Selasa, 04 Oktober 2016

[Resensi] Golden Book - Kyoko Hikawa

Judul buku: Golden Book Deluxe
Judul asli: Gin No E-Hon
Penulis: Kyoko Hikawa
Alih bahasa: Mustika Maria
Editor: Nia Ikasary
Desain sampul: Henrikus Ariyanto
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun terbit: November 2010
Tebal buku: 291 halaman
ISBN: 978-979-27-7060-2
            978-979-27-7059-9




BLURB

Walau sudah lumayan lama berpacaran, Chizumi masih saj tetap tidak percaya diri. Kini malah muncul "saingan nyata" cintanya, yang ternyata murid privat Fujiomi!!
Ditambah lagi, tetangga baru di apartemen Chizumi sekarang seorang cewek yang bermulut pedas. Duh... bisa tidak, ya, Chizumi mengatasi ketidakpercayaan dirinya?


RESENSI

Kyoko Hikawa merupakan mangaka favorit saya sejak SMP, dan itu berarti 18 tahun yang lalu. Melalui Miriam, manga karya Kyoko Hikawa yang pertama kali saya baca, saya langsung jatuh cinta dengan gaya artwork dan gaya ceritanya. Sejak itu serial maupun short storynya nggak pernah mengecewakan saya.
Hingga saya bertemu dengan serial Chizumi dan Fujiomi yang terbagi menjadi tiga buku: Angin Musim Gugur, Pastel Mood dan Golden Book. Baru kali itulah saya bertemu karakter cewek yang ceroboh banget dan seolah nggak bisa ngapa-ngapain tanpa mengacaukannya. Saat itu, cewek ceroboh belumlah terlalu booming, dan Chizumi lah karakter cewek ceroboh yang pertama kali saya baca. Meski saya nggak begitu suka dengan karaktenya, saya toh melalap ketiga judul manga serial ini.

Selang  beberapa tahun kemudian, Elex Media Komputindo menerbitkan ulang manga-manga lawas mereka, dan satu di antaranya adalah Golden Book. Kali ini seri Chizumi & Fujiomi hanya dibagi menjadi dua buku. Itu artinya, dalam Golden Book Deluxe (series 2), terdapat bagian kisah yang berasal dari Pastel Mood.
Ada tiga part dalam Golden Book Deluxe, yang pertama adalah Pastel Mood, Deretan Pohon Ichiyo dan barulah Golden Book. Pastel Mood dan Golden Book sama-sama menghadirkan perempuan lain yang berusaha menarik perhatian Fujiomi. Perempuan-perempuan yang lebih percaya diri, lebih cantik, nggak ceroboh dan yang merasa bisa mengalahkan Chizumi dalam hal memenangkah hati Fujiomi.
Dulu pikiran cetek saya selalu mempertanyakan apa sih yang membuat Fujiomi memilih Chizumi. Memang Chizumilah yang telah mengubah Fujiomi, dengan kecerobohan dan kepolosannya ia menjadi penyeimbang bagi sifat Fujiomi yang kaku dan lurus itu. Tapi baru kini saat membaca ulang kisah ini lagi saya menyadari, betapa besar ketulusan dan kepercayaan Chizumi pada Fujiomi.
Chizumi yang selalu ceroboh, rendah diri dan nggak punya kelebihan itu punya perasaan paling tulus dan percaya habis-habisan pada Fujiomi. Chizumi yang seolah selalu membutuhkan Fujiomi justru memberi kesempatan pada Fujiomi untuk melakukan apa yang paling dibutuhkan pria itu, melindungi gadis yang dicintainya. Chizumi bergantung tapi sebenarnya juga menopang.

Bagi saya, Golden Book bukan lagi kisah menyebalkan antara pria paling super dengan gadis paling ceroboh. Ini adalah kisah cinta yang begitu seimbang. Chizumi menunjukkan kualitasnya dengan telak di depan gadis-gadis lain yang mengharapkan Fujiomi. Kebaikan dan ketulusannya meluruhkan anggapan saya bahwa ia nggak pantas mendapatkan Fujiomi.
Pada akhirnya kisah cinta ini menjadi terasa manis. Sikap Fujiomi terhadap Chizumi, senyum Fujiomi yang seolah memuja Chizumi itu asli sudah menggambarkan perasaannya yang sesungguhnya.

Yang menyenangkan dari kisah ini adalah kehadiran pacar pertama Fujiomi. Seru karen bisa melihat Fujiomi versi SMP. Lucu banget. Sifat kikuknya menggemaskan dan di sisi lain juga membuat saya iba.
Namun tentunya kehadiran Asako Yasugi lebih menyebalkan dari Chizumi sendiri. Bahkan lebih menyebalkan dari bocah kelas 3 SMA yang jadi murid privat Fujiomi. Yah, cewek mana sih yang suka dan santai saja kalau mantan pacar pertama kekasih kita datang lagi dan mulai deket-deket lagi. Dan dengan sok tahunya bilang:

"Tapi aku tahu... Kalau Fujiomi itu baik hati dan jujur. Aku lebih dulu tahu dadipada kamu... Lebih dulu dari kamu..." (Asako)

Bah! Kalau saja saya yang di posisi Chizumi sudah saya lempar gelas saya ke mukanya. Tapi Chizumi... aaah malah nggak enak sendiri dan iya iya aja. Duuuh gemaaaas. Tapi siapa sangka kalau Asako malah terintimidasi dengan sikap Chizumi. Wkwkwk~

Well, selesai membaca ulang manga ini saya merasa mulai bisa menyukai Chizumi. Saya menyadari betapa manis-unyunya pasangan ini. Tapi toh tetap saja Chizumi tak bisa menggeser Miriam dari karakter cewek favorit saya. Hmm~ tetaplah berjuang Chizumi!

0 komentar:

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon