Senin, 21 Desember 2015

[Resensi: Notte - Dita Safitri] Perjumpaan di Bawah Langit Florence


Judul buku: Notte: Satu Malam Ketika Kita Bertemu
Penulis: Dita Safitri
Editor: Cicilia Prima
Desainer kover: Dyndha Hanjani P.
Penerbit: Grasindo
Tahun terbit: Juli 2015
Tebal buku:
ISBN: 978-602-375-120-4




BLURB

Arjuna Batilada, 25 tahun. Seumur hidup hanya melakukan apa yang diinginkan ibunya. Ia pergi ke Florence setelah kematian ibunya yang mendadak. Ia menyangka kalau tiket itu adalah wasiat ibunya sebelum meninggal.

Vecchio, 22 tahun. Seorang gadis yang tak seperti kelihatannya, ternyata adalah seseorang yang telah melakukan banyak hal berani dalam hidupnya, juga pergi ke Florence setelah mendapat warisan dari ibunya yang sudah lama menghilang.

Bertemu di tengah keajaiban Florence yang memukau, mereka kemudian jatuh cinta di atas bench di bawah lampu jalan malam itu. Sampai akhirnya Ve menghilang begitu saja di satu siang sebelum janji bertemu yang ketiga kalinya dengan Jun.

Jun dan Ve mungkin sama-sama tidak tahu, kalau pertemuan malam itu akan membuat mereka menyadari bahwa kadang orang yang berada terlalu dekat  terkadang tidak disadari keberadaannya. Jun dan Ve sama-sama tidak tahu kalau malam itu akan benar-benar mengubah hidup mereka untuk selama-lamanya.

REVIEW

Arjuna datang ke Florence dengan perasaan yang masih berselimut duka. Kematian ibunya yang mendadak membuatnya menyesal. Seumur hidupnya Arjuna selalu menuruti kemauan ibunya hingga ia tumbuh jadi pria yang kaku dan tak pernah bersenang-senang. Maka, dengan dorongan Mikaela, sahabatnya, Arjuna pun berlibur ke Florence untuk memenuhi wasiat ibunya.
Di Florence, tanpa sengaja ia bertemu gadis aneh yang terlalu periang. Nama gadis itu pun unik, Vecchio. Semula Jun menganggap gadis itu sebagai pengganggu. Namun ketika mereka beberapa kali bertemu kembali, Jun mulai menikmati kebersamaan mereka.
Sayangnya, ketika Jun merasa gembira atas kedekatan mereka, gadis itu tiba-tiba menghilang. Jun pun tak punya keinginan untuk melanjutkan perjalanannya dan memilih kembali ke Indonesia.
Setiba di Jakarta, tindak-tanduk Jun yang berbeda tak luput dari perhatian Mikaela. Hingga Mikaela pun sadar Jun telah jatuh cinta pada gadis lain.
Ve sendiri secara tiba-tiba memutuskan kembali ke Jakarta karena diberi tahu bahwa Max sakit. Anak laki-laki berusia empat tahun itu kangen pada Ve meskipun tetap bersikap cuek seolah tak membutuhkan Ve. Tapi Ronald, ayahnya, yakin Max membutuhkan Ve. Ve kembali dan berjanji pada Max untuk tidak akan pernah meninggalkan Max seperti ibu anak itu.
Bisakah Ve menepati janjinya, sementara hatinya telah dicuri Jun? Akankah takdir mempertemukan Jun dan Ve lagi? Apakah Mikaela harus menekan perasaannya dan merelakan Jun?
Sementara kedua gadis itu ternyata menyimpan rahasia besar dari Jun. Rahasia yang bisa menghancurkan hati Jun.

------------

Saya tertarik membaca novel ini karena kavernya yang berwarna ungu dan berkesan romantis. Ya ampun, saya memang selalu takluk dengan kaver cantik. Juga blurbnya yang lumayan menumbuhkan rasa penasaran.

Notte menggunakan POV orang ketiga dan nggak hanya menekankan konflik batin Jun dan Ve saja. Semua tokohnya diberi kesempatan untuk mengungkapkan keresahan hati mereka dengan berimbang.
Alurnya mengalir maju dan penuh misteri. Sepanjang cerita saya dibuat penasaran dengan kemisteriusan Ve. Ada hubungan apa Ve dengan Ronald dan Max. Rahasia apa yang disembunyikan tokoh-tokoh novel ini. Geregetan banget.

Ve digambarkan sebagai gadis yang periang dan bersemangat. Meski ternyata ia menyimpan banyak keresahan dan kesedihan. Tadinya saya setuju dengan Jun bahwa Ve memang lumayan annoying. Haha~
Jun tipe pria kaku yang terbentuk karena usahanya untuk menyenangkan ibunya. Bukan berarti anak mami, lho. Suka dengan keinginannya untuk belajar dan bekerja keras demi ibunda. Aww~ its so romantic. ^^
Mikaela menjadi karakter yang perhatian dan tegar. Ia selalu ingin yang terbaik demi Jun. Sama halnya dengan Ronald yang meski terlihat tak peduli tapi menyimpan jiwa besar dengan pasrah menerima keputusan Ve.
Hmm~ karakter mereka loveable semua, ya :)

Penggambaran settingnya bagus, dan detailnya diselipkan dengan rapi. Profesi tokoh utama juga jelas dan nggak berkesan hanya tempelan. Sungguh menarik mengikuti pekerjaan mereka yang berbeda-beda.

Cukup geregetan juga karena penulis lumayan pelit memberi clue untuk misteri yang menyelubungi setiap tokohnya. Saya terus saja dibuat bertanya-tanya, "oke, jadi kamu dan dia punya hubungan apaaaa?" XD
Maka saya pikir, twistnya cukup berhasil bagi saya. Saya kaget dengan rahasia Ve dan Mikaela dan malah jadi penasaran dengan penyelesaian konfliknya.

Saya berdebar menunggu eksekusi Dita untuk cerita ini. Dan kemudian lega. Lalu saya teringat quote yang ada di awal mula novel dan menjadi paham. Aaah... ini ending yang logis menurut saya. Memang nggak selamanya kita menjalani romansa seindah dongeng.

Saya rekomendasikan novel ini buat kalian pembaca yang menginginkan kisah cinta di bawah langit malam kota Florence dan yang akhirnya berbicara dengan logika. Love this story so much.

TEBAR-TEBAR QUOTE

"Ya, orang yang mengelak keras-keras sebelum orang lain menuduh, biasanya memang nelakukan hal yang dituduhkan." (hlm. 31)

Pada akhirnya akan selalu ada balasan untuk setiap keegoisan. (hlm. 95)

Benar yang selama ini dikatakan orang, bahwa kadang kala kenyataan yang menyakitkan itu akan tersimpan jauh lebih lama ketimbang yang menyenangkan. (hlm. 111)

"Tuhan selalu punya cara untuk kita. Mungkin dia mempertemukan kita untuk bersama, tetapi juga mungkin hanya ingin membuat kita jatuh cinta dan menyadari ada hal lain di depan mata yang tak akan kita lihat kalau kita nggak bertemu. (hlm. 138)

3 komentar:

Dita Safitri mengatakan...

Thank you!

Kendengpanali.blogspot.com mengatakan...

Sama-sama Kak :)

tanya jawab mengatakan...

aliran apa yang diterangkan novel satu malam ketika kita bertemu, lalu benarkah dalam novel tersebut termasuk aliran romantisme

Posting Komentar

 

Nurina mengeja kata Published @ 2014 by Ipietoon