Sabtu, 08 Oktober 2016

[Resensi] Broken Beauty - Skye Warren

Judul buku: Broken Beauty
Series: Beauty #3
Penulis: Skye Warren
Format: Kindle Edition
Tahun terbit: Juni 2013
Tebal buku: 70 halaman
ASIN: B00DFLFQ5K



BLURB

A troubling revelation puts Blake’s newfound career in jeopardy and Erin’s impending graduation at risk. The couple forge ahead, determined that love conquers all. They find a new depth to their respect for one another and new heights for their sensual play, but secrets and shadows lay in wait along the path.


RESENSI

Hanya diperlukan satu mata kuliah di semester terakhir ini, maka Erin bisa lulus kuliah dan mencari pekerjaan. Hal yang telah lama Erin nanti-nantikan. Namun betapa kagetnya ia saat mendapati bahwa profesor yang akan mengajar kelas yang ia ambil adalah Blake. Karena sebelumnya saat Erin bukanlah murid Blake saja, mereka harus menyembunyikan hubungan mereka, apalagi sekarang. Erin pun sempat berpikir untuk mengundurkan diri dan menunda kelulusannya. Hanya saja Blake tak mengizinkannya. Setelah berkompromi, mereka pasrah menerima keadaan dan tetap berusaha menyembunyikan hubungan mereka.
Sayangnya Melinda yang licik mulai mengendus hubungan asmara antara Blake dan Erin. Dengan licik ia menyudutkan Erin untuk mrninggalkan Blake. Apakah Erin akhirnya meninggalkan Blake? Ataukah ia tetap bertahan dan melawan?

---------------

Saya nggak bisa berhenti membaca serial Beauty dari Skye Warren. Setelah dibuat jatuh cinta dan penasaran dengan kedua buku sebelumnya Beauty Touch The Beast dan Beneath The Beauty, saya pun lanjut mengikuti kisah cinta Blake dan Erin dalam Broken Beauty. Diluar ekspektasi saya, novella ketiga ini benar-benar semakin seru dan semakin baik dibanding kedua buku pendahulunya. Ada kedalaman dan ketajaman dalam kisah ini, yang membuat saya makin nggak bisa berhenti membacanya.

Konflik yang dialami Blake dan Erin makin berkembang. Hubungan rahasia antara Blake dan Erin terancam terkuak, karena di semester terakhir ini, Erin menjadi murid kelas yang diajar Blake. Masing-masing merasa harus melindungi kepentingan pasangannya. Erin terbelah antara keinginannya untuk segera lulus dan mendapatkan pekerjaan yang layak dengan kemungkinan menghancurkan reputasi Blake. Demikian halnya dengan Blake yang nggak ingin Erin menunda kelulusannya hanya demi dia sementara Blake tahu pasti perjuangan Erin dalam belajar dan mengumpulkan uang.
Saya suka melihat betapa kuatnya perasaan yang mereka rasakan satu sama lain. Hasrat untuk saling melindungi. Dan terutama saya suka bagaimana mereka kemudian berbicara untuk berkompromi.
Setelah menunggu dialog yang "berisi" sejak mengawali membaca serial ini, saya akhirnya menemukan dialog antara Blake dan Erin yang penuh kedewasaan dan cerdas. Saya menikmati membaca diskusi panjang mereka. Akhirnya sang hero dan heroine mencapai tahap yang saya inginkan, kedekatan emosi dan intelektual.

Di dalam Broken Beauty, saya mendapati Blake yang mulai terlihat berbeda. Nggak minderan lagi seperti kisah terdahulu, setidaknya di hadapan Erin. Blake benar-benar sudah percaya pada Erin, dan mulai menunjukkan dominasinya. Tuntutannya. Dan hasratnya yang nggak lagi malu-malu. Apa yang dia inginkan berani dia ungkapkan dan dia raih. Dia mempercayai Erin sepenuhnya.
Erin di sisi lain juga terlihat makin kuat, rasa cintanya yang begitu besar pada Blake sungguh luar biasa. Mereka pasangan yang manis dan panas sekaligus. Hahhahaha...

"Come on, let me hear you lecture."
"No way. I can make a fool of myself in front of a bunch of strangers. I don't have to do it in front of my girlfriend."
She couldn't help it. She grinned, sudden and wide.
He cocked his head. "What is it? Morning breath? You should have told me."
She rolled her eyes. "No, you called me your girlfriend."
"What else should I call you?"
"Hmm. Your fuck buddy?"
He frowned. "My lover."
"Your maid."
His hand clasped hers. He rested his forehead against hers. "My everything." 

Selain itu, rupanya Melinda masih menjadi ancaman besar bagi hubungan Blake dan Erin. Seolah belum puas ditolak Blake dan membuat gonjang-ganjing sesaat dalam hubungan Blake dan Erin, kini Melinda bertingkah lagi. Dengan licik ia menyudutkan Erin dan membuat Erin berada dalam situasi yang sulit. Bitch!
Namun rupanya Skye Warren masih terlalu sayang pada Erin dan Blake sehingga permasalahan mereka nggak bertahan lama. Sayang sekali. Padahal ada banyak hal yang bisa digali untuk mencapai puncak konflik yang maksimal. Karena bila sebuah kisah dibawa ke konflik tertinggi, penyelesaian endingnya bakal sangat berkesan dan bikin nyeesss di dada. *halah*
Namun bukan berarti ending Broken Beauty nggak oke. Endingnya manis banget, malah. Tapi nggak sampai bikin saya mewek termehek-mehek.

Untuk adegan ranjangnya, super hotnya level dewa. Karena Blake dan Erin sudah nggak malu-malu tapi mau lagi. Jadi di mana dan kapan mereka bertemu, jatuhnya di pembaringan juga. Hal yang tentu bikin saya heran, kapan Erin belajar dan kerja kalau dirusuhin Blake melulu? Wkwkwk~
Overall, saya paling suka novella ketiga ini. Selain karena para tokohnya sudah menyelesaikan masalah insecure mereka, novella ini juga makin matang dan masih saja memberi rasa penasaran. Saya sudah nggak sabar untuk membaca buku keempatnya.


0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon