Sabtu, 01 Oktober 2016

[Resensi: Yamaniwa - Netty Virgiantini] Menuntaskan Luka Masa Lalu

Judul buku: Yamaniwa (Ketika Cinta Bertemu Karma)
Penulis: Netty Virgiantini
Ilustrator: Innerchild
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: November 2013
Tebal buku: 224 halaman
ISBN: 978-602-03-0017-7



BLURB

“Perselingkuhan tidak perlu alasan dan tidak termaafkan!”

Niwa tidak menyangka pengkhianatannya pada Yama, kekasih di masa lalu, harus ditebus dengan sangat mahal: hubungan cinta yang selalu kandas di tengah jalan.

Dalam sepuluh tahun, sudah lima laki-laki meninggalkannya. Bahkan menurut ramalan sahabatnya, ia bakal patah hati 995 kali lagi!

Namun yang terberat, Niwa menyadari sesungguhnya ia masih sangat mencintai Yama, tepat ketika pria itu muncul dan meminta Niwa membuatkan kebaya pengantin untuk calon istrinya. Apakah ini karma yang masih harus dibayar Niwa atau ini sekadar pembalasan dari Yama?

Jika memang ada karma cinta, Niwa ingin membayar semua dosa masa lalunya pada Yama, agar ia bisa segera move on dari pria itu. Tapi jika ini pembalasan... 


RESENSI

Tiba-tiba saja Yama muncul di modiste milik Niwa setelah mereka tak bertemu lagi selama sepuluh tahun. Dan pertemuan itu mengguncang Niwa. Karena setelah pengkhianatannya terhadapa Yama dulu, tak sekalipun Niwa melupakan tatapan terluka Yama. Niwa dihantui perasaan bersalah. Apalagi selama sepuluh tahun, hubungan cintanya selalu kandas. Era, sahabatnya, bilang itu adalah karma. Derita yang harus dirasakan Niwa karena telah melukai Yama. Menurut Era, Niwa harus meminta maaf pada Yama.
Dan kini Yama sendiri yang mendatangi Niwa. Namun tujuan kedatangan Yama, membuat Niwa terluka. Yama meminta Niwa menjahitkan kebaya untuk calon istri Yama. Dengan hati yang remuk, Niwa menyanggupi permintaan Yama. Namun tak urung, di hatinya terselip juga sebuah tanya. Apakah ini upaya Yama untuk membalas dendam?

---------------------------

"Kalau kita mencintai seseorang, apakah kita bisa menghalalkan segala cara untuk mendapatkan cintanya?" (hlm. 84)

Kamu pernah jadi korban perselingkuhan? Atau justru kamulah si pelaku perselingkuhan? Terlepas jawabanmu ya atau tidak, yang pasti, novel Yamaniwa ini menyorot dengan apik tema perselingkuhan dalam hubungan percintaan.

Jujur saya nggak suka novel dengan tema pengkhianatan alias selingkuh, karena hal ini membawa luka lama yang menyakitkan dan sulit sembuhnya. Maka pada awalnya saya jelas sebal setengah mati pada Niwa. Tanpa alasan yang kuat, Niwa begitu mudahnya mengkhianati Yama. Walau saat itu dia masih remaja labil yang lagi menthel-menthelnya, dan butuh kasih sayang yang nyata, tapi kan.... selingkuh itu jahat. Hiks.

Namun saya toh tetap mengikuti kisah ini, karena saya nggak punya pilihan selain terhanyut dalam alur kisahnya. Tentu saja karena gaya bertutur Netty Virgiantini yang selalu bisa pas porsinya. Hanya Netty Virgiantini yang membuat saya bisa kelepek-kelepek hanya karena kedua tokohnya saling tatap. Suasananya selalu terasa manis tapi juga nyesek. Dan tentunya karena saya dibuat bertanya-tanya dan berharap-harap cemas akan maksud tujuan Yama kembali mendatangi Niwa. Benarkah Yama menginginkan balas dendam?
Karena memang itulah yang saya harapkan. Saya mengharapkan sedikit banyak kisah ini akan seperti novel-novel harlequin favorit saya, dimana sang hero berniat balas dendam tapi akhirnya nggak mampu menuntaskan misi balas dendamnya karena ternyata masih cinta.
Tapi ternyata, jalan kisah Yamaniwa jauh lebih manis dan lebih gereget dari apa yang saya harapkan. Meski endingnya sudah bisa ditebak, tapi semua terbayar dengan adegan paling manis di akhir kisah. Dan ya, bisa dipastikan, saya mewek dong! Nangis di bagian ending ketika Yama akhirnya mengakui maksud tujuannya. Duh, Mas Yama.

Meski dasar kisah ini berasal dari perselingkuhan, tapi novel ini dipenuhi akan penyesalan Niwa dan bagaimana reaksi orang-orang di sekitarnya. Bahwa betapa bodoh dan salahnya Niwa karena telah mengkhianati Yama. Bahkan Era, sang sahabat pun menakut-nakuti Niwa dengan menyebut-nyebut tentang karma. Siapa yang menabur dia akan menuai. Yamaniwa memotret dengan baik fenomena perselingkuhan dan kesempatan kedua yang langka diberikan. Melalui Yama, Niwa, Era dan Agas, pesan moral tentang kedua hal itu tersampaikan dengan jelas.

Meski saya sebal dengan Niwa, tapi saya jatuh hati dengan Yama. Hahaha... sudah bisa diduga sih. Saya memang pencinta deretan cowok kalemnya penulis satu ini. Apalagi namanya Yama itu Yamadipati. Lagi-lagi nama favorit saya dalam pewayangan!
Yama yang kalem, dewasa dan nrimo. Gimana nggak bikin meleleh dengan sikapnya yang gentleman dan manis itu. Saya suka dengan caranya memperlakukan Niwa. Chemistrynya juga bagus dan saling mengisi.
Yang membekas dalam ingatan saya adalah adegan ketika Yama dan Niwa memilih lingerie. Kocak abiiss tapi maniiis. Tentu saja selain adegan paling mendebarkan di tangga modiste yang bikin saya mewek.

Selain Yama ada satu lagi tokoh favorit saya, yaitu Sisil. Konyol dan selalu bisa membuat suasana cair. Mulutnya yang blak-blakan itu mungkin perlu disambit, tapi dialah yang paling frontal menunjukkan kesalahan Niwa. Kehadirannya bukan sekedar pelengkap cerita, tapi dialah jiwa dalam novel ini. Makanya saya suka. Saya paling demen sama tokoh yang apa adanya dan ceplas-ceplos macam Sisil ini.

Overall, saya sukaaaa banget novel ini. Bukan hanya karena saya dibikin nangis, tapi juga ada arti tentang kesetiaan dan memaafkan dalam novel ini. Tentang pengkhianatan. Dan tentang kesempatan kedua. Kisah yang mendalam tapi ditulis dengan begitu apik dan rapi sehingga menjadi sebuah cerita yang manis.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon