaligus museum Islam paling besar di dunia. Aku kan beragama islam, seumpama berkeinginan kerja menjadi kurator, maka aku maunya kerja disitu saja. Sebab di tempat itu kebanyakan mayoritasnya muslim. Kalo sesama muslim kan lebih menyenangkan dan saling paham, walaupun begitu kita juga tetap menghargai toleransi karena ada juga yang keyakinannya berlainan disana. Lagipula di Turki tempatnya sangat religius, bersejarah bagiku dan orang islam lainnya, karena disana kita seperti diajak kembali ke masa lampau dimana peristiwa paling bersejarah bagi umat muslim diabad kejayaan yaitu "Kemenangan Muhammad Alfatih dalam Merebutkan Wilayah Konstantinopel". Dan di museum tersebut banyak sekali peninggalan kerajaan ottonom dan Jejak jejak islam lainnya yang sangat diinginkan banyak orang untuk dilihatnya peninggalan tersebut. Salah satunya aku.

Veny Prasetyowati mengatakan...

Veny | @yutakaNoYuki | himurasora@yahoo.co.id

Kalau aku tertarik untuk jadi kurator di museum Fatahillah. Aku memang selalu penasaran sama sejarah Indonesia dan dari barang-barang yang ada di museum tersebut pastinya bisa lebih bercerita tentang kisah dibelakangnya. Misalnya dari sebuah lukisan aku bisa tahu kapan dibuatnya, cerita di balik pembuatan lukisan tersebut dan apa kaitannya dengan sejarah Indonesia sendiri. Dan dari barang-barang seni peningglan zaman dulu kala aku juga bisa lebih tahu bagaimana kultur atau kehidupan saat itu. Meskipun karya seni di Museum Fatahillah tidaklah mencakup semua sejarah Indonesia, tapi sebagai permulaan untuk belajar rasanya Museum Fatahillah sangat pas. Selain itu gedung Museum Fatahillah itu unik menurutku. Suasana zaman doeloe-nya dapet :D

ANGGITA RAVINA mengatakan...

Anggita Dewi | @Anggitarav | ravinaanggita@gmail.com

Jujur aku nggatau kurator itu apa, terus pertanyaan mau di museum apa... aku ngga tau apa-apa sama sekali. Sampai akhirnya nyari arti kurator dan aku tau museum apa yang akan aku pilih :D
Museum diluar negeri memang banyak yang menggoda. Tetapi museum yang sederhana dalam satu tempat diajak seperti berkeliling dunia? Siapa yang ngga mau hehe. Museum Angkut!
Aku orang yang ngga bisa cuman disatu tempat dengan pemandangan yang semua sama, lama kelamaan akan ngebosenin. Tapi di Museum Angkut ini rasanya ngga akan bosan. Keliling dunia cukup jalan kaki, dan aku bisa jaga ditempat yang berbeda dan suasana yang tentu berbeda. Dan jangan lupa... aku juga bisa foto hitz dengan background tjakep! *Eh.
Ngga perlu lah jauh-jauh kalo negeri sendiri punya yang ngga kalah saing! ;)

Fadilla Sukraina mengatakan...

Nama : Fadilla Sukraina
Akun twitter : @fadilla_skrn17
Email : fadillasukraina17@gmail.com
Link share : https://twitter.com/Fadilla_skrn17/status/709139520126455808

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

Saya bukan orang yang paham dengan seni dan tidak terlalu tahu banyak tentang hal tersebut. Tapi saya mulai tertarik dengan seni semenjak membaca buku Windry Ramadhina yang berjudul London.

Sama seperti Amy, Ning—tokoh di sana—adalah seorang kurator seni. Dia meninggalkan semuanya di Jakarta dan pergi ke London demi meraih impiannya. Dia tinggal di Fitzrofia. Dan, bagaimana cara Windry Ramadhina menuturkan keindahan seni kota itu membuat saya jatuh hati. Dari beberapa museum dan galeri seni yang dijelaskan di novel itu, jika berkesempatan, saya ingin sekali bisa bekerja di Tate Modern atau Shakespeare's Globe Theatre.

Dalam novel "London", dijelaskan jika dulunya Tate Modern adalah pusat tenaga listrik, sebelum diubah menjadi galeri seni oleh sepasang arsitek Swiss. Arsitekturnya pun sangat apik. Interiornya hanya didominasi warna-warna monokrom yang dibagi dalam lima lantai dan belasan ruang pameran. Di sana hanya ada karya-karya seni abad 21: lukisan, patung, foto, dan film dari Picasso, Monet, Dali, Matisse, dan masih banyak lagi. Saya mengenal mereka dari buku seni budaya saat SMP dan saya suka sekali.

Selain itu, ada Shakespeare's Globe Theatre. Saya sudah tertarik sejak mendengar kata Shakespeare. Gedungnya melingkar dan terbuat dari kayu, tetap mempertahankan arsitektur sejak pertama kali dibangun. Dinding luarnya putih, sementara atapnya abu-abu tua. Bagian dalam didominasi cokelat cerah. Bangunan itu cuma memiliki tribun tiga tingkat di sisinya, sementara bagian tengah kosong.

Saya bukan maniak Shakespeare, tetapi saya suka karya-karyanya. Sebut saja A Midsummer Night Dream, Romeo & Juliet, dan King Lear. Dan, saya penyuka seni teatrikal.

Tapi, tidak seperti Ning yang memilih tinggal di sana, nanti saya akan kembali ke Indonesia. Akan saya jelaskan bagaimana pengelolaan museum-museum di luar sana dan bagaimana mereka tetap bisa menjaga barang-barang yang berusia puluhan—bahkan ratusan—tahun tetap baik. Mungkin, hal itu bisa berguna bagi museum-museum lokal yang kebanyakan tidak terawat dan minim pengunjung.

Shyshe_Princess_Damina-lovely-Sun_Shine mengatakan...

Yennesy Damayanti, yennesy.damayanti@gmail.com @chi_yennesy. Seorang kurator lazimnya punya mimpi bekerja dimuseum seni besar dan terkenal yang memiliki banyak karya seni terkenal. Ada Paris, Amsterdam, Turki, Jepang, dll yang terkenal dengan keindahan museumnya. Namun, saya memiliki mimpi, membuat museum sendiri dengan mengumpulkan hasil lukisan saya(sebagai Amy yang pandai melukis), beserta karya pelukis Indonesia lainnya. Dan museum itu didedikasikan buat siapa saja yang ingin menikmati seni.

Ahlad Rosyid M mengatakan...

Nama : Ahmad Rosyid Mustaghfirin
Twitter : @ahmadrosyidmus
Email : mustaghfirin.arrosyid@gmail.com
Link Share : https://twitter.com/ahmadrosyidmus/status/709163901926002689


Jika saya menjadi kurator, sebenarnya saya bersedia bekerja di museum mana saja, dan di Indonesia tentunya. karena saya ingin mengubah mainset orang-orang yang mengatakan bahwa museum itu tempat yang membosankan. saya ingin mensosialisasikan bahwa wisata museum adalah sebuah wisata pendidikan. Di museum kita bisa menelaah masa lampau melalu benda-benda peninggalan sejarah. Dari sana kita bisa belajar tentang sejarah-peristiwa sejarah- unguk digunakan pengajaran pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Sungguh miris ketika anak-anak muda sekarang lebih suka berwisata ke tempat-tempat hiburan yang kebanyakan tidak memberikan pendidikan. Mereka tidak pernah sejengkal pun menapakkan kakinya di lantai museum. Hal ini mengakibatkan rasa nasionalisme mereka dan rasa untuk menghargai sejarah menjadi rendah. Saya ingin museum bisa menjadi tujuan utama untuk berpariwisata.
Museum atau situs Trinil, merupakan museum yang salah satu museum yang ingin saya bekerja di sana. Selain di sana terdapat peninggalan-peninggalan masa prasejarah, di sana juga terdapat peninggalan sejarah kerajaan bersar yang pernah ada di Indonesia ini. Yaitu kerajaan yang menjadi cikal bakal bagi nusantara, Kerajaan Majapahit. Saya sangat tertarik dengan asal-usul kerajaan besar ini. Yang memiriskan hati adalah banyak sekali wisatawan dari luar negeri yang mengunjungi museum ini dan ingin menilik sejarah. Namun, anak-anak bangsa, dimana mereka? Bahkan hanya sebagian saja anak-anak bangsa yang tahu jika ada yang bertanya tentang museum ini.
Museum Nasional Republik Indonesia adalah pilihan kedua saya. Di museum ini banyak pula peninggalan-peninggalan sejarah nusantara yang dijaga rapi. Tentu keberadaan saya di sana ingin belajar tentang sejarah nusantara, sekaligus sebagai staff museum, untuk mensosialisasikan tenatang wisata museum.
Galeri Nasional Indonesia adalah pilihan ketiga saya. Sebagai penikmat seni, saya sungguh tertarik dengan koleksi-koeksi seniman yang disimpan di museum ini. Alasan saya ingin berada di museum ini adalah karena saya sendiri juga senang melukis, walau lukisan saya jauh dari kata bagus dan indah. Tidak semua orang bisa memahami makna sebuah lukisan. Pada dasarnya, yang bisa memahami sebuah lukisan hanyalah peluksnya sendiri. Seniman yang lain hanya bisa menerka-nerka membuat penafsiran. Di sana saya ingin belajar untuk menafsirakan makna dari lukisan, kemudian saya bisa mengajarkan kembali kepada orang-orang yang berkunjung di sana. Dan sekali lagi, saya ingin mensosialisasikan wista museum.
Saya sangat berharap agar wisata museum menjadi wisata yang diutamakan oleh anak-anak bangsa, agar mereka bisa mengetahui jati diri mereka sendiri. Berwisata di museum akan memupuk rasa nasionalisme. Kepada pihak-pihak sekolah, seharusnya wisata museum ini menjadi tujuan utama bagi para siswa. Hal ini agar mereka bisa lebih dekat dengan sejarah dan agar mainset mereka tidak dirusak oleh orang-orang luar. Dan bagi pemerintah, sudah menjadi kewajiban untuk menyuarakan wisata museum dan menjaga museum-musum sekaligus benda-benda bersejarah yang ada di negara tercinta ini, Indonesia.

Jace mengatakan...

Nama: Fitriscia Jacilia
Twitter: @jacilpo
Email: fitrisciajacilia@gmail.com

Jika aku adalah kurator seni, aku pengen banget bekerja di museum barang2 antik. Dimanapun itu aku pasti mau. Akan lebih senang lagi jika aku bisa menjelajahi semua museum barang2 antik yang ada di dunia ini. Kenapa sih aku pengennya di museum barang antik? Karena bagiku barang2 antik itu punya nilai yg indaaah banget. Bayangin kamu bisa lihat barang2 antik dari berbagai belahan didunia, dari berbagai zaman dan era tanpa harus kembali ke era tersebut. Keren bgt kan? Sejarah yg terkandung dalam barang antik itu juga menjadi ketertarikan bagi aku. Makanya jika aku adalah seorang kurator seni, pengen banget kerja di museum barang antik.

Unknown mengatakan...

Nama: Fetreiscia Frida
Twitter: @fetreisciafrida
Email: fetreisciafrida@gmail.com
Link share: https://twitter.com/fetreisciafrida/status/709225365537890305

Kalau aku jadi kurator seni seperti Amy, aku akan memilih Museum Pasifika Bali. Kenapa? Karena kurator seni nya itu aku bukan amy. Kalau Amy yang memang pekerjaannya adalah seorang kurator seni, pasti ia akan memilih bekerja di museum yang besar dan sudah ternama untuk menambah pengalamannya. Nah karena aku seorang kurator yang baru, aku akan memilih museum dalam negeri. Karena bagaimama kamu bisa menilai seni tingkat dunia kalau kamu tidak mengenali seni negeri mu sendiri. oleh karena itu aku memilih untuk menjdi kurator di Museum Pasifika Bali dan mempelajari seni dalam negeri terlebih dahulu. Jadi aku memilih museum di Bali sekaligus untuk menjelajahi pulau baru.

Nunaalia mengatakan...

Nama: Aulia
Twitter: @nunaalia
Email: auliyati.online@gmail.com

Jika sebagai kurator aku ingin bekerja di Museum Kepurbakalaan Banten Lama di daerahku. Ingin lebih memperkenalkan peninggalan sejarah Banten dan mengembangkannya menjadi tujuan wisata nasional bahkan internasional.
Oya, Museum yang terletak di Kota Kuno Banten ini juga dikelilingi oleh situs peninggalan dari Kerajaan Banten loh, diantaranya, Istana Surosoan, Masjid Agung Banten, Situs Istana Kaibon, Benteng Spellwijk, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Pelabuhan Karangantu, Vihara Avalokitesvara.

Unknown mengatakan...

Nama: Arie E. Pradianita
Twitter: @APradianita
e-Mail: ariepradianita@gmail.com

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

Berhubung saya orang Indonesia asli, jadi sebagai kurator saya paling ingin bekerja di MUSEUM NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, karena:

Saya BANGGA dan MERASA TERHORMAT jika dapat bekerja di MUSEUM TERTUA DAN TERBESAR DI ASIA TENGGARA. Bangunan Museum Nasional Republik Indonesia atau yang biasa disebut dengan Museum Gajah dibangun pada tanggal 21 april 1778.

Sedang asal usul nama Museum Gajah yang melekat sampai sekarang, karena di depan museum tersebut terdapat sebuah patung Gajah Perunggu dari Raja Thailand yakni Raja Chulalongkorn, yang ketika tahun 1871 berkunjung ke Jakarta dan memberikan hadiah patung Gajah dari perunggu tersebut. Namun mulai 28 mei 1979 nama museum Gajah dibakukan menjadi nama Museum Nasional Republik Indonesia, atau lebih dikenal dengan nama Museum Nasional Jakarta.

Untuk saat sekarang, terhitung mulai 2005 , Museum Nasional yang terletak di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat ini berada di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, yang mengoleksi sekitar 140.000 buah benda kuno prasejarah dalam bentuk seperti keramik, tekstil, relik sejarah, arca-arca kuno, prasasti, dan benda-benda kuno berharga lainnya.

Koleksi keramik dan benda etnografi Indonesia yang disimpan di museum ini cukup lengkap, dan menurut catatan Museum Nasional, barang barang koleksi tersebut didapat dari penggalian arkeologis, dan sebagiannya dari hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda serta pembelian dari para kolektor.

Unknown mengatakan...

Lois Ninawati
@_loisninawati
ninawatilois@gmail.com

Aku pengen kerja di museum fotografi yang ada di Indonesia aja. Karena Indonesia juga memiliki hasil foto yang gak kalah kerennya dengan negara negara lain. Aku suka banget sama fotografi, jadi aku pengen kerja di museum fotografi aja.😊😀😁

Unknown mengatakan...

Lois Ninawati
@_loisninawati
ninawatilois@gmail.com

Aku pengen kerja di museum fotografi yang ada di Indonesia aja. Karena Indonesia juga memiliki hasil foto yang gak kalah kerennya dengan negara negara lain. Aku suka banget sama fotografi, jadi aku pengen kerja di museum fotografi aja.😊😀😁

Nyi Penengah mengatakan...



Nama : Nyi Penengah Dewanti
Twitt : @nyipenengah
email : nyipenengahdewanti@gmail.com
Link shared : https://twitter.com/NyiPenengah/status/709398381689495552

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

Jawab : Pilih bekerja di museum, aku ada karena sejarah sebab itu, ingin kuteruskan kepada anak cucu dan karib kerabat jika sejarah adalah sesuatu yang abadi yang terus menemani.

Kitty mengatakan...

Nama: Kitty
Akun Twitter: @womomfey
Link Share: https://twitter.com/WoMomFey/status/709489894465220608
Alamat e-mail: kitty.wibisono@gmail.com

Jawaban:

Jika aku bekerja sebagai kurator seperti Amy, aku paling ingin bekerja di Phallological Museum, Islandia.

Museum yang terkenal sangat unik sekaligus aneh ini menyimpan segala macam bentuk penis dari semua mahluk mamalia baik darat maupun laut (termasuk manusia tentunya) ^o^

Museum ini memiliki koleksi lebih dari 215 penis dan bagian penis, semuanya diawetkan dalam botol kaca.

Pengunjung museum akan menemukan total 209 bahan uji dari 46 jenis mamalia, termasuk spesimen dari manusia. Secara keseluruhan ada lebih dari 280 spesimen dari 93 spesies binatang yang berbeda di sini.

Museum ini buka setiap hari mulai pukul 10.00-18.00 waktu setempat.

Alasan kenapa aku pengen bekerja di situ adalah karena Island adalah salah satu negara favoriteku. Selain itu, museum ini tergolong unik sehingga pasti akan mendatangkan banyak pengalaman seru juga untukku. ^^

Nah, bilang aku ya kalau kalian berminat pergi berkunjung ke Phallological Museum di Islandia ini. Aku akan dengan senang hati menjadi museum tour guide kalian :)

Unknown mengatakan...

Nama : Asep Dandan
Twitter : @DandanAsep
Email : asep.dandan@gmail.com
Linkshare : https://twitter.com/DandanAsep/status/709553106522996737

Jika saya menjadi kurator, saya ingin bekerja di museum topkapi, turki.
karena ketika mendengar turki selalu ada yang membuat saya ingin pergi kesana. sebut saja seperti konya kotanya rumi, serta hagia shopia dan masjid biru yang menjadi gambaran perjalanan sejarah panjang hubungan Barat-Timur, Islam-Kristen, dan Eropa-Asia.
hal lain yang membuat saya tertarik untuk bekerja di museum topkapi adalah koleksi yang ada di museum tersebut (seperti barang-barang peninggalan nabi,manuskrip al-qur'an tertua, dll), kemudian letaknya yang berada di kawasan istana serta pemandangan yang ada disekelilingnya seperti laut marmara dan laut boshporus, istana harem dan bangunan - bangunan bersejarah lainnya.
dan ada harapan lain kenapa saya memilih museum topkapi turki jika saya menjadi kurator,
saya berharap saya bisa menjaga barang-barang peninggalan peradaban islam dan menyebarkan keseluruh penjuru dunia bahwa dulu peradaban islam pernah berjaya dan suatu saat pasti akan berjaya kembali.
seperti tulisan berbahasa turki di sebuah LCD yang konon ada di salah satu ruangan di area museum tersebut yang kurang lebih artinya adalah : "Kami akan melindungi barang-barang yang ada dalam ruangan ini hingga dunia berakhir".

Unknown mengatakan...

Putri Carera | @santicar_ | putri.carera16@gmail.com

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

Saya pribadi tertarik dengan museum militer dan perang, dimana di museum tersebut dikhususkan membahas tentang sejarah perang negara tersebut.
Di Indonesia ada beberapa museum militer seperti, Museum Mandala Wangsit Siliwang. Tetapi kebetulan saya lebih tertarik sama The Military Museums di kota Calgary, Kanada.
Di The Military Museum ini, senjata-senjata perang yang dipamerkan itu loh. Keren dan berseni banget. Selain diseguhkan dengan senjata militer yang keren abis kita juga akan diberitahu tentang sejarah perang Kanada pada masa lampau.
Jadi saat datang ke Kanada jangan lupa kunjungi museum satu ini, selain anda melihat hal yang baru, anda juga mendapat pengalaman baru

Wening mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Wening mengatakan...

wening | @dabelyuphi | dabelyu_phi[at]yahoo[dot]com

sejak baca buku The Da Vinci Code-nya Dan Brown, aku udah jatuh cinta dan selalu pengen berkunjung ke Museum Louvre di Paris . Jadi kalo aku bekerja sebagai kurator seperti Amy, tentu saja aku akan memilih bekerja di sana. karena Louvre itu museum seni terbesar yang memiliki ratusan ribu benda bersejarah dari berbagai penjuru dunia.

selain bangunannya sendiri yang merupakan bekas benteng pertahanan yang memiliki nilai sejarah yang tinggi, benda-benda seni yang tersimpan didalamnya pun tak kalah tinggi nilainya. benda-benda seni dari berbagai paradaban dan kebudayaan ada di sana. mulai dari Mesir Kuno, Yunani, Romawi, bahkan islam pun ada.

lebih dari 7500 lukisan dari berbagai pelukis terkenal pada abad ke 13 sampai 18 masehi, seperti Leonardo da Vinci, Raphael dan Michaelangelo menjadi koleksi berharga di museum Louvre. apalagi lukisan Mona Lisa yang terkenal dengan gambarnya yang begitu misterius, kontroversional dan diincar banyak orang ada di sana. selain itu ada juga Dying Slave dan Venus Melo menjadi ikon di museum Louvre.

karena Louvre murupakan museum terbesar di dunia dan dengan adanya departemen kuratorial islam di sana, aku ingin memberitahu dunia jika islam bukanlah agama yang hanya mengajarkan kekerasan semata. islam itu sebenarnya agama yang menyukai kedamaian dan keindahan, yang bisa dilihat dari benda-benda seni yang peradaban islam hasilkan.

jadi jika aku bekerja di Louvre, aku bisa juga sedikit berdakwah tentang agama islam kepada pengunjung-pengunjung di sana melalui benda-benda bersejarah yang menjadi koleksi di Louvre.

dianmayy mengatakan...

The Museum of The Modern Art (MoMA).
Alasannya sederhana. Karena museum itu terletak di New York yang mana adalah kota yang selalu menjadi kota impianku. Jadi hebat sekali kan kalo bisa tinggal di New York dan bekerja di museum paling terkenal di seluruh dunia. Wow.


Nama: Dian Maya
Domisili: Makassar
Twitter: @dianbookshelf
Link share: https://twitter.com/dianbookshelf/status/709638810225614848

Unknown mengatakan...

Ulfa Nursyifa l @ulfaminha l ulfansyifa@gmail.com

Jelas aku pilih Galeri Nasional Indonesia. Simple sih. Pertama, karena aku lahir di Indonesia, jadi akan lebih nyaman jika bekerja di kota kelahiran sendiri. Kedua, di Galeri Nasional Indonesia merupakan galeri yang mengkoleksi seni rupa, dan aku suka dengan sesuatu yang berbau seni. Ketiga, koleksinya tidak hanya karya Indonesia, tetapi karya luar negeri juga banyak. Jadi aku bisa mengenal seni rupa Indonesia dan Negeri lainnya.
Dengan mengenal seni rupa karya bangsa Indonesia itu berarti salah satu rasa nasionalisme. Iya kan? Hehe.

novaip mengatakan...

Nova Indah Putri Lubis | @n0v4ip | n0v4ip[at]gmail[dot]com
Link Share : https://twitter.com/n0v4ip/status/709654546813816832

Jujur saja, saya kurang dalam hal-hal berbau seni jadi jika saya bekerja sebagai kurator, saya lebih memilih menjadi kurator buku saja dan bekerja di perpustakaan. Buku kan sebenarnya juga merupakan karya seni dan menjadi suatu kesenangan tersendiri jika saya bisa menjadi kurator buku yang mendedikasikan dirinya untuk mengurus dan mengawasi karya-karya penulis hebat yang tidak hanya dari penulis lokal sampai juga internasional. Mengumpulkan data-data mengenai buku-buku terdahulu dan bahkan buku pertama di dunia. Pasti sangat menyenangkan. Dan jika ditanya dimana saya ingin bekerja, untuk saat ini saya ingin bekerja di Perpustakaan Pusat UI. Sebagai anak bangsa yang ingin memajukan dunia pendidikan dan juga menkampanyekan minat baca ke seluruh negeri, UI Libaray ini bisa menjadi awal yang baik. Perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara ini memiliki jumlah buku yang lengkap baik dari karya lokal maupun internasional. Dan pastinya sangat menyenangkan bisa dikelilingi ribuan buku baik dari karya penulis lokal maupun internasional. Melihat perkembangan buku dari waktu ke waktu dan bisa mengurus dan mengawasinya... :D

Terima kasih kak ^^

Putri mengatakan...

Putri Prama Ananta | @putripramaa | anantaprama@yahoo.co.id

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

Van Gogh Museum. Aku sangat sadar bahwa karya-karya Vincent Van Gogh sangat brilian. Oleh karena itu, aku memilih museum yang mempunyai koleksi karya Vincent Van Gogh ini. Aku menyukai bagaimana Van Gogh melukiskan hal-hal di sekitarnya, seperti 'Baby' yang menggambarkan bayi yang dilahirkan Sien (perempuan yang diselamatkan Vincent). Selain menyukai bagaimana Van Gogh mengekspresikan apa yang ada di sekitarnya, aku juga menyukai cara Van Gogh memberi warna pada lukisannya. Warna-warna yang diberikan terkesan realistis dan aku paling suka bagian pewarnaan Van Gogh di lukisannya yang berjudul Starry Night.
Aku ingin pandai melukis seperti Amy. Aku ingin belajar darinya sekaligus dari pelukis kesukaanku (Van Gogh) tentang cara menggambar dan mewarnai yang baik. Salah satu alasan seorang ingin bekerja di suatu museum pastilah karena museum tersebut memiliki makna khusus. Nah, Van Gogh museum ini memiliki banyak makna bagiku. Aku merasa sangat dekat dengan lukisan Van Gogh. pertama kali melihat lukisannya adalah saat aku kelas tujuh SMP, kira-kira empat tahun yang lalu. Aku menyukai lukisan Van Gogh yang berjudul Sunflowers. Di lukisan itu pewarnaannya benar-benar ceria, didominasi warna kuning. Manis sekali. Aku menyukai Vincent Van Gogh dibandingkan pelukis-pelukis lain (meskipun Van Gogh memiliki kisah cinta yang tak seharusnya ditiru dan diharapkan terjadi di kehidupan, sih, hehehe).
Dari yang kutahu, tugas seorang kurator termasuk menyampaikan kisah yang museum beritahukan melalui koleksinya. Karena perasaan dekat yang kurasakan dengan Van Gogh dan karyanya itu, aku merasa aku cocok sekali untuk menjadi kurator di museum ini. Setiap lukisan dan gambar selalu memiliki kisah yang menarik. Museum Van Gogh ini menggambarkan kehidupan artistik Van Gogh. Setiap lukisannya merupakan ajang ekspresi bagi Van Gogh. Oleh karena itu, sebagai kurator, aku ingin sekali menceritakan pada banyak orang tentang kehidupan seorang Van Gogh (perjalanan cintanya maupun bagaimana cara pandangnya akan suatu hal).
Semoga Van Gogh dapat membuatku beruntung mendapatkan Remember Amsterdam ini. :)

Kicauan Hati Upik Abu mengatakan...

Neni Arwanda | @NeniArwanda95 | neniarwanda@yahoo.co.id

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?
Jawabannya :
Jika disuruh memilih, dalam skala nasional saya akan memilih Galeri Nasional Indonesia. Alasannya jelas yang pertama adalah karena saya orang Indonesia yang bangga dengan sejarahnya walaupun dijajah. Yang kedua, menurut saya seni-seni yang ada di Indonesia juga tidak kalah menarik dari luar negeri dan merupakan suatu kebanggaan bila dapat bekerja di Galeri Nasional Indonesia yang tentu saja dapat menjadi cuci mata yang pas untuk menyecap karya-karya dari orang-orang hebat diIndonesia.

Jika dalam skala internasional, saya akan lebih memilih Rijkmuseum sebagai museum yang menjadi sasaran saya dalam bekerja.Dia terletak di Amsterdam dan dengar-dengar ada juga benda-benda peninggalan sejarah Indonesia yang dipajang disana. Alasan terbesar mengapa saya ingin bekerja disana adalah karena saya tentu ingin melihat benda-benda Indonesia apa saja yang Belanda pajang disana sambil memperkenalkan budaya Indonesia bagi pengunjung disana. Menarik bukan, bekerja sambil memperkenalkan budaya kita sendiri. :)

Unknown mengatakan...

Bintang Maharani | @btgmr | btgmhrn@gmail.com

Jika saya seorang kurator seperti Amy, saya mau menjadi kurator di museum milik sendiri. Pada dasarnya saya lebih suka jika saya bekerja untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain atau instansi lain. Jadi saya pikir lebih baik jika saya menjadi kurator di museum sendiri dengan membangun museum itu dari nol. Karena seorang kurator sudah pasti mencintai seni dan barang antik, maka tak akan sia-sia jika saya bisa membangun dan menjadikannya sebuah tempat untuk dikunjungi publik. Passion bisa tersalurkan, dapat untung juga, sekaligus ini bisa sangat berguna untuk masyarakat banyak.

Erin Herlina mengatakan...

Nama : erin
Twitter : @Rin___
Email : tomoyo.rin@gmail.com

Aku ingin jadi kurator di museum wayang kota tua jakarta. Alasannya, karena aku sangat menggemari wayang. Salah satu aset budaya bangsa Indonesia ini harus tetap dijaga dan dipertahankan agar tidak pupus terbawa masa, terlebih sekarang teknologi semakin berkemban, kebanyakan orang lebih menyukai dunia modern dibandingkan budaya peninggalan nenk moyang. Pergeseran minat ini berakibat buruk terhadap kebudayaan yang satu ini, padahal banyak ilmu yang dapat diambil dari pergelaran wayang oleh karenaaya aku ingin melestarikan budaya yang satu ini, mengenalkan dan menjaga aset yang berharga.

Unknown mengatakan...

Eris Andriani
@RizAnNie88
ayaseyis@gmail.com

Sebagai pegawai musium aku pilih menjadi kurator di Museum Angkut Kota Wisata Batu Jawa Timur dong.
Ini adalah tempat wisata di Asia Tenggara yg mengusung tema alat transportasi.
Dari museum angkut ini kita jadi tau dan mengenal berbagai macam alat transportasi dari waktu ke waktu, kita bisa melihat berbagai koleksi kendaraan dari berbagai penjuru dunia mulai dari yg tradisional sampai yg modern (becak,dokar, macam" bentuk sepeda onthel, mobil dari jaman jadul sampai modern, dll)
Dengan latar luar negeri yg membuat kita merasa sedang ada di luar negeri. Yg hobby foto wajib bgt datang kesini gak bakalan nyesel (eh malah promosi).

Sangat cocok dijadikan tempat untuk berwisata sambil menambah pengetahuan. Disini juga ada zona fight training bagi yg ingin menjadi pilot wajib mencoba.

Selain itu musium angkut itu lengkap gak cuma menyajikan pajangan alat transportasi saja, tapi ada zona edukasi, zona Batavia, zona Gangster Town dan Broadway Street, Zona Eropa, Istana Buckingham (gak usah jauh" ke London), Zona Las Vegas, Zona Hollywood, Zona D'Topeng Kingdom dan pasar apung,, Lengkap kan gak bakalan bosen deh..(yuk kesini ntar ketemu aku *ehh hehe)

Unknown mengatakan...

Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?

Pertanyaan yg menarik. Museum yg akan saya pilih adalah "Museum of Broken Relationship" yang terletak di Zagreb, Kroasia nama negaranya agak aneh ya, yahhh pokoknya terletak di benua Eropa.

Museum ini memang sengaja di didirikan untuk mendedikasikan hubungan cinta yg gagal. Museum ini memamerkan berbagai barang yg berasal dari mantan kekasih. Karena keunikannya museum ini mendapatkan penghargaan dari Kenneth Hudson Award yg diberikan oleh European Museum Forum sebagai museum paling inovatif di Eropa.
Yuhuuu keren bgt yak, belum cukup sampai disitu msh ada yg buat aku kagum sama museum ini salah satunya adalah karena museum ini di didirikan oleh sepasang kekasih yg sudah menjalin hubungan selama 4 tahun tp akhirnya harus kandas ditengah jalan. Dan akhirnya salah satu dr mereka memutuskan untuk membuat museum ini dan bersama-sama membangunnya walaupun sudah putus (tuh bisa dicontoh untuk enggak benci-bencian sama mantan kekasih). Mulai tahun 2006 museum ini sudah dibuka untuk umum dan sekarang koleksinya kurang lebih mencapai seratus ribu koleksi dari berbagai belahan dunia. Salah satu benda yg terpajang di museum ini adalah implan payudara palsu dan kapak. Wuhuuu unik-unik enggak sih? Selain karena keunikan museum ini alasan lainnya saya ingin bekerja di Museum of Broken Relationship adalah saya ingin bisa berbagi cerita sesama mereka yg menyumbangkan barang-barangnya, saya ingin mendengarkan alasan-alasan mereka. Dan yg pasti setiap dari mereka mempunyai cerita unik tersendiri, siapa tahu dari kisah-kisah mereka bisa saya kembangkan dalam bentuk tulisan. Hahah dan kenapa saya enggak pilih museum yg berisi sejarah atau sejenisnya? Maaf saya tipe pembosan, kalau hanya itu-itu saja benda yg saya lihat dan jaga setiap harinya sepertinya saya tdk akan betah menjadi seorang kurator walaupun benda yg saya jaga mempunyai nilai seni tinggi ya intinya disini saya mencari museum yg setiap harinya ada koleksi-koleksi baru dari mereka yg ingin menyumbangkan barang pemberian sang mantan.
Terima kasih

Nama: Agnes
Twitter: @its_nessie
Email: Bookieslicious@gmail.com

MohaSurya.finishing mobile blog mengatakan...

Nama: Riqza Nur Aini
Twitter: @riqzanainiee
Email: moha3451(at)gmail(dot)com
Link Share: https://mobile.twitter.com/riqzanainiee/status/709012031765159936?p=v
.
.
"Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?"
.
.
Bekerja sebagai kurator di Museum Fatahillah adalah impianku dari 2 tahun belakangan ini.Sejak aku menonton film 'Adriana' garapan Fajar Nugros.Film yang dibintangi oleh Eva Celia,Adipati Dolken,Kevin Julio,dan Agus kuncoro ini memberikan pelajaran penting bagiku,bahwa Jakarta menyimpan sejarah unik pada masa lalu dan memendam impian dan cinta yang tak pernah padam.Perjalanan cinta di film ini mengharuskan Mamen untuk memecahkan teka-teki yang telah diberikan oleh Adriana (Eva Celia).Bersama dgn Sobar (Kevin Julio) yang sudah menyukai sejarah dari SMA dulu,Mamen berusaha mengupas lapis demi lapis sejarah kota Jakarta yg kemudian jawabannya sebagai penunjuk waktu dan tempat pertemuan mereka (Adriana,Mamen) selanjutnya.Teka-teki ini lantas menyeret Adriana,Mamen,dan Sobar pada Sejarah Soekarno,Mohammad Hattam,dan Adriana Van den Boch,mereka menjelajahi kota Jakarta untuk menemukan jawaban teka-teki itu.Teka-tekinya juga keren banget,mulai dari makam Adriana van Den Boch,waktu perang diponegoro dimulai,patung Pancoran,Patung Arjuna,jalur yang berbentuk naga,hingga patung gajah pun ada.Karena film menakjubkan ini,kesukaanku pada sejarah terutama sejarah kota Jakarta makin memuncak.Aku ingin bekerja di Museum Fatahillah karena disana adalah letak benda-benda bersejarah kota Jakarta bersemayam.Museum unik yang memiliki ciri khas bangunan bagian atap yang menunjuk arah mata angin ini akan selalu mengingatkanku betapa banyak sejarah masa lalu kota Jakarta yg sangat berharga.Ingin sekali aku dikasih teka-teki seperti Mamen agar bisa menelusuri kota Jakarta dan mengupas lapis demi lapis sejarah kota jakarta pada masa lalu...

Rini Cipta Rahayu mengatakan...

Rini Cipta Rahayu
@rinicipta
rinspiration95@gmail.com

Nggak jauh-jauh, aku ingin jadi kurator seni di The Blanco Renaissance Museum atau Museum Blanco yang terkenal berada di daerah Campuhan, Ubud,Gianyar, Bali. Di Museum ini menyimpan lebih dari 300 karya Antonio Blanco. Koleksi lukisan beliau memperlihatkan pencapaian estetik dari awal melukis hingga yang paling mutakhir.
Kecintaan beliau pada Bali dan keindahan seninya muncul dalam lukisan beliau. Tidak terlepas dari gaya Eropa yang membuat lukisan makin menawan.
Selain menampilkan karya Antonio Blanco yang feminis, museum ini juga memamerkan lukisan karya putra beliau, Mario Blanco yang lebih cenderung tentang alam dan lingkungan.
Tentu para wisatawan akan mendapat pengalaman yang tidak terlupakan dan dapat mengagumi estetika dengan menyenangkan, di Ubud yang masih asri :)

Unknown mengatakan...

Nama: Ari
Twitter: @tiarizee
Email: muthia_batari@yahoo.com

Jika aku menjadi kurator aku ingin bekerja di museum ditempat aku tinggal, yaitu Museum Lampung. Hm, lampung. Beberapa orang merasa asing saat mendengar dimana aku tinggal. Malahan ada orang yang tidak tahu dimana lampung itu berada.

Karenanya, hal itu menjadi salah satu alasan mengapa aku memilih bekerja di Museum Lampung. Aku terlanjur cinta dengan kota kelahiranku ini, dan aku ingin memperkenalkan sejarah budaya Lampung pada khalayak umum sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih cinta pada tanah air.
Perjalanan sejarah dan budaya lampung masih dapat dipelajari dan nikmati hingga kini di Museum Lampung. Koleksi barang-barang bersejarah khas Lampung dari yang asli hingga replika terbilang cukup lengkap disini, dan membuat museum ini seharusnya menjadi tempat destinasi yang menarik untuk dikunjungi.

Namun, kendala besarnya adalah; memang masih ada yang mau berkunjung ke museum?

Yang menyedihkan itu, saat dari sekian banyak koleksi barang bersejarah yang ada di dalam museum, namun tidak ada satupun yang menarik minat masyarakat untuk berkunjung.

Kemana antusiasme masyarakat terhadap sejarah Indonesia?

Itu pokok permasalahan yang menjadi masalahnya dan menjadi alasanku yang kedua mengapa memilih museum sebagai tempatku bekerja. Aku ingin membuka kembali mata masyarakat kita untuk lebih memperhatikan tempat rekreasi satu ini. Dan aku sebagai kurator sangat tertantang untuk menyelesaikan masalah ini.
Hal yang sudah melekat di pikiran masyarakat tentang museum adalah; Membosankan.

Kapan sih kita terakhir kali ke Museum? Kalau ditanya begini, kita pasti langsung jawab; "Kayaknya pas sekolah dulu deh, pas study tour." Berkunjung pun terpaksa karena sudah masuk ke daftar tempat kunjungan study tour. Alih-alih belajar kembali tentang sejarah, kita malah asik duduk di kursi tunggu lobi museum. Haha!

Museum masih berdiri kokoh, tapi pengunjungnya pada lari kemana?

Seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya, museum menjadi salah satu pilihan rekreasi untuk menambah pengetahuan kebudayaan daerah maupun negara itu sendiri lewat sejarah dan bukti-bukti sejarahnya, menjadi tempat dengan sumber informasi sejarah yang murah bagi masyarakat, serta memberikan pemikiran bagi kita penerus bangsa untuk menghargai jasa para pahlawan.

Namun semua berbanding terbalik dengan minat masyarakat Indonesia yang sangat rendah untuk mengunjungi museum.
Faktor-faktor yang 'menurutku' mempengaruhi hal ini,seperti; Penyajian dan penataan yang terlalu monoton(ditaruh di lemari kaca dan minimnya informasi), kurangnya pemandu, kurangnya dekorasi serta pencahayaan didalam museum yang terkesan remang-remang malah cenderung mistis, penempatan yang tidak tepat bagi orang-orang yang bekerja di museum, belum lagi pengecapan museum di mata masyarakat sebagai tempat rekreasi yang terlalu membosankan alias tidak menarik, yang menurutku menjadi alasan mengapa museum sepi pengunjung padahal biaya masuknya relatif murah.

Kita juga nggak bisa menyalahkan pemerintah yang memang bertanggung jawab atas hal ini. Seharusnya kita turut andil dalam memberi perhatian serta apresiasi lebih pada museum yang seharusnya kita jaga.

Saat menjadi kurator nanti aku sangat ingin menggunakan metode yang 'menurutku' seharusnya dipakai oleh pemerintah untuk menarik wisatawan datang ke museum yaitu; melakukan pameran khusus pada hari tertentu, misalkan pada Hari Museum Internasional yang jatuh pada tanggal 18 Mei. Mengadakan Pekan Museum, minimal setahun sekali. Terakhir, melakukan promosi besar-besaran. Bandingkan promosi museum dengan tempat-tempat wisata lainnya. Tempat 'ini' dan 'itu' digembar-gemborkan pada khalayak, sedangkan museum? Kalah telak!
Dengan menerapkan metode tersebut, aku harap pelancong dari dalam dan luar negeri bisa antusias untuk datang ke Museum, khususnya Museum Lampung.

Kekayaan sejarah ini, siapa lagi yg akan mengingat, menjaga, & melestarikannya kalau bukan kita?

Terry Irawan 3 mengatakan...

Nama : Tri
Twitter : @tewtri
E-mail : triwahyuni.irawan3@gmail.com

Kalau saya, sejauh ini cuma kepikiran buat milih kerja di Sangkring Art Space yang ada di Yogyakarta. Kenapa? Pertama tentu karena Yogyakarta itu napas saya walau bukan kota lahir saya sebenarnya sih tapi saya cinta kota ini. Lalu, Sangkring Art Space itu beda. Tidak seperti kebanyakan galeri seni Yogya lainnya. Saya suka visi dan misinya. Di mana tua-muda, lama-baru di rangkul buat berkarya Sama-sama. Buat saya point ini saja sudah keren. Terlebih kalau sudah pernah ke sini pasti tidak mau pulang deh. Bakal kerasa Yogya yang jauh berbeda dari yang biasa kita temui. Apresiasi banget sama yang mendirikan galeri ini, karena saya sukses benar-benar ingin jadi kurator di sini andaikan saya benar-benar punya keahlian untuk itu. Suasana galeri nya, seni-seni yang di pamerkannya. Yuk, ah ke Yogyakarta :D

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Nama : Ratih M
Twitter : @Jju_naa
Email : ratihmulyati02@gmail.com


Seandainya aku seorang kurator, maka aku ingin bekerja di museum Sultan Mahmud Badaruddin (SMB)II, Palembang, Sumatera Selatan.

Kenapa milih ini? pertama-tama, aku ga mungkin keluar negeri untuk kerja di museum besar dan terkenal di luar sana. Bukannya ga pengen, pasti pengenlah. Tapi, aku ga mungkin ninggalin kedua orang tua aku yang sudah renta ini sendirian, dan aku ga punya keberanian naik pesawat :D takut jatuh, dll *parno duluan -_-.

Jadi, aku bakal kerja di museum SMB II yg terletak tidak jau dari tempat aku tinggal sekarang. Selama jam istirahat, aku bisa pulang dan ngecek keadaan orang tuaku.
Selain itu, kenapa aku milih museum ketimbang galeri seni? itu karena, (ini menurut pengalaman pribadi ) setiap memasuki museum, aku merasa memasuki era saat mereka (barang2 yg di pajang) berjaya dulu dan gagah2nya. Dan barang2 itu seperti bercerita dengan sendirinya membuat kita kagum, sadar & berpikir 'lalu, apa yang sudah aku lakukan untuk negeri ku ini?'. Selain itu, aku belum pernah mengunjungi galeri seni :D

Lagipula, apa salahnya mengabdi di tanah kelahiran sendiri? Dan aku yakin ga semua orang tahu tentang/keberadaan museum SMB II ini. Yg orang pikirkan saat mendengar kata Palembang, pasti : Ampera, sungai musi, songket, pempek, dan mungkin pulau kemaro. Orang sumsel, bahkan Palembang pun belum tentu pernah berkunjung kesini :'(.

Justru di sinilah aku bisa menunjukan taring 'kurator' yg sebenarnya itu kaya gimana.
Sebagai kurator, aku akan melakukan seminar, membuat artikel, ikut/menjadi pembicara konferensi akademik, ikut mencari, memilih dan mengurus objek museum dengan baik. Agar semua orang lebih mengenal dan saat berkunjung mereka ikut merasakan perasaan seperti yang aku rasakan setiap memasuki museum.

Museum ini mengoleksi lukisan Sultan Mahmud Badaruddin II (pemimpin kesultanan Palembang-Darussalam, gambarnya ada di usng pecahan 10K) , pakaian-pakaian sultan, senjata-senjata tradisionalnya, meriam peninggalan Belanda, arca-arca, ( Arkeologika, Etnografika, Biologi, Keramologika, Seni Rupa, Numismatika) lumayanlah.. Oh iya, museum ini panggung loh :D

Mengunjungi museum menambah pengetahuan kita mengenai sejarah. Dan bisa menjadi kurator (bagian) di museum SMB II adalah sebuah kehormatan tersendiri untuk aku pribadi.

*Lah, kok pengen jadi kurator di museum SMB II beneran yak? karena jujur, terakhir kesana itu pas kelas 3 SMA.
Ngebayangin nyemil dan duduk nyante di tangga putihnya, melihat hamparan sungai musi yg di padati perahu warga dan tepian sungai yg di bangun sedemikian rupa *merah semburat emas gituh, aih ngiler.

Eni Lestari mengatakan...

Eni Lestari | @dust_pain | shinra2588@yahoo.com

"Jika kamu bekerja sebagai kurator seperti Amy, kamu paling ingin bekerja di museum atau galeri seni mana? Dan mengapa?"

aku ingin bekerja di Museum Shinra milik Shinra Sakaki yang ada di manga C.M.B. gak papa kan milih museum yang gak ada di dunia nyata? hehe. aku milih museum ini karena suka dengan sosok Shinra yang sepintas keliatan bego-dudul gitu, tapi sebenernya pinter. karena Shinra sering dihadapkan dengan kasus yang berhubungan dengan benda seni (baik dalam maupun luar negeri), ini bakal jadi pengalaman yang seru banget buatku andai aku bisa kerja di sana :)

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon